Anda di halaman 1dari 14

http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.

php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905


Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN

EFEKTIVITAS TERAPI SPRITUAL SHALAT DAN DZIKIR TERHADAP


KONTROL DIRI KLIEN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Akhmad1, Askrening2, Indriono Hadi 3, Ismail4


1
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia: akhmadjurkep@gmail.com
2
Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia: askreningrennyi@gmail.com
3
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia: indrionohadi@gmail.com
4
Jurusan Keperawatan, STIKes Karya Kesehatan Kendari: Indonesia.
(Korespondensi e-mail: akhmadjurkep@gmail.com)

ABSTRAK

Agama adalah salah satu faktor perlindungan yang memberikan hasil positif dengan
mencegah individu terlibat dalam penyalahgunaan Napza. Agama dan spritual dapat
menghambat kecanduan, dan menjaga kontrol diri klien penyalahgunaan Napza.
Narkotika yang digunakan secara terus menerus akan mengakibatkan toleransi yang
cukup tinggi, dan jika pemakaian dihentikan maka akan menimbulkan with drawl atau
sindroma putus zat. Penyembuhannya dengan cara rehabilitasi medis maupun non medis,
rehabilitasi non medis salah satunya dengan teknik terapi spiritual termasuk shalat dan
zikir muncul sebagai metode terapi spiritual Islam yang berlaku yang dilakukan dengan
cara mendekatkan diri klien terhadap spritual dan agama yang dianutnya. Pretest hasil
pengukuran 16 responden memiliki kontrol diri negatif dan 12 responden memiliki
kontrol diri positif, kemudian setelah diberikan perlakuan terapi shalat dan dzikir selama
dua bulan pengukuran kontrol diri positif 26 responden dan 2 responden kontrol diri
negatif. Uji statistik Mc Nemar nilai p <0.001 kurang dari nilai α 0.05, yang berarti
terdapat pengaruh pemberian terapi shalat disertai dzikir terhadap kontrol diri klien
penyalahgunaan NAPZA.

Kata kunci: Dzikir, Kontrol Diri, Napza, Shalat, Spritual

Abstract

Religion is one of the protection factors that gives positive results by preventing
individuals from being involved in drugs abuse. Religion and spiritual can inhibit
addiction and keep self-control of Napza's abuse clients. Narcotics used continuously will
lead to high tolerance, and if the use is discontinued it will cause with drawl or
discontinuous syndrome. The treatment of medical and non-medical rehabilitation, non-
medical rehabilitation, one of which has spiritual therapy techniques including prayer and
remembrance, emerged as a method of Islamic spiritual therapy in effect by bringing
clients closer to their spiritual and religion. Pretest results of the measurement of 16
respondents had the negative self-control and 12 respondents had the positive self-
control, then after given the treatment of prayer and dhikr therapy for two months of
measurement of the positive self-control 26 respondents and 2 respondents negative self-
control. Statistical test Mc Nemar's the value of P. < 0.001 is less than α 0.05, which
means that there is the influence of prayer therapy accompanied by a dhikr against the
self-control of DRUG abuse.

Keywords: Dhikr, Napza, Prayer Therapy, Self-Control, Spiritual

77
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

PENDAHULUAN 2004; Rosyanti, Hadi, et al., 2018;


Seghatoleslam et al., 2015).
Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
Individu yang pulih dari kecanduan
Alkohol, Psikotropika dan zat Adiktitif)
sering menyatakan bahwa spiritualitas
adalah penggunaan NAPZA yang bersifat
membantu dalam proses penyembuhan.
patologis, jika berlangsung 1 bulan lamanya
Namun, masih sedikit yang diketahui
akan menimbulkan gangguan dalam
tentang bagaimana spiritualitas dapat
pekerjaan dan fungsi sosial. penyalahgunaan
dimasukkan ke dalam perawatan formal
NAPZA yang menetap dalam jumlah
terhadap perbedaan individu. Dalam sebuah
berlebihan, secara berkala atau terus
penelitian untuk mengetahui bagaimana
menerus, berlangsung cukup lama akan
peran spiritualitas dalam pemulihan dan
menyebabkan terjadinya ketergantungan
kesesuaiannya dalam perawatan formal.
pada pemakai sehingga menyebabkan
Analisis tematik menunjukkan bahwa
banyak gangguan fisik, dan psikologis,
spiritualitas dan praktik keagamaan berperan
merugikan kesehatan jasmani mental dan
dengan cara yang kompleks selama
kehidupan sosial (Zan & Bethsaida, 2011).
kecanduan seiring dengan pemulihan. Lebih
Islam merupakan agama terbesar di disukai dan sesuai dalam perawatan formal
dunia memiliki ajaran yang berpengaruh dengan pendekatan spritual daripada
meningkatkan kesehatan fisik dan mental alternatif yang tersedia, karena membantu
jika diamalkan. Sebagian besar literatur individu narkoba dengan intervensi berbasis
mengakui agama dan spritual sebagai spiritual dalam pengaturan perawatan formal
korelasi penting dari sebuah terpi (Heinz et al., 2010).
kesembuhan. Dalam sebuah penelitian
Salah satu tujuan agama adalah untuk
dengan terapi spritual dalam empat minggu
memfasilitasi perkembangan spiritualitas
menunjukkan efek yang lebih besar untuk
anggotanya, konsep yang lebih individual
mengurangi skala gejala psikologis dan
yang dicirikan oleh hubungan pribadi
menunjukkan peningkatan dan peningkatan
dengan sesuatu yang transenden atau
dalam aspek ketulusan, kesabaran,
melampaui diri. Meskipun tingkat
penerimaan penyakit, motivasi, antusiasme,
religiositas dan spiritualitas yang lebih tinggi
dan kemampuan kerja sama dengan petugas
telah dikaitkan dengan kesehatan fisik dan
kesehatan dan lingkungan kemampuan
mental yang lebih besar, peran kerohanian
dalam pengendalian diri selama program
dalam memfasilitasi hasil perawatan
pelatihan (Khalid, 2008; Rosyanti et al.,
kecanduan yang berhasil baru-baru ini
2019; Rosyanti, Hadju, Hadi, & Syahrianti,
diidentifikasi sebagai area yang berpotensi
2018; Zan & Bethsaida, 2011).
penting bagi penelitian dan praktik klinis
Selain itu, terapi spritual sangat efektif kecanduan (Cook, 2004; Miller, 1998).
sebagai terapi pelengkap untuk pasien
Meskipun kurangnya penelitian di
adiktif dan skizoprenia, diharapkan menjadi
bidang ini, spiritualitas telah terbukti
intervensi spiritual sebagai sebuah prosedur
menjadi prediktor yang signifikan dan
perawatan medis komplementer termasuk
independen untuk pemulihan dan/atau
kecanduan narkoba. Agama adalah salah
peningkatan dalam indeks hasil
satu faktor perlindungan yang diidentifikasi
pengobatan. Tingkat spiritualitas meningkat
sebagai memfasilitasi hasil positif dengan
antara masuknya pengobatan dan pemulihan
melindungi individu dari konstruksi yang
selanjutnya, dan tingkat kerohanian lebih
menempatkan mereka pada risiko terlibat
besar pada individu yang pemulihannya
dalam zat dan praktik kecanduan Pekerjaan
berhasil dibandingkan dengan mereka yang
yang lebih baru terus mengkonfirmasi
mengalami kekambuhan. Ketenangan juga
bahwa agama menghambat kecanduan
telah dikaitkan secara positif dengan
narkoba (Khalid, 2008; Piko & Fitzpatrick,
spiritualitas sementara komitmen terhadap

78
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

kekuatan yang lebih tinggi dapat terapi spiritualitas ke dalam pengobatan


mengurangi keparahan episode kambuh (Arnold, Avants, Margolin, & Marcotte,
pasien ketegantunagn Napza. (Fiorentine & 2002).
Hillhouse, 2000; Flynn, Joe, Broome, Beberapa Studi deskriptif
Simpson, & Brown, 2003; Pardini, Plante, menunjukkan beberapa pasien yang
Sherman, & Stump, 2000; Piedmont, 2004). menggunakan zat melaporkan bahwa
Dalam studi retrospektif, pecandu spiritualitas adalah pusat kehidupan serta
yang sembuh sering melaporkan pemulihan mereka. Persepsi dokter tentang
spritual/kerohanian sebagai komponen kebutuhan spiritual pasien kadang-kadang
penting dari upaya pemulihan mereka dan tampak tidak akurat. Dalam sebuah
untuk membantu mempertahankan penelitian terhadap 101 pasien dan penyedia
perubahan yang dibuat selama perawatan. mereka pada program perawatan,
Selain itu, program yang berorientasi menemukan bahwa staf keperawatan
spiritual seperti Narcotics Anonymous (NA) mengabaikan tingkat kerohanian pasien dan
dan Alcoholics Anonymous (AA) sangat pentingnya pasien di terapi spiritualitas
populer, terutama di Amerika Serikat, dan dalam proses pemulihan; Beberapa
meskipun sangat sulit untuk menilai mahasiswa kedokteran yang bertanggung
efektivitas program tersebut dalam inkarnasi jawab mengobati penggunaan narkoba
naturalistik mereka, dapat menjadi bukti secara signifikan kurang religius daripada
adanya efektiftivitas perbaikan di bidang pasien yang mereka rawat, cenderung tidak
soritual dan agama. Dengan adanya temuan- memandang agama atau spiritualitas sebagai
temuan tersebut, akan sangat bermanfaat aspek signifikan dari perawatan pasien, dan
untuk terapi dengan adanya perubahan mengabaikan tingkat spiritualitas pasien
perilaku berdasarkan spiritual/agama untuk sebagai aspek penting dari substansi
memfasilitasi kontrol diri dan mencegah perawatan. Perbedaan pandangan antara
kekambuhan (Fiorentine & Hillhouse, 2000; tenaga kesehatan dan pasien mengenai
Flynn et al., 2003; Pardini et al., 2000; pentingnya spiritualitas dalam perawatan
Piedmont, 2004). dapat menghambat penggabungan
spiritualitas ke dalam perawatan (Heinz et
Meskipun sedikit yang diketahui
al., 2010; McDowell, Galanter, Goldfarb, &
tentang aspek-aspek religiusitas dan
Lifshutz, 1996).
spiritualitas yang dapat memengaruhi
pemulihan dari kecanduan, beberapa studi Shalat ialah ibadah yang terdiri dari
menunjukkan bahwa keterampilan perkataan dan perbuatan tertentu yang
mengatasi yang diperoleh melalui agama dimulai dengan membaca takbir bagi Allah
dan spiritualitas merupakan sumber daya dan disudahi dengan mengucap salam.
perawatan yang kurang dimanfaatkan. Berdzikir kepada Allah adalah ibadah
Dalam sebuah penelitian pengguna narkoba sunnah yang teramat mulia. Dzikir adalah
suntikan HIV-positif dan HIV-negatif yang doa yang paling tinggi, yang di dalamnya
berpartisipasi dalam kelompok penelitian, tersimpan berbagai keutamaan dan manfaat
melaporkan bahwa kerohanian adalah yang besar bagi hidup dan kehidupan
sumber kekuatan batin dan bahwa intervensi seseorang muslim (Ardani, 2008; Syabiq).
spiritual akan membantu untuk mengurangi Sholat adalah segala perkataan dan
"ketergantungan dan keinginan" dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul
perilaku berisiko HIV, mengikuti ikhram dan yang diakhiri dengan salam, dan
rekomendasi medis, dan meningkatkan wajiblah mengerjakan itu pada waktu-waktu
harapan pecandu yang pulih. Dalam tertentu. Sholat ialah berhadap hati kepada
penelitian tersebut dengan menilai intervensi Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa
berbasis spiritual pada penguna napza perkataan dan perbuatan yang diawali
didapatkan adanya dukungan kuat untuk dengan takbir dan di akhiri dengan salam

79
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

serta menurut syarat-syarat yang telah di bisa orang yang sudah pernah di rehabilitasi
tentukan oleh syar’i. Karena sholat itu kembali mengkomsumsi narkoba, apakah
adalah merupakan pokok (yang utama) dari tidak ada pengaruh dari pemberian terapi-
agama Islam. Sebagaimana sabda Nabi Saw. terapi sebelumnya.
yang artinya sebagai berikut “sholat itu Berdasarkan hasil Monitoring dan
adalah tiang daripada agama, maka barang Evaluasi Program Rehabilitasi Pengguna
siapa yang mendirikannya, maka berarti ia Narkoba di Lapas Kelas II A Kendari khusus
telah mendirikan agama. Dan barang siapa untuk pelayanan rawat inap tahun 2015
meninggalkannya, berarti ia telah sebanyak 91 orang dan mengalami
merbohkan agama” (Baqi & Fu’ad, 2012; perubahan yang signifikan di tahun 2016
Suhardi, 2002). sebanyak 85 orang dengan kasus terbanyak
Di dalam sholat seseorang mukmin berada pada kelompok usia 25-34 tahun
dapat merasakan ketenangan serta sebanyak 56 orang, kemudian kelompok
ketentraman hidup. Karena sesungguhnya ia usia 20-24 tahun sebanyak 10 orang,
memulai sholatnya dengan mengucapkan kelompok usia 40-44 tahun sebanyak 9
'"Allahu Akbar". dimana ia telah menyadari orang, kelompok usia 35-39 tahun 6 orang
sepenuhnya bahwa Allah itu Maha Besar dan kelompok usia > 45 tahun 4 orang.
kemudian ia membaca surat Al-Fatihah, ia Kegiatan rutin yang dilakukan oleh petugas
jumpai didalamnya sesuatu kesegaran batin di Lapas Kelas II A Kendari untuk pelayanan
yang didambakan dan menjumpai perasaan rehabilitasi, dengan melakukan pemeriksaan
yang penuh keyakinan akan adanya urine sebanyak 3 kali dalam waktu 3x
bimbingan ke jalan yang lurus dan sebulan. Dan berdasarkan hasil wawancara
dijauhkannya dari jalan yang sesat serta dengan salah satu petugas Lapas Kelas II A
jalan yang dimurkai-Nya. Sholat itu Kendari mengatakan bahwa pengguna
memberikan suatu ketenangan, kedamaian narkoba yang menjalani rehabilitasi
hidup dan kekuatan batin, bagi orang yang terkadang masih mengalami gangguan
mengerjakannya. Rasulullah Saw telah kontrol diri dimana terkadang klien mudah
menjelaskan tentang pengaruh kejiwaan tersinggung, marah dan berprilaku kasar.
yang dicapai lewat sholat. wudhu dan Keterkaitan antara kontrol diri dengan
dzikrullah. Yaitu menjadikan kekuatan, penyalahgunaan narkotika telah diteliti dan
kesegaran dan semangat pada seorang menghasilkan adanya hubungan
mukmin yang mengerjakan sholat, didalam bahwasanya semakin tinggi kontrol diri
menghadapi kesehariannya setiap pagi maka perilaku penyalahgunaan narkotika
(Hussein; Osama & Malik, 2019; Suhardi, semakin menurun, permasalahan itulah yang
2002). diangkat dalam penelitian ini. Subjek dalam
Berdasarkan data BNN Provinsi penelitian ini adalah klien penyalahgunaan
Sulawesi Tenggara tahun 2015 terdapat narkotika di Lapas Kelas II A Kendari,
sebanyak 628 pengguna narkoba, pada tahun berdasarkan hasil observasi dan wawancara
2016 terjadi penurunan yang cukup yang dilakukan pra eksperimen, didapatkan
signifikan yaitu sebanyak 585 pengguna hasil dari sekian subjek mengalami hal yang
narkoba. Berdasarkan hasil wawancara sama, penyebab menggunakan narkotika
dengan salah satu petugas BNN Provinsi dikarenakan ketidakmampuan dalam
Sulawesi Tenggara bahwa pengguna mengontrol diri yang ditandai dengan sulit
narkoba pada kasus penyalahgunaan dalam menjaga dan mengontrol pikiran dan
narkoba terdapat pengguna lama yang sudah keinginan untuk kembali mengkonsumsi
pernah menjalani rehabilitasi, kemudian narkotika, emosi yang labil, merasa tidak
kembali menjalani rehabilitasi karena bergairah dalam menjalani hidup dan tidak
menggunakan kembali. Penggunaan yakin bisa berhasil dalam menghadapi masa
berulang inilah yang mengganjal, kenapa depan, ada beberapa yang kadang masih

80
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

merasa sakau, walaupun dalam kontek yang Lokasi dan Waktu Penelitian
berbeda-beda. Hal ini nantinya akan diteliti Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
lebih lanjut dengan pengukuran kontrol diri Januari-Juni 2017, dilaksanakan di Lapas
klien sebelum melakukan eksperimen. Kelas II A Kendari.
Kontrol diri merupakan suatu Populasi dan Sampel.
kecakapan individu dalam kepekaan
membaca situasi diri dan lingkungannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
Selain itu, juga kemampuan untuk seluruh klien penyalahgunaan NAPZA yang
mengontrol dan mengelola faktor-faktor ada di Lapas Kelas II A Kendari yang
perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi beragama islam, yang mengetahui bacaan
untuk menampilkan diri dan melakukan shalat dan dzikir, yang berada dalam tahap
sosialisasi kemampuan untuk rehabilitasi ketiga, sedangkan sampelnya
mengendalikan perilaku, kecenderungan terdapat 28 orang yang berada dalam tahap
menarik perhatian, keinginan mengubah rehabilitasi ke 3 yang sesuai kriteria inklusi.
perilaku agar sesuai dengan orang lain, Pengumpulan Data
menyenangkan orang lain, selalu conform
dengan orang lain, dan menutupi Teknik penarikan sampling dalam
perasaannya (Ghufron & Risnawita, 2010). penelitian ini menggunakan teknik
nonprobability. Metode pengumpulan data
Kontrol diri adalah keterampilan, yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
bukan sifat karakter. Ini adalah sesuatu yang
Anda mulai, praktikkan, dan kembangkan 1. Kuisioner skala kontrol diri. Skala
dengan membiasakan diri mengendalikan pengendalian diri yang dipakai
perilaku Anda. Anda mungkin dilatih dalam penelitian ini merupakan skala
dengan baik untuk menyerah pada desakan, pengendalian diri yang di adaptasi
tetapi Anda mungkin tidak dilatih secara dari penelitian Nur Lailatul
mandiri. Tidak ada keajaiban untuk Muniroh tahun 2013 dengan
mengendalikan diri, hanya kegigihan dan menggunakan teori dari Averill,
latihan. Berita baiknya adalah bahwa yang telah teruji validitas dan
pengendalian diri adalah sesuatu yang Anda reliabilitasnya. Skala ini akan
miliki untuk meningkatkan kemampuan. dipakai untuk pre-test dan post-test,
Kontrol diri didefinisikan sebagai suatu guna mengukur tingkat pengendalian
jalinan yang secara utuh atau terintegrasi diri klien rehabilitasi narkotika
antara individu dengan lingkungannya. sebelum dan sesudah dilakukannya
Individu yang memiliki kontrol diri tinggi perlakuan.
berusaha menemukan dan menerapkan cara 2. Observasi. Observasi diarahkan pada
yang tepat untuk berperilaku dalam situasi kegiatan memperhatikan secara
yang bervariasi. Kontrol diri mempengaruhi akurat, mencatat fenomena yang
individu untuk mengubah perilakunya sesuai muncul, dan mempertimbangkan
dengan situasi sosial sehingga dapat hubungan antar aspek dalam
mengatur kesan lebih responsif terhadap fenomena tersebut. Observasi yang
petunjuk situasional, fleksibel, dan bersikap berarti pengamatan bertujuan untuk
hangat serta terbuka (Maisto & Caddy, mendapatkan data tentang suatu
1981). masalah, sehingga diperoleh
METODE pemahaman atau sebagai alat re-
checking atau pembuktian terhadap
Jenis Penelitian informasi/keterangan yang diperoleh
Penelitian ini menggunakan desain penelitian sebelumnaya. Observasi dilakukan
quasy experiment dengan menggunakan untuk menggali data kualitatif
pendekatan pre and post test design. mengenai dinamika perilaku subjek

81
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

selama menjalani terapi. Observasi Averil, dimana responden


dan wawancara perlu dilakuka untuk menetukan jawaban dari pernyataan
mendapatkan data kualitatif, yang sesuai dengan keadaan dirinya,
digunakan untuk membantu analisis dengan memberi tanda silang (X)
data hasil penelitian. Dalam pada pilihan jawaban SS = sangan
penelitian ini obserasi yang setuju, S = setuju, TS = tidak setuju,
dilakukan adalah mengamati STS = sangan tidak setuju. Skala
responden dalam menjalankan kecemasan ini terdiri atas 18
ibadah shalat dan dzikir. pernyataan unfavourable dan 18
pernyataan favourable. Setiap
3. Dokumen. Dokumen didapat dari
pernyataan favourable bernilai SS =
lembaga tempat rehabilitasi untuk
4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Pada
mengetahui beberapa keterangan
pernyataan unfavourable bernilai SS
yang dibutuhkan guna penelitian ini,
= 1, S = 2, TS = 3, STS = 4 (Averill,
keterangan yang dibutuhkan dalam
1973; Nęcka, 2015; Unger, Bi, Xiao,
dokumen tersebut adalah daftar
& Ybarra, 2016)
pasien penyalahgunaan narkotika.
2. Lembar monitoring terapi. Lembar
4. Pengumpulan data. Tahap pertama
monitoring digunakan untuk
adalah peneliti mengurus surat ijin
mengontrol subjek penelitian dalam
untuk melakukan penelitian pada
melakukan terapi, setiap melakukan
bagian akademik Prodi S1
terapi subjek akan didata dalam
Keperawatan dan pihak LAPAS
lembar monitoring terapi.
Kelas II A Kendari. Kemudian
Keterangan yang digunakan adalah S
menjelaskan tentang maksud dan
= Shalat D = Dzikir, cara
tujuan pada responden dan sekaligus
pengisiannya dengan memberi tanda
memberikan lembar informed
ceklis pada kolom S apabila telah
consent dan lembar persetujuan
melakukan shalat, dan beritanda
menjadi responden. Peneliti
ceklis pada kolom D apabila telah
kemudian mempersiapkan
melakukan Dzikir.
alat/instrument yang akan digunakan
dalam pengumpulan data seperti Terapi religi yang dilakukan sebagai
lembar observasi. Setelah suatu bentuk perlakuan, dilakukan dalam
pengumpulan data selesai, data akan dua sesi terapi shalat dan terapi Dzikir.
diolah dengan langkah mulai dari Terapi dilakukan selama dua bulan dan
editing, coding, scoring, sampai responden akan dipantau dalam melakukan
entry data. Kemudian dilakukan uji ibadah shalat dan dzikir. Dalam
statistik, kemudian diambil pelaksanaannya terapi, sebelum
kesimpulan. Pemberian terapi melakukan terapi diawal sesi responden
dilakukan pada tempat yang tenang akan diberikan penyuluhan tentang
dan nyaman, teknik yang digunakan keutamaan dan manfaat dari shalat dan
dengan metode wawancara Dzikir terhadap kesehatan sfisik dan
terstruktur dan observasi. mentalnya. Pelaksanaan terapi selama dua
bulan, responden menjalankan ibadah shalat
Beberapa instrumen penelitian yang
dengan.
dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: Deskripsi posisi shalat sebagai
berikut: shalat diawali dengan takbir, yaitu
1. Skala Kontrol Diri. Skala kontrol diri
gerakan mengangkat tangan setingkat wajah
adalah instrumen pengukuran tingkat
seseorang sehingga ibu jari menyentuh
pengendalian diri, berisi 36
lobulus telinga. Kemudian diikuti oleh
pernyataan yang diadaptasi dari teori
Berdiri (qiyam) hingga 60-90 detik, diikuti

82
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

dengan rukuk 5-10 detik, dan kemudian Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Pendidikan
berdiri lagi selama 2-5 detik. Kemudian, Jumlah
Tingkat Pendidikan
responden bergerak dari berdiri ke sujud n %
selama 5-10 detik, diikuti dengan duduk SD 2 7,1
(tahiyyat) selama 2-5 detik, dan kemudian SMP 4 14,4
kembali ke sujud 5- 10 detik, diikuti dengan SMA 20 71,4
duduk (tahiyyat) selama 20-30 detik. Semua S1 2 7,1
kegiatan ini adalah satu sebuah Rakat, dan Total 28 100
tindakan Salat dapat terdiri dari 2-4 rakat. Distribusi responden berdasarkan
Pada akhir shalat, responden memutar tingkat Pendidikan, tertinggi berpendidikan
kepala ke kedua bahu, pertama kanan dan SMA sebanyak 20 orang (71,4%), dan yang
kiri (Osama & Malik, 2019). terendah berpendidikan SD dan S1 masing 2
Setelah itu melakukan dzikir yang orang (7,1%).
akan dimonitoring setiap harinya. Dzikir Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Pekerjaan
yang diberikan berupa: Jumlah
Jenis Pekerjaan
1. Membaca tasbih (33x) ‫س ْب َحانَ هللا‬ ُ n %
2. Membaca tahmid (33x) ‫ا َ ْلـح َْم ُد ِهلل‬ Driver 3 10,7
3. Membaca takbir (33x) ‫هللا أ ْكـَبر‬ PNS 1 3,6
4. Membaca tahlil (1 x) ‫الَ إِ َلهَ إِالَّ هللا‬ Swasta 16 57,1
Tani 1 3,6
Perlakuan (treatment) berupa terapi Wiraswasta 7 25,0
shalat dan dzikir yang diberikan kepada
Distribusi responden, tertinggi pada
kelompok eksperimen dengan cara, meminta
pekerja swasta sebanyak 16 orang (57,1%),
mereka melakukan shalat wajib 5 waktu
dan terendah pada Tani 1 orang (3,6%) dan
ditambah dzikir, seperti shalat dan zikir
PNS sebanyak 1 orang (3,6%).
tuntunan alquran dan sunnah. Di awal sesi di
berikan skala kontrol diri sebagai pretest dan Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Masa
pada ahir terapi diberikan skala kontrol diri Tahanan
sebagai posttest, untuk mengetahui adakah Jumlah
Masa Tahanan
pengaruh shalat dan dzikir terhadap kontrol n %
diri. (Hidayati, 2014; Mudzkiyyah, Nashori, 4 tahun 6 21,4
& Sulistyarini, 2014; Rosyanti et al., 2019; 4 tahun 2 bulan 1 3,6
Rosyanti, Hadju, et al., 2018). 4 tahun 3 bulan 4 14,3
4 tahun 6 bulan 1 3,6
HASIL 5 tahun 3 10,7
Karekteristik Responden 5 tahun 2 bulan 1 3,6
5 tahun 3 bulan 3 10,7
Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Usia 5 tahun 6 bulan 4 14,3
Jumlah 6 tahun 1 3,6
Kelompok Umur
n % 6 tahun 3 bulan 1 3,6
17-25 3 10,8 7 tahun 5 bulan 1 3,6
26-35 16 57,1 8 tahun 3 bulan 1 3,6
36-45 7 25,0 9 tahun 6 bulan 1 3,6
46-55 2 7,1 Total 28 100
Total 28 100
Distribusi responden berdasarkan
Distribusi responden menurut umur masa tahanan, tertinggi masa tahanan 4
tertinggi usia 26-35 tahun (Masa dewasa tahun sebanyak 6 orang (21,4%)
awal) sebanyak 16 orang (57, 1%), dan
Analisis Univariat
terendah usia 46-55 tahun (masa lansia awal)
sebanyak 2 orang (7,1%). Hasil Pengukuran Kontrol Diri Pre Test

83
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

Tabel 4. Kontrol Diri Klien Sebelum Terapi Persentase Perubahan Kontrol Diri Klien
Therapy Shalat dan Dzikir Selama Mengikuti Terapi
Kontrol diri pre test Jumlah
Tabel 6. Distribusi Perubahan Kontrol Diri
f % Setelah Pemberian Terapi
Positif 12 42,86 Post Test
Negatif 16 57,14 No Hasil
f %
Hasil analisis menunjukkan ada 16 1 Peningkatan 26 92,86
responden (57,14%) yang memiliki kontrol 2 Tetap - -
diri negatif dan 12 responden (42,86%) yang 3 Penurunan 2 7,14
memiliki kontrol diri positif. Total 28 100
Hasil Pengukuran Kontrol Post Tes Menunjukan persentse perubahan
Tabel 5. Kontrol Diri Klien Setelah kontrol diri subjek selama mendapatkan
Pemberian Terapi Shalat dan Dzikir perlakuan, subjek yang mengalami
Kontrol diri post test Jumlah peningkatan sebesar 92,86%, tetap 0% dan
f % penurunan 7,14%. Hal ini menunjukkan
Positif 26 92,86 bahwasanya pemberian perlakuan berhasil
Negatif 2 7,14 memberikan pengaruh yang positif terhadap
kontrol diri subjek.
Hasil analisis pada tabel 13
menunjukkan ada 26 responden (92,86%) Analisis Bivariat
yang memiliki kontrol diri positif dan 2 Dari 28 klien mendapatkan perlakuan
responden (7,14%) yang memiliki kontrol selama 2 bulan melaksanakan shalat disertai
diri negatif. dzikir sehari lima kali mulai dari subuh,
dzuhur, ashar, magrib dan isya.
Tabel 7. Hasil Uji Beda Pengukuran Kontrol Diri (Mc Nemar)
Hasil Pengukuran
Kontrol diri Total % Nilai p
Positif % Negatif %
Pretest 12 42,86 16 57,14 28 100
< 0.001
Posttest 26 92,86 2 7,14 28 100

dari nilai α 0.05, berdasarkan hasil analisis


Pada tabel 7 menjelaskan hasil uji beda
Mc Nemar maka H0 ditolak dan Ha
pengukuran kontrol diri klien, pada pretest
diterima, yang berarti terdapat pengaruh
menunjukkan bahwa hasil pengukuran
sebelum dan setelah pemberian terapi shalat
kontrol diri terdapat 16 responden yang
disertai dzikir terhadap kontrol diri klien
memiliki kontrol diri negatif dan 12
penyalahgunaan narkotika.
responden memiliki kontrol diri positif
dengan nilai median 82.50 dan nilai kontrol PEMBAHASAN
diri terendah 67 nilai tertinggi 102,
Faktor utama yang menyebabkan
kemudian setelah diberikan perlakuan terapi
kecanduan narkoba sebagian besar
shalat disertai dzikir selama dua bulan hasil
disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan
posttest menunjukkan bahwa hasil
lemahnya agama, spritual, rasa ingin tahu,
pengukuran kontrol diri terdapat 26
gangguan depresi, masalah dalam keluarga,
responden yang memiliki kontrol diri positif
pengaruh pergaulan adanya gangguan
dan 2 responden yang memiliki kontrol diri
kecemasan spesifik termasuk gangguan
negatif dengan nilai median 95.00 dan nilai
kecemasan umum, gangguan panik, dan
kontrol diri terendah 65 tertinggi 116.
gangguan stres pascatrauma semuanya telah
Uji statistik menggunakan Mc Nemar dikaitkan dengan penggunaan narkoba yang
didapatkan nilai p <0.001 yang lebih kecil terjadi bersamaan, dan interaksinya beragam

84
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

dan bervariasi (Hadi, Rosyanti, & Afrianty, agama, tetapi memilih untuk menilai diri
2018; Hadi, Wijayanti, Devianti, & mereka lebih spiritual dan beragama. Hasil
Rosyanti, 2017; Seghatoleslam et al., 2015; tersebut juga menunjukkan bahwa di antara
Zan & Bethsaida, 2011). individu yang pulih, tingkat iman dan
spiritualitas agama yang lebih tinggi
Biasanya para pemakai semula hanya
dikaitkan dengan orientasi hidup yang lebih
coba-coba karena ajakan teman, namun
optimis, dukungan sosial yang lebih besar,
akhirnya menjadi ketagihan dan ingin
ketahanan yang lebih tinggi terhadap stres,
mengkonsumsi terus. Para pemakai pada
dan tingkat kecemasan yang lebih rendah
dasarnya tidak mengetahui dampak dari
(Pardini et al., 2000).
pemakaian narkoba, baik jangka panjang
maupun jangka pendek, sehingga secara Dalam sebuah penelitia yang lain,
terus menerus mereka memakainya, bahkan faktor-faktor yang berkontribusi pada
mengajak teman-teman sebayanya untuk pemulihan jangka panjang dari
juga memakai narkoba. Efek dari pemakaian ketergantungan narkotika diperiksa sebagai
narkoba secara berkelanjutan akan bagian dari studi tindak lanjut nasional
menurunkan kesadaran, kekebalan tubuh, selama 5 tahun terhadap 708 pasien dari 45
merusak hati, pikiran, bahkan bisa lebih program perawatan di delapan kota di AS.
parah lagi menyebabkan kematian dan Hasil dari 33% dari sampel sangat baik pada
penyakit sosial seperti tindak kriminal, tindak lanjut, termasuk tidak ada obat yang
perkelahian, perampasan dan tindak terdeteksi dalam spesimen urin atau rambut,
kekerasan lainnya.(Flynn et al., 2003; tidak ada penggunaan obat yang dilaporkan
Rinaldi Eka Saputra, 2019). sendiri, kurang dari penggunaan alkohol
setiap hari, dan tidak ada kegiatan ilegal atau
Hasil dari penelitian artikel ini
penangkapan selama setahun terakhir.
didapatkan kontrol diri positif meningkat
Alasan utama yang dikutip untuk perbaikan
pada pasien NAPZA yang diberikan terapi
ini adalah motivasi untuk berubah, pengaruh
spritual shalat dan zikir. Peran bimbingan
positif keluarga, kekuatan dari agama dan
dan konseling Islam sangat dibutuhkan
spiritualitas, dan bantuan dari perawatan
dalam menghadapi permasalahan
narkoba. "Pemulihan" dipandang sebagai
masyarakat yang semakin kompleks. Salah
proses yang berkelanjutan dan merupakan
satu permasalahan yang sering dihadapi
manfaat dari pelajaran yang dipetik dalam
yang menimbulkan dampak yang luas
perawatan. Atribusi retrospektif ini
terhadap munculnya permasalahan adalah
menegaskan banyak temuan yang sama dari
penggunaan dan pemakaian narkoba.
studi hasil prospektif dan berkontribusi pada
Sehingga saat ini, para profesional kesehatan
kerangka kerja konseptual untuk proses
telah mulai meneliti nilai potensial dari
perawatan dan pemulihan (Flynn et al.,
keyakinan agama dan spiritualitas dalam
2003).
kehidupan individu yang menderita berbagai
penyakit akut, kronis dan mental. (Hawari, Narkotika yang digunakan secara terus
1999; Rinaldi Eka Saputra, 2019; Rosyanti, menerus akan mengakibatkan toleransi yang
Hadju, et al., 2018). cukup tinggi, dan jika pemakaian dihentikan
maka akan menimbulkan with drawl atau
Penelitian ini di dukung oleh berbagai
sindroma putus zat. Gejala atau sindroma
jenis studi penelitian yang telah dilakukan
putus zat berbeda untuk setiap jenis zat yang
oleh beberapa ahli. Dalam sebuah Studi yang
digunakan, misalnya pada golongan opioida
mengeksplorasi hubungan antara keyakinan
akan terjadi kejang perut, rasa tak enak, mual
agama, spiritualitas, dan hasil kesehatan
muntah, nyeri otot, sendi dan tulang, pupil
mental pada 236 orang yang pulih dari
melebar, berkeringat, diare, menguap,
penyalahgunaan zat, menemukan bahwa
demam, insomnia dan gelisah. Pada
individu yang pulih cenderung melaporkan
extacy/amfetamin akan mengakibatkan
tingkat agama yang tinggi dan afiliasi

85
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

lelah, mimpi buruk, insomnia, nafsu makan di kalangan anak perempuan terkait dengan
bertambah, gerakan lambat, murung, religiusitas. Keanggotaan grup, partisipasi
tindakan bunuh diri, depresi berat dan cemas dalam klub sekolah, klub olahraga, atau
(Hadi et al., 2018; Hadi et al., 2017; Zan & kelompok agama, lebih penting untuk anak
Bethsaida, 2011). laki-laki dan anak perempuan (Piko &
Fitzpatrick, 2004).
Dalam sebuah penelitian eksplorasi
pasie HIV-AIDS yang positif Narkoba, Doa harian yang disebut Shalat dalam
didapatkan 3 hal penting yang berhubungan bahasa Arab adalah tindakan ibadah yang
dengan spritual yaitu : (a) bagaimana spesifik dan unik bagi Islam baik dalam
'kerohanian' didefinisikan oleh pengguna bentuk maupun semangatnya. Sementara
narkoba HIV-positif; (B) hubungan yang kata doa dalam bahasa Inggris
dirasakan antara spiritualitas dan kontrol menyampaikan makna umum permohonan
diri, pengurangan bahaya, dan promosi atau doa, Shalat adalah tindakan penyerahan
kesehatan; dan (c) menilai minat dalam kepada Maha Pencipta Allah dan dinyatakan
intervensi berbasis spiritualitas. Pasien yang dalam tindakan fisik yang spesifik dan
tergantung opioid yang terdaftar dalam didefinisikan dengan baik yang mewujudkan
program perawatan metadon dalam kota roh. Tindakan ibadah ini ditahbiskan pada
berpartisipasi dalam penelitian ini; 21 semua Muslim sebagai kewajiban dan
berpartisipasi dalam kelompok fokus dan 47 merupakan pilar kedua dari iman. Sementara
mengisi kuesioner. Dalam kelompok fokus, sholat lima waktu yang ditentukan adalah
muncul dua tema utama: spiritualitas sebagai wajib bagi semua individu pasca pubertas
sumber kekuatan/ perlindungan diri, dan sebagaimana diperintahkan dalam Kitab
spiritualitas sebagai sumber Suci "Sesungguhnya, Sholat adalah
altruisme/perlindungan orang lain. Sebagian kewajiban bagi orang-orang beriman untuk
besar sampel menyatakan minat untuk diamati pada waktu yang ditentukan."
menerima perawatan yang berfokus pada (Qur'an 4: 103), doa sukarela di kelebihan di
spiritualitas, melaporkan bahwa intervensi atas sangat dianjurkan dan
semacam itu akan membantu untuk direkomendasikan sebagai cara untuk
mengurangi keinginan dan perilaku berisiko beralih ke bantuan ilahi pada saat kesedihan
HIV-AIDS, mengikuti rekomendasi medis, dan kesusahan pribadi (Baqi & Fu’ad, 2012;
dan meningkatkan harapan (Arnold et al., Kibtyah, 2017; Muflih, 2013; Sayeed &
2002; Dermatis, Guschwan, Galanter, & Prakash, 2013).
Bunt, 2004). Bentuk ibadah kedua yang disebut
Dalam penelitian negara hongaria, Zikr, yang berarti meditasi adalah tindakan
Sejumlah faktor risiko telah muncul sebagai individu mengingat Allah setiap saat untuk
korelasi penting dari penggunaan narkoba. memuliakan-Nya dan tetap bersyukur atas
Salah satu faktor pelindung adalah kemurahan dan kebaikan-Nya. Melalui
religiusitas dan perannya dalam kehidupan kedua cara ini individu Muslim mencari
di Hongaria postocialist, di mana partisipasi kedekatan dengan Sang Pencipta dan
keagamaan aktif sangat tidak dianjurkan mencapai kedamaian dan ketenangan batin
sampai satu dekade yang lalu. Sampel yang paling dikenal Allah sebagai ciptaan-
remaja (N = 1240) terdiri dari siswa sekolah Nya dan dengan demikian mengatakan
menengah dan tinggi yang tinggal di Szeged, dalam Al Qur'an “Sesungguhnya, manusia
Hongaria. Odds Rasio yang dihitung untuk diciptakan tidak sabar, mudah tersinggung
hubungan antara religiusitas, dan faktor- ketika kejahatan menyentuh dia dan dengan
faktor pelindung lainnya, dan penggunaan kasar ketika kebaikan menyentuhnya.
narkoba mengungkapkan bahwa merokok, Kecuali bagi mereka yang mengabdikan diri
minum, dan penggunaan ganja di kalangan untuk berdoa, mereka yang tetap konstan
anak laki-laki dan penggunaan ganja hanya dalam doa-doa mereka…” (70: 19-23).

86
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

Melalui kedua cara ini individu Muslim Sabry & Vohra, 2013; Sayeed & Prakash,
mencari kedekatan dengan Sang Pencipta 2013).
dan mencapai kedamaian dan ketenangan Pengalaman dzikir ini mampu
batin yang paling dikenal Allah sebagai memberikan pencerahan bagi jiwa-jiwa
ciptaan-Nya dan dengan demikian yang kering dan gersang menjadi jiwa yang
mengatakan dalam Al Qur'an penuh optimisme. Shalat yang khusyu’ dapat
“Sesungguhnya, manusia diciptakan tidak memberikan ketenangan mental dan
sabar, mudah tersinggung ketika kejahatan menghilangkan ketegangan degan beberapa
menyentuh dia dan dengan kasar ketika alasan. Diantaranya adalah munculnya
kebaikan menyentuhnya. Kecuali bagi perasaan seseorang bahwa seluruh
mereka yang mengabdikan diri untuk permasalahan yang ia hadapi menjadi pudar
berdoa, mereka yang tetap konstan dalam ketika ia berada dihadapan kekuatan yang
doa-doa mereka ...” (70: 19-23). (Al-Ghazal, maha Agung, yaitu Allah yang maha
2013; Baqi & Fu’ad, 2012; Hussein; Muflih, pencipta dan maha mengatur seisi alam
2013; Rosyanti et al., 2019). semesta. Maka ketika seseorang teah selesai
Melalui kedua cara ini individu dari shalatnya, ia akan merasa bahwa segala
Muslim mencari kedekatan dengan Sang permasalahannya sudah menemukan jalan
Pencipta dan mencapai kedamaian dan keluar dan akan diselesaikan oleh Allah
ketenangan batin yang paling dikenal Allah yang maha penyayang. (Amin & Al-Fandi,
sebagai ciptaan-Nya dan dengan demikian 2008; Haryanto & Samsul, 2008; Hawari,
mengatakan dalam Al Qur'an 1999; Kahfi & Rosiana, 2013; Rinaldi Eka
“Sesungguhnya, manusia diciptakan tidak Saputra, 2019; Rosyanti, Hadju, et al.,
sabar, mudah tersinggung ketika kejahatan 2018).
menyentuh dia dan dengan kasar ketika KESIMPULAN DAN SARAN
kebaikan menyentuhnya. Kecuali bagi
mereka yang mengabdikan diri untuk Melihat dari banyaknya manfaat shlat
berdoa, mereka yang tetap konstan dalam dan dzikir bagi kesehatan mental, sehingga
doa-doa mereka ... ” (70: 19-23).(Al-Ghazal, sesuai dengan hasil dalam penelitian ini,
2013; Muflih, 2013; Rosyanti et al., 2019; terdapat pengaruh yang signifikan dalam
Rosyanti, Hadju, et al., 2018; Syed, 2003). bentuk shalat disertai dzikir terhadap kontrol
diri klien penyalahgunaan narkotika dengan
Sebagai rukun Islam kedua, Shalat
nilai p value < 0,001 yang lebih kecil dari
dilakukan oleh semua Muslim di seluruh
nilai α 0.05, Hal ini menunjukan bahwa
dunia dengan cara dan ukuran yang persis
perlakuan berupa terapi kompelenter mind
sama, setidaknya lima shalat wajib.
body therapy dalam bentuk shalat disertai
Langkah-langkah dan permohonan khusus
dzikir dapat meningkatkan kontrol diri klien
ditunjukkan dengan contoh oleh Nabi Suci
penyalahgunaan narkotika.
Muhammad (SAW) sebagaimana
disebutkan dalam Hadis ini "Berdoa seperti Shalat dan dzikir sebagai bentuk terapi
yang Anda lihat saya berdoa dan ketika untuk meningkatkan pengendalian diri klien
saatnya untuk shalat salah satu dari Anda penyalah gunaan narkotika, dengan maksud
harus mengucapkan adzan dan yang tertua ketika berhasil meningkatan kontrol diri
dari Anda harus memimpin doa” (Sahih klien penyalah gunaan narkotika nantinya
Bukhari-Buku 11: Panggilan untuk salat; klien akan mampu mengendalikan dirinya
Hadits 604). Untuk menyadari dampak yang dari pemakaian narkotika dan sehat dan
luas jangkauannya dan mendalam pada normal kembali. Shalat yang khusyu’ dapat
sikap, perilaku dan kehidupan seorang memberikan ketenangan mental dan
Mukmin harus dipahami dengan benar dan menghilangkan ketegangan. Terapi shalat
dilaksanakan dengan tepat seperti yang dan dzikir terbukti mampu membuat pikiran
diberikan dalam teks otentik.(Qutub, 2011; subjek menjadi lebih tenang, lebih mampu

87
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

mengontrol emosi dan pikiran, keinginan Abuse Treat, 18(1), 65-74.


subjek untuk mengkonsumsi narkotika Doi:10.1016/S0740-5472(99)00020-3
menurun. Flynn, P. M., Joe, G. W., Broome, K. M.,
Simpson, D. D., & Brown, B. S. (2003).
Saran, terapi ini bisa dijadikan bentuk Looking Back On Cocaine Dependence:
terapi utama pada lembaga rehabilitasi Reasons For Recovery. American
narkoba. Bagi peneliti selanjutnya yang Journal On Addictions, 12(5), 398-411.
ingin meneliti tentang hal ini, dapat Ghufron, M. N., & Risnawita, R. (2010). Teori-
dikembangakn dengan jumlah pasien yang Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
lebih banyak, kasus berbeda dan terapi Media.
tambahan seperti puasa, doa, shalat sunnah Hadi, I., Rosyanti, L., & Afrianty, N. S. (2018).
Tingkat Kecemasan Narapidana Wanita
dll. Bagi masyarakat islam khususnya untuk
Di Lapas Kendari Dengan Kuisioner
mengamalkan dan aplikasikan ajaran agama Taylor Manifest Anxiety Scale (Tmas).
dalam kehidupan sehari-hari terutama Health Information: Jurnal Penelitian,
mendirikan shalat, berzikir, membaca 10(2), 23-27.
alquran dan berakhlak mulia agar terbebas Hadi, I., Wijayanti, F., Devianti, R., & Rosyanti,
dari segala penyakit mental, fisik dan L. (2017). Gangguan Depresi Mayor
kecanduan Napza. (Mayor Depressive Disorder) Mini
Review. Health Information: Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Penelitian, 9(1), 25-40.
Al-Ghazal, S. K. (2013). Medical Miracles Of Haryanto, A., & Samsul, M. (2008). Energi
The Qur'an: Kube Publishing Ltd. Dzikir Menentramkan Jiwa
Amin, S. M., & Al-Fandi, H. (2008). Energi Membangkitkan Optimsme. Amzah,
Dzikir: Menentramkan Jiwa Wonosobo.
Membangkitkan Optimisme. Hawari, D. (1999). Ilmu Kedokteran Jiwa Dan
Ardani, M. (2008). Fikih Ibadah Praktis: Bumbu Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Dana
Dapur Communication. Bhakti Primayasa.
Arnold, R., Avants, S. K., Margolin, A., & Heinz, A. J., Disney, E. R., Epstein, D. H.,
Marcotte, D. (2002). Patient Attitudes Glezen, L. A., Clark, P. I., & Preston, K.
Concerning The Inclusion Of L. (2010). A Focus-Group Study On
Spirituality Into Addiction Treatment. J Spirituality And Substance-User
Subst Abuse Treat, 23(4), 319-326. Treatment. Substance Use & Misuse,
Doi:10.1016/S0740-5472(02)00282-9 45(1-2), 134-153.
Averill, J. R. (1973). Personal Control Over Doi:10.3109/10826080903035130
Aversive Stimuli And Its Relationship Hidayati, N. (2014). Peningkatan Hasil Belajar
To Stress. Psychological Bulletin, 80(4), Fiqih Materi Zikir Setelah Shalat
286. Fardhu Melalui Strategi Practice-
Baqi, M. F. A. A., & Fu’ad, M. (2012). Al-Lu’lu Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas Ii A
Wal Marjan Kumpulan Hadist Shahih Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama
Bukhari Muslim. Solo: Insan Kamil. (Minu) Wedoro Sidoarjo. Uin Sunan
Cook, C. C. (2004). Addiction And Spirituality. Ampel Surabaya.
Addiction, 99(5), 539-551. Hussein, B. Hadist Sahih Bukhari. Muslim:
Doi:10.1111/J.1360- Surabaya: Cv Karya Utama.
0443.2004.00715.X Kahfi, A. S., & Rosiana, D. (2013).
Dermatis, H., Guschwan, M. T., Galanter, M., & “Religiousness Islami” Dan “Self
Bunt, G. (2004). Orientation Toward Regulation” Para Pengguna Narkoba.
Spirituality And Self-Help Approaches Mimbar, Jurnal Sosial Dan
In The Therapeutic Community. J Pembangunan, 29(1), 77-84.
Addict Dis, 23(1), 39-54. Khalid, M. Y. (2008). Psychospiritual Therapy
Doi:10.1300/J069v23n01_04 Approach For Drug Addiction
Fiorentine, R., & Hillhouse, M. P. (2000). Drug Rehabilitation. Jam,(3), 143-151.
Treatment And 12-Step Program Kibtyah, M. (2017). Pendekatan Bimbingan Dan
Participation: The Additive Effects Of Konseling Bagi Korban Pengguna
Integrated Recovery Activities. J Subst

88
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

Narkoba. Jurnal Ilmu Dakwah, 35(1), Rinaldi Eka Saputra, S. (2019). Pemikiran
52-77. Dadang Hawari Tentang Psikoterapi
Maisto, S. A., & Caddy, G. R. (1981). Self- Islam Dalam Penanggulangan Korban
Control And Addictive Behavior: Penyalahgunaan Narkotika,
Present Status And Prospects. Psikotropika, Zat Adiktif Dan
International Journal Of The Relevansinya Dengan Pengembangan
Addictions, 16(1), 109-133. Masyarakat Islam. Uin Raden Intan
Doi:10.3109/10826088109038814 Lampung.
Mcdowell, D., Galanter, M., Goldfarb, L., & Rosyanti, L., Hadi, I., Tanra, J., Islam, A., Hatta,
Lifshutz, H. (1996). Spirituality And M., Hadju, V., . . . Ibrahim, K. (2018).
The Treatment Of The Dually The Effectiveness Of Spiritual Qur’anic
Diagnosed: An Investigation Of Patient Emotional Freedom Technique (Sqeft)
And Staff Attitudes. J Addict Dis, 15(2), Intervence Against The Change Of Brief
55-68. Doi:10.1300/J069v15n02_05 Psychiatric Rating Scale (Bprs) On
Miller, W. R. (1998). Researching The Spiritual Patient With Schizophrenia. Health
Dimensions Of Alcohol And Other Drug Notions, 2(8), 895-900.
Problems. Addiction, 93(7), 979-990. Rosyanti, L., Hadi, I., Tanra, J., Islam, A.,
Mudzkiyyah, L., Nashori, F., & Sulistyarini, R. Natzir, R., Massi, M. N., & Bahar, B.
I. (2014). Terapi Zikir Al-Fatihah Untuk (2019). Change Of Brief Psychiatric
Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Rating Scale (Bprs) Value With
Pecandu Narkoba Dalam Masa Spiritual Qur’anic Emotional Freedom
Rehabilitasi. Jurnal Intervensi Technique (Sqeft) Therapy On Mental
Psikologi, 6(2). Disorder Patient. Indian Journal Of
Muflih, A. (2013). Pengobatan Dalam Islam. Public Health Research &
Universitas Islam Negeri Alauddin Development, 10(1).
Makassar. Rosyanti, L., Hadju, V., Hadi, I., & Syahrianti,
Nęcka, E. (2015). Self-Control Scale As-36: S. (2018). Pendekatan Terapi Spiritual
Construction And Validation Study. Al-Quranic Pada Pasien Skizoprenia
Polish Psychological Bulletin, 46(3), Tinjauan Sistematis. Health
488-497. Information: Jurnal Penelitian, 10(1),
Osama, M., & Malik, R. J. (2019). Salat (Muslim 39-52.
Prayer) As A Therapeutic Exercise. Sabry, W. M., & Vohra, A. (2013). Role Of
Jpma. The Journal Of The Pakistan Islam In The Management Of
Medical Association, 69(3), 399-404. Psychiatric Disorders. Indian Journal Of
Pardini, D. A., Plante, T. G., Sherman, A., & Psychiatry, 55(Suppl 2), S205-S214.
Stump, J. E. (2000). Religious Faith And Doi:10.4103/0019-5545.105534
Spirituality In Substance Abuse Sayeed, S. A., & Prakash, A. (2013). The Islamic
Recovery: Determining The Mental Prayer (Salah/Namaaz) And Yoga
Health Benefits. J Subst Abuse Treat, Togetherness In Mental Health. Indian
19(4), 347-354. Doi:10.1016/S0740- Journal Of Psychiatry, 55(Suppl 2),
5472(00)00125-2 S224-S230. Doi:10.4103/0019-
Piedmont, R. L. (2004). Spiritual Transcendence 5545.105537
As A Predictor Of Psychosocial Seghatoleslam, T., Habil, H., Hatim, A., Rashid,
Outcome From An Outpatient R., Ardakan, A., & Esmaeili Motlaq, F.
Substance Abuse Program. Psychology (2015). Achieving A Spiritual Therapy
Of Addictive Behaviors, 18(3), 213. Standard For Drug Dependency In
Piko, B. F., & Fitzpatrick, K. M. (2004). Malaysia, From An Islamic Perspective:
Substance Use, Religiosity, And Other Brief Review Article. Iranian Journal
Protective Factors Among Hungarian Of Public Health, 44(1), 22-27.
Adolescents. Addict Behav, 29(6), 1095- Retrieved From
1107. Https://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubm
Doi:10.1016/J.Addbeh.2004.03.022 ed/26060772
Qutub, S. (2011). Sumber-Sumber Ilmu Https://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pmc/
Pengetahuan Dalam Al Qur’an Dan Articles/Pmc4450010/
Hadits. Humaniora, 2(2), 1339-1350.

89
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

Suhardi, K. (2002). Edisi Indonesia: Syarah Unger, A., Bi, C., Xiao, Y. Y., & Ybarra, O.
Hadist Pilihan Bukhari Muslim: Jakarta: (2016). The Revising Of The Tangney
Darul Falah. Self‐Control Scale For Chinese
Syabiq, S. Fiqh Sunnah, Diterjemahkan Oleh Students. Psych Journal, 5(2), 101-116.
Mujahidin Muhayyan Dari” Fiqhus Zan, P. H., & Bethsaida, J. (2011). Pengantar
Sunnah”, Jakarta: Pena Pundi Aksara, Psikopatologi Untuk Keperawatan.
2010, Jilid V. Cet. Ii. Kencana Prenada Media Group.
Syed, I. B. (2003). Spiritual Medicine In The Jakarta.
History Of Islamic Medicine. J Int Soc
History Islamic Med, 2(1), 45-49.
artikel akses terbuka ini dapat disebarkan
UCAPAN TERIMAKASIH seluas-luasnya sesuai aturan Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
Tim penulis mengucapkan terima kasih International License dengan catatan tetap
kepada manajemen Lapas Kelas II A Kendari menyebutkan penulis dan penerbit
atas kesempatan dan bimbingan yang telah sebagaimana mestinya.
diberikan.
Catatan Penerbit: Poltekkes Kemenkes
INFORMASI TAMBAHAN Kendari menyatakan tetap netral
Lisensi sehubungan dengan klaim dari perspektif
atau buah pikiran yang diterbitkan dan dari
Hakcipta (c) 2019 Health Information : afiliasi institusional manapun.
Jurnal Penelitian

90

Anda mungkin juga menyukai