Anda di halaman 1dari 17

Meningitis

Disusun oleh:

Anti khoirun nissa 1420116006


Santi listiyanti nur dzakiyah 1420116015
Amelia Josephina syatauw 1420116016
Tania Lorenza 1420116050
Raras winarti 1420116047
Esty nur hasanah 1420116044
Khetrin situmorang 1420116038
Natalia Magdalena 1420116039
Yuyun Mulyaningsih 1420116040
Definisi
– Meningitis adalah suatu reaksi
keradangan yang mengenai Berdasarkan perubahan yang
sebagian atau seluruh selaput otak terjadi pada cairan otak
(meningen) yang ditandai dengan
adanya sel darah putih dalam cairan
serebrospinal.
Meningitis serosa
– Meningitis bakteri pada anak-anak
masih sering dijumpai, meskipun
sudah ada kemoterapeutik, yang
secara in vitro mampu membunuh
mikroorganisme-mikroorganisme
penyebab infeksi tersebut.3 WHO
(2003), mendefinisikan anak-anak Meningitis purulenta
antara usia 0–14 tahun karena di
usia inilah risiko cenderung menjadi
besar.15 Ini akibat infeksi dengan
Haemophilus influenzae maupun
pneumococcus, karena anak-anak
biasanya tidak kebal terhadap
bakteri
Meningitis Pada Anak
– Meningitis bakterial lebih sering terjadi pada anak-anak. Karena
anak-nak biasanya tidak mempunyai kekebalan terhadap
bakteri.Infectious Agent meningitis purulenta mempunyai
kecenderungan pada golongan umur tertentu. Selama 2 bulan
pertama kehidupan, organisme yang paling sering menyebabkan
meningitis adalah organisme flora ibu atau lingkungan dimana
bayi berada yang disebabkan oleh Listeria monocytogenes dan
Haemophilus influenzae.
– Kebanyakan meningitis bakteri pada anak-anak usia 2 bulan-12
tahun disebabkan oleh H.influenzae, Streptococcus pneumoniae,
atau Nesseria meningitidis. Pada anak-anak berusia lebih dari 12
tahun, meningitis biasanya terjadi akibat infeksi S. pneumoniae,
atau N.meningitidis.
Etiologi
• Meningitis disebabkan oleh
berbagai macam organisme,
tetapi kebanyakan pasien
dengan meningitis Meningitis Bakteri
mempunyai faktor
predisposisi seperti fraktur
tulang tengkorak, infeksi,
operasi otak atau sum-sum
tulang belakang. Seperti
disebutkan diatas bahwa
meningitis itu disebabkan Meningitis virus
oleh virus dan bakteri, maka
meningitis dibagi menjadi
dua bagian besar yaitu :
meningitis purulenta dan
meningitis serosa.
Meningitis Bakteri Meningitis Virus
• Bakteri yang paling sering menyebabkan • Tipe dari meningitis ini sering
meningitis adalah haemofilus influenza, disebut aseptik meningitis. Ini
Nersseria,Diplokokus pnemonia, biasanya disebabkan oleh
Sterptokokus group A, Stapilokokus berbagai jenis penyakit yang
Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan
Pseudomonas. Tubuh akan berespon disebabkan oleh virus, seperti;
terhadap bakteri sebagai benda asing gondok, herpez simplek dan
dan berespon dengan terjadinya herpez zoster. Eksudat yang
peradangan dengan adanya neutrofil, biasanya terjadi pada meningitis
monosit dan limfosit. Cairan eksudat bakteri tidak terjadi pada
yang terdiri dari bakteri, fibrin dan meningitis virus dan tidak
lekosit terbentuk di ruangan ditemukan organisme pada kultur
subarahcnoid ini akan terkumpul di cairan otak. Peradangan terjadi
dalam cairan otak sehingga dapat pada seluruh koteks cerebri dan
menyebabkan lapisan yang tadinya tipis
menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan lapisan otak. Mekanisme atau
ini akan menyebabkan peningkatan respon dari jaringan otak
intrakranial. Hal ini akan menyebabkan terhadap virus bervariasi
jaringan otak akan mengalami infark. tergantung pada jenis sel yang
terlibat.
Patofisiologi
Komplikasi meningitis
1. Trombosis vena serebral, yang menyebabkan kejang, koma, atau
kelumpuhan.
2. Efusi atau abses subdural, yaitu penumpukan cairan di ruangan subdural
karena adanya infeksi oleh kuman.
3. Hidrosefalus, yaitu pertumbuhan lingkaran kepala yang cepat dan
abnormal yang disebabkan oleh penyumbatan cairan serebrospinalis.
4. Ensefalitis, yaitu radang pada otak.
5. Abses otak, terjadi karena radang yang berisi pus atau nanah di otak.
6. Arteritis pembuluh darah otak, yang dapat mengakibatkan infark otak
karena adanya infeksi pada pembuluh darah yang mengakibatkan
kematian pada jaringan otak.
7. Kehilangan pendengaran, dapat terjadi karena radang langsung saluran
pendengaran.
8. Gangguan perkembangan mental dan inteligensi karena adanya retardasi
mental yang mengakibatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak
terganggu.
Pencegahan
1. Pencegahan primer
mencegah timbulnya faktor resiko
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis
dini dan pengobatan segera.
3. Pencegahan tersier
Pada tingkat pencegahan ini bertujuan untuk
menurunkan kelemahan dan kecacatan akibat meningitis
Pencegahan Sekunder
1. Diagnosis meningitis
2. Pemeriksaan rangsangan meningeal
- pemeriksaan kaku kuduk
- pemeriksaan tanda kernig
- pemeriksaan tanda brudzinski I (bridzinki leher)
- pemeriksaan brudzinski II (brudzinki kontra lateral tungkai)
3. Pemeriksaan penunjang meningitis
- pemeriksaan cairan serebrospinalis
- pemeriksaan darah
- pemeriksaan radiologis
Pemerikaan fisik
Pemeriksaan fisik awal adalah Status present yaitu gangguan
kesadaraan dapat berupa hanya rewel sampai penurunan
kesadaran yang dapat diukur sesuai dengan Glasgow Coma
Scale (GCS) pediatri. Pemeriksaan lingkar kepala dilakukan
untuk menilai apakah ada hidrosefalus atau peningkatan
tekanan intra kranial. Anak kurang dari satu tahun sering
didapatkan ubun ubun yang membonjol.Peningkatan
tekanan intrakranial menyebabkan papil edema pada
pemeriksaan mata.Strabismus akibat penekanan pada saraf
abdusen dan dilatasi pupil yang tidak berespon terhadap
cahaya terjadi karena penekanan saraf okulomotorik.
Bradikardi dan hipertensi arteri dapat terjadi karena tekanan
pada batang otak (Stefan danFlorian, 2000; Saharso dan
Hidayati, 1999 ).
• Pemeriksaan GCS pada orang Anak/Bayi :
• Eye (Respon membuka Mata) :
• (6) : spontan
• (4) : spontan • (5) : menarik (karena sentuhan)
• (3) : Patuh pada perintah/suara • (4) : menarik (karena rangsangan nyeri)
• (3) : fleksi abnormal
• (2) : dengan rangsangan nyeri • (2) : ekstensi abnormal
• (1) : tidak ada respon • (1) : tidak ada respon

• • Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan
• Verbal (bicara) : GCS disajikan dalam simbol E…V…M… Selanjutnya
nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi
• (5) : mengoceh adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3
yaitu E1V1M1.
• (4) : menangis lemah
• (3) : menangis (karena diberi rangsangan • Kesimpulan :
• 1. Composmentis : 15-14
nyeri)
• 2. Apatis : 13-12
• (2) : merintih (karena diberi rangsangan • 3. Delirium : 11-10
nyeri) • 4. Somnolen : 9-7
• 5. Stupor : 6-4
• (1) : tidak ada respon • 6. Coma : 3

• Motorik (gerakan) :
Asuhan Keperawatan
1. Identitas • Riwayat Keperawatan
- Umur : dapat menyerang semua • a. Keluhan Utama.
kelompok umur. • Kejang-kejang dapat disertai dengan
- Jenis Kelamin : tidak terdapat perbedaan. penurunan kesadaran,tanda-tanda
- Status ekonomi : sering terjadi keadaan nutrisi peningkatan tekanan
yang buruk, karena faktor ekonomi. intrakranial (kaku kuduk,.
Lingkungan tempat tinggal yang tidak memenuhi • b. Riwayat Penyakit Sekarang
persyaratan kesehatan menunjang juga terjadinya • Anak menjadi lesu atau terjadi kelemahan
penyakit ini. secara umum, nyeri ekstremitas, mudah
terangsang/irritable, demam (39°- 41°C),
nafsu makan menurun, muntah-muntah,
nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pucat,
gelisah,
• c. Riwayat Penyakit Dahulu
• Anak pernah menderita penyakit yan
disebabkan oleh virus, seperti virus
influenza, varisella,adenovirus, coxsachie,
echovirus atau parainfluenza, infeksi bakteri,
parasit satu sel, cacing, fungus, riketsia.
• d.Riwayat Penyakit Keluarga
• Anggota keluarga ada yang menderita
penyakit yang dapat menular kepada anak.
• Riwayat Tumbuh Kembang

1. Anak usia todler adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat
dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 12-36 bulan. Pada usia ini anak mengeksplorasi
secara giat tentang lingkungannya sepereti berusaha mengetahui bagaimana sersuatu
bekerja, apa kata-kata dan bagaimana mengontrolnya dengan tuntunan, negativisme dan
berkeras kepala.Masa ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan
kepandaian dan pertumbuhan intelektual.
2. Perkembangan Biologis.
Rata-rata penambahan berat badan sekitar 1,8 – 2,7 kg atau kurang lebih 2,5
kg/tahun. Pada usia 2 tahun rata-rata BB 12 kg dan pada usia 2,5 tahun menjadi 4 kali
berat badan waktu lahir. Penambahan TB juga melambat kurang lebih 7,5 cm/tahun.
1. Perekembangan fungsi Mental/intelektual mulai lahir – 2 tahun.
Pada masa ini anak berkembang dari aktif refleks ke pengulangan tingkah laku
sederhana, anak juga mulai merasakan penyebab sesuatu dan akibatnya.
Keingintahuan anak besar dan memcoba memperoleh kesenangan. Dan mulai
menyadari dirinya dan obyek yang menarik diluar dirinya. Pada tahap akhir dari masa
ini kemampuan bahasa anak mulai berkembang.
1. Perkembangan Psikososial/Emosional
Bayi setelah lahir tidak berdaya terhadap lingkungannya, sehingga ia harus dibantu
untuk mempertahankan hidupnya, seperti sewaktu masih dalam kandungan dimana
hidupnya secara teratur dan nyaman serta semua kebutuhannya dipenuhi.
• Pola-pola Fungsi Kesehatan
• Pola persepsi dan tatlaksana hidup sehat
Riwayat imunisasi yang telah diberikan.
• Pola Nutrisi dan Metabolisme
Terjadi perubahan dalam kebiasaan atau jenis makanan
yang diberikan akibat dari kondisi penyakitnya.
• Pola Eliminasi
Terjadi perubahan dari karakteristik faeses dan urine
(warna , konsistensi, bau), dapat terjadi inkontinensia
atau retensi dari urin atau alvi, nyeri tekan abdomen.
• Pola Tidur dan Istirahat
Anak menjadi mudah terangsang/irritable, terjadi kejang
spastik, penurunan kesadaran (apatis-koma).
• Pola Aktivitas
Dapat ditemukan gerakan-gerakan yang involunter, hipotonia,
keterbatasan dalam rentang gerak, ataksia, kelumpuhan, masalah
dalam hal berjalan atau keterbatsan akibat dari kondisi penyakitnya.
• Pola Hubungan dan Peran
Terjadi perubahan status mental
• Pola Persepsi dan Konsep diri
Pada anak usia Toddler tidak dapat diikuti
• Pola Sensori dan Kognitif
Pada anak usia toddler dengan keadaan terjadi penurunan tingkat
kesadaran terjadi penurunan status mental, bisa terjadi letargi sampai
kebingungan yang sangat berat hinggga koma, delusi atau
halusinasi/psikosis organik.
Diagnosa Keperawatan
• 1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial
• 2. Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan
hipertermi.
• 3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi
• 4. Resiko terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang,
perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran
• INTERVENSI

Anda mungkin juga menyukai