Anda di halaman 1dari 25

IKTERUS OBSTRUKTIF

Pembimbing : dr. Ferry Erdani Spb.KBD


Penyusun : dr. Maria Meildi
PENDAHULUAN

Ikterus :
1. Prehepatik
2. Hepatik
3. Post hepatik (obstruksi) insiden

Intra hepatal ekstrahepatal Surgical jaundice

Morbiditas dan mortalitas Diagnosa dini yang tepat


Embriologi Sistem Hepatobilier

Hepar, kandung empedu, percabangan biliaris


muncul dari tunas ventral (divertikulum hepatikum)
bagian paling kaudal foregut pada awal minggu
keempat kehidupan.
Dibagi 2 : pars hepatica (hepar) dan pars sistica
(kandung empedu)
Hubungan awal divertikulum hepatikum dan
penyempitan foregut akan membentuk duktus
biliaris.
Anatomi Saluran Empedu

Saluran empedu intrahepatal : hepatosit sekresi


empedu kanalikuli biliaris duktus interlobaris
duktus lobaris duktus hepatikus dx dan sinistra
Saluran empedu ekstrahepatal : duktus hepatikus
komunis + duktus sistikus duktus koledokus
(+ duktus pankreatikus) ampula vater
sphincter of Oddi duodenum.
Fisiologi Metabolisme Bilirubin
Ikterus

Ikterus (Latin) atau jaundice (Perancis) jaune


kuning.
Ikterus (jaundice) didefinisikan sebagai
menguningnya warna kulit dan sclera akibat
akumulasi pigmen bilirubin dalam darah dan
jaringan. (10)
Normal: bilirubin serum < 9 mmol/L. (8)
Kadar bilirubin : 35-40 mmol/L manifestasi klinik.
(10)
Klasifikasi Ikterus
Ikterus Obstruktif

Definisi
Ikterus yang disebabkan oleh setiap hal yang
memblokade pelepasan bilirubin terkonjugasi
dari hepatosit atau menghambat alirannya ke
duodenum.
Etiologi Ikterus Obstruktif

1. Intrahepatal
- Obstruksi di tingkat hepatosit atau kanalikuli bilier
- Dilatasi saluran empedu (-)
- Bukan kasus bedah
- Contoh : Sirosis hepatis, hepatokolangitis, abses
hati, tumor maligna primer atau sekunder.
2. Ekstrahepatal
- Obstruksi saluran empedu ekstrahepatal
- Dilatasi saluran empedu (+)
- Penyebab :
a. Obstruksi di dalam lumen saluran empedu (batu,
askariasis)
b. Kelainan pada dinding saluran empedu (atresia
bawaan, striktur traumatik, tumor saluran empedu)
c. Obstruksi saluran empedu dari luar (tumor caput
pankreas, tumor ampula Vater, pankreatitis).
Epidemiologi

- Pada semua kelompok umur


- Insiden di AS 5 per 1000 pasien.
- Kasus terbanyak Ca caput pancreas (70%),
CBD stone 8%, Ca kandung empedu(2%).
Patofisiologi
Steatorhea

Malabsorpsi A
Garam Defisiensi vit
empedu lipid D Osteoporosis
Ketiadaan K level
komponen prothrombin
empedu di
usus halus

Bilirubin Feses pucat (acholis)


direct
Garam
Pruritus
empedu

Peningkatan kadar Urin bewarna cokelat


Bilirubin Ginjal
komponen empedu seperti teh
direct
di sirkulasi

Kolesterol & Hiperlipidemia


fosfolipid

Akumulasi substansi Kerusakan hepar


hepatotoksik
Diagnosis
1. Anamnesis
- Riwayat kuning
- Perubahan warna urin : urin gelap seperti teh
- Perubahan warna feses : feses pucat seperti dempul
- Nyeri abdomen (regio kanan atas/ epigastrium)
- Gejala anoreksia dan penurunan BB
- Demam +/-
- Usia
- Riwayat tranfusi darah, pekerjaan beresiko tinggi
terhadaphepatitis B
- Makanan dan obat
- Gatal-gatal
2. Pemeriksaan Fisik
- Ikterus pada sklera atau kulit
- Stigmata sirosis
- Nyeri tekan epigastrium atau regio hipokondria
kanan
- Hepar teraba atau tidak
- Kandung empedu teraba atau tidak (Courvoisier
sign)
- Murphys sign +/-
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
- Darah : Leukositosis, prothrombin time.
Tes faal hati : SGOT2x lipat, Gamma GT,
Alkali fosfatase, Bilirubin direct .
Tumor marker : CA 19-9, CEA, CA-125 : Ca
pankreas, kolangiokarsinoma, karsinoma peri-
ampula.
b. Radiologi
- Foto polos abdomen
- USG
- CT-scan
- PTC
- ERCP
- MRCP
Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan
ikterus obstruktif bertujuan untuk menghilangkan
penyebab sumbatan atau mengalihkan aliran
empedu.
Bila tindakan pembedahan tidak mungkin dilakukan
untuk menghilangkan penyebab sumbatan,
dilakukan tindakan drainase yang bertujuan agar
empedu yang terhambat dapat dialirkan.
Ada 2 macam tindakan drainase yaitu :
a. Drainase ke luar tubuh (drainase eksterna)
Drainase dapat dilakukan keluar tubuh misalnya dengan
pemasangan pipa nasobilier, pipa T pada duktus koledokus
atau kolesistotomi.
b. Drainase interna (pintasan bilio-digestif)
Drainase interna dapat dilakukan dengan membuat pintasan
biliodigestif. Drainase interna ini dapat berupa kolesisto-
jejunostomi, koledoko-duodenostomi, koledoko-jejunostomi
atau hepatiko-jejunostomi. Drainase interna pertama kali
dilaporkan oleh Pareiras et al dan Buchart pada tahun 1978,
dan presentase munculnya kembali ikterus obstruksi setelah
dilakukan pintasan adalah 0-15% tergantung dari teknik
operasi yang digunakan.
Prognosis
Bahaya akut dari ikterus obstruksi adalah terjadinya
infeksi saluran empedu (kolangitis akut)
Kematian terjadi akibat syok septic dan kegagalan
berbagai organ.
Selain itu sebagai akibat obstruksi kronis dan atau
kolangitis kronis yang berlarut-larut pada akhirnya
akan terjadi kegagalan faal hati akibat sirosis
biliaris.
Ikterus obstruksi yang tidak dapat dikoreksi baik
secara medis kuratif maupun tindakan
pembedahan mempunyai prognosis yang jelek
diantaranya akan timbul sirosis hepatis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai