Obah herbal seakan menjadi tren dan pembenaran akan setiap penyakit
yang diderita oleh masyarakat. Masyarakat bayak yang memiliki pola pikir
bahwa obat herbal merupakan obat terbaik yang sebaiknya mereka
konsumsi jika mereka sakit.
Mindset masyarakat saat ini : Bahan kimia -apapun bentuknyapunya pengaruh buruk bagi tubuh
Iya, masyarakat di Indonesia masih banyak yang beranggapan bahwa
bahan kimia yang kita konsumsi memiliki kontribusi yang cukup tinggi
untuk merusak tubuh kita. Hal inilah yang diyakini banyak orang bahwa
bahan herbal itu tidak berbahaya karena alami.
Di kehidupan sehari-hari, kita akan banyak sekali mendengar..
"Kamu jangan suka makan makanan kayak gitu. Bahaya. itu banyak
bahan kimianya!"
atau pas lagi mau beli obat ke toko obat, tiba-tiba tukang obatnya bilang...
"Daripada beli obat buatan pabrik rekomendasi dokter, mending beli
produk yang herbal aja mbak/mas. Lebih alami, lebih sehat lho!"
Dari kecil, kita pasti sering banget denger kata kimia. Tapi biasanya, kimia
atau bahan kimia itu artinya jelek, deh. Sampe sekarang kalo denger kata
"kimia", pasti yang kebayang sama orang-orang itu bahan pengawet,
pewarna makanan, racun di pestisida, micin (MSG/monosodium glutamat),
pokoknya semuanya berbahaya buat kesehatan kita. Sampe-sampe ada
tren baru dalam berbelanja, maunya alami atau herbal, dari makanan,
kosmetik, produk-produk kecantikan, sampe obat-obatan.
Tapi bener ga sih bahan kimia itu pasti berbahaya? Apa sih yang namanya
bahan kimia itu? Apa benar yang alami atau herbal itu selalu lebih sehat
atau lebih baik?
Mau makan, cuci tangan dulu dong yaa.. Kita cuci tangan musti pake
sabun, dimana sabun adalah garam alkali dari kalium hidroksida
(KOH), natrium hidroksida(NaOH), dan Amonium
Hidroksida(NH4OH)
Nah, bener kan bahwa segala hal disekitar kita adalah bahan kimia,
bahkan ternyata hal yang kita lakukan sehari-hari seperti masak telor
mata sapi aja kok jadi banyak melibatkan banyak bahan kimia. Wah
berarti serem dong? Nggak kok, jangan dipikir segala hal yang terkait
bahan kimia itu gak baik buat tubuh dan berbahaya buat kita.
Sebaliknya, jangan berpikir bahwa segala yang selama ini dianggap
bahan alami itu bagus buat tubuh dan gak berbahaya buat kita.
Konsep berpikir bahwa bahan kimia itu bahaya sedangkan bahan yang
dianggap bahan alami itu lebih sehat adalah kekeliruan yang besar!
Kenapa? Karena sebetulnya segala hal di sekitar kita yang kita
anggap alami adalah bahan kimia. Sebaliknya, bahan yang kita
anggap sebagai bahan kimia ya sebetulnya semua bersumber
dari alam juga. Jadi bahan kimia itu ya sebetulnya dari bahan alami,
dan bahan yang kita anggep alami ya itu bahan kimia juga.
Jadi sebetulnya bukan masalah bahan kimia vs bahan alami. Tapi justru
gimana kita melihat sebuah komposisi materi itu bisa bermanfaat atau
berbahaya bagi kita sebagai manusia. Misalnya nih, propana dan
butana yang ada di dalem LPG buat masak tadi itu, bahan kimia yang
sekaligus bahan alami juga kan? Nah itu adalah senyawa alkana
yang cocok banget tuh jadi bahan bakar untuk kebutuhan sehari-hari
seperti memasak dan manasin air buat mandi. Contoh lain adalah PTEF
atau teflon, senyawa sifatnya unik. Dia berbentuk padat tapi gak
bisa basah, juga tidak reaktif dan tahan panas. Nah, jadinya cocok
banget tuh digunakan sebagai wajan.
Kalo udah kenyang makan telor ceploknya, kita haus terus minum air.
Nah, air itu kan H2O, bahan kimia juga kan?
Jadi, bahan kimia itu enggak berbahaya kan..
Eits, jangan terlalu cepet ambil kesimpulan dulu. Bahan kimia itu juga
bisa berbahaya kalau kita nggak ngerti cara menggunakannya.
Misalnya, propana di LPG itu kan gas yang mudah terbakar. Kalau
sampe sambungan gas ke kompornya ada yang bocor, gas itu bisa
keluar ke udara sekitar dengan cepat. Secara si propana itu mudah
terbakar, kalau ada percikan api sedikit aja dari korek atau stop kontak
listrik bisa bikin rumah kita kebakaran.
Contoh lain dari kegiatan masak kita di atas adalah si teflon. Teflon ini
cukup tahan panas dan tidak menghasilkan zat yang berbahaya bagi
tubuh manusia sampai suhu 260oC. Buat penggorengan, ini oke-oke aja
karena kita menggoreng daging di suhu di bawah 230oC. Minyak
goreng yang kita pakai juga akan menyerap panas dari api kompor dan
menguap (keluar asap) di bawah suhu 250oC. Secara teori, teflon ini
aman buat dipakai. Tapi, kalau wajan teflon itu dipanasin tanpa minyak
goreng, dia akan mulai terurai di suhu antara 260oC ke atas. Hasil
uraian ini bisa nempel di wajan kita dan masuk ke makanan kita waktu
wajan itu dipake lagi buat masak. Nah, sekarang baru deh kita tahu
bahwa overheated-PTFE bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Contoh LPG dan teflon di atas memberikan kesimpulan yang jelas:
Bahaya bahan kimia terletak pada pemahaman kita tentang
bagaimana cara menggunakannya
Kalau kita tahu sifat-sifat bahan kimia tersebut, batasan
penggunaannya, dan berhati-hati dalam batasan tersebut, bahan kimia
itu aman kok.
Ada satu contoh lagi nih yang semoga nggak bikin kamu ngeri kalo
mau hangout alias nongkrong. Kamu pasti pernah denger kafein dong,
itu senyawa aktif yang terdapat di dalam biji kopi dan daun teh. Rumus
kimianya, C8H10N4O2. Mungkin sebagian dari kalian suka yah minum teh
atau kopi. Si kafein ini adalah senyawa yang bikin kita bangun dan
fokus abis minum kopi. Kafein ini juga terdapat di dalam banyak
minuman bersoda, tapi dengan jumlah yang lebih kecil.
Nah, dari contoh ini kita sekarang udah bisa mendapatkan kesimpulan
yang lebih presisi, bahwa..
Bahaya bahan kimia yang kita konsumsi itu ada di dosisnya
Dosis ini bukan cuma dalam jumlah, tetapi lamanya waktu kita
mengkonsumsi jumlah tersebut. Tubuh manusia punya mekanisme
yang berbeda-beda untuk mencerna senyawa-senyawa yang kita
konsumsi. Jadi, toleransi kita buat senyawa yang berbeda juga
berbeda. Kalau makanan atau minuman itu mengandung senyawa
tertentu (pewarna, pengawet, tambahan perisa), tidak berarti
berbahaya. Kita harus tau juga dosis di mana senyawa tersebut mulai
bisa berdampak buruk buat kesehatan kita. Pastinya kalau ada
makanan atau minuman yang mengandung berlebihan senyawa
tertentu, itu berbahaya. Lo juga pasti sering denger senyawa yang
dalam dosis normal tidak berbahaya seperti gula dan garam, kalau
berlebihan bisa bikin lo diabetes dan darah tinggi juga kok.
Di sini ada kesimpulan penting lagi, yaitu...
Kealamian suatu makanan atau minuman gak menjamin bahwa
semua yang terdapat di makanan atau minuman itu bagus dan
aman buat kita
Ada banyak loh species jamur yang nggak bisa kita makan karena
mengandung toxin. Sebaliknya, banyak minuman yang mengandung
bahan buatan tapi justru aman kita minum.
Mengupas si malaikat berbulu domba : obat herbal
Istilah herbal biasanya diidentikan dengan tumbuh-tumbuhan yang
tidak berkayu atau dengan kata lain perdu. Dalam dunia pengobatan,
istilah herbal berkenaan dengan segala jenis tumbuhan dan atau
seluruh bagian-bagiannya yang mengandung satu atau lebih bahan
aktif yang dapat digunakan sebagai obat (therapeutic). Contohnya
bagian tubuh yang lain. Trus, obat herbal di sini bekerja dengan cara
memberi energi pada organ tubuh dan kelenjar tertentu serta
menyeimbangkan kondisi tubuh sehingga membantu mengembalikan
keharmonisan dan keseimbangan tubuh secara keseluruhan. Selain itu,
obat herbal juga digunakan untuk mempertahankan sistem imun tubuh
kita untuk melawan patogen atau bibit penyakit yang menyerang dari
luar.
Jadi, bahwa mengonsumsi obat herbal dalam jangka panjang tidak
akan menimbulkan komplikasi dalam tubuh kita. Iyakah?
Ketidaktepatan menggunakan obat herbal sering kali dijumpai saat ini,
baik disebabkan kesalahan informasi yang ada, maupun anggapan
yang keliru mengenai penggunaan obat herbal sehingga tidak jarang
justru obat herbal malah menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan. Harapan untuk sembuh pun sirna karena timbul masalahmasalah baru.
Dalam hal ini, ada beberapa contoh tanaman obat yang perlu
diperhatikan, misalnya daun seledri (Apium graveolens). Tanaman ini
mampu menurunkan darah tinggi, namun apabila dosisnya berlebih
dapat menurunkan tekanan darah secara drastis. Oleh karena itu,
jangan mengonsumsi lebih dari satu gelas perasan seledri untuk sekali
minum dong.
Selain itu, tahukan kamu bahwa minyak dari tanaman jarak (Oleum
recini) juga dapat digunakan untuk mengobati masalah pencernaan.
Tapi, namun jika penggunaannya tidak terukur malah akan
menyebabkan iritasi saluran pencernaan.
Lain pula dengan keci beling (Strobilantus crispus), tanaman ini dapat
mengobati batu ginjal, namun apabila dikonsumsi lebih dari 2 gram
sekali minum dapat menimbulkan iritasi saluran kemih . Pada beberapa
pasien yang mengonsumsi tanaman tersebut untuk pengobatan batu
ginjal, ditemukan adanya sel-sel darah merah dengan jumlah melebihi