Anda di halaman 1dari 39

INFEKSI BAKTERI

PADA KULIT
Niswatur Rosyidah/41181396100056

Pembimbing: dr. Wisyanti Mian Uli Siahaan, M.Ked(DV), Sp.KK


SNPPDI
2019
PIODERMA
“Pioderma adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus,
Streptococcus, atau keduanya.”
PIODERMA ETIOLOGI:
Penyebab utamanya  Staphylococcus aureus dan Streptococcus B
hemolyticus.
Staphylococcus epidermidis (flora normal kulit dan jarang menyebabkan
infeksi).
FAKTOR PREDISPOSIS
1. Higine yang kurang
2. Menurunnya daya tahan tubuh
3. Telah ada penyakit kulit yang lain
 Impetigo  Erisipelas
PIODERMA • Impetigo krusta  elulitis
• Impetigo bulosa  Flegmon
• Impetigo neonatorum  Abses Multipel Kelenjar
 Folikulitis Keringat
 Furunkel/Karbunkel  Hidraadenitis
 Ektima  Staphylococcal Scalded
 Pionikia Skin Syndrome (SSSS)
PIODERMA
Impetigo neonatorum Hidradenitis
Abses multipel
Folikulitis Furunkel/karbunkel Kel.apokrin Kelenjar keringat
Impetigo bulosa

epidermis Folikel rambut Kel. keringat

Staphylococcus aureus epidermolisis

Streptococcus B Staphylococcal Scalded


haemolitycus & PIODERMA
Skin Syndrome
Staphylococcus aureus
Streptococcus B haemolitycus

Ulkus piogenik Pionikia epidermis Dermis subkutis

Ektima Selulitis
Impetgio krustosa
Erisipelas Flegmon
TATALAKSANA Tatalaksana
PIODERMA
Topikal Sistemik Edukasi

Kompres Kurangi faktor Perbaiki


Antibiotik Antibiotik
terbuka predisposisi kebersihan
TATA Penisilin G prokain 1,2 juta/hari IM (sering terjadi syok
anafilaktik)
LAKSANA Penicilin G
Ampisilin 4 x 500 mg (1 jam a.c.)
Amoksisilin 4 x 500 mg (1 jam p.c., lebih mudah diabsorpsi
SISTEMIK Prokain dan
dibanding ampisilin)
semisintetiknya

Penisilin resisten penisilinase: Kloksasilin 3x250 mg a.c.

Linkomisin 3x500 mg/hari


Linkomisin dan Klindamisin 4x150 mg, pada yang berat 4x300-450 mg/hari
klindamisin (diabsorpsi lebih baik disbanding Linkomisin shgg lebih
dianjurkan)
Eritromisin 4x500 mg/hari po (efektifitas kurang disbanding
Eritromisin Linkomisin dan Klindamisin, cepat tjd resistensi, ES pada
lambung)
Sefalosporin I &
Sefadroksil 2x500-1000 mg/ hari
IV
TATA
LAKSANA
TOPIKAL Basitrasin
Neomisin Bisa untuk Gram + dan Gram -
Muporisin
Teramisin dan
Tidak terlalu efektif namun harganya terjangkau
kloramfenikol
Kompres terbuka Larutan permanganas kalikus 1/5000
(untuk lesi Larutan rivanol 1%
madidans) Yodium povido 7.5% dilarutkan 10x
PEMERIKSAAN • Pemeriksaan laboratorium
PENUNJANG
• Leukositosis

• Untuk kasus kronis/sukar sembuh:

• Kultur

• Tes resistensi
 Staphylococcus Infection:  Streptococcus Infection:

KOMPLIKASI • Bacteremia • Bacteremia

• Metastatic infection  • Lymphangitis


osteomyelitis • Supurative lymphadenitis
• Acute infectife endocarditis • Acute rheumatic fever
• Staphylococcal scalded skin • Acute glomerulonephritis
syndrome (SSSS) • Erythema nodusum
• Staphylococcal toxic shcok
syndrome (TSS)
IMPETIGO
Pioderma superficialis (terbatas pada epidermis)
Place Your Picture Here And Send To Back

IMPETIGO KRUSTOSA

 Etiologi: 70% kasus Staphylococcus aureus, GAS, atau kombinasi


keduanya
 Epidemiologi: Sering pada anak, namun bisa menyerang dewasa
pada segala usia
 Predileksi: Wajah (sekitar lubang hidung dan mulut), atau
ekstremitas (setelah trauma)
Effloresensi: Papul eritematosa yang kemudian menjadi vesikel
dan pustule yang kemudian cepat pecah, krusta tebal kuning madu,
tampak erosi dibawahnya
Place Your Picture Here And Send To Back

IMPETIGO KRUSTOSA

Diagnosis Banding: Ektima


Tatalaksana
Krusta sedikit dilepaskan dan diberi salep
antibiotik
Lesi banyak: antibiotik sistemik
Place Your Picture Here And Send To Back

IMPETIGO BULOSA

 Etiologi: Strain Staphylococcus aureus yang


mengeluarkan toksin eksfoliatif
 Epidemiologi: Sering pada bayi baru lahir dan anak
bayi yang lebih tua
 Predileksi: Muncul pada kulit yang normal dan
mudah rusak, contohnya: Axilla, dada, punggung
Effloresensi: Eritema, bula, bula hipopion, apabila
pecah tampak kolaret dengan dasar eritema
Place Your Picture Here And Send To Back

IMPETIGO BULOSA

Diagnosis Banding: Dermatofitosis (jika bula/vesikel


sudah pecah)
Tatalaksana
Beberapa vesikel dipecahkan diberi salep antibiotik
(lesi banyak): antibiotik sistemik
Place Your Picture Here And Send To Back

IMPETIGO NEONATORUM
 Termasuk impetigo bulosa yang menyerang neonates.
 Kelainan kulit seperti impetigo bulosa, namun
lokasinya dapat menyeluruh dan disertai demam.
 Diagnosis Banding:
• Sifilis kongenital
• Manifestasi Klinis: Bula terdapat di telapak tangan,
snuffle nose, saddle nose, dan pseudo paralisis Parrot
 Tatalaksana: Antibiotik sistemik dan bedak salisil 2%
topikal
EKTIMA
Ulkus superficial dengan krusta diatasnya
Place Your Picture Here And Send To Back

EKTIMA

 Etiologi: Staphylococcus aureus dan atau GAS dan biasanya


kelanjutan dari impetigo yang tidak diobati
 Epidemiologi: Ekstremitas bawah pada anak, pasien usia lanjut
yang diabaikan, dan pasien diabetes.
Effloresensi: ‘Punched Out” ulcers yang berisi krusta abu
kekuningan dan purulent. Dasar terdapat ulkus indurasi, menonjol,
dan granular yang masuk lebih dalam ke dermis. Terdapat edema di
sekitarnya.
 Tatalaksana: Krusta sedikit krusta diangkat dan diolesi salep
antibiotik, Banyaksistemik
FOLIKULITIS
Place Your Picture Here And Send To Back

FOLIKULITIS

 Etiologi: Staphylococcus aureus


 Karakteristik: Kecil, rapuh, terdapat pustule berbentuk kubah yang
terjadi di infundibulum (ostium) dari folikel rambut
 Predileksi: Sering pada kulit kepala anak, ekstremitas, janggut,
dan pantat orang dewasa.
 Efloresensi: Superfisial: Papul pustul eritematosa dan ditengahnya
terdapat rambut, multiple
Profunda: sama seperti diatas + teraba infiltrate
 Diagnosis Banding: Dermatitis seboroik, tinea barbae
FURUNKEL
Place Your Picture Here And Send To Back

FURUNKEL
 Etiologi: Staphylococcus aureus, biasanya lebih dari folikulitis
superficialis dan sering berkembang menjadi abses.
 Karakteristik: furunkel dimulai sebagai keras, lembut, nodul
folikulosentrik yang merah pada bantalan kulit yang dapat
membesar dan menjadi menyakitkan dalam beberapa hari
 Predileksi: terjadi pada daerah yang sering terkena gesekan,
oklusi, dan keringat seperti leher, wajah, axila, dan pantat.
 Predisposisi: obesitas, kelainan fungsi neutrophil, imuno supresi
ec glukokortikoid sistemik, kemoterapi, atau defisiensi
immunoglobulin, dan biasanya lebih buruk pada pasien diabetes.
KARBUNKEL
Place Your Picture Here And Send To Back

KARBUNKEL
 Karbunkel lebih luas, dalam, menginfiltrasi, dan menjadi lesi
inflamasi yang serius ketika supurasi terjadi di lapisan kulit yang
tebal dan tidak elastis dan beberapa furunkel menyatu
 Karakteristik: Lesi yang sangat menyakitkan pada leher,
punggung, atau paha. Keluhan dapat disertai demam dan
malaise.
 Area yang terlibat jadi kemerahan, indurasi, dan multiple pustus
muncul ke permukaan sekitar folikel rambut  lesi menjadi
kuning-abu tepi ireguler dan membentuk kawah pada tengahnya
- sembuh dengan granulasi secara perlahan
PARONIKIA
Place Your Picture Here And Send To Back

PARONIKIA

 Etiologi: Staphylococcus aureus


 Predisposisi: Trauma atau kelembaban kronik
 Predileksi: Biasanya disekitar kuku, sering berasal dari rusaknya
kulit seperti bintil kuku.
 Klinis: kulit dan jaringan lunak pada daerah proksimal dan lateral
lipatan kuku biasnaya merah, panas, dan dapat berkembang
menjadi abses jika tidak diobati
ERITRASMA
Place Your Picture Here And Send To Back

ERITRASMA
Definisi: infeksi bakteri superfisial pada kulit
 Karakteristik: Warna “reddish-brownm patches”, irregular,
sering pada area intertriginous, bisa terdapat maserasi di
sela jari
 Predisposisi: obesitas, diabetes, imunokomprise (HIV)
 Etiologi: Corynebacterium minutissimum 
memproduksi coproporphyrin III
 Tatalaksana:
• Topikal: klindamisin atau eritromisin
• Sistemik: eritromisin selama 2 minggu atau single dose
klaritromisin
ERISIPELAS
SELULITIS
Place Your Picture Here And Send To Back

ERISIPELAS

 Definisi: Eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta


disertai gejala konstitusi dan leukositosis.
Jika sering residif  elefantiasis
 Efloresensi: Eritema berwarna merah cerah, sirkumskrip,
pinggiran meninggi, dengan tanda-tanda radang akut, dapat
disertai edema vesikel bula
 Predileksi: Ekstremitas bawah
Place Your Picture Here And Send To Back

SELULITIS
ULKUS
PIOGENIK
Place Your Picture Here And Send To Back

ULKUS PIOGENIK

• Berbentuk ulkus yang gambaran klinisnya tidak khas


disertai pus diatasnya.
• Lakukan kultur untuk membedakan dengan ulkus lain
yang disebabkan oleh kuman gram negatif
TB KUTIS
DAN
KUSTA
Place Your Picture Here And Send To Back

TB KUTIS KUSTA (MORBUS HANSEN)

Definisi Infeksi kronis pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (jenis Penyakit infeksi kronik disebabkan oleh
human) atau Mycobacterium atipik.1 Mycobacterium leprae yang bersifat
intraselular obligat.

Diagnosis Bergantung pada jenis TB kutisnya, misal: skofuloderma, tb kutis verukosa, lupus TANDA KARDIINAL: bercak kulit yang
vulgaris dll. mati rasa, penebalan saraf tepi, &
SKOFULODERMA: pembesaran KGB tanpa nyeri semakin banyak dan ditemukan kuman tahan asam.
berkonfluens, konsistensi kenyal dan lunak. terbentuk fistel dan menjadi ulkus, Diagnosis  Minimal 1 tanda kardial,
muncul sikatriks. jika (-)  tersangka kusta, harus diamati
TB Kutis Verukosa: tempat sering terkena trauma (tungkai, bokong), lesi bentuk dan cek ulang setelah 3-6 bulan.
bulan sabit, ruam berupa papul lentikular diatas kulit eritematosa, terdapat sikatriks
di bagian cekung

PemeriksaanPenun -LED meningkat -Bakterioskopi BTA (IB dan IM)


jang -Pemeriksaan bakteriologik -Pemeriksaan Histopatologik
-Pemeriksaan Histopatologik -Pemeriksaan Serologi: uji MLPA, uji
-Tes Tuberkulin ELISA, ML dipstick, ML flow test

Tata Laksana -prinsip pengobatan sama dgn TB paru dengan syarat: -DDS, Klofazim, Rifamisin / MDT
1. pengobatan dilakukan teratur tanpa terputus
2. pengobatan harus dalam kombinasi
-Pada ulkus masih mengandung pus-> kompres dengan larutan kalium permanganas
1/5000
DAFTAR PUSTAKA
• Achronowitz, Iris., Kieron Leslie. Yeast Infections in Fitzpatrick’s Dermathology. 9th Edition.
NewYork: McGrowHill Education. (1); 2952-55
• Sri Linuwih SW Menaldi, et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI 2017; 7: 87-102.
• PERDOSKI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia.
Jakarta. 2017
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai