Anda di halaman 1dari 21

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PADA PASIEN LANJUT USIA


(LANSIA)
OLEH :

Kustati, AMK, S. Pd

S1-KEPERAWATAN
Karakteristik Lanjut Usia
• Lanjut usia (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya.
WHO mengelompokkan lansia menjadi empat kelompok yang meliputi :
 Middle age (usia pertengahan), yaitu kelompok usi 45-59 tahun

 Elderly, anatara 60-74 tahun


 Usia antara 75-90 tahun

 Very old, lebih dari 90 tahun


Sementara itu, klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia meliputi :
 Young old: 60-70 tahun

 Middle old: 75-84 tahun


 Old-old: >85 tahun
• Karakteristik lansia sering berhubungan dengan kemunduran fisik yang
terjadi dan penyakit akibat proses menua. Untuk mempermudah
memahami bagaimana melakukan pendekatan ataupun bagaimana
strategi komunikasi pada lanisa, perawat perlu tahu masalah dan
penyakit yang sering dihadapi oleh pasien.
1) Mudah jatuh 10) Berat badan menurun
2) Mudah lelah 11) Sukar menahan buang air kecil (sering
3) Nyeri dada ngompol)
4) Kekacauan mental 12) Sukar menahan buang air besar
5) Sesak napas pada waktu melakukan 13) Gangguan sulit tidur
kerja fisik 14) Keluhan perasaan dingin
6) Berdebar-debar (palpitasi) 15) Kesemuatan pada anggota badan
7) Pembengkakan kaki baguan bawah 16) Mudah gatal-gatal
8) Nyeri pinggang atau punggung 17) Keluhan pusing-pusing
9) Nyeri pada sendi panggul 18) Sakit kepala
Pendekatan Perawatan Lansia
Dalam Konteks Komunikasi
1) Pendekatan Fisik

Pendekatan ini relatif mudah dilaksanakan dan dicarikan solusinya karena riil dan mudah di
observasi.

2) Pendekatan psikologis

Pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, umumnya
membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan perawat berperan
sebagai konselor, advokat, suporter, dan interpreter terhadap segala sesuatu atau sebagai
penampung masalah-masalah rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi
pasien.
3) Pendekatan sosial

Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan


lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain atau mengadakan
kegiatan-kegiatan kelompok.

4) Pendekatan spiritual

Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau
agama yang dianutnya, terutama ketika klien dalam keadaan sakit atau mendekatii
kematian.
Teknik Komunikasi Pada Lansia
1) Tekmik asertif

Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima pasien apa adanya. Perawat
bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan
memperhatikan pasien serta berusaha untuk mengerti/mamahami pasien (Mudakir, 2006).

2) Responsif

Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat kepada pasien yang dilakukan secara aktif
untuk memberikan ketenangan pasien. Contoh :”Apa yang ibu pikirkan saat ini> Apakah yang
bisa saya bantu untuk ibu?” (Mudakir, 2006).
3) Fokus

Dalam komuniaksi, sering di jumpai lansia berbicara panjang lebar dan mengungkapkan
pernyataan di luar materi dan tidak relevan dengan tujuan terapi. Sehubungan dengan hal
tersebut, perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan (Mudakir, 2006).

4) Supotif

Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu disikapi
dengan menjaga kestabilan emosi pasien dengan cara memberikan dukungann (suportif).
Contoh : “ Saya yakin Bapak dapat mampu melakukan tugas Bapak dengan baik, jika Bapak
memerlukan saya siap membantu”. (Mudakir, 2006).
5) Klarifikasi

Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi yang
disampaikan pasien. Klasifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau
meminta pasien memberi penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan persepsi. Contoh :”
Coba ibu jelaskan kembali bagaimana perasaan ibu saat ini.” (Mudakir, 2006).

6) Sabar dan Ikhlas

Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-kanakan.
Perubahan ini harus di sikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dan
pasien lansia dapat efektif (Mudakir, 2006).
Hambatan Komunikasi Pada Lansia
• Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan
dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses
menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang
menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang
mulai melemah.
Cara mengatasi hambatan Komunikais pada lansia

• Menjaga agar tingkat kebisingan minimum. • Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan
• Menjadi pendengar yang setia, sediakan sederhana.
waktu untuk mengobrol.
• Beri kesempatan pada pasien untuk berpikir.
• Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi
dengan baik. • Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial,
• Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas. seperti perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
• Jangan berbicara dengan keras/berteriak,
bicara langsung dengan telinga yang dapat • Berbicara pada tingkat pemahaman pasien.
mendengar dengan lebih baik. • Selalu menanyakan respons, terutama ketika
• Berdiri di depan pasien, jangan terlalu jauh mengajarkan suatu tugas atau keahlian.
dari lansia.
Teknik Perawatan Lansia Pada
Reaksi Penolakan
• Penolakan merupakan reaksi ketidakpastian lansia menerima perubahan yang terjadi pada dirinya.

• Perawat dalam menjamin komunikasi perlu memahami kondisi ini sehingga dapat menjalin komunikasi
yang efektif, tidak menyinggung perasaan lansia yang realtif sentitif.

• Langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi pasien lansia dengan reaksi penolakan, yaitu :

1) Kenali segera reaksi penolakan pasien

2) Orientasikan pasien lansia pada pelaksanaan perawatan diri sendiri.

3) Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat dengan tepat


Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinteraksi dengan lansia

1) Menunjukkan rasa hormat 6) Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus


berteriak, menggunakan bahasa dan kalimat
2) Hindari menggunakan istilah yang
yang sederhana.
merendahkan pasien
7) Menggunakan bahasa yang mudah di mengerti
3) Pertahankan kontak mata dengan pasien
pasien.
4) Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa
8) Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti
dan mendengarkan adalah kunci komunikasi
pasien.
efektif
9) Menyederhanakan atau menuliskan instruksi.
5) Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan
perasaannya. 10) Mengenal dahulu kultur dan latar belakang
budaya pasien.
Penerapan Model Komunikasi Pada
Lansia
1. Model Komunikasi Shannon Weaver
Tujuan dengan reaksi penolaka adalah adanya perubahan perilaku lansia dari
penolakan menjadi kooperatif.
Kelebihan :
Dalam komunikasi melibatkan anggota keluarga atau orang lain yang berpengaruh.
Kekurangan :
Memerlukan waktu yang cukup lama.
2. Model Komunikasi Leary
Model ini saling mempengaruhi dan dipengaruhi, dimana respon seseorang
dipengaruhi oleh bagaimana orang tersebut diperlakukan.
Kelebihan :
Terjadinya hubungan relationship (hubungan perawat-pasien lebih dekat sehingga
masalah lebih dapat terseesaikan).
Kekurangan :
Perawat lebih dominan dan pasien lansia patuh.
3. Model Komunikasi Terapeutik
Model ini membantu mendorong melaksanakan komunikasi dengan empati,
menghargai dan harmonis.
Kelebihan :
Dengan teknik komunikais yang baik lansia akan lebih paham apa yang kita
bicarakan.
Kekurangan :
Kondisi empati kurang cocok diterapkan oleh perawat untuk perawatan lansia
dengan reaksi penolakan.
4. Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan
Menekankan pada persepsi pasien untuk mencari sehat, menjauhi sakit, merasakan
adanya ancaman/manfaat untuk mempertahankan kesehatannya.
Kelebihan :
Lansia yang mengetahui adanya ancaman kesehatan akan dapat bermanfaat dan
sebagai barier dalam melaksanakan tindakan pencegahan penyakit.
Kekurangan :
Tidak semua lansia merasakan adanya ancaman kesehatan.
5. Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi yang berfokus pada transaksi antara profesional kesehatan-pasien yang
sesuai dengan permasalahan kesehatan pasien.
Kelebihan :
Dapat menyelesaikan masalah pasien lansia dengan tuntas.
Kekurangan :
Membutihkan waktu yang lama untuk menyelesaikan permasalahan
6. Model Interaksi King
Perawat harus mempunyai persepsi secara ilmiah tentang hal-hal yang akan
dikomunikasikan. Persepsi ini kemudian disepakati dengan pasien sehingga
menyebabkan terjadinya reaksi interaksi dan transaksi.
Kelebihan :
Komunikasi dapat sesuai dengan tujuan jika lansia sudah kooperatif.
Kekurangan :
Pasien lansia dengan reaksi penolakan akan mengalami kesulitan untuk dilakukan
komunikasi model ini, karena tidak kooperatif.

Anda mungkin juga menyukai