Anda di halaman 1dari 24

PENGKAJIAN PARIPURNA

GERIATRI (P3G)
Disampaikan pada Pertemuan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
Bandung, 26 September 2022
PROGRAM KESEHATAN
LANJUT USIA LANSIA SEHAT
Meningkatnya kualitas hidup lansia agar sehat, PROMOTIF DAN PREVENTIF
mandiri, aktif, produktif (SMART) serta Skrinning/Deteksi Dini/Pemberdayaan Lansia :
berdaya guna bagi keluarga dan masyarakar 1. Puskesmas Santun Lansia
2. Posyandu Lansia/Terintegrasi PTM-LP/LS
dengan pendekatan siklus hidup

LANSIA SAKIT
PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, DAN
REHABILITATIF
1. Puskesmas Santun Lansia
2. RS dengan pelayanan geriatri terpadu dan harmonisasi
sistem rujukan
3. Perawatan Jangka Panjang
4. Pelayanan Minimun Kesehatan Lansia pada situasi krisis
kesehatan

AKHIR HAYAT BERMARTABAT


PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN
Lansia usia ≥60 tahun Layanan Kesehatan
Berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan • Edukasi PHBS
usia lanjut sesuai standar • Skrinning Kesehatan
• Penyuluhan Kesehatan
• Rujukan
Minimal 1x/setahun
Pemda “wajib” memenuhi Skrinning Risiko
layanan standar minimal
1x dalam setahun PTM/PM
a. Pengukuran TB, BB dan Lingkar Perut
b. Pengukuran tekanan darah.
c. Pengukuran gula darah
100% d. Pengukuran kadar kolesterol dalam darah
Target 100% semua sasaran e. Pemeriksaan gangguan mental
lansia mendapatkan layanan f. Pemeriksaan gangguan kognitif
minimal g. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia
lanjut
h. Anamnesa Perilaku berisiko
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
Lansia yang berkunjung ke Puskesmas pada kontak pertama dengan petugas
kesehatan dilakukan: Pengkajian Paripurna Geriatri (P3G)
Dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh dokter

• Keluarga
UKBM dengan Pembinaan • Perkesmas
Puskesmas • Puskesmas
• Rumah Sakit
PELAYANAN KEPADA LANSIA
A. Pengkajian Paripurna Pengelompokan: Program
Geriatri (P3G)
Tujuan: Menapis dan a.Lansia sehat dan Ikut kegiatan di
mengelompokkan usia lanjut ~ mandiri Kelompok Lansia/
status fungsionalnya b.Lansia sehat dengan Posyandu
Lansia yang berkunjung ke ketergantungan ringan Lansia/Posbindu aktif
Puskesmas pada kontak
pertama dengan petugas c.Lansia sehat dengan • Rujuk ke RS atau
kesehatan dilakukan: ketergantungan sedang • Layanan home care --
pengkajian paripurna d.Lansia dengan > melibatkan pelaku
menggunakan ketergantungan berat/ rawat/pendamping/
Comprehensive Geriatric total Pramusila(caregiver)
Assessment (CGA).
Dilakukan oleh tim yang e.Lansia pasca-rawat
(dua minggu pertama) • Layanan home care
dipimpin oleh dokter
f. Lansia yang -- > melibatkan pelaku
Paripurna: tidak hanya
memerlukan asuhan rawat/pendamping
melakukan pengobatan tapi
nutrisi (caregiver)
juga perlu melakukan
• Ketergangan ringan –
berbagai upaya promotif, g.Lansia yang
pencegahan penyakit, serta memerlukan sedang -- > dapat ikut
pencegahan komplikasi dan pendampingan kegiatan kelompok
pendekatan rehabilitatif (memiliki masalah Lansia dibawah
psiko-kognitif pengawasan dokter
Masalah Kesehatan pada Lanjut Usia
SINDROMA
Penyakit Terbanyak GERIATRI
kumpulan gejala atau masalah kesehatan
Masalah Kesehatan
Pneumonia, PPOK, Gagal
Jantung Kongestif, Osteoartritis, yang sering dialami oleh seorang pasien Gigi datn Mulut
Infeksi saluran kemih, DM, geriatri
Hipertensi,

Masalah Gizi pada Masalah Kesehatan


Lansia Masalah Kesehatan Mental
Depresi, Demensia, Delirium, Reproduksi
KEK, Gizi Lebih, Insomnia, Ganggungan cemas
Anemia,
SINDROMA GERIATRI (14i)
1. immobilisasi (berkurangnya kemampuan gerak);
2. instabilitas postural (jatuh dan patah tulang);
3. inkontinensia urin (mengompol);
4. infection (infeksi); Enam dari “ 14 i ” yaitu imobilisasi,
5. impairment of senses (gangguan fungsi panca indera); instabilitas postural, intelectual
6. inanition (gangguan gizi); impairment (delirium dan demensia),
7. iatrogenik (masalah akibat tindakan medis); infeksi dan isolasi akibat depresi serta
8. insomnia (gangguan tidur); inkotinensia urine/alvi merupakan
kondisi-kondisi yang paling sering
9. intelectual impairment (gangguan fungsi kognitif); menyebabkan lansia harus dikelola
10. isolation (isolasi/menarik diri); secara intensif (geriatric giant)
11. impecunity (berkurangnya kemampuan keuangan);
12. impaction (konstipasi);
13. immune deficiency (gangguan sistem imun);
14. impotence (gangguan fungsi seksual)
Pengertian P3G
● Suatu proses diagnostik interdisiplin, untuk menentukan
masalah dan kapabilitas medis, kemampuan fungsional,
psikososial dan lingkungan bagi pasien lanjut usia. Karena
karakteristik dan sindrom pada pasien geriatri berbeda maka
diperlukan pendekatan khusus yang berorientasi bio-psiko-
sosial kepada setiap pasien lanjut usia yang mutlak diperlukan
agar penatalaksanaannya paripurna.

● Pengkajian paripurna ini sendiri merupakan instrumen dasar


yang harus dimiliki oleh setiap dokter, perawat, tenaga gizi,
tenaga keterapian fisik dan lain-lain yang mengelola pasien
geriatri sesuai dengan kompetensinya masing-masing
Tujuan dan Manfaat P3G

Tujuan P3G Manfaat P3G


Mendapatkan keterpaduan dalam
merencanakan penanganan
tatalaksana geriatri sehingga
yang komprehensif serta tindak
tatalaksana menjadi efektif dan efisien
lanjut jangka panjang.
(penghematan biaya pengobatan)
INSTRUMENT P3G
ADL, IADL, dan Mini Nutritional
penilaian resiko jatuh Assessment (MNA)

Status Status
Status Status mental Status Sosial
Fisik Fungsional dan Nutrisi
kognitif
Ekonomi

Status Mental : Meliputi keluarga,


Pemeriksaan tanda vital, Geriatric Depression Scale (GDS) lingkungan fisik,
jasmansi Status Kognitif : masyarakat sekitar,
Mini Cog dan clock drawing test, ekonomi dan aspek
abbreviatedmental test (AMT) atau hukum
yang lebih rinci dengan Mini Mental
State Examination (MMSE)
PENILAIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL)
DENGAN INSTRUMEN INDEKS BARTHEL MODIFIKASI

Tujuan Manfaat Instrument

A D L

Menilai Tingkat • dapat digunakan untuk Kuesioner dalam bentuk skala


kemandirian dalam melihat kemajuan pasien angka, ditanyakan langsung kepada
aktivitas kehidupan penyakit kronis sebelum pasien ataupun keluarga terkait
sehari-hari dan setelah terapi kemandirian fungsi dalam
• untuk menentukan berapa mengurus diri sendiri dan mobilitas
besar bantuan perawatan
yang dibutuhkan pasien
ADL
Index
Barthel
PENILAIAN TINGKAT KEMANDIRIAN
DENGAN INSTRUMENTAL ACTIVITIES OF
DAILY LIVING (IADL) LAWTON)

Pemeriksa menanyakan 8 kegiatan sehari-


hari yang tercantum di kuesioner dengan
tulisan di bold dan melingkari skor angka
sesuai jawaban yang disampaikan pasien.

Dilakukan penjumlahan skor hasil akhir


pemeriksaan, dan dilakukan interpretasi
sebagai berikut :
  0 : Dikerjakan oleh orang lain
  1 : Perlu bantuan sepanjang waktu
  2 : Perlu bantuan sesekali
  3-8 : Independen/mandiri
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA

Latarbelakang Pelaksanaan Hasil

1 2 3

kejadian jatuh pada lansia Menggunakan kuesioner


Penilaian Risiko Jatuh Pasien Skor 0 : tidak ada resiko jatuh
semakin meningkat dari tahun
Lanjut Usia Tenaga medis perlu Skor 1-3 : Risiko rendah
ke tahun, yang disebabkan oleh
mengidentifikasi gejala/kriteria Skor ≥ 4 : Risiko tinggi
faktor lingkungan dan penyakit
yang diderita. seperti yang disebutkan dalam
kuesioner.
Pasien dengan risiko jatuh tinggi harus
diberikan program pencegahan jatuh berupa
1. Identifikasi dengan pemberian gelang/pita
kuning risiko jatuh saat berada di fasilitas
kesehatan umum
2. Edukasi mencegah jatuhnya pada pasien
dan keluarga
3. Pasien dengan risiko jatuh tinggi harus
dirujuk ke dokter terlatih tentang geriatric
untuk tata laksana lebih lanjut.
4. Tatalaksana yang dapat diberikan adalah
mengatasi factor risiko yang ditemukan
meliputi :
• Pusing diatasi : dimana ini disebabkan oleh
hipertensi sehingga hipertensi perlu dikontrol
lebih teratur
• Gangguan penglihatan (katarak) diatasi
dengan dirujuk ke dokter mata untuk
dilakukan operasi katarak
• Memperkuat kekuatan otot dengan diberikan
pelatihan
PENILAIAN DEPRESI PASIEN LANJUT USIA
DENGAN
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION
Panduan pengisian instrumen GDS
SCALE (GDS)
1. Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksa akan
menanyakan keadaan perasaannya dalam dua minggu
terakhir, tidak ada jawaban benar salah, jawablah ya
atau tidak sesuai dengan perasaan yang paling tepat
akhir-akhir ini.
2. Bacakan pertanyaan nomor 1 – 15 sesuai dengan
kalimat yang tertulis, tunggu jawaban pasien. Jika
jawaban kurang jelas, tegaskan lagi apakah pasien
ingin menjawab ya atau tidak. Beri tanda (lingkari)
jawaban pasien tersebut.
3. Setelah semua pertanyaan dijawab, hitunglah jumlah
jawaban yang bercetak tebal. Setiap jawaban
(ya/tidak) yang bercetak tebal diberi nilai satu (1).
4. Jumlah skor diantara 0-5 menunjukkan kemungkinan
besar tidak ada gangguan depresi
5. Jumlah skor diantara 5-9 menunjukkan kemungkinan
besar ada gangguan depresi.
6. Jumlah skor 10 atau lebih menunjukkan ada gangguan
depresi
PENILAIAN STATUS MENTAL DAN KOGNITIF
PASIEN LANJUT USIA
Mini Mental State
Mini Cog dan Clock Abbreviated Mental Examination
Drawing Test Test (AMT) (MMSE)

1 2 3

• Kemampuan untuk mengingat Penilaian status mental Penilaian lebih detail : 5 pertanyaan
kembali nama tiga benda segera dan kognitif dengan 10
setelah disebutkan dan sesudah pertanyaan
beberapa saat (kira-kira 3 menit)
• Menggambar jam secara utuh
Mini Cog test Clock Drawing test (CDT4)
1. Mintalah pasien untuk 1. Mintalah responden untuk menggambar sebuah
mendengarkan dengan cermat, jam bundar lengkap dengan angka- angkanya
mengingat, dan kemudian dan jarum jamnya yang menunjukkan pukul
sebelas lewat sepuluh menit
mengulangi menyebutkan tiga 2. Siapkan bahan:
kata yang tidak berhubungan • Selembar kertas putih kosong, atau
(contoh: bola, melati, kursi) yang selembar kertas dengan gambar lingkaran,
disebutkan oleh pemeriksa. untuk pasien yang tidak mampu
2. Minta pasien untuk menggambar lingkaran)
• Pensil tanpa penghapus
menyebutkan kembali tiga kata
yang telah disebutkan di awal
pemeriksaan
3. Bila pasien tidak mampu
menyebutkan kata-kata pada
Interpretasi hasil :
awal pemeriksaan, maka tidak • Dikatakan curiga fungsi kognitifnya menurun apabila tidak dapat
perlu ditanyakan kembali. mengingat satu atau lebih kata yang diberikan sebelumnya dan
Karena hal tersebut telah atau tidak mampu menggambar jam dengan sempurna
menunjukkan hendaya kognitif
• Tetapi apabila dapat mengingat tiga kata yang diberikan sebelumnya
dan atau mampu menggambar jam dengan sempurna (skor 4) :
kemungkinan fungsi kognitif dalam batas normal
PENILAIAN STATUS MENTAL DENGAN
MINI MENTAL STATE EXAMINATION
(MMSE)
Panduan pengisian instrumen MMSE
1. Berikan Skor pada setiap jawaban pertanyaan
yang benar.
2. Nilailah tingkat kesadaran responden pada garis
aksis, dari sadar penuh pada ujung kiri sampai
dengan koma pada ujung kanan
Interpretasi :
Dalam melakukan interpretasi hasil penilaian MMSE
maka perlu mempertimbangkan tingkat pendidikan dan
kesadaran pasien.
Secara umum (sederhana) pengelompokkan fungsi
kognitif global dengan instrumen MMSE dapat
dikelompokkan sebagai berikut
•   Skor 0-10 : fungsi kognitif global buruk
•   Skor 11-20: fungsi kognitif global sedang
•   Skor 21 – 30: fungsi kognitif global masih relatif
baik
Abbreviated Mental
Test (AMT)
MINI NUTRIONAL
ASSESSMENT
(MNA)
Mini Nutritional Assessment (MNA) merupakan
salah satu instrumen untuk mendeteksi
adanya risiko malnutrisi atau adanya
malnutrisi pada kelompok lanjut usia

Cara pelaksanaan :
Pemeriksaan dengan Instrumen MNA terdiri
dari dua tahap, yaitu tahap pertama
(penapisan/skrining), dan tahap kedua
(penilaian).
Apabila skor pada tahap pertama <11, akan
dilanjutkan ke tahap kedua. Selanjutnya,
seseorang diklasifikasikan :
• malnutrisi apabila jumlah total skor <17, dan
• berisiko malnutrisi apabila total skor antara
17–23,5.
12

Pasien ini walaupun memiliki IMT normal,tetapi


memiliki risiko malnutrisi sehingga perlu diberikan
edukasi terkait nutrisi sesuai dengan permasalahan di
atas.
PENUTUP
Karakteristik Pelayanan Continuum Of Care
Karakteristik pasien Pengelolaannya harus Prinsip harus interdisiplin
geriatri berbeda dari khusus (tenaga, sistem, dan pelayanan
dewasa muda dan sarana) Berkesinambungan

Pengelolaan Pengobatan Output


Pengelolaan disesuaikan Pengobatan paripurna Tercapai Kualitas
dengan pentahapan kondisi dan interdisiplin Hidup Yang Baik dan
medik dan status fungsional atau Kualitas Wafat
Yang Baik
TERIMAKASI
H
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai