Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Disusun Oleh:
RismayantiSaleha 1710711100
2020
I. Konsep Keluarga Sejahtera
A. Definisi Keluarga Sejahtera
Konsep kesejahteraan tidak dapat dipisahkan dari konsep
kemiskinan. Keluarga sejahtera dapat didefinisikan sebagai keluarga
yang tidak miskin. Menurut Sunarti tahun 2006, keluarga sejahtera
adalah bagian keluarga berkualitas. Dalam Undang-Undang republik
Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan dan
Pembangunan Keluarga, disebutkan bahwa keluarga berkualitas
adalah kelarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan
bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) merumuskan keluarga sejahtera sebagai keluarga yang
dapat memenuhi kebutuhan anggotanya baik kebutuhan sandang,
pangan, perumahan, sosial, dan agama; keluarga yang mempunyai
keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan jumlah anggota
keluarga; keluarga yang dapat memnuhi kebutuhan kesehatan anggota
keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar, berobadah
khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.
2. Keluarga sejahtera I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan sosial psikologisnya. Pada Keluarga Sejahtera I
kebutuhan dasar sampai dengan 5 telah terpenuhi namun
kebutuhan sosial psikologisnya belum terpenuhi yaitu:
a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secar teratur.
b. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyediakan
daging/ikan/telur.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel
pakaian baru pertahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter panjang untuk tiap
penghuni rumah.
e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam
keadaan sehat.
f. Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun keatas
berpenghuni tetap.
g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa
baca tulis huruf latin.
h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah saat ini.
i. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan
usia subur memakai KB.
j. Kontrasepsi (kecuali sedang hamil).
3. Keluarga sejahtera II
Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi
kebutuhan psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung
dan memperoleh informasi. Pada Keluarga Sejahtera II,
kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (1 s/d 14
terpenuhi), namun kebutuhan pengembangan belum sepenuhnya
terpenuhi anatara lain :
a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
b. Sebagian dari penghasilan dapat disisikan untuk tabungan
keluarga.
c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan
kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi
antar anggota keluarga.
d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat
tinggalnya
e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah oaling kurang 1
X / 6 bulan.
f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar / radio / TV /
majalah.
g. Anggota keluarga mampu menggunakkan sarana transportasi
sesuai kondisi daerah.
4. Keluarga sejahtera III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, sosial psikologis, dan pengembangan
keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yanag
teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan
aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada Keluarga Sejahtera
III, kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah
terpenuhi (1 s/d 21 terpenuhi), namun kepeduliaan sosial belum
terpenuhi yaitu:
a. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela
memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat
dalam bentuk materil.
b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai
pengururs perkumpulan / yayasan / institusi masyarakat.
a. Keluarga prasejahtera
Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs) secara minimal, seperti
kebutuhan akan pengajaran, agama, pangan sandang, papan
dan kesehatan
b. Keluarga sejahtera tahap I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis (social
psychologicalneed), seperti kebutuhan terhadap pendidikan,
keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi
dengan lingkungan terhadap tempat tinggal, dan transportasi
c. Keuarga sejahtera tahap II
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar dan seluruh kebutuhan psikologis, tetapi
belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan
perkembangannya (developmental needs), seperti kebutuhan
untuk menabung dan memperoleh informasi
d. Keluarga sejahtera tahap III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, krbutuhan sosial-psikologis, dan
kebutuhan perkembangan, namun belum dapat memberikan
sumbanagan (kontribusi) yang maksimal terhadap
masyarakat. Misalnya, secara teratur (waktu tertentu)
memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan
untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan serta
secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga
kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial, keagamaan,
kesenian, olahraga, pendidikan dan sebagainya.
e. Keluarga sejahtera tahap III plus
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial
psikologis, maupun yang bersifat pengembangan serta dapat
pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan
bagi masyarakat.
f. Keluarga Miskin
BKKBN mendefinisikan Kemiskinan adalah keluarga
miskin prasejahtera tidak dapat melaksanakan ibadah
menurut agamanya, tidak mampu makan 2 kali sehari, tidak
memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja dan
bepergian, bagian terluas rumah berlantai tanah dan tidak
mampu membawa anggota keluarga ke sarana kesehatan.
Pengertian keluarga miskin ini didefinisikan lebih lanjut
menjadi :
1) Paling kurang sekali sekali seminggu keluarga makan
daging atau ikanatau telur.
2) Setahun sekali seluruh anggota keluarga memperoleh
paling kurang satu stel pakaian baru.
3) luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk tiap
penghuni.
4. Dua indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau
indikator ”aktualisasi diri” (self esteem) dari 21 indikator
keluarga, yaitu:
a. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan
sumbangan materiil untuk kegiatan sosial. Pengertian
Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan
sumbangan materiil untuk kegiatan sosial adalah keluarga
yang memiliki rasa sosial yang besar dengan memberikan
sumbangan materiil secara teratur (waktu tertentu) dan
sukarela, baik dalam bentuk uang maupun barang, bagi
kepentingan masyarakat (seperti untuk anak yatim piatu,
rumah ibadah, yayasan pendidikan, rumah jompo, untuk
membiayai kegiatan kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun, Desa
dan sebagainya) dalam hal ini tidak termasuk sumbangan
wajib.
b. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat.
Pengertian ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat adalah
keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan
memberikan bantuan tenaga, pikiran dan moral secara terus
menerus untuk kepentingan sosial kemasyarakatan dengan
menjadi pengurus pada berbagai organisasi/kepanitiaan
(seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat, kesenian,
olah raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat,
pengurus RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).
E. Keluarga Miskin
1. Prevalensi Keluarga Miskin di Pulau Besar Indonesia
https://www.academia.edu/6089728/Makalah_Keluarga_Sejahtera
https://dokumen.tips/documents/makalah-siap-konsep-keluarga-sejahtera1.html