Pada Lansia
Indri Erwhani
Komunikasi therapeutik
Definisi Komunikasi terapeutik adalah hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar
menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim
terapeutik (Stuart dan Sundeen).
artinya komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat saat melakukan intervensi
keperawatan harus mampu memberikan kasiat therapi dalam proses penyembuhan pasien.
Oleh karenanya seorang perawat harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif
komunikasi therapeutic agar kebutuhan, kepuasan pasien dapat dipenuhi.
Karakteristik hubungan antara perawat-klien adalah berupa perilaku, pikiran dan perasaan
Manfaat Komunikasi Terapeutik
perubahan pada aspek fisik berupa perubahan neurologi dan sensorik, perubahan
visual, perubahan pendengaran.
1 Pendekatan fisik
Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan,
kejadian yang dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat
kesehatan yang masih bisa di capai dan di kembangkan serta
penyakit yang dapat di cegah progresifitasnya.
1. Teknik asertif
Sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan
menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan
memperhatikan pasien, agar komunikasi dapat dimengerti.
2. Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap klien merupakan bentuk
perhatian petugas kepada klien. misalnya dengan mengajukan
pertanyaan ‘apa yang sedang bapak/ibu fikirkan saat ini, ‘apa yang
bisa dibantu…?
berespon berarti bersikap aktif tidak menunggu permintaan
bantuan dari klien.
Sikap aktif seperti ini akan menciptakan perasaan tenang bagi klien.
3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang diinginkan.
Ketika klien mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan di luar materi yang di inginkan,
maka perawat hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan.
4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik fisik maupun psikis menyebabkan emosi
klien relative menjadi labil, sikapi menjaga kesetabilan emosi klien lansia misalnya
dengan mengiyakan , senyum dan mengagukkan kepala ketika lansia
mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat.
5. Klarifikasi
Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari
satu kali ,agar maksud pembicaraan perawat dapat di terima dan di persepsikan sama oleh
klien : ‘bapak/ibu bisa menerima apa yang saya sampaikan tadi..? bisa minta tolong
bapak/ibu untuk menjelaskan kembali apa yang saya sampaikan tadi…?.
Terkadang lansia merepotkan dengan sifat kekanak-kanakan, perubahan ini disikapi dengan
sabar dan ikhlas , bila tidak menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga
komunikasi yang di lakukan tidak terapeutik, dan dapat berakibat komunikasi berlangsung
emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan perawat.
Hambatan Berkomunikasi Dengan Lansia
1. Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya di tandai dengan prilaku-prilaku di
bawah ini:
a) Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan bicara)
b) Meremehkan orang lain
c) Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
d) Menonjolkan diri sendiri
Non asertif