Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI EFEKTIF PADA LANSIA

Disusun oleh :
Kelompok 4

1. Setyo nugroho (22017036)


2. Anna sulistyo wati (22018007)
3. Issemi lestari (22018024)
4. Richa hartiyanti (22018038)
5. Apriliana saputri (22018041)
Pengertian
• Komunikasi ,isItilah komunikasi berasal dari bahasa Latin
communicare-communicatio dan communicatus yang berarti suatu
alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan
penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya.
• Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah
menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan
60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO)
menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses
menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia.Kelompok lanjut usia (LANSIA) adalah
kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto
dan Setiabudhi, 2012).
Lanjutan…..
• Komunikasi efektif pada lansia adalah komunikasi
interpersonal yang sangat penting dalam membangun
hubungan yang baik antara perawat dan lansia disebuah panti
jompo
• Komunikasi Terapeutik adalah Ciri hubungan atau
komunikasi terapeutik adalah berpusat pada klien lansia,
menghargai klien lansia sebagai individu yang unik dan
bebas, serta meningkatkan kemampuan klien lansia untuk
berpatisipasi dengan aktif dalam mengambil keputusan
mengenai pengobatan dan perawatannya.
Proses Komunikasi pada Lansia
Menurut Jeanny Ivones (2012), proses komunikasi pada lansia berikut :
• Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
dan lama wawancara.
• Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan
pengunduran kemampuan untuk merespon verbal.
• Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
sosiokulturalnya.
• Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam
berfikir abstrak.
• Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respons
nonverbal, seperti kontak mata secara langsung duduk dan menyentuh pasien.
• Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan
distress yang ada.
Lanjutan…
• Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara
pengkajian.
• Perawat harus memperhatikan respons pasien dengan mendengarkan dengan cermat
dan tetap mengobservasi.
• Tempat wawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien.
• Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.
• Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi yang sensitif terhadap suara
berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.
• Perawat harus mengosultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau orang
lain yang sangat mengenal pasien.
• Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara
• Duduk tegak, rileks, dan menghadapkan lansia
secara muka dengan muka. Posisi ini
menunjukan “saya siap dan mau
Metode mendengarkan”.
Komunikasi pada • Mempertahankan kontak mata.
Lansia • Tubuh perawat atau pemberi asuhan sedikit
membungkuk atau sikap menghormat ke arah
lansia.
• Mempertahankan sikap tubuh yang terbuka.
• Mempertahankan posisi tubuh yang rileks
Strategi Komunikasi dengan Lansia yang
Mengalami Penurunan Fungsi
• Teknik komunikasi lansia yang mengalami gangguan penglihatan
• Teknik komunikasi lansia dengan gangguan pendengaran
• dalam berkomunikasi dengan lansia yang mengalami gangguan wicara
• Teknik komunikasi dengan lansia yang mengalami gangguan
kesadaran
• Teknik komunikasi dengan lansia yang mengalami penurunan daya
ingat
Strategi Komunikasi dengan Lansia yang
Mengalami Penurunan Fungsi
• Teknik komunikasi yang perlu diperhatikan selama berkomunikasi dengan
lansia yang mengalami gangguan penglihatan :
• Perawat sedapat mungkin mengambil posisi yang dapat dilihat oleh klien lansia, bila ia
mengalami kebutaan persial atau memberitahu secara verbal keberadaan atau
kehadirannya.
• Perawat menyebutkan identitasnya dan menyebutkan nama secara perannya.
• Perawat berbicara dengan menggunakan nada suara normal karena kondisi lansia tidak
memungkinnya menerima pesan nonverbal secara visual.
• Nada suara perawat memegang peranan besar dan bermakna bagi lansia
• Jelaskan alasan perawat menyentuh sebelum melakukan sentuhan pada lansia.
• Ketika perawat akan meninggalkan ruangan atau hendak memutus komunikasi atau
pembicaraan, informasikan kepada lansia.
• Orientasikan lansia pada suara-suara yang terdengar disekitarnya.
• Orientasikan lansia pada lingkungannya bila lansia dipindahkan ke lingkungan yang asing
baginya
Lanjutan…
• Teknik komunikasi yang dapat digunakan ada klien lansia dengan gangguan
pendengaran.
• Orientasikan kehadiran perawat dengan menyentuh lansia atau memposisikan diri di depannya.
• Usahakan menggunakan Bahasa yang sederhana dan berbicara dengan perlahan untuk
memudahkan lansia membaca gerak bibir perawat.
• Usahakan berbicara dengan posisi tepat didepan lansia dan pertahankan sikap tubuh serta
mimik wajah yang lazim.
• Jangan melakukan pembicaraan ketika perawat sedang mengunyah sesuatu.
• Gunakan Bahasa pantomim bila memungkinkan dengan gerakan sederhana dan perlahan.
• Gunakan Bahasa isyarat atau Bahasa jari bila diperlukan dan perawat mampu melakukannya.
• Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan sampaikan pesan dalam bentuk tulisan
atau gambar
Lanjutan…
• Berikut yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia
yang mengalami gangguan wicara.
• Perawat memperhatikan mimik dan gerak bibir lansia.
• Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang kembali
kata-kata yang diucapkan lansia.
• Mengendalikan pembicaraan supaya tidak membahas terlalu banyak topik.
• Memperhatikan setiap detail komunikasi sehingga pesan dapat diterima
dengan baik.
• Bila perlu gunakan Bahasa tulisan dan symbol.
• Bila memungkinkan hadirkan orang yang biasa berkomunikasi lisan dengan
lansia untuk menjadi mediator komunikasi .
Lanjutan…
• Berikut yang perlu hal-hal diperhatikan dalam berkomunikasi dengan
lansia yang mengalami gangguan kesadaran.
• Perawat harus hati-hati ketika melakukan pembicaraan verbal dekat dengan
lansia karena ada keyakinan bahwa organ terakhir yang mengalami
penurunan kemampuan menerima rangsangan pada individu yang tidak
sadar.
• Perawat harus mengambil asumsi bahwa lansia dapat mendengar
pembicaraan kita.
• Perawat harus memberi ungkapan verbal sebelum menyentuh lansia.
• Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu
lansia berfokus pada komunikasi yang dilakukan .
Lanjutan…
• Berikut yang perlu hal-hal diperhatikan berkomunikasi dengan lansia
yang mengalami penurunan daya ingat.
• Lupa kejadian yang baru saja dialami.
• Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
• Kesulitan dalam berbahasa.
• Disorientasi waktu dan tempat.
• Tidak mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai