PADA KULIT
PIODERMA
PIODERMA
PIODERMA PIODERMA
SUPERFISIALIS PROFUNDAL
■ Impetigo ■ Erisipelas
■ Folikulitis
■ Selulitis
■ Furunkel
■ Flegmon
■ Kabunkel
■ Hidraadenitis
■ Ektima
■ Ulkus piogenik
Staphylococcal Scalded ■ Abses kelenjar keringat
Skin Syndrome (SSSS)
ETIOLOGI
Pioderma Sekunder
Telah
Streptococcus B hemolitikus terdapataureus
Stafilokokus penyakit
Pioderma Primer kulit lain.
Terjadi pada kulit Gambaran klinis tidak khas
pustule, pus, bula purulen,
yang normal
krusta berwarna kuning
FAKTOR PREDISPOSISI
Gambaran klinis kehijauan, pembesaran
Higienekhas
yang Menurunnya KGB
Daya regional,
Telah leukositosis,
ada penyakit
kurang tahan lain di kulit
dapat pula disertai demam
KLASIFIKASI
TOPIKAL
1. Basitrasin, neomisin dan mupirosin
2. Kompres (contoh : larutan permanganas kalikus 1/5000 dan
yodium povidon 7.5% yang dilarutkan 10 kali)
Pemeriksaan Penunjang
Klasifikasi :
- Impetigo krustosa
- Impetigo bulosa
- Impetigo neonatorum
Pemeriksaan Penunjang :
Gram stain, kultur dan tes sensitivitas pada lesi, DL
Diagnosis banding :
herpes simplek, varisela, dermatitis kontak
Prognosis :
dubius ad bonam
KRUSTOSA BULOSA NEONATORUM
Etiologi Streptococcus B Staphylococcus aureus Staphylococcus
hemolyticus aureus
KIE
■ Menjaga
kebersihan, cuci
tangan setelah
memegang lesi,
BULOSA
■ dapat menular
FOLIKULITIS
Adalah peradangan pada folikel rambut
Etiologi : Staphilococcus aureus
Klasifikasi :
folikulitis superfisialis (terbatas pada epidermis)
impetigo bockhart
folikulitis profunda (sampai subkutan) sycosis vulgaris
Terapi :
Topikal (natrium/asam fusidat)
Sistemik
- amoxiclaf 3x500 mg/hr slma 5-7 hr
- Sefadroksil 3x500 mg/hr slama 5-7 hr
JENIS SUPERFISIALIS PROFUNDA
Sistemik
■ Amoksisislin + asam klavulanat: 3x500 mg (dewasa),
25mg/kgbb/hari terbagi dalam 3 dosis pemberian (anak ); 5-7 hari
■ Sefadroksil 2 x 500 mg p.o/hari; 5-7 hari atau sesuai dengan tes
sensitivitas (untuk pasien yang tidak membaik dengan antibiotika
golongan penisilin)
■ Eritromisin: 4x500 mg (dewasa), 20-50 mg/kgbb/hari terbagi
dalam 4 dosis (anak); 5-7 hari / klindamisin: 3x300 mg; 5-7 hari
(untuk hipersensitif terhadap penisilin )
DD Selulitis DVT
ULKUS PIOGENIK
Berbentuk ulkus, gambaran klinis tidak khas + pus
diatasnya kultur untuk mengetahui bakteri penyebab
ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT
Nodus eritematosa, tidak nyeri, berbentuk kubah, sulit pecah
lokasi tempat berkeringat, terapi: antibiotik + faktor
predisposisi
HIDRADENITIS
Infeksi kelenjar apokrin, dewasa muda, didahului trauma
gejala konstitusi (+), nodus + tanda radang akut, lokasi:
ketiak, perineum terapi: antibiotik, abses diinsisi
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(S.S.S.S)
• Nama lain :
–Penyakit Ritter
–Dermatitis eksfoliativa neonatorum
• Epidemiologi :
–terutama pd anak < 5 thn
–pria > wanita
• Patogenesis :
– Sumber infeksi (mata, hidung, tenggorok, telinga, umbilikus)
– Eksotoksin bersifat epidermolitik (epidermofolin, eksfoliatin)
beredar ke seluruh tubuh epidermis menyebabkan kerusakan
– Fungsi ginjal bayi & anak diduga blm sempurna hambat
ekskresi eksfoliatin
– Jika mengenai orang dewasa diduga akibat fungsi ginjal menurun
atau gangguan imunologi
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
• Gejala klinis :
– Demam tinggi + ISPA
– Kelainan kulit :
• Eritema mendadak pada wajah, leher, ketiak, lipat paha menyeluruh
dalam 24 jam
• Dalam 24-48 jam timbul bula besar berdinding kendur
• Tanda nikolski (+)
• Dalam 2-3 hari terjadi pengeriputan spontan + pengelupasan kulit
tampak erosi (gambaran mirip kombustio)
• Dalam beberapa hari daerah tersebut mengering & terjadi deskuamasi
• Penyembuhan terjadi setelah 10-14 hari tanpa disertai sikatriks
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
■ PENGOBATAN
Infeksi bisa diatasi dengan erythromycin atau tetracyclin
Bisa dibantu dengan pemakaian sabun anti-bakteri
Periadenitis
Abses dingin
Fistel
. Bentuk memanjang
Tidak teratur
Disekitarnya livide
Ulkus
Bergaung
Sembuh Pus seropurulen
Krusta kekuningan
Skin bridges Sikatrik
Pemeriksaan Penunjang
LED meninggi : untuk pengamatan pengobatan
Kultur untuk memastikan jenis bakteri
Tuberkulin test : berarti pada usia < 5 tahun. Jika (+) artinya pernah
atau sedang menderita TBC
Terapi
Pengobatan antituberkulosis :
- Standar antituberkulosis terapi :
a. (H) Isonazid (5mg/kg/hari) dengan
b. (R) Rifampin (10-20 mg/kg/hari)
- Suplemen pada fase awal dengan :
a. (E) Ethambutol (25 mg/kg/hari) dan/atau
b. (S) Streptomycin (10-15 mg/kg/hari) dan/atau
c. (Z) Pyrazinamide (15-30 mg/kg/hari)
- Pengobatan isonasid dan rifampin diberikan selama 9 bulan, bisa
dijadikan 6 bulan bila 4 obat tersebut diberikan pada 2 bulan awal
pertama.
Obat anti Tuberkulosis
I. Obat baku (primer, lini I )
1. INH (H).
Bakterisidal lengkap
ES : neuritis perifer, gangguan hepar
Anak :10 mg/kg BB, dewasa : 5 mg/kg BB
2. Rifampisin (R)
Bakterisidal lengkap
ES : gangguan hepar
3. Pirazinamid (Z)
20 -35 mg/kg BB, dosis terbagi
Selama 2 bulan
Bakterisidal, nilai ½
ES : gangguan hepar
4. Etambutol (E)
Bakteriostatik
2 tahapan
1. Tahap awal (intensif) : membunuh kuman sebanyak & secepat
mungkin dengan obat bersifat bakterisidal
Kategori I: 2HRZE/4H3R3
Regimen terapi
1. Kombinasi RHZE setelah 2 bulan Z dihentikan, yang lain diteruskan
2. Kombinasi RHE selama 2 bulan, dilanjutkan RH
3. Kurang mampu : kombinasi RH atau HE
Pada terapi TBC kutis, bila setelah 1 bulan tidak tampak perbaikan, curiga
resistensi dan ganti obat lain
Untuk M. atipis, disamping obat diatas :
Minosiklin : 2 x 100 mg
Tetrasiklin : 4 x 500 mg
Kotrimoksazol
Kombinasi R & H
Terapi bedah : Eksisi pada lupus vulgaris & TBC kutis verukosa yang kecil
TERIMAKASIH