Anda di halaman 1dari 12

ASPEK PENDEKATAN SPIRITUAL PERAWATAN

LANJUT USIA

Nama Anggota :

1. Erwin Nur H (22018011)

2. Ika Listiorini (22018016)

3. Dian Ratri W (22018020)

4. Ana Kartika (22018033)

5. Zida Shufi A (22018037)

6. Fitria Candra (22018042)


DEFINISI
Lanjut usia adalah tahap dimana terjadi penuaan dan
penurunan, yang penurunannya lebih jelas dan lebih dapat
diperhatikan daripada tahap usia bayi. Penuaan merupakan
perubahan kumulatif pada makhluk hidup. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada
kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan
jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan yang terbatas,
mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan
kesakitan dibandingkan dengan dewasa lainnya. (Herliawati et
al., 2014)
Spiritualitas merupakan dimensi yang paling penting bagi kesejahteraan
perasaan pada lansia. Spiritualitas pada lansia dianggap sebagai jembatan
antara putus asa dan kebermaknaan dalam hidup. Spiritualitas merupakan
bagian dari kualitas hidup yang berada dalam doamain kapasitas diri yang
terdiri dari nilai nilai personal, standar personal dan kepercayaan. Spiritualitas
mampu membantu individu dalam menemukan makna dan tujuan dalam
hidup mereka dan lebih menunjukan nilai personalnya. Nilai personal ini
merefleksikan hasrat untuk membuat perbedaan dan membantu untuk
membuat dunia lebih bermakna. Oleh karena itu, memiliki spiritualitas dalam
kehidupan sehari-hari sangatlah penting untuk membuat kita menjadi individu
yang utuh dan bermakna (Moningka, 2018)
Teori Perkembangan :
1. Menurut Potter & Perry (2005) tugas perkembangan muncul dari banyak sumber

Tugas-tugas tersebut muncul dari kematangan fisik, tekanan budaya dari masyarakat, dan nilai serta aspirasi pribadi. Tugas
perkembangan utama pada lansia adalah mengklarifikasi, memperdalam, dan menemukan fungsi seseorang yang sudah
diperoleh dari proses belajar dan beradaptasi seumur hidup.

2. Menurut Erickson dalam Potter & Perry (2005)

Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut
dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :

a) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.

b) Mempersiapkan diri untuk pensiun.

c) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.

d) Mempersiapkan kehidupan baru.

e) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan social atau masyarakat secara santai.

f) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.


3. Menurut Peck dalam Potter & Perry (2005)

Peck mengkonseptualisasi tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara perbedaan integritas
dan keputusasaan.

a. Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja Tugas ini membutuhkan pergeseran sistem nilai
seseorang yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulang dan mendefinisikan kembali
pekerjaan mereka.

b. Body Transendens versus preokupasi tubuh Sebagaian besar lansia mengalami beberapa penurunan
fisik. Untuk beberapa orang, kesenangan dan kenyamanan berarti kesejahteraan fisik.

c. Transendensi ego versus preokupasi ego Peck mengemukakan bahwa cara paling konstruktif untuk
hidup ditahun-tahun terakhir dapat didefinisikan : hidup secara dermawan dan tidak egois yang
merupakan prospek dari kematian personal (The Right Of The Ego). Yang bisa disebut paras dan
perasaan kurang penting dibandingkan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang untuk masa depan
yang lebih luas dan lebih panjang daripada yang dapat dicakup dari ego seseorang.
4. Menurut Havigurst (1972) Teori ini menyatakan bahwa tugas
perkembangan padamasa tua adalah :

a. Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan

b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan.

c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya

e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes Penyesuaian diri yang
dilakukan lansia yakni untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang
harus dilalui oleh seorang lansia sehingga dapat mencapai tugas perkembangan
yang sesuai. (Ii & Teori, 2017)
Keputusasaan

Keputusasaan adalah kondisi subjektif yang ditandai dengan individu


memandang hanya ada sedikit bahkan tidak ada alternatif atau pilihan
pribadi dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingansendiri
(NANDA, 2012).

 Perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia


Semakin bertambahnya umur manusi, terjadi proses penuaan
secaradegenerative yang akan berdampak pada perubahan – perubahan pada
diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi jga kognitif, perasaan,
social san sexsual.(Azizah dan Lilik M, 2011).
Aspek Spiritual Pada
Lansia

Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan


tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa
keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf.

Menurut peneliti upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan


spiritualitas lansia adalah dengan melibatkan perawat sebagai orang
terdekat akan mencurahkan segala perhatiannya bagi kesejahteraan
lansia khususnya kesejahteraan spiritualitas lansia. (Agustin 2013)
Praktik Keperawatan dan Kehidupan
Spiritualitas Pada Usia Lanjut

Praktik dan peran keperawatan dalam meningkatkan spiritualitas lansia yaitu


harus bersifat individual perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan
batin dalam hubungan dengan Tuhan atau agama yang dianutnya terutama bila klien
lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.

Selain itu dapat diketahui bahwa pada lansia dengan sering mengikuti bimbingan
keagamaan maka lebih baik pula pemenuhan kebutuhan spiritualnya. Lansia yang
sudah tahu mengenai pokok pokok dasar pengetahuan tentang ajaran agama yang
dianutnya paling tidak sudah tahu mengenai norma-norma dalam agamanya, hal yang
boleh dan tidak boleh dilakukan dalam agamanya. (Kozier,2012)
Lanjutan

Beberapa indikator praktik keperawatan untuk memenuhi kebutuhan


spiritualitas usia lanjut antara lain :

1. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaan


kehidupan di dunia.
2. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu
kejadian atau penderitaan.
3. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya
dan cinta kasih yang tinggi.
4.Membina integritas personal dan merasa diri berharga.
5.Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan.
6.Mengembangkan hubungan antar manusia dengan positif.
Tinjauan Keyakinan Religious

Religious didefinisikan sebagai sebuah perangkat kepercayaan yang merujuk


pada aktifitas yang didasarkan atas keyakinan dan keimanan baik yang dilakukan
dengan kasat mata maupun sesuatu yang tak kasat mata (Bjarnason, 2012).

Keimanan atau keyakinan religius ini sangat penting dalam kehidupan


personal individu, bahkan keimanan diketahui sebagai suatu faktor yang sangat
kuat dalam penyembuhan dan pemulihan fisik. Penting bagi perawat guna
meningkatkan pemahaman tentang konsep spiritual supaya dapat memberikan
asuhan spiritual dengan baik kepada klien. (Saputri,2019)
Kesimpulan

Spiritualitas merupakan dimensi yang paling penting bagi


kesejahteraan perasaan pada lansia. Spiritualitas pada lansia dianggap
sebagai jembatan antara putus asa dan kebermaknaan dalam hidup.
Spiritualitas merupakan bagian dari kualitas hidup yang berada dalam
doamain kapasitas diri yang terdiri dari nilai nilai personal, standar
personal dan kepercayaan. Spiritualitas mampu membantu individu dalam
menemukan makna dan tujuan dalam hidup mereka dan lebih menunjukan
nilai personalnya.

Anda mungkin juga menyukai