Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN

PELAYANAN GERIATRI

DI SUSUN
OLEH

POKJA
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)

BLUD RS H.M. DJAFAR HARUN


KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2023
PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT H.M. DJAFAR HARUN
Jl. Trans Sulawesi Desa Tojabi Kec. Lasusua Kode Pos 93911
KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RS H.M. DJAFAR HARUN
KABUPATEN KOLAKA UTARA
NOMOR : 445/009/2023

TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN GERIATRI

DIREKTUR BLUD RS H.M. DJAFAR HARUN KABUPATEN KOLAKA UTARA

Menimbang : a. Bahwa terjadi peningkatan populasi lanjut usia di Indonesia yang


dapat menimbulkan permasalahan terkait aspek medis, psikologis,
ekonomi, dan sosial sehingga diperlukan peningkatan pelayanan
kesehatan terhadap warga lanjut usia;
b. Bahwa dengan kondisi multi penyakit, berbagai penurunan fungsi
organ, gangguan psikologis dan sosial ekonomi serta lingkungan
pada warga usia lanju, pelayanan terhadap warga lanju usia di
rumah sakit dilakukan melalui pelayanan geriatri terpadu dengan
pendekatan multi disiplin yang bekerja secara inter disiplin;
c. Bahwa Tim Terpadu Geriatri membuat pedoman dan program kerja
sebagai dasar acuan kegiatan tim.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b dan c, maka perlu menetapkan Keputusan Direktur
tentang Pedoman Kerja Tim Terpadu Geriatri Rumah Sakit Umum
Daerah H.M. Djafar Harun

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang KesejahteraanLanjut


Usia (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun
1998 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
3796);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4430);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun
2023 tentang Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 ahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan kesejahteraan Lanju Usia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4451);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 308 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2020 tentang
Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/128/2022 Tentang standar akreditasi
Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :

KESATU :KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT H.M. DJAFAR


HARUN TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN
PELAYANAN GERIATRI DI BLUD RUMAH SAKIT H.M.
DJAFAR HARUN
KEDUA :Keputusan Direktur BLUD Rumah Sakit H.M. Djafar Harun Tentang
Pedoman Pelayanan Geriatri Di BLUD Rumah Sakit H.M. Djafar Harun
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan Direktur ini.
KETIGA :Pedoman Pelayanan Geriatri Di BLUD Rumah Sakit H.M. Djafar Harun
harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di BLUD RS H.M.
Djafar Harun
KEEMPAT :Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan berlaku sampai
dengan ada peraturan yang baru. apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan
perbaikan/pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lasusua
Pada tanggal : 03 Januari 2023
Direktur BLUD RS H.M. Djafar Harun
Kab. Kolaka Utara

dr. SYARIF NUR, M. Kes., Sp.OG


Pembina, Tk.I.Gol.IV/b
NIP: 19720902 200112 1 005
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah di
berikan kepada penyusun, sehingga Regulasi tentang Pedoman Pelayanan Geriatri
BLUD RS H.M Djafar Harun Kolaka Utara ini dapat selesai.
Pedoman Pelayanan Geriatri BLUD RS H.M Djafar Harun Kolaka Utara,
merupakan acuan dalam melakukan pelayanan geriatri di BLUD RS H.M Djafar
Harun Kolaka Utara.
Penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama semua pihak
yang terkait dalam menyelesaikan penyusunan Pedoman Pelayanan Geriatri BLUD
RS H.M Djafar Harun Kolaka Utara.

Lasusua, 03 Januari 2023

Penyusun

v
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ i
REGULASI PEDOMAN PELAYANAN GERIATRI .......................................ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup ................................................................................... 2
D. Batasan Operasional ........................................................................... 3
E. Tujuan ...................................................................................................
F. Landasan Hukum ................................................................................ 4
BAB II STANDAR KETENAGAAN ................................................................ 5
A. Tim Terpadu geriatri ........................................................................... 5
B. Tugas Tim Geriatri ............................................................................. 5
BAB III STANDAR FASILITAS ....................................................................... 7
A. Standar Fasilitas.................................................................................. 7
B. Persyaratan Bangunan ........................................................................ 8
BAB IV TATA LAKSANAN PELAYANAN ................................................. 10
BAB V LOGISTIK ........................................................................................... 12
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ............................................................... 13
A. Pengertian ......................................................................................... 13
B. Tujuan ............................................................................................... 13
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien.................................................... 13
BAB VII PENGENDALIAN MUTU ............................................................... 14
BAB VIII PENUTUP ........................................................................................ 16

vi
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RS H.M. DJAFAR HARUN
KABUPATEN KOLAK UTARA
NOMOR : 445/009 /2023
TANGGAL : 03 JANUARI 2023

PEDOMAN PELAYANAN GERIATRI

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian,
adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada
penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin.
Dampak keberhasilan pembangunan kesehatan ditandai dengan
meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan ibu
melahirkan. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2014, Umur Harapan
Hidup (UHH) di Indonesia untuk wanita adalah 73 tahun dan untuk pria adalah
69 tahun.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memproyeksikan umur
harapan hidup di Indonesia pada tahun 2025 dapat mencapai 73,6 tahun. Upaya
peningkatan kesejahteraan pada lanjut usia diarahkan untuk memperpanjang usia
harapan hidup dan masa produktif agar terwujud kemandirian dan kesejahteraan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan pelayanan kesehatan
geriatri di rumah sakit. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan geriatri
di rumah sakit yang berkualitas,merata dan terjangkau maka pelayanan geriatri
harus dilakukan secara terpadu melalui pendekatan yang bersifat interdisiplin
oleh berbagai tenaga profesional yang bekerja dalam tim terpadu geriatri. Oleh
sebab itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan geriatri di rumah
sakit dan untuk mengakomodasi berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dibidang pelayanan geriatri, perlu disusun penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumahsakit.

1
B. Tujuan

1. Tujuan umum :

Terselenggaranya pelayanan lanjut usia/geriatri tingkat lengkap secara


terpadu dan nyaman di RSUD H.M. Djafar Harun
2. Tujuan Khusus :

a. Terselenggaranya pelayanan lanjut usia di rawat jalan.

b. Terselenggaranya pelayanan lanjut usia di rawat inap akut.

c. Terselenggaranya pelayanan lanjut usia kunjungan rumah (home


care).

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelayanan geriatri Berdasarkan kemampuan pelayanan,


pelayanan geriatri dibagi menjadi :
1. Tingkat Sederhana Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling
sedikit terdiri atas rawat jalan dan kunjungan rumah (home care).
2. Tingkat Lengkap Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling
sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, dan kunjungan rumah
(homecare).
3. Tingkat Sempurna Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna paling
sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah
(home care), dan Klinik Asuhan Siang.
4. Tingkat Paripurna Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna terdiri
atas rawat jalan, Klinik Asuhan Siang, rawat inap akut, rawat inap
kronik, rawat inap Psikogeriatri, penitipan Pasien Geriatri (respite
care), kunjungan rumah (home care), dan Hospice.

2
Rumah Sakit Umum Daerah H.M. Djafar Harun memberikan pelayanan
Geriatri Tingkat Lengkap.
Tingkatan sebagaimana dimaksud tersebut ditetapkan berdasarkan :

1. Jenis pelayanan

2. Sarana dan prasarana

3. Peralatan

4. Ketenagaan.

Jenis pelayanan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah H.M. Djafar
Harun berdasarkan tersedianya fasilitas sarana dan prasana, peralatan dan ketenagaan
adalah pelayanan tingkat lengkap.

D. Batasan Operasional

Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
ke atas. Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari aspek
kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut Usia termasuk pelayanan kesehatan
kepada Lanjut Usia dengan mengkaji semua aspek kesehatan berupa promosi,
pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi.
Psikogeriatri adalah cabang dari ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari
masalah kesehatan jiwa yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif serta masalah psikososial yang menyertai Lanjut Usia.
Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan
yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan
Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Hendaya (Handicap) adalah kondisi kemunduran seseorang akibat adanya
ketunaan/kelainan dan/atau ketidakmampuan yang membatasinya dalam memenuhi
peran sosialnya yang normal menurut umur, jenis kelamin serta faktor sosial,
ekonomi dan budaya.
Rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan
fungsi yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit ataupun cedera melalui
paduan intervensi medik, keterapian fisik, rehabilitatif, bio-psiko sosial dan
edukasional untuk mencapai kemampuan fungsional yang optimal.

3
Status Fungsional adalah kemampuan untuk mempertahankankemandirian dan
untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu yang secara bersama-
sama menangani penderita dengan berorientasi pada ilmunyamasing-masing.
Interdisiplin adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh berbagai
disiplin/bidang ilmu yang saling terkait dan bekerja sama dalam penanganan pasien
yang berorientasi pada kepentingan pasien.
Klinik Asuhan Siang (day care) adalah klinik rawat jalan yang memberikan
pelayanan rehabilitasi, kuratif, dan asuhan psikososial.
Hospice adalah pelayanan kepada pasien dengan penyakit terminal dalam
bentuk meringankan penderitaan pasien akibat penyakit (paliatif), pendampingan
psikis dan spiritual sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang dan terhormat.
Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim Multidisiplin yang bekerja secara
Interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan Lanjut Usia dengan prinsip tata
kelola pelayanan terpadu dan paripurna dengan mendekatkan pelayanan kepada pasien
Lanjut Usia.
Pelayanan Geriatri diberikan kepada pasien Lanjut Usia dengan kriteria:

1. Memiliki lebih dari satu penyakit fisik dan / atau psikis

2. Memiliki satu penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, social, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan.Pelayanan geriatri juga diberikan kepada pasien dengan usia 70 tahun keatas
yang memiliki satu penyakit fisik dan/atau psikis. Pelayanan geriatri dilaksanakan secara
terpadu dengan pendekatan multidisiplin yang bekerjasecara interdisiplin.

E. Landasan Hukum

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014,tentang


Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di rumah sakit.

4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. TIM TERPADU GERIATRI


Tim Terpadu Geriatri Rumah Sakit Umum Daerah H.M. Djafar Harun pada
pelayanan Geriatri tingkat terdiri atas:
a. Dokter spesialis penyakit dalam;

b. Dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater;

c. Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri;

d. Dokter umum;

e. Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan


keterampilan intiligensia;
f. Apoteker;

g. Tenaga gizi;

h. Fisioterapis;

i. Pekerja sosial.

B. TUGAS TIM TERPADU GERIATRI

1. Ketua Tim Terpadu GeriatriTugas Pokok:


1) Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan upaya pelayanan geriatrisesuai
dengan tingkatan pelayanan.
2) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kerjasama lintas program danlintas
sektoral dengan berbagai disiplin.
Uraian Tugas:

1) Merencanakan/membuat rencana kerja kebutuhan tim geriatri setiap tahunnya.


2) Menyelenggarakan pelayanan geriatri berdasarkan rencana kebutuhan
ketenagaan, sesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh direkturrumah sakit.
3) Menyelenggarakan rujukan, baik di dalam maupun ke dan dari luar rumah sakit.

4) Menyelenggarakan kerjasama dengan tim / departeman / bagian / KSMF


(Kelompok Staf Medik Fungsional) lain di rumah sakit, serta hubungan lintas
program dan lintas sektoral melalui direktur rumah sakit.
5) Memberikan laporan berkala tim terpadu geriatri kepada Direktur Rumah Sakit.

5
2. Koordinator rawat jalan
Tugas Pokok:
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di ruang lingkup poliklinik, meliputi
asesmen geriatri, tugas konsultatif kuratif (sederhana) serta melaksanakan rujukan ke
dan dari tim / departemen / KSMF lain bila perlu
Uraian Tugas:

1) Merencanakan / membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan poliklinik


geriatri setiap tahunnya.
2) Menyediakan kelengkapan pelayanan geriatri di poliklinik berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
3) Menyediakan kelengkapan tugas pendidikan, latihan dan penelitian serta
pengembangan sesuai kebijakan tim geriatri.
4) Menyelenggarakan kerja sama dengan SMF di rumah sakit.

5) Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas penyelenggaraan pelayanan


geriatri di poliklinik.

3. Koordinator rawat inap akut


Tugas Pokok:
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di ruang lingkup rawat inap akut,
meliputi pengkajian, tindakan kuratif, rehabilitasi dan konsultasi, serta melaksanakan
rujukan ke SMF lain bila perlu.

Uraian Tugas:

1) Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan


bangsal geriatri akut setiap tahunnya.

2) Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di rawat inap akut berdasarkan


kebijakan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri

3) Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan, penelitian serta pengembangan


sesuai kebijakan tim geriatri
4) Menyelenggarakan kerjasama dan rujukan dengan SMF lain di RumahSakit.
5) Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas laporan berkala dan
penyelenggaraan pelayanan geriatri di rawat inap geriatri akut.

6
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Standar fasilitas

Ruang pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas:

1. Ruang pendaftaran / administrasi.

Ruang pendaftaran / administrasi sebagaimana dimaksud dapat bergabung dengan


ruang pendaftaran / administrasi lain di rumah sakit. Ruang pendaftaran
administrasi ini harus cukup luas untuk penempatan meja tulis, lemari arsip untuk
penyimpanan dokumen medik pasien. Letaknya dekat dengan ruang tunggu,
sehingga mudah dilihat oleh pasien yang baru datang.
2. Ruang tunggu

Ruang tunggu harus bersih dan cukup luas, aman dan nyaman, baik untuk pasien
dari luar ataupun dari bangsal yang menggunakan kursi roda atau tempat tidur.
3. Ruang periksa

4. Ruangan ini dekat dengan ruang pendaftaran serta dilengkapi dengan fasilitas dan
alat-alat pemeriksaan. Ruangan terdiri dari:
a. Ruang periksa perawat geriatri dan sosial medik untuk melakukan anamnesis;
b. Ruang periksa dokter/tim geriatri;

c. WC dan kamar mandi d. Ruangan diskusi tim geriatri atau pertemuan dengan
keluarga pasien (family meeting).
5. Ruang Tim Terpadu Geriatri
Ruang tim terdiri dari :
a. Ruang ketua tim

b. Ruang anggota

c. 1 (satu) ruang pertemuan untuk tim

d. Ruang istirahat karyawan dan pantry

e. Kamar kecil untuk karyawan

7
B. Persyaratan Bangunan

Konstruksi bangunan

1. Jalan menuju ke pelayanan geriatri harus cukup kuat, rata, tidak licin serta
disediakan jalur khusus untuk pasien/pengunjung dengan kursi roda.
2. Pintu Pintu harus cukup lebar untuk memudahkan pasien/pengunjung lewat dengan
kursi roda atau tempat tidur. Lebar pintu sebaiknya 120 cm terdiri dari pintu 90 cm
dan pintu 30 cm.
3. Listrik Daya listrik harus cukup dengan cadangan daya bila suatu saat
memerlukan tambahan penerangan sehingga diperlukan stabilisator untuk
menjamin stabilitas tegangan, dilengkapi dengan generator listrik.
4. Penerangan

Penerangan lorong dan ruang harus terang namun tidak menyilaukan. Setiap
lampu penerangan di atas tempat tidur harus diberi penutup, agar tidak
menyilaukan.
5. Lantai Lantai harus rata, mudah dibersihkan tetapi tidak licin, bila ada undakan
atau tangga harus jelas terlihat dengan warna ubin yang berbeda untuk mencegah
jatuh.
6. Langit-langit Langit-langit harus kuat dan mudah dibersihkan.

7. Dinding Dinding harus permanen dan kuat dan sebaiknya di cat berwarna terang.
Agar memberi semangat dan di sepanjang dinding, terdapat pegangan yang kuat
sebaiknya terbuat dari kayu (hand rail).
8. Ventilasi Semua ruangan harus diberi cukup ventilasi. Ruangan yang
menggunakan pendingin harus menggunakan cadangan ventilasi untuk
mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi kematian arus listrik.
9. Kamar mandi dan WC Kamar mandi menggunakan kloset duduk dengan
pegangan di sebelah kanan dan kirinya. Shower dilengkapi dengan tempat duduk
dan pegangan. Gagang shower harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau
oleh pasien dalam posisi duduk. Demikian pula tempat sabun harus diletakkan
sedemikian agar mudah dijangkau pasien. Tersediabel untuk meminta bantuan dan
pintu membuka keluar.
10. Air Penyediaan air untuk kamar mandi, WC, cuci tangan harus cukup dan
memenuhi persyaratan. Semua fasilitas gedung dan lingkungan harus mengacu
kepada pedoman Pekerjaan Umum tentang standar teknis eksesibilitas gedung dan
lingkungan.

8
11. Pada dinding-dinding tertentu harus diberi pengaman dan kayu atau alumunium
(leuning) yang berfungsi sebagai pegangan bagi pasien pada saat berjalan serta
untuk melindungi dinding dari benturan kursi roda.
12. Agar dihindari sudut-sudut yang tajam pada dinding atau bagian tertentu untuk
menghindari kemungkinan terjadinya bahaya/trauma.
13. Disediakan wastafel pada setiap ruangan pemeriksaan, pengobatan dan ruangan
yang lain.

9
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Semua pasien lanjut usia yang datang ke Poliklinik/IGD akan dilakukan triase apakah
tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa akan diteruskan ke
dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri
(misalnya memiliki: penurunan status fungsional didapatkan sindrom geriatri, gangguan
kognitif-demensia, jatuh-osteoporosis dan inkontinensia) maka akan dilakukan
pengkajian paripurna geriatri oleh Tim Terpadu Geriatri.
Alur Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan Geriatri Pasien
Lanjut Usia
 Triase di setiap Poliklinik Departemen/IGD

 Rawat Jalan (Poliklinik) : - Assesmen dan konsultasi - Kuratif - Intervensi

 Psikososial – Rehabilitasi

 Assesmen Geriatri komprehensif oleh Tim Terpadu Poli Geriatri

 Masalah Geriatri : Kondisi Medis Umum, Status Fungsional Psikiatri : Status Mental
Fungsi KKognitif Sosial dan Lingkungan
 Rencana Tatalaksana komprehensif oleh tim terpadu poli geriatric

 Home Care

Rumah sakit dengan pelayanan geriatri lengkap boleh melakukan perawatan inap
dengan ditempatkan di ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri.

10
Alur Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana

Rawat Jalan:
- Assesmennt dan
Pasien lanjut usia Konsultasi
- Kuratif
- Intervensi Psikososial
- Rehabilitasi

Triase di setiap Poliklinik / IGD

Rawat Inap Akut


- Assesmennt dan
Assesment Geriatri Konsultasi
komprehensif oleh Tim - Kuratif
Terpadu Geriatri - Intervensi Psikososial:
terapi kelompok
- Psikoedukasi keluarga
- Rehabilitasi
Masalah Geriatri:
- Kondisi Medis Umum
Rencana Tatalaksana
- Status Funfsional Home Care / asuhan
Komprehensif oleh
- Psikiatri: Status mental rumah
Tim Terpadu gariatri
Fungsi mKognitif
- Sosial dan Lingkungan

11
BAB V

LOGISTIK

Jumlah peralatan didasarkan pada:

1. Kebutuhan pelayanan

2. Rata-rata jumlah kunjungan setiap hari

3. Angka rata-rata pemakaian tempat tidur/Bed Occupancy Rate (BOR) bagi


pelayanan rawat inap
4. Evaluasi kemampuan alat dan efisiensi penggunaan alat
Alat Ruang pemeriksaan : Tempat tidur pasien, 1 set alat pemeriksaan fisik, EKG, Light
box, Bioelectrical impedance, Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
Instrumen penilaian Kognitif, Psikologi, Psikiatri.
Alat Rawat inap : Tempat tidur pasien, Oksigen Suction Komod, Light box, EKG,Blue
bag, Chair scale, Timbangan rumah tangga, Ruang fisioterafi, Paralel barWalker
Stick, Tripot Quadripot, Kursi roda, Tilting table, Meja fisiotherafi,Paralel Bar Diatermi
TENS.

12
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN

Keselamatan pasien (Patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi labih aman, meliputi:
1. Assessment risiko.

2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien.

3. Pelaporan dan analisis insiden.

4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.

5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan


oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
B. TUJUAN

Tujuan Patient safety adalah:

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS.

2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.

3. Menurunnya KTD di rumah sakit.

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak


terjadipengulangan KTD.
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN

1. Turut serta menggerakkan dan membangun budaya keselamatan pasien.

2. Menyusun agenda program pelatihan keselamatan pasien.

3. Merumuskan kebijakan, program pelatihan dan prosedur keselamatanpasien.


4. Melaksanakan koordinasi dengan semua unit kerja dalam pelaksanaan
program pelatihan keselamatan pasien.
5. Melaporkan hasil kegiatannya kepada Kepala bidang Pelayanan Medis dan
Keperawatan, dan khusus untuk insiden keselamatan pasien kepada Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

13
BAB VII

PENGENDALIAN MUTU

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna


mewujudkan keberhasilan program pelayanan kesehatan bagi pasien geriatri. Pemantauan
dan evaluasi harus ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-faktor yang potensial
berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif. Pemantauan dan evaluasi
mutu dilakukan dalam bentuk kegiatan pencatatan dan pelaporan. Diperlukan sejumlah
indikator dalam pencatatan, diantaranya sebagai berikut:
1. Lama Rawat

Lama rawat pasien geriatri di ruang rawat inap akut tergantung dari kemampuan TTG
serta dukungan sarana dan prasarana. Makin terampil dan lengkap, lama rawat akan
semakin singkat. Rata-rata lama rawat pasien geriatri yang masuk karena mengalami
geriatric giants dan dirawat inap dengan menerapkan pengkajian paripurna pasien
geriatri adalah 12 hari.
2. Status fungsional

Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk rumah sakit sampai
saatpemulangan. Diukur rata-rata kenaikan skor status fungsional pasien geriatri
dengan karakteristik seperti di atas adalah 4/20 jika menggunakan instrumen ADL
Barthel.
3. Kualitas hidup

Penilaian kualitas hidup harus menggunakan instrumen yang mampu menilai kualitas
hidup terkait kesehatan (health related quality of life = HRQoL). Salah satu instrumen
yang sering digunakan adalah EQ5D (Euro-Quality of Life Five Dimension) yang
mengukur lima dimensi atau aspek yang memengaruhi kesehatan. Standar nilai
EQ5D ≥ 0,71 dengan EQ5D-VAS minimal 79%.
4. Rawat inap ulang (rehospitalisasi)

Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pulang ke rumah dari rumah sakit.
Perawatan yang terjadi kembali dalam 30 hari pertama pascarawat menggambarkan
adanya permasalahan kesehatan yang sesungguhnya belum optimal ditatalaksana di
rumah sakit. Persentase maksimal rehospitalisasi pasien geriatri pascarawat inap
akut adalah 15%. Rehospitalisasi ini dapat dipengaruhi oleh kesiapan tim terpadu
geriatri serta dukungan yang ada di rumah sakit. Rehospitalisasi juga tak terlepas dari
pengaruh kemampuan puskesmas dan community based geriatric service.

14
5. Kepuasan pasien Kepuasan pasien diukur saat pasien pulang dengan instrumen yang
secara sahih dapat mengukur kepuasan pasien. Salah satu instrumen yang sering
digunakan adalah Patients’s Satisfaction Questionair (PSQ) yang telah diuji
kesahihan (Spearman correlation coefficient: 0,383 – 0,607 ; p < 0,01) dan
keandalannya (Cronbach’s alpha: 0,684). Instrumen ini memiliki nilai standar
minimal 190.

15
VIII
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Geriatri ini diharapkan menjadi panduan penyelenggaraan


pelayanan lanjut usia/geriatri secara terpadu dan nyaman di Rumah Sakit Umum Daerah
H.M. Djafar Harun. Pelaksanaan pelayanan geriatri di Rumah Sakit Umum Daerah H.M.
Djafar Harun harus disesuaikan dengan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia,
peralatan, sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, selain itu
perlu adanya kerjasama tim terpadu geriatri yang secara bersama-sama menangani pasien
geriatri sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing sehingga terwujud pelayanan
geriatri yang terpadu. Pedoman kerja pelayanan ini perlu dijabarkan dalam prosedur
tetapuntuk menjadi acuan dalam pelayanan.

Ditetapkan di : Lasusua
Pada tanggal : 03 Januari 2023
Direktur BLUD RS H.M. Djafar Harun
Kab. Kolaka Utara

dr. SYARIF NUR, M. Kes., Sp.OG


Pembina, Tk.I.Gol.IV/b
NIP: 19720902 200112 1 005

16

Anda mungkin juga menyukai