Anda di halaman 1dari 33

PEMERINTAH KABUPATEN SORONG SELATAN

BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SCHOLOO KEYEN


Alamat : Jln. Teminabuan – Ayamaru Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat
Kode Pos 98474, email :scholoohospital@gmail

KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN


NOMOR:445/063/PAND/BLUD RSUD-SS/I/2023
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN GERIATRI
DI BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN KABUPATEN SORONG SELATAN

DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN

Menimbang : a. bahwa terjadi peningkatan populasi lanjut usia di


Indonesia yang dapat menimbulkan permasalahan
terkait aspek medis, psikologis, ekonomi, dan sosial
sehingga diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan
terhadap warga lanjut usia;
b. bahwadengan kondisi multi penyakit, berbagai
penurunan fungsi organ, gangguan psikologis, dan sosial
ekonomi serta lingkungan pada warga lanjut usia,
pelayanan terhadap warga lanjut usia di rumah sakit
dilakukan melalui pelayanan geriatri terpadu yang
paripurna dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja
secara interdisiplin;
c. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan yang
dibutuhkan oleh pasien geriatri maka diperlukan Panduan
Pelayanan Geriatri Terpadu di BLUD RSUD Scholoo
Keyen, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang


Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor190, Tambahan
Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3796);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);

5. Peraturan............
-2-

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang


Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut
Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4451);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah
Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
417/MENKES/PER/II/2011 Tentang Komisi Akreditasi
RumahSakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012
Tentang Akreditasi Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
229/MENKES/SK/VII/2012 tentang Pedoman
Pelayanan Psikogeriatri;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sorong Selatan Nomor
10 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
RSUD Kabupaten Sorong Selatan.
13. Nota penunjukkan Bupati Sorong Selatan Nomor
800/249/BSS/2020 tentang Penunjukkan Pejabat
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Badan Layanan Umum
Daerah RSUD Scholoo Keyen Kabupaten Sorong
Selatan.

Memperhatikan : Pertimbangan Direktur BLUD RSUD Scholoo Keyen

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN


KABUPATEN SORONG SELATAN TENTANG PANDUAN
PELAYANAN GERIATRI DI BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN
KABUPATEN SORONG SELATAN.

KESATU : Panduan Pelayanan Geriatri di BLUD RSUD Scholoo Keyen diatur


dalam Lampiran dari Surat Keputusan ini.

KEDUA : Segala pengeluaran yang diakibatkan oleh Surat Keputusan ini


dibebankan pada anggaran BLUD RSUD Scholoo Keyen.

KETIGA : Keputusan ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal


ditetapkan dengan ketentuan dan apabila di kemudian hari
-3-

terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya.

Ditetapkan……………

Ditetapkan di : Teminabuan
Pada tanggal : 2 Januari 2023
DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN
KABUPATEN SORONG SELATAN

drg. MUHAMMAD ALIM IHSAN P


NIP. 19721225 200605 1 003
-4-

Lampiran................

Lampiran
Keputusan Direktur BLUD RSUD Scholoo Keyen
Nomor : 445/063/PAND/BLUD RSUD-SS/I/2023
Tanggal : 2 Januari 2023
Tentang
PanduanPelayanan Geriatri di BLUD RSUD Scholoo
Keyen Kabupaten Sorong Selatan

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 5
BAB II RUANG LINGKUP ..................................................................................... 8
BAB III TATA LAKSANA ....................................................................................... 9
-5-

BAB I...........................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang
dihormati,bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di
masyarakat,tetapi juga karena lansia tergolong dalam kelompok yang rentan.
Penghormatan tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan pelayanan
khusus dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasal 8 Nomor 39 Tahun
1999.Salah satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di
rumah sakit berupa kursi roda, lift khusus, toilet, jalan atau akses bagi lansia
yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan layanan khusus berupa “Pelayanan
Geriatri”.Data menunjukan jumlah lansia di Indonesia, baik itu di pedesaan
maupun di perkotaan terus meningkat.Berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah
lansia perempuan ± 9,5 juta lebih banyak dibanding lansia laki-laki ± 8,2
juta.Penyebabnya adalah angka harapan hidup perempuan lebih tinggi jika
dibanding dengan angka harapan hidup laki-laki.Keberhasilan pembangunan
dibidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan program-program terkait,
berdampak pada menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan
hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai
penyakit dan ketidakmampuan (disability), sehingga diperlukan perawatan dan
pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan
pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.

B. Tujuan
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar ada standar pelayanan
kesehatan bagi lansia yang populasinya sudah semakin meningkat, yaitu:
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-
tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan.
2. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental.
-6-

3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat


mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila dijumpai
suatu kelainan.
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang menderita
penyakit atau gangguan kesehatan, dapat mempertahankan kebebasan
yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian
secara maksimal).
5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau gangguan
kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan,ilmu ini mengajarkan untuk
tetap memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh
pengertian (dalam akhir hidupnya memberikan bantuan moril dan
perhatian yang maksimal, sehingga kematiannya berlangsung dengan
tenang).
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan mencegah
disabilitas-handicap diwaktu mendatang. Sifat dari assessment ini tidak
sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi
antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.

C. Pengertian
1. Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas atau menangani tentang
proses penuaan atau masalah yang timbul pada orang yang berusia
lanjut.
2. Pasien Geriatri adalah orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki
penyakit lebih dari 2 (dua) atau majemuk atau multipatologi akibat
gangguan fungsi jasmani dan rohani, dan/atau kondisi sosial yang
bermasalah.
3. Konsep atau pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian
lansia yaitu:
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau kelainan,baik
psikologik,fisiologik,maupun struktur atau fungsi anatomik.
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam
kemampuan untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat
dilakukan oleh orang normal.
-7-

c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat


impairment ataudisabilitas sehingga membatasinya untuk
melaksanakan peranan hidup secara normal (berhubungan erat
dengan usia,jenis kelamin, dan faktor-faktor sosial budaya).
d. Assessment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin
untuk menilai aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi
penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan
dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
e. Komite Geriatri adalah suatu Komite multidisipliner yang bekerja
secara multidisipliner dan interdisiplin untuk menangani masalah
kesehatan usia lanjut.Komite ini minimal terdiri atas dokter geriatris
atau internis/dokter umumyang dilatih juga dokter spesialis
psikologis,perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri,
isioterapi,nutrisionis, dan farmasi.
-8-

BAB II.........................

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Pelayanan Geriatri di BLUD RSUD Scholoo Keyen meliputi:


1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Penyakit Bedah
3. Dokter Spesialis Obsterti Ginekologi
4. Dokter Spesialis penyakit Mata
5. Dokter Spesialis Penyakit Saraf
6. Dokter Spesialis Penyakit THT
7. Dokter Spesialis Penyakit Mata
8. Dokter Spesialis Penyakit Kulit
9. Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
10. Ruang Rawat Inap
11. Instalasi Rawat Jalan
12. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
13. Unit Pendaftaran/Admisi
14. Fisioterapi
-9-

BAB III……………
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pelayanan Geriatri
Pelayanan geriatri di BLUD RSUD Scholoo Keyen merupakan pelayanan geriatri
tingkat lengkap yang terdiri dari pelayanan konsultan geriatri atau dokter spesialis
kesehatan usia lanjut adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang mempunyai
kegiatan pelayanan poliklinik,day hospital, ruang geriatri akut, dan pelatihan-
pelatihan.
Pelayanan tersebut diberikan oleh:
a. Komite Rehabilitasi Medik yaitu dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter
umum yang dilatih rehabilitasi medik,fisoterapis,okupasi
terapis,ortotisprostetis, terapi wicara,psikologi, dan pekerja sosial.
b. Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri.
c. Nutrisionis.
d. Asisten farmasi.
e. Disyaratkan pula harus memiliki akses ke Instalasi Rehabilitasi Medik yang
lengkap di rumah sakit yang sama.

B. Alur Pelayanan Geriatri


Bagan Alur Pelayanan Geriatri di BLUD RSUD Scholoo Keyen
- 10 -

C. Pelayanan Pasien Geriatri di BLUD RSUD Scholoo Keyen


a. Apabila pasien masuk dengan usia ≥ 60 tahun dan saat masuk
pasien hanya didapatkan 1(satu) diagnosa,maka pasien tersebut
dirawat sesuai dengan DPJPnya.
b. Setelah dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua), maka
pasien dikonsultasikan atau diraberkan kepada Komite Geriatri
sesuai dengan permasalahan (diagnosanya) dan dilakukan pengisian
assessment geriatri oleh salah satu dari Komite Geriatri sesuai
dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk oleh DPJP utama.
D. Jenis Pelayanan Geriatri
a. Poliklinik Geriatri
Tempat ini memberikan jasa pengadaan assessment,tindakan kuratif
sederhana dan konsultasi bagi penderita rawat jalan, baik dari
masyarakat, puskesmas, maupun antar poliklinik.Tenaga minimal
yang dibutuhkan adalah dokter umum atau internis yang telah
m
e
n
d
a
p
a
t

k
u
r
s
u
s

g
e
- 11 -

riatri atau dokter spesialis geriatri atau geriatris, seorang perawat,


dan seorang petugas sosial medik.
b. Bangsal Geriatri Akut
Bangsal Geriatri merawat pasien usia lanjut yang menderita penyakit
akut atau semi akut, antara lain: stroke
akut,pneumonia,asidosis,penyakit jantung kongestif, dan lain-
lain.Pasien lansia dilakukan assessment,tindakan kuratif, dan
rehabilitasi oleh Komite Geriatri.Ketenagaan di bangsal ini
tergantung dari jumlah tempat tidur dan kompleknya pelayanan yang
diberikan,minimal ada tenaga geriatris atau internis yang mendapat
kursus geriatri, perawat®1(satu), TT minimal 1(satu)perawat, dan
tenaga rehabilitasi (FT,OT,TW,PSM). Bisa ditambahkan ke dalam
Komite tersebut psikolog,nutrision,tenaga farmasi, dan tenaga lain
sesuai kebutuhan rumah sakit.Tenaga di bangsal akut ini melayani
konsultasi dari bangsal lain yang membutuhkan.
c. Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan pendekatan
medik,psikososial,edukasional,dan vokasional untuk mencapai
kemampun fungsional semaksimal mungkin.Penyakit pada usia
lanjut mempunyai kecenderungan terjadi kecacatan,sehingga oleh
WHO selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia lanjut
dalam aspek impairment,disabilitas, dan handikap,sehingga
rehabilitasi medik merupakan aspek penting dalam pelayanan lansia
dan harus dilaksanakan secepat mugkin sejakpasien masuk sampai
pulang sesuai kebutuhannya.Untuk memulai program rehabilitasi
medik pada lansia,tenaga professionalharus mengetahui kondisi
lansia saat itu juga,baik penyakit yang menyertaimaupun
kemampuan fungsional yang mampu dilakukan.
Banyak instrument untuk menilai kemampuan seorang lansia, salah
satu diantaranya adalah Index Katz yang cukup sederhana dan
mudah diterapkan untuk menilai kemampuan fungsional AKS
(Aktivitas Kehidupan Sehari-hari) dan jugauntuk meramalkan
prognosis dari berbagai macam penyakit pada golongan lansia.
- 12 -

Adapun aktivitas yang dinilai adalah:


1) Bathing
a) Mandiri: memerlukan bantuan hanya pada satu bagian
tubuh atau dapat melakukan sendiri secara menyeluruh.
b) Tergantung: memerlukan bantuan mandi lebih dari satu
bagian tubuh atau tidak dapat mandi sendiri.
2) Dressing
a) Mandiri:menaruh,mengambil,memakai dan menanggalkan
pakaian sendiri serta menalikan sepatu sendiri.
b) Tergantung: tidak dapat berpakaian sebagian.
3) Toiletting
a) Mandiri: pergi ke toilet,duduk sendiri di kloset,memakai
pakaian dalam, dan membersihkan kotoran.
b) Tergantung: mendapat bantuan orang lain.
4) Transfering
a) Mandiri: berpindah dari dan ke tempat tidur,dari dan ke
tempat duduk (memakai atau tidak memakai alat bantu).
b) Tergantung: tidak dapat melakukan sendiri atau dengan
bantuan.
5) Continence
a) Mandiri: dapat mengontrol buang air besar dan kecil.
b) Tergantung: tidak dapat mengontrol sebagian atau
seluruhnya dengan bantuan manual atau kateter.
6) Feeding
a) Mandiri: mengambil makanan dari piring atau yang lainnya
dan memasukan ke dalam mulut (tidak termasuk
kemampuan memotong daging dan menyiapkan makanan
seperti mengoleskan mentega pada roti).
b) Tergantung: memerlukan bantuan untuk makan atau tidak
dapat makan sendiri secara parenteral.
Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar
tersebut di atas, kemudian diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) tahapan
yang disebut sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan sendiri atau
- 13 -

disebut juga Index Katz yang secara berurutan adalah sebagai


berikut:
1) Index Katz A: mandiri untuk 6 (enam) aktivitas.
2) Index Katz B: mandiri untuk 5 (lima) aktivitas.
3) Index Katz C: mandiri,kecuali bathing dan 1 (satu) fungsi lain.
4) IndexKatzD: mandiri,kecuali bathing, dressing dan 1 (satu)
fungsi lain.
5) Index Katz E: mandiri,kecuali bathing, dressing, toileting dan
1(satu)f ungsi lain.
6) Index Katz F: mandiri, kecuali bathing, dressing,t oileting,
transferring dan1 (satu) fungsi lain.
7) Index Katz G: tergantung pada orang lain untuk 6 (enam)
aktivitas.
E. Assessment Geriatri
Assessment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin
untuk menilai aspek medik,fungsional,psikososial, dan ekonomi penderita
usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan yang rasional. Assessment ini bersifat tidak
sekedar multidisiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi
antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.
F. Yang perlu mendapatkan Pelayanan Geriatri
a. Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan
atau tanpa disertai penyakit akut.
b. Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh
(falls), atau imobilisasi (bedridden).
c. Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care), seperti
kesulitan makan atau berpakaian.
d. Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan
tingkah laku (behavior) dini.
e. Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis,penyakit
parkinson,arthritis gangguan berkemih (inkontinensia urine) atau
gangguan buang air besar.
G. Prinsip Pelayanan Geriatri
a. Pendekatan menyeluruh (biopsikososial spiritual).
- 14 -

b. Orientasi terhadap kebutuhan klien.


c. Diagnosis secara terpadu.
d. Team work (koordinasi).
e. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
H. Kriteria Pelayanan Lansia
a. Komprehensif: adanya dukungan finansial yang adekuat, perawatan
sehari-hari, pelayanan kesehatan yang memadai, pendidikan
kesehatan, perawatan keluarga, kebutuhan rekreasi dan aktifitas
fisik, dan pelayanan transportasi.
b. Adanya kerjasama atau terkoordinasi lintas program atau sektoral.
c. Mudah dijangkau.
d. Memperhatikan kualitas pelayanan.
I. Tata Laksana Assessment Lansia
Assessment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan
yang:
a. Ditujukan kepada usia lanjut.
b. Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan
fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
c. Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan.
d. Membuat perencanaan.
e. Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.
J. Tujuan Assessment Usia Lanjut
a. Menegakkan:
1) Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik.
2) Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik.
3) Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.
b. Menegakkan adanya gangguan organ atau sistem
(impairment),ketidakmampuan (disabilitas), dan ketidakmampuan
sosial (handicap) untuk dapat dilakukan terapi danatau rehabilitasi.
c. Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan yang
dapat digunakan untuk penatalaksanaan penderita tersebut.
- 15 -

K. Proses Assessment Usia Lanjut


a. Pengkajian
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Umur : Tahun
Status : (1) Menikah(2) Tidak Menikah(3) Janda
(4) Duda
Agama : (1) Islam (2) Protestan (3) Hindu (4) Katolik
(5) Budha
Suku : (1) Jawa (2) Madura (3) Lain-Lain, sebutkan
Tingkat Pendidikan : (1) Tidak Tamat SD (2) Tamat SD (3) SMP
(4) SMU (5) PT (6) Buta Huruf
Sumber Pendapatan : (1) PNS (2) Wiraswasta (3) Lain-lain...............

Keluarga yang dapat dihubungi:


Jumlah Anak Pekerjaan Tempat Tinggal
1
2
Kondisi Lingkungan/Rumah:
1) Lantai licin/tidak
2) Penerangan cukup/tidak
3) Jarak kamar mandi dengan kamar pasien
Riwayat Pekerjaan: .............................................................
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang dirasakan saat ini:
a. Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak
(6) Gatal (7) Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi
(10) Penglihatan kabur (11) Lain-lain.................................
Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir:
(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak
(6) Gatal (7) Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi
(10) Penglihatan kabur
- 16 -

Penyakit saat ini:


(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri sendi/rematik (3) Diare
(4) Penyakit kulit (5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi
(9) Lain-lain...............................
Kejadian penyakit 3 bulan terakhir:
(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri sendi/rematik (3) Diare
(4) Penyakit kulit (5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi
(9) Lain-lain...............................
Status Gizi:
1) Sehari makan berapa kali.........
2) Habis berapa porsi..........
3) Makan sendiri/dengan bantuan.......
c. Status Fisiologi
Postur Tulang Belakang Lansia:
(1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis (4) Skoliosis (5) Lordosis
Tanda-tanda vital
(1) Suhu (2) Tekanan (3) Nadi (4) Respirasi (5) Berat badan
(6) Tinggi badan (7) IMT
Status Gizi:
1) Sehari makan berapa kali.........
2) Habis berapa porsi.......
3) Makan sendiri/dengan bantuan.....
d. Pengkajian Head To Toe
i. Kepala
Kebersihan : kotor/bersih
Kerontokan rambut : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : .........................................................
ii. Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus : ya/tidak
- 17 -

Penglihatan : kabur/tidak
Peradangan : ya/tidak
Riwayat katarak : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : .................................................
Penggunaan kacamata : ya/tidak
iii. Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Jika ya, jelaskan : ...................................................
iv. Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab
Peradangan/stomatitis : ya/tidak
Gigi geligi : karies/tidak, ompong/tidak
Radang gusi : ya/tidak
Kesulitan mengunyah : ya/tidak
Kesulitan menelan : ya/tidak
v. Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
Jika terganggu, jelaskan : ..............................................
Keluhan lain : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ..............................................
vi. Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak
JVP : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
vii. Dada
Bentuk dada : normal/chest barrel/chest/pigeon
chest/lainnya
- 18 -

Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ada/tidak
Ictus cordis : ...............................................
viii. Abdomen
Bentuk : distend/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak, frekuensi :...... kali/menit
ix. Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia :ya/tidak
x. Ekstremitas
Kekuatan otot :(skala 1 – 5)
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : Melawan grafitasi dengan sokongan
3 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Rentang gerak :maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak,jelaskan………………......
Tremor :ya/tidak
Edema kaki :ya/tidak, pitting edema/tidak
Alat bantu :ya/tidak,jenis: .....…………………
- 19 -

No. Aspek Penilaian Keterangan Nilai


1 Berdiri dengan postur
normal
2 Berdiri dengan postur
normal (mata tertutup)
3 Berdiri dengan saru kaki Kanan :
Kiri :
4 Berdiri, fleksi trunk, dan
berdiri ke posisi netral
5 Berdiri, lateral dan fleksi
trunk
6 Berjalan, tempatkan salah
satu tumit didepanjari kaki
yang lain
7 Berjalan sepanjang garis
lurus
8 Berjalan mengikuti tanda
gambar pada lantai
9 Berjalan mundur
10 Berjalan mengikuti
lingkaran
11 Berjalan dengan tumit
12 Berjalan dengan ujung
kaki
JUMLAH

Keterangan:
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
xi. Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan...........................
xii. Tes Koordinasi/Keseimbangan
Intepretasi : ................................
Kriteria Penilaian : Keterangan :
4 : Melakukan aktifitas a 42-54 : Melakukan aktifitas
dengan lengkap dengan lengkap
3 : Sedikit bantuan (untuk a 28-41 : Sedikit bantuan (untuk
- 20 -

Kriteria Penilaian : Keterangan :


keseimbangan) keseimbangan)
2 : Dengan bantuan a 14-27 : Dengan bantuan
sedang s/d maksimal sedang s/d maksimal
1 : Tidak mampu a < 14 : Tidak mampu
melakukan aktifitas melakukan aktifitas
xiii. Frekuensi Kunjungan Keluarga
1 kali/bulan, 2 kali/bulan, Tidak pernah
xiv. Pengkajian Masalah Emosional
Pertanyaan Tahap I : - Apakah klien mengalami susah tidur?
- Ada masalah atau banyak pikiran?
- Apakah klien murung atau menangis
sendiri?
- Apakah klien sering was-was?
Lanjutkan Pertanyaan Tahap II jika jawaban “ya” 1 atau lebih.
Pertanyaan Tahap II : - Keluhan lebih dari 3 bulan?
- Lebih dari 1 bulan?
- Ada masalah atau banyak pikiran?
- Ada gangguan/masalah dengan orang
lain?
- Menggunakan obat tidur atau
penenang atas anjuran dokter?
- Cenderung mengurung diri?
Jika jawaban “ya” lebih dari 1 atau sama dengan 1, maka
masalah emosional ada atau gangguang emosional.
Kesimpulan : .......................................................
xv. Identifikasi Aspek Kognitif
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Interpretasi hasil:
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : .......................................................................
- 21 -

xvi. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan


Kebiasaan merokok : > 3 batang sehari
< 3 batang sehari
Tidak merokok
Kebiasaan minum alkohol : (1) Tidak Pernah (2) Sering
Minum kopi : (1) Tidak (2) Ya : 1 gelas/hari
2 gelas/hari
>3 gelas/hari
17) Pengetahuan Tentang Kesehatan Usia Lanjut
Apakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat?
a) Sudah tahu dan jelas
b) Sudah tahu tapi kurang jelas
c) Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda
derita?
a) Sudah tahu dan jelas
b) Tahu tapi kurang jelas
c) Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang pencegahan penyakit-
penyakit pada usia lanjut?
a) Sudah tahu dan jelas
b) Sudah tahu tapi kurang jelas
c) Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik untuk
usia lanjut?
a) Sudah tahu dan jelas
b) Sudah tahu tapi kurang jelas
c) Tidak tahu
18) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Frekuensi makan : 1 kali sehari
2 kali sehari
- 22 -

3 kali sehari
Tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan:
1 porsi dihabiskan
½ porsi yang dihabiskan
< ½ porsi yang dihabiskan
Makanan tambahan : - Dihabiskan
- Tidak dihabiskan
- Kadang-kadang dihabiskan
Pola Pemenuhan Cairan
Frekuensi minum : < 3 gelas sehari
> 3 gelas sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan:
a) Takut kencing malam hari
b) Tidak haus
c) Persediaan air minum terbatas
d) Kebiasaan minum sedikit
Jenis minuman:
a) Air putih
b) Teh
c) Kopi
d) Susu
e) Lainnya, ..........................................
Pola Kebiasaan Tidur
Jumlah waktu tidur : < 4 jam
4-6 jam
>6jam
Gangguan tidur berupa :
a) Insomnia
b) Sering bangun
c) Sulit mengawali
d) Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur:
a) Santai
- 23 -

b) Diam saja
c) Keterampilan
d) Kegiatan keagamaan
Pola Eliminasi BAB
Frekuensi BAB:
a) 1 kali sehari
b) 2 kali sehari
c) Lainnya, .............................
Konsistensi:
a) Encer
b) Keras
c) Lembek
Gangguan BAB:
a) Inkontinensia alvi
b) Konstipasi
c) Diare
d) Tidak ada
Pola BAK
Frekuensi BAK
a) 1-3 kali sehari
b) 4-6 kali sehari
c) > 6 kali sehari
Warna urine
a) Kuning
b) Jernih
c) Putih jernih
d) Kuning keruh
Gangguan BAK
a) Inkontinensia urine
b) Retensi urine
- 24 -

Pola Aktifitas
Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan:
a) Membantu kegiatan dapur
b) Berkebun
c) Pekerjaan rumah tangga
d) Keterampilan tangan
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi
a) 1 kali sehari
b) 2 kali sehari
c) 3 kali sehari
d) < 1 kali sehari
Memakai sabun: (1) Ya (2) Tidak
Sikat gigi
a) 1 kali sehari
b) 2 kali sehari
c) Tidak pernah, alasan...................................
Menggunakan pasta gigi: (1) Ya (2) Tidak
Kebiasaan berganti pakaian bersih
a) 1 kali sehari
b) > 1 kali sehari
c) Tidak ganti

Skor
Dengan
No Kriteria Mandiri Yang Keterangan
Bantuan
Didapat
1 Makan 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
2 Minum 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
3 Berpindah dari 5-10 15
kursi roda ke
tempat tidur,
atau sebaliknya
4 Personal toilet 0 5 Frekuensi
(cuci muka,
menyisir
rambut, gosok
- 25 -

Skor
Dengan
No Kriteria Mandiri Yang Keterangan
Bantuan
Didapat
gigi)
5 Keluar masuk 5 10
toilet (mencuci
pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi
7 Jalan di 0 5
permukaan
datar
8 Naik turun 5 10
tangga
9 Mengenakan 5 10
pakaian
10 Kontrol bowel 5 10 Frekuensi:
(BAB) Konsistensi:
11 Kontrol Bladder 5 10 Frekuensi :
(BAK) Warna :
12 Olah 5 10 Jenis :
raga/latihan Frekuensi :
13 Rekreasi/peman 5 10 Jenis :
faatan waktu Frekuensi :
luang
Jumlah :

Interpretasi :
: Ketergantungan Total
65-125 : Ketergantungan Sebagian
130 : Mandiri
Kesimpulan : ..................................................................................

12. Geriatric Giants


Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan
usia muda. Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi
berkenaan dengan bertambahnya usia atau memang ada suatu proses
patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik dari penyakit
pada lansia yang sering dijumpai disebut Geriatric Giants, yang terdiri dari:
a. Sindroma Serebral
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia
lanjut, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat
- 26 -

rentan terhadap perubahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh


maupun faktor lain, misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah,
seperti fungsi jantung, bahkan fungsi otak yang berkaitan dengan
pengaturan tekanan darah (sistem otonom).
b. Konfusio dan Dementia
Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi
kognitif yang ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat
kesadaran dan kewaspadaan dan terganggunya proses berfikir yang
berakibat terjadinya disorientasi.
Gambaran klasik penderita konfusio yaitu:
1) Derajat kesadaran menurun,misalnya sulit untuk tetap bangun
saat diperiksa
2) Gangguan persepsi antara lain ilusi,delusi,halusinasi, dan mis
intrepretasi
3) Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia,
tetapi siang hari tertidur
4) Aktivitas psikomotor meningkat atau menurun
5) Disorientasi waktu,tempat, dan orang
6) Gangguan memori
Dementia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya
fungsi intelektual dan ingatan atau memori sedemikian berat
sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari.Secara garis
besar, dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4
(empat) golongan,yaitu:
1) Dementia degeneratif primer 50-60%.
2) Dementia multi-infark10-20%.
3) Dementia yang reversibel atau sebagian reversibel 20-30%.
4) Gangguan lain (terutama neurologik) 5-10%.
- 27 -

Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM/MMSE/Mini


Mental State Examination)
Daftar Pertanyaan Penilaian
1. Tanggal berapakah hari ini? 0 – 2 kesalahan = baik
(bulan, tahun); 3 – 4 kesalahan = gangguan
2. Hari apakah hari ini? intelek ringan
3. Apakah nama tempat ini? 5 – 7 kesalahan = gangguan
4. Berapa nomor telepon intelek sedang
Bapak/Ibu? (bila tidak ada 8 – 10 kesalahan = gangguan
telepon, jalan apakah rumah intelektual berat
Bapak/Ibu?)
5. Berapa umur Bapak/Ibu?
6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal,
bulan tahun) Bila penderita tidak pernah
7. Siapakah nama gubernur kita? sekolah, nilai kesalahan
(walikota/lurah/camat) diperbolehkan + 1 dari nilai di atas.
8. Siapakah nama gubernur Bila penderita sekolah lebih dari
sebelum ini? SMA kesalahan yang
(walikota/lurah/camat) diperbolehkan -1 dari atas.
9. Siapakah nama gadis Ibu anda?
10. Hitung mundur 3-3, dimulai dari
20

c. Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya
gangguan syaraf otonom pada usia lanjut adalah dengan
meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan pada
neurotransmisi pada ganglion otonom, berupa penurunan asetil kolin
terutama disebabkan oleh penurunan enzim utama, yaitu kolin
asetilase Hal ini cenderung menurunkan fungsi otonom.
- 28 -

d. Inkontinensia
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada
penderita lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urin (atau feses)
tanpa disadari, dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga
mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”.
D : Delirium
R : Retriksi mobilitas, retensi
I : Infeksi, inflamasi, impaks feses
P :Farmasi (obat-obatan), poliuri
e. Jatuh (TheTrue Geriatric Giant)
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau
saksi mata yang melihat kejadian seseorang mendadak terbaring
atau terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia adalah:
1) Faktor Intrinsik
a) Kondisi fisik dan neuropsikiatrik
b) Penurunan visus dan pendengaran
c) Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan reflek
postural karena proses menua
2) Faktor Ekstrinsik
a) Obat-obatan yang diminum
b) Alat-alat bantu berjalan
c) Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya)
Penyebab-penyebab jatuh pada lansia:
1) Kecelakaan: merupakan penyebab jatuh yang utama
2) Nyeri kepala dan atau vertigo
3) Hipotensi orthostatik
4) Obat-obatan
5) Proses penyakit yang spesifik
6) Idiopatik
7) Sinkop
- 29 -

Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan


kecelakaan pada lansia:
1) Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua,
tidak stabil, atau tergeletak di bawah
2) Tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok
3) Tempat berpegangan yang tidak kuat/ tidak mudah dipegang
a) Lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun
b) Karpet yang tidak di lem dengan baik, keset yang
tebal/menekuk pinggirnya,dan benda-benda alas lantai
yang licin atau mudah tergeser
c) Lantai yang licin atau basah
d) Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan)
e) Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun
cara penggunaannya
Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara
lain:
1) Aktivitas
Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan
aktivitas biasa seperti berjalan, naik atau turun tangga, dan
mengganti posisi.
2) Lingkungan
Sekitar 70% lansia jatuh di rumah, 10% terjadi di tangga,
dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak
dibandingkan saat naik tangga.
3) Penyakit Akut.
Pencegahan Jatuh:
Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini,antara lain:
1) Identifikasi Faktor Risiko
Perlu dilakukan assessment keadaan sensorik, neurologik,
muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering mendasari
atau menyebabkan jatuh, juga keadaan lingkungan, obat-
obatan dan alat bantu jalan.
- 30 -

2) Penilaian keseimbangan gaya berjalan


Setiap lansia harus dievaluasi keseimbangan badannya dalam
melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi, juga gaya
berjalan dan kekuatan otot ekremitas bawah lansia
3) Mengatur atau mengatasi faktor situasional
Faktor situasional yang bersifat serangan akut dapat dicegah
dengan pemeriksaan rutin kesehatan lansia,bahaya lingkungan
dapat dicegah dengan perbaikan lingkungan. Aktivitas fisik
dapat dibatasi sesuai kondisi kesehatan lansia.
f. Kelainan pada Tulang Belakang
Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari
sindroma geriatrik. Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan
hilang tulang secara linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita
dibanding pria.
g. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai
jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai
tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus
menerus, sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat.Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas
tonjolan tulang dan tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan,
misalnya: daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan spina
ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.
Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai
berikut:
1) Derajat I: Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis,
kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
2) Derajat II: Reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga
lapisan lemak subkutan. Tampak sebagai ulkus yang dangkal,
dengan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit.
3) Derajat III: Ulkus menjadi lebih dalam,meliputi jaringan lemak
subkutan dan menggaung,berbatasan dengan fascia dari oto-
otot.Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang
berbau.
- 31 -

4) Derajat IV: Perluasan ulkus menembus otot,sehingga tampak


tulang di daerah ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada
tulang atau sendi.
Faktor-faktor penyebab dekubitus:
1) Faktor Intrinsik (dari tubuh sendiri)
a) Status gizi
b) Anemia
c) Hipoalbuminemia
d) Penyakit-penyakit neurologi
e) Keadaan hidrasi atau cairan tubuh perlu dinilai dengan
cermat
2) Faktor Ekstrinsik
a) Kebersihan tempat tidur
b) Alat-alat tenun yang kusut dan kotor
c) Peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi
pada suatu sikap tertentu
Pengelolaan Dekubitus:
1) Dekubitus Derajat I
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis:
kulit yang kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat
dan sabun, diberi lotion, kemudian di massage 2-3 kali/hari.
2) Dekubitus Derajat II
Terjadi ulkus yang dangkal: perawatan luka harus
memperhatikan syarat-syarat aseptik dan antiseptik. Daerah
bersangkutan digesek dengan es dan dihembus dengan udara
hangat bergantian untuk merangsang sirkulasi. Dapat diberikan
salep topikal, mungkin juga merangsang tumbuhnya jaringan
muda/granulasi. Pergantian balut dan salep ini jangan terlalu
sering karena malah dapat merusak pertumbuhan jaringan
yang diharapkan.
- 32 -

3) Dekubitus Derajat III


Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat
mengalir keluar.Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya
transparan sehingga permeabel untuk masuknya udara/oksigen
dan penguapan.
4) Dekubitus Derajat IV
Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan
nekrotik yang ada harus dibersihkan,sebab akan menghalangi
pertumbuhan jaringan atau epitelisasi. Beberapa preparat
enzim coba diberikan untuk usaha ini,dengan tujuan
mengurangi perdarahan.Setelah jaringan nekrotik dibuang dan
luka bersih,penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan.
Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikan
oksigenasi pada daerah luka,tindakan dengan ultrasono untuk
membuka sumbatan-sumbatan pembuluh darah dan sampai
transplantasi kulit setempat.

Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitus

Nama Penderita Skor Tanggal

Kondisi Fisik Umum: Aaaa Aaaaaaa Aaaaaaa


- Baik 4 aaa
- Lumayan 3
- Buruk 2
- Sangat Buruk 1
Kesadaran:
- Komposmentis 4
- Apatis 3
- Konfus/soporus 2
- Stupor/koma 1
Aktivitas:
- Ambulans 4
- Ambulans dengan 3
bantuan 2
- 33 -

Nama Penderita Skor Tanggal

- Hanya bisa duduk 1


- Tiduran
Mobilitas:
- Bergerak Bebas 4
- Sedikit Terbatas 3
- Sangat Terbatas 2
- Tidak Bis Bergerak 1
Inkontinensia:
- Tidak 4
- Kadang-kadang 3
- Sering Inkontinensia Urine 2
- Inkontinensia Alvi dan 1
Urine
Skor Total
Skor Total ≤ 14

Ditetapkan di : Teminabuan
Pada tanggal : 2 Januari 2023
DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN
KABUPATEN SORONG SELATAN

drg. MUHAMMAD ALIM IHSAN P


NIP. 19721225 200605 1 003

Anda mungkin juga menyukai