Anda di halaman 1dari 57

INFEKSI BAKTERI

PADA KULIT

Oleh : Desak Putu Puteri Diah Rahtini


1302006064
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FK UNUD/RSUP Sanglah
INFEKSI BAKTERI PADA KULIT
PIODERMA
MISCELLANEOUS GRAM POSITVE

BAKTERI TAHAN ASAM


 Pioderma infeksi kulit, disebabkan oleh kuman
(bakteri), terutama Streptococcus beta
hemolyticus atau Staphylococcus aureus.

 Pioderma berasal dari kata pio dan derma. Pio


berarti nanah, dan derma berarti kulit, dengan
kata lain artinya kulit bernanah.

PIODERMA
PIODERMA
PIODERMA PIODERMA
SUPERFISIALIS PROFUNDAL
■ Impetigo ■ Erisipelas
■ Folikulitis
■ Selulitis
■ Furunkel
■ Flegmon
■ Kabunkel
■ Hidraadenitis
■ Ektima
■ Ulkus piogenik
Staphylococcal Scalded ■ Abses kelenjar keringat
Skin Syndrome (SSSS)
ETIOLOGI
Pioderma Sekunder
 Telah
Streptococcus B hemolitikus terdapataureus
Stafilokokus penyakit
Pioderma Primer kulit lain.
Terjadi pada kulit  Gambaran klinis tidak khas
 pustule, pus, bula purulen,
yang normal
krusta berwarna kuning
FAKTOR PREDISPOSISI
 Gambaran klinis kehijauan, pembesaran
Higienekhas
yang Menurunnya KGB
Daya regional,
Telah leukositosis,
ada penyakit
kurang tahan lain di kulit
dapat pula disertai demam

KLASIFIKASI

PRIMER SEKUNDER (Impetigenisata)


Pengobatan Umum :
SISTEMIK
1. Penisilin G Prokain dan Semisintetiknya
Penisilin G Prokain (1,2 juta per hari)  tidak dipakai
Ampisilin (4 x 500 mg 1 jam sblm makan)
Amoksisilin ( 4 x 500mg)
Penisilin resisten penisilinase
(contoh : oksasilin, kloksasilin,dikloksasilin, fluklosasilin)
2. Linkomisin (3x500 mg sehari) dan Klindamisin (4x150 mg sehari)
3. Eritromisin (4x500 mg sehari)
4. Sefalosporin (contoh : sefadroksil 2x500mg sehari untuk dewasa)

TOPIKAL
1. Basitrasin, neomisin dan mupirosin
2. Kompres (contoh : larutan permanganas kalikus 1/5000 dan
yodium povidon 7.5% yang dilarutkan 10 kali)
Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap : Leukositosis


Kultur & Tes resistensi kronis
Gram staining gram negatif
BENTUK PIODERMA
A. IMPETIGO
 infeksi kulit yang sangat superfisial atau pioderma
superfisialis (terbatas pada epidermis)

Klasifikasi :
- Impetigo krustosa
- Impetigo bulosa
- Impetigo neonatorum

Pemeriksaan Penunjang :
 Gram stain, kultur dan tes sensitivitas pada lesi, DL
Diagnosis banding :
 herpes simplek, varisela, dermatitis kontak
Prognosis :
 dubius ad bonam
KRUSTOSA BULOSA NEONATORUM
Etiologi Streptococcus B Staphylococcus aureus Staphylococcus
hemolyticus aureus

Klinis • Anak-anak • Anak dan dewasa -Mengenai neonatus


• Gejala umum (-) • Gejala umum (-) -Demam
• Predileksi : muka • Predileksi : ketiak, -Predileksi:
(sekitar lubang hidung dada, punggung menyeluruh
dan mulut), • Kelainan kulit:
• Kelainan kulit: eritema, bula, bula -Impetigo bulosa
eritema dan vesikel hipopion bila
mudah pecah krusta pecah tampak
tebal kuning madu  koloret dasar eritema
dasar erosi
DD Ektima Dermatofitosis Sifilis kongenital

Pengobatan Krusta dilepassalep Bula dipecahkan AB sistemik


AB, bila banyakAB salep AB/cairan
sistemik antiseptik, bila
banyak AB sistemik
KRUSTOSA

KIE
■ Menjaga
kebersihan, cuci
tangan setelah
memegang lesi,
BULOSA
■ dapat menular
FOLIKULITIS
 Adalah peradangan pada folikel rambut
 Etiologi : Staphilococcus aureus
 Klasifikasi :
 folikulitis superfisialis (terbatas pada epidermis) 
impetigo bockhart
 folikulitis profunda (sampai subkutan) sycosis vulgaris
Terapi :
 Topikal (natrium/asam fusidat)
 Sistemik
- amoxiclaf 3x500 mg/hr slma 5-7 hr
- Sefadroksil 3x500 mg/hr slama 5-7 hr
JENIS SUPERFISIALIS PROFUNDA

Infeksi Infeksi di muara permukaan folikel Terletak perifolikular, bersifat


rambut yang bersifat superfisial, terbatas kronik, sampai ke subkutan
pada epidermis

Gejala Tanpa gejala konstitusi Gatal, panas, rasa terbakar di tepi


konstitusi bibir atas dekat dengan hidung

Karakteristik • Papul/pustula eritema • Papul/pustul eritema


• Ditengahnya terdapat rambut. • Ditengahnya terdapat rambut
• Multiple • Teraba infiltrat di subkutan
• Dinding sangat tipis pustula mudah
pecah erosi

Lokasi ekstrimitas, kepala, wajah bibir atas, dagu bilateral


Superficialis / Impetigo bockhart
Profunda /
Sycosis vulgaris
FURUNKEL
Peradangan folikel rambut dan sekitarnya, jika >1 disebut furunkelosis
■ Etiologi : Staphilococcus aureus
■ Predileksi: tempat banyak friksi (aksila dan bokong)
■ Karakteristik: nyeri
Nodul eritema, berbentuk kerucut, berbatas tegas, ditengahnya
terdapat pustul. Pustul folikuler disertai dengan eritema disekitarnya
dan puncaknya terdapat pungtat/core  melunak menjadi abses yang
berisi pus dan jaringan nekrotik lalu pecah membentuk fistel
■ Diagnosis banding : karbunkel, multipel abses
■ Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan gram, pemeriksaan kultur
dan sensitivitas pada dasar lesi, DL dan BS acak.
■ Prognosis : dubius ad bonam
FURUNKEL
FURUNKULOSIS
Terapi :
Topikal
 Natrium fusidat krim @12 jam 5-7 hari

Sistemik
■ Amoksisislin + asam klavulanat: 3x500 mg (dewasa),
25mg/kgbb/hari terbagi dalam 3 dosis pemberian (anak ); 5-7 hari
■ Sefadroksil 2 x 500 mg p.o/hari; 5-7 hari atau sesuai dengan tes
sensitivitas (untuk pasien yang tidak membaik dengan antibiotika
golongan penisilin)
■ Eritromisin: 4x500 mg (dewasa), 20-50 mg/kgbb/hari terbagi
dalam 4 dosis (anak); 5-7 hari / klindamisin: 3x300 mg; 5-7 hari
(untuk hipersensitif terhadap penisilin )

Antipiretik/analgetik : paracetamol 500 mg @ 8 jam


KARBUNKEL
 Dua atau lebih furunkle yang menyatu namun
terdapat beberapa puncak.
 Karakteristik: nodul eritema, berbatas tegas,
ukurannya besar, ada beberapa puncak
 Nyeri
 Predileksi : tengkuk, aksila, bokong
 Faktor predisposisi: penyakit sistemik, alkoholism,
malnutrisi, imunosupresi (DM, AIDS, kelainan darah)
KARBUNKEL
Terapi
■ Terapi lokal :
– Inflamasi akut: kompres hangat
– Fluktuasi (+): insisi drainasesalep yg
mengandung neomisin-basitrasin, asam fusidat, atau
mupirosin. Natrium fusidat krim @12 jam 5-7 hari
■ Terapi oral :
- amoxiclaf 3x500 mg/hr slma 5-7 hr
- Sefadroksil 3x500 mg/hr slama 5-7 hr
EKTIMA
Ulkus superfisialis dengan krusta diatasnya
 Etiologi : Streptococcus B hemolyticus
 Gejala klinis :
- Kelainan kulit : krusta tebal warna coklat kehitaman 
jika diangkat sangat melekat & tampak ulkus dangkal
dengan tepi meninggi & radang akut
- Predileksi : tungkai bawah
 DD/ : impetigo krustosa
 Pengobatan :
◦ Amoksiclav 3x500mg selama 10 hari
◦ Topikal : natrium fusidat setiap 12 jam
EKTIMA
PYOGENIC PARONICHIA
Infeksi jaringan disekitar kuku
■ Etiologi :
– Staphilococcus aureus
– Streptococcus B hemolyticus
■ Gejala klinis :
– Biasanya didahului trauma
– Disertai nyeri yg hebat
– Infeksi pd lipat kuku, tanda radang (+)  menjalar ke matriks
& lempeng kuku, dapat terbentuk abses subungual
■ Pengobatan :
– Akut : Kompres larutan antiseptik + AB sistemik
– Rekuren : Ekstraksi kuku
PYOGENIC PARONICHIA
ERISIPELAS
Infeksi akut  lapisan epidermis dan dermis  eritema merah
cerah berbatas tegas disertai gejala konstitusi

Etiologi : Streptococcus B hemolyticus


Gejala klinis :
 G/ konstitusi : demam,malaise
 Didahului trauma  predileksi tungkai bawah
 Kelainan kulit : eritema berwarna merah cerah, batas tegas,
pinggirnya meninggi dengan tanda radang akut. Disertai
peau de orange (kulit mengkerut seperti kulit jeruk)
 Dpt disertai vesikel & bula
 Kronis residif bisa elefantisiasis
ERISIPELAS ERISIPELAS
BULOSA
◦ Pengobatan
 IVFD NaCL 0.9% 20 tetes per menit

 Amoxicilin dan asam clavulanat


a. Dewasa : 1.2 gram intravena @ 8 jam
b. Anak-anak 3 bulan-12 tahun : 30 mg/kgBB @ 8 jam
c. Bayi 0-3 bulan : 30 mg/kg/BB @ 12 jam

 alergi terhadap penisilin  gentamisin.


a. Dewasa: 80 mg i.v @ 8 jam / eritromisin 500 mg p.o @ 6 jam.
b. Anak : 30-50 mg/kg/hari terbagi @ 6-12 jam tidak lebih dari 2 gram sehari.

alergi terhadap pensilin dan gentamisin  klindamisin.


a. Dewasa 300 mg p.o @ 6 jam
b. Anak > 1 bulan : 8-20 mg/kg/hari
c. Bayi < 1 bulan : 10-20 mg/kg/hari terbagi 6-8 jam

 Parasetamol (Dewasa 500 mg setiap 8 jam dan anak 10mg/kgBB

 Kompres NaCl 0,9% pada area edema.


 Natrium Fusidat krim
 Elevasi tungkai selama perawatam
SELULITIS
Peradangan supuratif  terutama lapisan subkutis dengan
batas tidak tegas.

◦ Etiologi : Streptococcus B hemolyticus


◦ Gejala Klinis :
◦ Didahului trauma
◦ Lapisan kulit yg diserang : terutama subkutis
◦ Gejala konstitusi & predileksinya hampir sama dengan
erisipelas
◦ Lesi kulit berupa : eritema lokal yg cepat meluas dgn
batas yg tidak tegas
SELULITIS
◦ Pengobatan
 IVFD NaCL 0.9% 20 tetes per menit

 Amoxicilin dan asam clavulanat


a. Dewasa : 1.2 gram intravena @ 8 jam
b. Anak-anak 3 bulan-12 tahun : 30 mg/kgBB @ 8 jam
c. Bayi 0-3 bulan : 30 mg/kg/BB @ 12 jam

 alergi terhadap penisilin  gentamisin.


a. Dewasa: 80 mg i.v @ 8 jam / eritromisin 500 mg p.o @ 6 jam.
b. Anak : 30-50 mg/kg/hari terbagi @ 6-12 jam tidak lebih dari 2 gram sehari.

alergi terhadap pensilin dan gentamisin  klindamisin.


a. Dewasa 300 mg p.o @ 6 jam
b. Anak > 1 bulan : 8-20 mg/kg/hari
c. Bayi < 1 bulan : 10-20 mg/kg/hari terbagi 6-8 jam

 Parasetamol (Dewasa 500 mg setiap 8 jam dan anak 10mg/kgBB

 Kompres NaCl 0,9% pada area edema.


 Natrium Fusidat krim
 Elevasi tungkai selama perawatam
ERISIPELAS SELULITIS
Lesi Superfisial (epidermis-dermis) Lebih dalam (Subkutan)

Klinis Nyeri demam Nyeri,demam

Makula Eritema merah cerah, Makula hiperpigmentasi


bentuk geografikal, batas tegas, bentuk geografikal batas
terlokalisir, ukuran--- tidak tegas terlokalisir
tepi meninggi, hangat pd berukuran lokal cepat
perabaan, nyeri tekan, Dapat meluas, nyeri tekan,
disertai edema, vesikel atau sensasi terbakar, lemas
bula
Predileksi Tungkai bawah, muka Tungkai bawah

DD Selulitis DVT

Pengobatan MRS MRS


FLEGMON
Selulitis + supurasi  terapi: terapi selulitis + insisi drainase

ULKUS PIOGENIK
Berbentuk ulkus, gambaran klinis tidak khas + pus
diatasnya kultur untuk mengetahui bakteri penyebab
ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT
Nodus eritematosa, tidak nyeri, berbentuk kubah, sulit pecah
 lokasi tempat berkeringat, terapi: antibiotik + faktor
predisposisi

HIDRADENITIS
Infeksi kelenjar apokrin, dewasa muda, didahului trauma
gejala konstitusi (+), nodus + tanda radang akut, lokasi:
ketiak, perineum terapi: antibiotik, abses diinsisi
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(S.S.S.S)
• Nama lain :
–Penyakit Ritter
–Dermatitis eksfoliativa neonatorum

• Definisi : infeksi kulit oleh Staphilococcus aureus tipe


tertentu dgn ciri khas terdapat epidermolysis

• Epidemiologi :
–terutama pd anak < 5 thn
–pria > wanita

• Etiologi : Staphilococcus aureus grup II faga 52, 55 dan/


faga 71
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

• Patogenesis :
– Sumber infeksi (mata, hidung, tenggorok, telinga, umbilikus)
– Eksotoksin bersifat epidermolitik (epidermofolin, eksfoliatin)
beredar ke seluruh tubuh  epidermis  menyebabkan kerusakan
– Fungsi ginjal bayi & anak diduga blm sempurna  hambat
ekskresi eksfoliatin
– Jika mengenai orang dewasa diduga akibat fungsi ginjal menurun
atau gangguan imunologi
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
• Gejala klinis :
– Demam tinggi + ISPA
– Kelainan kulit :
• Eritema mendadak pada wajah, leher, ketiak, lipat paha  menyeluruh
dalam 24 jam
• Dalam 24-48 jam timbul bula besar berdinding kendur
• Tanda nikolski (+)
• Dalam 2-3 hari terjadi pengeriputan spontan + pengelupasan kulit 
tampak erosi (gambaran mirip kombustio)
• Dalam beberapa hari daerah tersebut mengering & terjadi deskuamasi
• Penyembuhan terjadi setelah 10-14 hari tanpa disertai sikatriks
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

• Komplikasi : selulitis, pneumonia, septikemia


• Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan bakteriologi (sal.
Nafas/infeksi)
• Histopatologi :
- Lepuh intraepidermal mengandung sel akantolitik di celah
di stratum granulosum
- Epidermis sisanya utuh tanpa nekrosis sel
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
• Diagnosis banding : NET, luka bakar
• Pengobatan :
• Sistemik
• Amoksiklav 25mg/kgBB dalam 3 dosis terbagi setiap 8 jam selama 5-7
hari
• Sefaleksim 500mg setiap 8 jam (dosis dewasa)
• Azitromisin 500 mg @ 24 jam selama 3 hari, dosis anak 10 mg/kgbb @
24 jam selama 3 hari ( bila terjadi hipersensitivitas dengan
amoksisilin)
• Parasetamol 10-15 mg/kgBB/hari (bila demam)
• Topikal
• Emolient (jika terdapat erosi berikan natrium fusidat @12 jam selama
5-7 hari)
• Prognosis : dapat terjadi kematian terutama bayi usia < 1 tahun (1-10%)
akibat ketidakseimbangan cairan/elektrolit & sepsis
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
INFEKSI KULIT MISCELLANEOUS
GRAM POSITVE
ERITRASMA

■ Infeksi pada lapisan kulit paling atas, yang disebabkan


oleh bakteri Corynebacterium minutissimum

■Banyak menyerang dewasa dan penderita diabetes;


paling banyak ditemukan di daerah tropik

■Kulit bersentuhan dengan kulit, misalnya di bawah


payudara dan ketiak, sela-sela jari kaki dan daerah
kelamin (terutama pada pria, dimana kantung zakar
menyentuh paha, inginal)
ERITRASMA

 Infeksi menyebabkan terbentuknya bercak-bercak pink


dengan bentuk yang tidak beraturan, yang kemudian akan
berubah menjadi sisik-sisik halus berwarna coklat
 Batang tubuh dan daerah anus.
 Bisa timbul rasa gatal yang sifatnya ringan
■ DIAGNOSA
+Ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya
+Bakteri akan memancarkan sinar merah  lampu Wood
(sinar ultraviolet)

■ PENGOBATAN
Infeksi bisa diatasi dengan erythromycin atau tetracyclin
Bisa dibantu dengan pemakaian sabun anti-bakteri

Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi


resiko terjadinya eritrasma:
# Menjaga kebersihan badan
# Menjaga agar kulit tetap kering
# Menggunakan pakaian yang bersih dengan bahan
yang menyerap keringat
# Menghindari panas atau kelembaban yang berlebihan.
INFEKSI KULIT - BAKTERI TAHAN
ASAM
SKROFULODERMA
 Akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ
dibawah kulit yang telah diserang penyakit TBC 
tersering berasal dari KGB namun bisa juga dari sendi
dan tulang

 Predileksi: leher, ketiak & jarang pd lipat paha.


 Porte d’entrée:
- di leher  tonsil atau paru
- di ketiak  apeks pleura
- di lipat paha  ekstremitas bawah
 Pada stadium limfadenitis perlu dilakukan biopsi
kelenjar
 Diagnosis banding:
Hidradenitis supurativa (di ketiak)
Limfogranuloma venerum (di lipat paha)
SKROFULODERMA Limfadenitis

Periadenitis

Perlunakan tidak serentak

Abses dingin

Fistel
. Bentuk memanjang
Tidak teratur
Disekitarnya livide
Ulkus
Bergaung
Sembuh Pus seropurulen
Krusta kekuningan
Skin bridges Sikatrik
 Pemeriksaan Penunjang
 LED meninggi : untuk pengamatan pengobatan
 Kultur untuk memastikan jenis bakteri
 Tuberkulin test : berarti pada usia < 5 tahun. Jika (+) artinya pernah
atau sedang menderita TBC

 Terapi
Pengobatan antituberkulosis :
- Standar antituberkulosis terapi :
a. (H) Isonazid (5mg/kg/hari) dengan
b. (R) Rifampin (10-20 mg/kg/hari)
- Suplemen pada fase awal dengan :
a. (E) Ethambutol (25 mg/kg/hari) dan/atau
b. (S) Streptomycin (10-15 mg/kg/hari) dan/atau
c. (Z) Pyrazinamide (15-30 mg/kg/hari)
- Pengobatan isonasid dan rifampin diberikan selama 9 bulan, bisa
dijadikan 6 bulan bila 4 obat tersebut diberikan pada 2 bulan awal
pertama.
Obat anti Tuberkulosis
I. Obat baku (primer, lini I )
1. INH (H).
 Bakterisidal lengkap
 ES : neuritis perifer, gangguan hepar
 Anak :10 mg/kg BB, dewasa : 5 mg/kg BB

2. Rifampisin (R)

 10 mg/kg BB, pada waktu lambung kosong

 Bakterisidal lengkap

 ES : gangguan hepar
3. Pirazinamid (Z)
 20 -35 mg/kg BB, dosis terbagi
 Selama 2 bulan
 Bakterisidal, nilai ½
 ES : gangguan hepar

4. Etambutol (E)

 Bulan I/II : 25mg/kgBB, berikutnya : 15 mg/kgBB

 Bakteriostatik

 ES dini : ggn penglihatan terhadap warna hijau, gangguan N 2


5. Streptomisin (S)
■ 25 mg/kg BB per injeksi
■ Bakterisida
■ ES : gangguan N 8 cabang vestibularis

I. Obat cadangan (sekunder, lini II )

1. PAS : 200 mg/kg BB, dosis terbagi

2. Protionamid : dewasa maks 500 mg, dosis tunggal

2 tahapan
1. Tahap awal (intensif) : membunuh kuman sebanyak & secepat
mungkin dengan obat bersifat bakterisidal

2. Tahap lanjut : membunuh kuman yang tumbuh lambat

 Kategori I: 2HRZE/4H3R3
Regimen terapi
1. Kombinasi RHZE setelah 2 bulan Z dihentikan, yang lain diteruskan
2. Kombinasi RHE selama 2 bulan, dilanjutkan RH
3. Kurang mampu : kombinasi RH atau HE

Pada terapi TBC kutis, bila setelah 1 bulan tidak tampak perbaikan, curiga
resistensi dan ganti obat lain
Untuk M. atipis, disamping obat diatas :
 Minosiklin : 2 x 100 mg
 Tetrasiklin : 4 x 500 mg
 Kotrimoksazol
 Kombinasi R & H
Terapi bedah : Eksisi pada lupus vulgaris & TBC kutis verukosa yang kecil
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai