Kustati, AMK, S. Pd
S1-KEPERAWATAN
Karakteristik Lanjut Usia
• Lanjut usia (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya.
WHO mengelompokkan lansia menjadi empat kelompok yang meliputi :
Middle age (usia pertengahan), yaitu kelompok usi 45-59 tahun
Pendekatan ini relatif mudah dilaksanakan dan dicarikan solusinya karena riil dan mudah di
observasi.
2) Pendekatan psikologis
Pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, umumnya
membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan perawat berperan
sebagai konselor, advokat, suporter, dan interpreter terhadap segala sesuatu atau sebagai
penampung masalah-masalah rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi
pasien.
3) Pendekatan sosial
4) Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau
agama yang dianutnya, terutama ketika klien dalam keadaan sakit atau mendekatii
kematian.
Teknik Komunikasi Pada Lansia
1) Tekmik asertif
Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima pasien apa adanya. Perawat
bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan
memperhatikan pasien serta berusaha untuk mengerti/mamahami pasien (Mudakir, 2006).
2) Responsif
Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat kepada pasien yang dilakukan secara aktif
untuk memberikan ketenangan pasien. Contoh :”Apa yang ibu pikirkan saat ini> Apakah yang
bisa saya bantu untuk ibu?” (Mudakir, 2006).
3) Fokus
Dalam komuniaksi, sering di jumpai lansia berbicara panjang lebar dan mengungkapkan
pernyataan di luar materi dan tidak relevan dengan tujuan terapi. Sehubungan dengan hal
tersebut, perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan (Mudakir, 2006).
4) Supotif
Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu disikapi
dengan menjaga kestabilan emosi pasien dengan cara memberikan dukungann (suportif).
Contoh : “ Saya yakin Bapak dapat mampu melakukan tugas Bapak dengan baik, jika Bapak
memerlukan saya siap membantu”. (Mudakir, 2006).
5) Klarifikasi
Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi yang
disampaikan pasien. Klasifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau
meminta pasien memberi penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan persepsi. Contoh :”
Coba ibu jelaskan kembali bagaimana perasaan ibu saat ini.” (Mudakir, 2006).
Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-kanakan.
Perubahan ini harus di sikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dan
pasien lansia dapat efektif (Mudakir, 2006).
Hambatan Komunikasi Pada Lansia
• Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan
dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses
menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang
menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang
mulai melemah.
Cara mengatasi hambatan Komunikais pada lansia
• Menjaga agar tingkat kebisingan minimum. • Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan
• Menjadi pendengar yang setia, sediakan sederhana.
waktu untuk mengobrol.
• Beri kesempatan pada pasien untuk berpikir.
• Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi
dengan baik. • Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial,
• Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas. seperti perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
• Jangan berbicara dengan keras/berteriak,
bicara langsung dengan telinga yang dapat • Berbicara pada tingkat pemahaman pasien.
mendengar dengan lebih baik. • Selalu menanyakan respons, terutama ketika
• Berdiri di depan pasien, jangan terlalu jauh mengajarkan suatu tugas atau keahlian.
dari lansia.
Teknik Perawatan Lansia Pada
Reaksi Penolakan
• Penolakan merupakan reaksi ketidakpastian lansia menerima perubahan yang terjadi pada dirinya.
• Perawat dalam menjamin komunikasi perlu memahami kondisi ini sehingga dapat menjalin komunikasi
yang efektif, tidak menyinggung perasaan lansia yang realtif sentitif.
• Langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi pasien lansia dengan reaksi penolakan, yaitu :