Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN

PENYELENGGARAAN
PELAYANAN GERIATRI

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


RSUD Dr R SOETIJONO BLORA
Jl. Dr. Sutomo No. 42 Telp. (0296 ) 531118, 531839 Fax (0296) 531504
E – Mail : rsublora@yahoo.co.id
BLORA - 58211

TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… i

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA NOMOR


414.11/02/0291.22/2022 TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
GERIATRIDIRSUD Dr. R SOETIJONO
BLORA…………………………………………….............................................................. ii

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA NOMOR


414.11/02/0291.22/2022 TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
GERIATRI DI RSUD Dr. R SOETIJONO BLORA
…………….……………………….....................................................................................iii

BAB I DEFINISI ………………………………………………………………………………...1

BAB IIRUANG LINGKUP …………………………………………………………………….3

BABIIITATA LAKSANA ………………………………………………………………………5

BABIVDOKUMENTASI …………………………………………………………………….14

`
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
RSUD dr. R. SOETIJONO BLORA
JL. Dr. Sutomo No. 42 Telp (0296) 531118,531839 Fax (0296) 531504
E –Mail : rsublora@yahoo.co.id
BLORA - 58211

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH R. SOETIJONO BLORA
NOMOR : 414.11/02/0291.22/2022

TENTANG

PANDUAN PENYELENGGARAAN
PELAYANANGERIATRI
DI RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. R. SOETIJONO BLORA

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Dr R Soetijono Blora


sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat;
b. Bahwa salah satu bentuk pelayanan kesehatan Rumah Sakit
Umum Daerah Dr R Soetijono Blora adalah pelayanan
kesehatan kepada pasien geriatri untuk mewujudkan lansia
yang sehat dan mandiri;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a dan b,
maka perlu menetapkan keputusan direktur tentang panduan
penyelenggaraan pelayanan geriatri di RSUD Dr R Soetijono
Blora.

Mengingat : 1. Undang- undangNomor 29 Tahun 2004


TentangPraktekKedokteran(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, TambahanLembaran
Negara Repubik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 TentangKesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
114, tambahanLembaran Negara Repubik Indonesia nomer
5063);

3. Undang-undangNomor 44 Tahun 2009 Tentang RumahSakit


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
53, tambahanLembaran Negara Republik Indonesia nomer
5072);
4. Undang-undangNomor 36 Tahun 2014
TentangTenagaKesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 5607);
5. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 307, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5612);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/
MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite
Medis di Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan Rumah Sakit (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1053);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws);
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 79 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri Di Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PANDUAN


PENYELENGGARAAN PELAYANAN GERIATRI DI RSUD Dr R
SOETIJONO BLORA.
KESATU : Panduan Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU
sebagai acuan Penyelenggaraan Pelayanan geriatridi RSUD Dr
R. Soetijono Blora.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
.

Ditetapkan di Blora
pada tanggal 10 Januari
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA
NOMOR 414.11/02/0291.22/2022
TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN GERIATRI DI RSUD Dr R
SOETIJONO BLORA.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN GERIATRI


DI RSUD Dr R SOETIJONO BLORA

BAB I

DEFINISI

1. Geriatric merupakan suatu istilah yang terdiri dari kata geros (usia lanjut)dan
iatreia (merawat/merumat), geriatri sendiri mengacu pada cabang ilmu kedokteran
yang berfokus pada penyediaan layanan kesehatan bagi manula. (Ignas Leo
Vascher, 1909).Seseorang dikatakan lanjut usia, jika telah mencapai usia diatas
60 tahun (Depsos, 2007).
2. Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas atau menangani tentang
proses penuaan dan masalah yang timbul pada orang yg berusia lanjut.
3. Psikogeriatri adalah cabang dari ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari
masalah kesehatan jiwa yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif serta masalah psikososial yang menyertai Lanjut Usia.
4. Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan
pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014).
5. Rehabilitasi Medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan
fungsi yang diakibatkan oleh keadaan / kondisi sakit, penyakit ataupun cedera
melalui panduan intervensi medik, keterapian fisik, rehabilitatif, bio-psiko sosial
dan edukasional untuk mencapai kemampuan fungsional yang optimal.
6. Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu yang secara bersama-
sama menangani penderita dengan berorientasi pada ilmunya masing-masing.
7. Inter disiplin adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh berbagai disiplin /
bidang ilmu yang saling terkait dan bekerjasama dengan penanganan pasien
yang berorientasi pada kepentingan bersama.
8. Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim Multidisiplin yang bekerja secara
Interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan Lanjut Usia dengan prinsip tata
kelola pelayanan terpadu dan paripurna dengan mendekatkan pelayanan kepada
pasien lanjut usia
9. Geriatric nursing adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit
pada proses menua, dimana gerontik merupakan penggabungan gerontologi dan
geriatrik (Kozier, 1987).
10. Definisi keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang
berdasarkan ilmu dan kiat atau tehnik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-
sosial-spritual dan kultural yang holistik yang di tujukan pada klien lanjut usia baik
sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
(Kozier, 1987)

WHOmengembangkan konsep kriteria mundurnya kemandirian secara bertingkat,


seperti berikut :
Penyakit/gangguan
(intrinsic)

Hambatan
(impairment)
(exteriorized)

Disabilitas
(Objectified)

Handicap
(socialized)
Impairment : Kehilangan (kelainan) baik psikologik, fisiologik, struktur atau fungsi
anatomik.
Disabilitas :Semua retriksi (kekuranganmampuan) untuk melakukan kegiatan
yang dianggap dapat dilakukan oleh orang normal.
Handicap : Suatu ketidakmampuan seseorang sebagai akibat impairment atau
disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksakan peranan hidup
secara normal.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan pasien geriatri di RSUD DR.R SOETIJONO


BLORAberdasarkan kemampuan pelayanan yaitu tingkat sederhanameliputi
penanganan pasien di rawat jalandan kunjungan rumah(Home Care).
Pelayanan geriatri diberikan kepada pasien lanjut usia dengan kriteria:
a. Seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas yang
memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau
b. Memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan fungsi
organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan; atau
c. Pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu) penyakit
fisik dan/atau psikis.
Penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup, kualitas pelayanan, dan keselamatan pasien geriatri di rumah sakit dan
memberikan acuan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan geriatri di
rumah sakit.
Pasien geriatri memiliki berbagai kekhususan dalam perjalanan dan penampilan
penyakit, oleh karena itu prinsip utama yang harus dipenuhi guna melaksanakan
pelayanan kesehatan pada warga lanjut usia yaitu pendekatan holistik serta tatakerja
dan tatalaksana secara tim.
Prinsip holistik pada pelayanan kesehatan lanjut usia menyangkut beberapa aspek,
yaitu:
1. Seorang warga lanjut usia harus dipandang sebagai manusia seutuhnya,
meliputi juga lingkungan kejiwaan (psikologis) dan sosial ekonomi. Aspek
diagnosis penyakit pada pasien lanjut usia menggunakan asesmen geriatri,
meliputi seluruh organ, sistem, kejiwaan dan lingkungan sosial ekonomi.
2. Sifat holistik mengandung arti secara vertikal maupun horizontal. Secara
vertikal berarti pemberian pelayanan harus dimulai dari masyarakat sampai
ke pelayanan rujukan tertinggi (rumah sakit yang mempunyai pelayanan
subspesialis geriatri). Secara horisontal berarti pelayanan kesehatan harus
merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan warga lanjut usia secara
menyeluruh. Oleh karenanya harus bekerja secara lintas sektoral dengan
dinas/lembaga terkait di bidang kesejahteraan, misalnya agama, pendidikan
dan kebudayaan serta dinas sosial. Untuk mengupayakan prinsip pelayanan
holistik yang berkesinambungan dan secara berjenjang (vertikal) mulai dari
masyarakat, puskesmas dan rumah sakit, kontinuitas pelayanan kesehatan
geriatri salah satunya adalah rumah sakit melakukan promosi dan edukasi
sebagai bagian dari pelayanan kesehatan warga lanjut usia di masyarakat
berbasis rumah sakit.
Pelayanan kesehatan warga lanjut usiadilaksanakan juga di masyarakatdengan
berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service).Program ini
dilaksanakan oleh rumah sakit yang telah melakukan layanan geriatri dimana rumah
sakit bertugas membina warga lanjut usia yang berada di wilayahnya, baik secara
langsung atau tidak langsung melalui pembinaan pada Puskesmas yang berada di
wilayah kerjanya. “Transfer of knowledge” berupa ceramah-ceramah baik kepada
tenaga kesehatan ataupun kepada awam perlu dilaksanakan. Di lain pihak, rumah sakit
harus selalu bersedia bertindak sebagai rujukan dari layanan kesehatan yang ada di
masyarakat. Pelayanan kesehatan geriatri oleh puskesmas (puskesmas based geriatric
services), yaitu pelayanan kesehatan warga lanjut usia yang diselenggarakan oleh
puskesmas setempat. Puskesmas merupakan unit terdepan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan bertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan
kesehatan warga lanjut usia di masyarakat, sehingga pasien lanjut usia yang
sebelumnya dirawat atau mendapat pelayanan di rumah sakit, setelah kembali ke
masyarakat menjadi tanggung jawab puskesmas. Kegiatan di puskesmas meliputi
upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana sesuai dengan Pedoman Puskesmas
Santun Lanjut usia Bagi Petugas Kesehatan. Puskesmas adalah perpanjangan tangan
rumah sakit sehingga diharapkan terdapat pembinaan dari institusi yang lebih tinggi
terhadap institusi yang lebih rendah di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan rujukan
timbal balik.
Kegiatan pelayanan kesehatan pada warga lanjut usia diberikan di dalam gedung
puskesmas maupun di luar gedung. Bentuk kegiatan pelayanan kesehatan di luar
gedung sebagai bentuk pelayanan yang proaktif dilaksanakan melalui:
a. pelayanan kesehatan kelompok lanjut usia (Posyandu/ Posbindu Lanjut usia)
b. program perawatan warga lanjut usia di rumah (homecare)
BAB III
TATA LAKSANA
Pelayanan geriatri dilaksanakan secara terpadu dengan pendekatan multidisiplin
yang bekerja secara interdisiplin.Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu
yang secara bersama-sama menangani penderita dengan berorientasi pada ilmunya
masing-masing. Interdisiplin adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh berbagai
disiplin/bidang ilmu yang saling terkait dan bekerja sama dalam penanganan pasien
yang berorientasi pada kepentingan pasien.
Tim terpadu geriatri adalah suatu tim multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin
untuk menangani masalah kesehatan lanjut usia dengan prinsip tata kelola pelayanan
terpadu dan paripurna dengan mendekatkan pelayanan kepada pasien lanjut
usia,yaitupaling sedikit terdiri atas dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis
lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri, dokter umum, perawat yang telah
mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan keterampilan inteligensi,
apoteker, tenaga gizi, fisioterapis, dan okupasi terapis, psikolog dan pekerja sosial.
Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik akan dilakukan triase apakah
tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa akan diteruskan ke
dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri
(misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan
kognitif- demensia, jatuh–osteoporosis dan inkontinensia) akan dilakukan asesmen
geriatri komprehensif oleh tim terpadu geriatri.

TATA KERJA TIM TERPADU GERIATRI


Tim terpadu geriatri merupakan bentuk kerjasama multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin dalam mencapai tujuan pelayanan geriatri. Pada tim multidisiplin kerjasama
terutama bersifat pada pembuatan dan penyerasian konsep, sedangkan pada tim
interdisiplin kerjasama meliputi pembuatan dan penyerasian konsep serta penyerasian
tindakan.

Ketenagaan dalam pelayanan Geriatri di RSUD.DR.R SOETIJONO BLORAterdiri


atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerja bersama-sama
sebagai Tim Terpadu Geriatri.
1. Tim Terpadu Geriatri terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang merangkap
sebagai anggota, dan anggota.
2. Tim Terpadu Geriatri dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit.
3. Ketua Tim Terpadu Geriatri terdiri atas:
a. Dokter spesialis penyakit dalam untuk pelayanan Geriatri tingkat sederhana.
b. Koordinator pelayanan dibentuk sesuai dengan masing-masing pelayanan pada
pelayanan Geriatri tingkat sederhana.
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan geriatri tingkat sederhana paling sedikit
terdiri atas:
1. Dokterspesialis penyakit dalam
2. Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri
3. Dokter Umum
4. Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik
5. Apoteker
6. Nutrisionis
7. Fisioterapi
8. Psikolog

TUGAS TIM TERPADU GERIATRI

1. Ketua Tim Terpadu Geriatri


Tugas Pokok:
1) Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan upaya pelayanan geriatri sesuai
dengan tingkatan pelayanan.
2) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral dengan berbagai disiplin.
Uraian Tugas:

1) Merencanakan/membuat rencana kerja kebutuhan tim geriatri setiap tahunnya.


2) Menyelenggarakan pelayanan geriatri berdasarkan rencana kebutuhan
ketenagaan, sesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh direktur rumah
sakit.
3) Menyelenggarakan rujukan, baik di dalam maupun ke dan dari luar rumah sakit.
4) Menyelenggarakan kerjasama dengan tim/departeman/ bagian/KSMF
(Kelompok Staf Medik Fungsional) lain di rumah sakit, serta hubungan lintas
program dan lintas sektoral melalui direktur rumah sakit.
5) Memberikan laporan berkala tim terpadu geriatri kepada Direktur Rumah Sakit.
2. Koordinator rawat jalan
Tugas Pokok:
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di ruang lingkup poliklinik, meliputi
asesmen geriatri, tugas konsultatif kuratif (sederhana) serta melaksanakan rujukan
ke dan dari tim/departemen/KSM lain bila perlu
Uraian Tugas:
3) Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan poliklinik
geriatri setiap tahunnya.
4) Menyediakan kelengkapan pelayanan geriatri di poliklinik berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
5) Menyediakan kelengkapan tugas pendidikan, latihan dan penelitian serta
pengembangan sesuai kebijakan tim geriatri.
6) Menyelenggarakan kerja sama dengan SMF di rumah sakit.
7) Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas penyelenggaraan pelayanan
geriatri di poliklinik.

TATA LAKSANA ALUR PELAYANAN

Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik akan dilakukan triase apakah
tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa akan diteruskan ke
dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri
(misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan
kognitif- demensia, jatuh–osteoporosis dan inkontinensia)akan dilakukan asesmen
geriatri komprehensif oleh Tim Terpadu Geriatri.
Perencanaan tatalaksana pasien geriatri disesuaikan dengan jenis pelayanan
yang ada di rumah sakit menurut tingkatan pelayanan geriatri di rumah sakit

Alur Pelayanan di RumahSakit dengan Pelayanan Geriatri


Tingkat Sederhana

Pasien lanjutusia
Rawat Jalan (Poliklinik)

− Asesmen dan konsultasi


Triase di setiap Polikilinik
− Kuratif
Departemen/UGD − Intervensipsikososial
− Rehabilitatif
− Nutrisi
Asesmen geriatri
komprehensif dalamUPT − Farmasi
geriatri

Masalah Geriatri:
Home Care
− Kondisi medis umum
Rencana Tatalaksana
− Statusfungsional
Komprehensif olehtim
− Psikiatri: Status mental,
terpadugeriatri
fungsi kognitif
− Sosial danlingkungan
Tata kelola pasien lanjut usia di rawat jalan meliputi :

A. PENILAIAN/ PENGKAJIAN
1. Kondisi medis umum
Sesuai asesmen awal rawat jalan yg meliput ipemeriksaan tanda vital,
pemeriksaan fisik, dan risiko jatuh pada geriatri.

Asesmen resiko jatuh pada geriatri

No. Tindakan Resiko skor


1. Gangguangayaberjalan (diseret, menghentak, berayun) 4
2. Pusing/ pingsan pada posisitegak 3
3. Kebingungansetiapsaat 3
4. Nokturia/ Inkontinen 3
5. Kebingunganintermiten 2
6. Kelemahanumum 2
7. Obat-obatberesiko tinggi (diuretik, narkotik, 2
sedatif,antipsikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia,
antihpertensi, obathipoglikemik, antidepresan, neuroleptik,
NSAID)
8. Riwayatjatuhdalamwaktu 12 bulansebelumnya 2
9. Osteoporosis 1
10. Gangguanpendengaran dan ataupenglihatan 1
11. Usia 70 keatas 1
Jumlah

2. Pengkajian status fungsional


Asesmen ADL
Penapisan status fungsional (kemandirian atau
ketergantungan)dilakukandenganmenggunakanINDEX KATZ
INDEK KATZ

NO AKTIVITAS MANDIRI TERGANTUNG

1. Bathing Memerlukan bantuan hanya Memerlukan bantuan


pada 1 bagian tubuh (bagian dalam mandi lebih dari 1
belakang/anggota yang bagian tubuh dan saat
teganggu) atau dapat masuk serta keluar dari
melakukan sendiri bak mandi, atau dapat
mandi sendiri

2. Dressing Menaruh pakaian dan Tidak dapat memakai


mengambil pakaian, pakaian sendiri atau
memakai pakaian, ’brace’ tidak berpakaian
dan menalikan sepatu sebagian
dilakukan sendiri
3. Toiletting Pergi ke toilet, duduk dan Memakai ’bedpan’ atau
berdiri dari kloset, memakai ’comode’ atau mendapat
pakaian dalam, bantuan pergi ke toilet
membersihkan kotoran atau memakai toilet
(memakai ’bedpan’ pada
malam hari saja dan tidak
memakai penyangga
mekanik)

4. Transferring Berpindah dari dan ke Tidak dapat


tempat tidur dan berpindah melakukan/dengan
dari dan ke tempat duduk bantuan untuk berpindah
(memakai atau tidak dari dan ke tempat tidur
memakai alat bantu) atau tempat duduk

5. Continence BAK & BAB Tidak dapat mengontrol


sebagian atau
seluruhnya dalam BAB &
BAK, dengan bantuan
manual/kateter

6. Feeding Mengambil makanan dari Memerlukan bantuan


piring atau yang lainnya dan untuk makan atau tidak
memasukkan ke dalam dapat makan semuanya
mulut (tidak termasuk atau makan per-parental
kemampuan untuk
memotong daging dan
menyiapkan makanan
seperti mengoleskan
mentega di roti

Klasifikasi menurut indek Katz


A: Mandiri, untuk 6 fungsi
B: Mandiri, untuk 5 fungsi
C: Mandiri, kecualibathing dan 1 fungsilain
D: Mandiri, kecualibathing, dressing, dan 1 fungsilain
E: Mandiri, kecualibathing, dressing, toiletting, dan 1 fungsilain
F: Mandiri, kecuali bathing, dressing, toiletting, transferring& 1 fungsi lain
G: Tergantung 6 fungsi
Other : Tergantung dalam minimal 2 fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan C, D, E,
F
Asesmen gizi
Penilaian status gizi dan penapisanmalnutrisimenggunakanindeksmassatubuh (IMT).

Rumus IMT :

IMT = Berat Badan (kg)/[Tinggi Badan (m)]2

Rumus Tinggi Badan Populasi Geriatri :

Pria : TB = 59.01 + (2.08 X Tinggi Lutut)

Wanita : TB = 75.00 + (1.91 X Tinggi Lutut) – (0.17 X Umur).

Skor IMT :

<18,5 Gizi kurang


18,5 – 23 Normal
23 – 25 Gizi lebih
>25 Obesitas

Asesmen kognitif dengan MMSE (Mini Mental State Examination)

1. Orientasi : Tahun / Bulan / Tgl / Hari / Musim ......................5


2. Orientasi : Negara / Propinsi / Kota / RS / Ruang ................5
3. Pencatatan Objek 3 buah .....................................................3
4. Kalkulasi : hitung mundur kurang 7 ......................................5
5. Mengingat kembali ...............................................................3
6. Bahasa : tunjuk alat ..............................................................2
7. Ulang : tanpa, bila dan atau tetapi ........................................1
8. Ikuti tiga tahap tugas .............................................................3
9. Baca dan tugas : Mohon pejamkan mata .............................1
10. Buat kalimat sendiri ..............................................................1

11. Contoh gambar

SKOR :< 24 ada gangguan kognitif


Asesemen InsomniadenganInsomnia Rating Scale
1. Jumlah jam tidur sehari 5. Selama tidur terbangun
0. > 6 ½jam 0. Tak pernah bangun
1. 5 ½- 6 jam 29 menit 1. 1-2 kali terbangun untuk BAK
2. 4 ½- 5 jam 29 menit 2. 3-4 kali terbangun
3. < 4½jam 3. > 4 kali terbangun

2. Selama tidur mengalami 6. Bila terbangun, tidur kembali


0. Rasanya tak pernah mimpi 0. < 5 menit
1. Kadang mimpi tak jelas 1. 6-15 menit
2. Sering bermimpi 2. 16-60 menit
3. Selalu bermimpi 3. > 60 menit
menakutkan

3. Bagaimana rasa tidur 7. Pada bangun pagi


0. Dalam sulit dibangunkan 0. Sesuai yang dikehendaki
1. Sedang sulit dibangunkan 1. ½ jam sebelum yang
2. Sedang mudah dikehendaki dan tak dapat
dibangunkan tidur kembali
3. Mudah dibangunkan 2. 1 jam sebelum yang
dikehendaki dan tak dapat
tidur kembali
3. > 1 jam sebelum yang
dikehendaki dan tak dapat
tidur kembali

4. Lama waktu untuk tidur 8. Bila bangun pagi


0. < 5 menit 4. 45- 0. Anda merasa gusar
60 menit 1. Rasa kurang segar
1. 6 – 15 menit 5. > 1 2. Rasa lesu
jam 3. Dangkal mudah dibangunkan
2. 16 – 29 menit
3. 30 – 44 menit

Total skor :
0 – 6 Normal
7 – 12 Ringan
13 – 18 Berat
19 – 25 Sangat berat

KUNJUNGAN RUMAH (HOME CARE)


1. Kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus
paska perawatan dan kasus lain yang dijumpai di komunitas.
2. Tindakan keperawatan yang dapat diberikan adalah pemeriksaan tanda vital,
pemasangan nasogastric tube, pemasangankateter urine, perawatan luka,
memasang peralatan oksigen, penyuntikan intravena, intramuskuler, subkutan,
pemasangan infus, pemberian laksatif/huknah, dan kebersihan diri.
BERBASIS RUMAH SAKIT (Hospital Based Community Geriatric Service)
1. Edukasi di RS :pengadaan leaflet, penyuluhan di poligeriatri yang PELAYANAN
KESEHATAN WARGA LANJUT USIA DI MASYARAKAT dilaksanakansetiap 3
bulan, sertapenyuluhan Edukasi di masyarakat :penyuluhan dan pemeriksaantanda
vital pada komunitaslansia/ 3 bulan.

B. PENGELOLAAN
1. Pencegahan jatuh

Tingkat skor Tindakan


risiko

Risikorendah 1-3 1. Nilai kembalirisikojatuhsetiap kali datang


2. Berikanpasien/ keluargaBrosurEdukasijatuh
3. Intervensijatuhstandar (seperti pada
dewasamuda)

2. Pendekatan psikis
a. Peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut
usia, dimana perawat dapat berperan sebagai supporter.
b. Berperan sebagai interpreter terhadap segala sesuatu yang asing
c. Berperan sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab.
d. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan
kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk
keluhan agar para lanjut usia merasa puas.
e. Perawat harus selalu memegang prinsip ” Tripple S”, yaitu sabar, simpatik,
dan service .
f. Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih
sayang dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan..
Untuk Itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman , tidak
gaduh. Membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan
dan hobi yang dimilikinya.
g. Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri, merasa memliki
keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang
dideritanya.
3. Pendekatan sosial
a. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu
upaya perawat dalam pendekatan sosial.
b. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama usia berarti
menciptakan sosialisasi mereka.
c. Jadi pendekatan sosial ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa
orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang
lain
4. Pendekatan spiritual
a. Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya dalam kedaan
sakit atau mendeteksi kematian.
b. Umumnya pada waktu kematian akan datang , agama atau kepercayaan
seseorang merupakan faktor yang penting sekali. Pada waktu inilah
kehadiran seorang ulama/tokoh agama sangat perlu untuk melapangkan
dada
5. Pengelolaan pasien lansia di rawat jalan
a. Identifikasi pasien lansia yang masuk berdasarkan hasil asesmen di triase
(pemasangan gelang kuning, pemakaian masker)
b. Bila pasien tidak ada pendamping, petugas mengantar sampai ke tempat
pemeriksaan yang di tuju dengan menggunakan alat bantu bila diperlukan
c. Perawat mendampingi pasien saat dilakukan pemeriksaan sampai selesai
6. Pengelolaan pasien lansia di rumah (home care)
a. Pasien home care sudah diindentifikasi sebagai kelompok pasien lansia.
b. Penempatan pasien dikamar sedekat mungkin dengan ruang keluarga dan
kamar mandi.
c. Ruangan yang ditempati oleh pasien lansia hendaknya mudah diakses oleh
pasien/ keluarga, penerangan cukup, lantai tidak licin, jarak tempat tidur ke
lantai tidak tinggi.
d. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang
ditunjuk dan dipercaya
e. Petugas di unit pelayanan bekerjasama dengan keluarga melakukan
pemantauan secara berkala kepada pasien lansia terhadap kemungkinan
terjadi kekerasan fisik dan psikis yang dapat dilakukan oleh keluargayang
berada di dekatnya.
7. Pengamanan lingkungan rumah sakit
1. Pemasangan pegangan tangan di selasar dan kamar mandi
2. Lantai tidak licin
3. Penerangan yang baik terutama di kamar mandi dan ruang perawatan.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumen yang terkait dengan penanganan pasien lanjut usia di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.R SOETIJONO Blora adalah :

1. SPO pemasangan pita identitas pasien rawat jalan denganresiko jatuh


2. Asesmen pasien resiko jatuh pada geriatri
3. Asesmen ADL
4. Asesmen MMSE
5. Asesmen Gizi
6. Asesmen IRS
7. SPO memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda

DIREKTUR
RSUD Dr.R. SOETIJONO BLORA

PUJI BASUKI

Anda mungkin juga menyukai