Anda di halaman 1dari 53

Meningitis

Livia Assyifa Rachman 12100118130

Preseptor :
Alya Tursina., dr, Sp.S M.H.Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN SYARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA SALAMUN
Anatomi Meninges
• Lapisan yang melindungi SSP

• Fungsi :
Membentuk Menutupi rongga
Melindung otak dan framework penopang yang terisi cairan
medulla spinalis untuk arteri, vena yang penting bagi
dan sinus venosus fungsi normal otak

• Meninges terdiri dari 3 lapisan jaringan ikat:


- Dura mater
- Arachnoid mater
- Pia mater
Meningeal Space
• Dura cranial interface ( Extradural )
• Subdural Space
• Subarachnoid Space
CEREBRO SPINAL FLUID
CSF merupakan suatu cairan yang jernih dan tidak berwarna yang
melindungi otak dan spinal cord dari cidera kimia dan fisik.

• Fungsi : Nutrisi Komposisi Glukosa


untuk
Bantalan Cranium Protein
Daya
pelindung
Penampun apung
SSP dari
gan dan mekanik Kation dan anion
trauma
bantu
regulasi isi Asam laktat
cranium

WBC

Urea
S
I
R
K
U
L
A
S
I
MENINGITIS
• Definisi
Meningitis adalah infeksi atau peradangan yang menyerang meningen
yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, jamur, zat kimia
Klasifikasi
Berdasarkan CSS:
• Purulenta : CSS berwarna keruh kehijauan/kekuningan
• Serosa : CSS berwarna jernih atau xantochrom
Berdasarkan Perjalanan Penyakit:
• Akut : < 3 hari
• Subakut/kronis : > 3 hari
MENINGITIS BAKTERIALIS
• Definisi
Istilah bakterial meningitis seringkali digunakan bersamaan dengan
meningitis bakterialis akut atau menigitis purulenta yaitu infeksi purulent
akut pada sub arachnoid space yang diasosiasikan dengan adanya inflamasi
pada CNS yang dapat menyebabkan penurunan keasadran, kejang dan
peningkatan tekanan intracranial.
• Epidemiologi
- Organisme tersering : Streptococcus pneumoniae (50%), Neisseria
meningitidis (25%), Group B Streptococcus (15%)
FAKTOR RISIKO

HIV Trauma Penyakit Kronis Pasca bedah Infeksi Telinga

ETIOLOGI

S. Pneumoniae
N. Meningitidis
Haemophillus
Influenza
L. monocytogenes
Salmonella Sp.
S. aureus
Manifestasi Klinis

TRIAS
NYERI KEPALA MENINGITIS DEMAM

KAKU KUDUK
- Penurunan kesadaran pada 75% pasien (dapat berupa lethargy atau coma)

- Seizure dapat terjadi pada 20-40% kasus

- TTIK

- Papil edema

- fotofobia

- Cushing reflex

 Diagnosis

- Gejala dan tanda klinis : demam, kaku kuduk, penurunan kesadaran.

- Ketika dicurigai bacterial meningitis segera lakukan kultur darah dan


antibiotic empirical
• Pewarnaan gram dan kultur umumnya dapat menemukan kuman penyebab
• Jika tersedia, dapat dilakukan pemeriksaan tes aglutinasi latex terhadap 3 kuman
penyebab yang sering, atau dilakukan PCR

• CSS
• Pendekatan diagnostik bacterial meningitis :
• Segera lakukan pemeriksaan fisik umum dan neurologi pada
kecurigaan bakterialis meningitis untuk menemukan sumber
infeksi, penyakit yang mendasari dan kontraindikasi tindakan LP
• Ambil darah untuk pemeriksaan rutin dan kultur bakteri
• Lakukan Pemeriksaan CTscan/MRI jika ada indikasi
• Berikan deksametason sebelum atau bersamaan dengan
pemberian dosis pertama antibiotic
• Jika LP tertunda, sedapat mungkin LP dilakukan dalam 2-3 jam
setelah pemberian antibiotic agar masih dapat menjumpai
bakteri atay gambaran CSS yang khas
• Treatment
• Rejimen terapi empiric sesuai dengan usia, kondisi klinis dan
resistensi antibiotic
• Sesuaikan antibiotika segera setelah hasil kultur didapatkan
• Deksametason diberikan sebelum atau bersamaan dengan
dosis pertama antibiotic. Dosis yang dianjurkan adalah 0,15
mg/KgBB (10 mg per pemberian pada orang dewasa ) setiap 6
jam selama 2-4 hari
• Pertimbangan merawat pasien di ruang isolasi, terutama jika
diperkirakan penyebabnya adalah H. influenzae atau N.
meningitidis.
• Pada kecurigaan infeksi N. meningitidis berikan
kemoprofilaksis kepada:
• Orang yang tinggal serumah
• Orang yang makan dan tidur di tempat yang sama dengan pasien
• Orang yang menggunakan sarana umum Bersama dengan pasien dalam 7 hari terakhir
• Murid sekolah yang sekelas dengan pasien
• Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan secret mulut dan hidung pasien dalam 7 hari terakhir
• Treatment
KOMPLIKASI SEGERA JANGKA PANJANG

- Edem otak
- Hidrosefalus
- Gangguan pertumbuhan
- Vasculitis
- epilepsy
- Thrombosis sinus otak
- Gangguan pendengaran
PROGNOSIS

• Mortality rate pada meningitis yang disebabkan oleh H. influenzae, N.


meningitidis dan group B streptococcus adalah 3-7%. Disebabkan oleh
L. monocytogenes adalah 15% sedangkan disebabkan oleh S.
pneumoniae adalah 20%.
• Risiko kematian meningkat dengan adanya :
• Penurunan kesadaran
• Kejang dalam 24 jam pada saat masuk RS
• Tanda TTIK
• Usia muda dan usia >50 th
• Adanya komorbid
• Telat dalam penanganan
• Menurunan glukosa pada CSD (<2.2 mmol/L) dan meningkatnya protein (>3g/L)
VIRAL MENINGITIS
•Definisi
Self-limited illness. Gejala meningitis viral tidak seberat meningitis bakterialis,
kadang-kadang gejalanya dapat sedemikian ringannya sehingga terdiagnosis
sebagai influenza biasa karena gejalanya seringkali serupa (nyeri kepala, demam,
mengigil, nyeri otot/sendi)

•Etiologi
Manifestasi klinis
• Tidak seberat meningitis bakterialis, kadang-kadang gejalanya dapat
sedemikian ringannya
• Tidak ada gejala spesifik dari meningitis viral, dan seingkali sembuh sendiri
tanpa pemberian antiviral
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan CSF
• Konsentrasi protein seringkali normal, walaupun dapat dijumpai protein yang
meninggi
• Normal glucose concectration namun pada kasus yang disebabkan mumps atau
LCMV dapat menurun 10-30%
• Total CSF cell count pada viral meningitis adalah 25-500/ microliter
• CSF PMN pleocytosis
• Polymerase Chain Reaction Amplification of Viral Nucleic Acid (sulit dan tidak
tersedia di Indonesia)
• Kultur dari darah, tinja atau apus tenggorok dapat mengeluarkan hasil positif pada
beberapa jenis infeksi virus, namun seringkali harus dikonfirmasi dengan
pemeriksaan serologi (didapatkan IgM dan atau kenaikan titer IgG lebihdari
samadengan 4 kali lipat dalam jangka waktu 4minggu untuk memastikan diagnosis
TREATMENT
• Seringkali sembuh dengan sendirinya. Pengobatan
pada viral meningitis ini adalah simptomatik dengan
memberikan analgetik, antipiretik dan antiemetic
• Cairan dan elektrolit harus tetap dimonitor
• Pasien yang dengan sakit yang serius dapat diberikan
IV acyclovir (15-30 mg/kg per hari dibagi dalam 3
dosis ) yang diikuti dengan oral acyclovir 800 mg 2
kali sehari, famciclovir ( 500 mg 3x1) atau
valacyclovir (1000 mg/ 3x1) untuk 7-14 hari
• Prognosis
• Full recovery dari viral meningitis adalah baik. Jarang pasien
yang mengerluhkan sakit kepala, inkordinasi yang menetap
dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan
Meningitis Tuberculosis
• DEFINISI
Merupakan meningitis subakut atau kronis yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis
• EPIDEMIOLOGI
Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi Tb primer.
Morbidistas dan mortalitas penyakit ini tinggi dan prognosisnya buruk.
Komplikasi meningitis TB terjadi setiap 300 TB primer yang tidak
diobati.
• ETIOLOGI
Mycobakterium tuberculosis

• KLASIFIKASI
British Medical Reseach Council (BMRC)
• Stadium I: Gejala dan tanda meningitis tanpa penurunan kesadaran atau
deficit neurologi yang lain. Gejala yang sering didapatkan adalah nyei kepala,
fotofobia, kaku kuduk
• Stadium II: Didapatkan penurunan kesadaran ringan dan/atau deficit
neurologi fokal
• Stadium III: stupor atau koma dengan hemiplegia atau paraplegi Di
klasifikasikan menjadi 3 kelompok
Klasifikasi lain

Definitif: ditekan jika didapatkan kuman TB baik dari pemeriksaan


bakteriologi langsung (pewarnaan ZN) atau kultur
Probable: ditemukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan temuan klinis
yang lebih banyak
Possible: ditemukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan temuan klinis
yang sedikit
• Manifestasi Klinis
• Nyeri kepala
• Muntah
• Demam
• Rewel
• Nocturnal wakefulness
• Anorexia, abdominal pain
• Penurunan BB
• Shrill cry atau meningeal cry
• Progress dari penyakit dapat menuebabkan coma atau stuuporous
• Dapat terjadi seizure
Pulmonary Tuberculosis

Menyebar secara hematogen


Basis cranii : diplopia
Membentuk tubercle yang dapat Arachnoid villi :
menyumbat di basis cranii, arachnoid villi, hidrosefalus komunikan
V3 dan V4 V3danV4 : hidrosefalus
komunikan
Rupture tubercle

Pelepasan BTA ke SAS

Meningitis TB

Obstruksi
Pengeluaran sitokin TTIK
aliran CSF Reaksi
peradangan
Peningkatan permeabilitas BBB meningen

Leakage protein dan leukosit ke SAS


• Diagnosis
- Kernig dan Brudzinski Sign (+),
- Defisit neurologis fokal seringkali ditemukan pada pemeriksaan pertama pasien meningitis TB,
- Pemeriksaan CTscan/ MRI menunjukan adanya hidrosefalus dan penyangatan meningeal, kadang
disertai dengan tuberculoma atau gambaran infark menyerupai infark karena stroke
- Pemeriksaan CSF
• Jumlah leukosit 100-500/uL, biasanya predominan limfosit
• Protein 100-500 mg/dL
• Glukosa <40 mg/dL
• Diagnosis definitive didapatkan dengan ditemukanya basil tahan asam (BTA).
Pewarnaan Ziehl Nielssen positif pada kurang lebih 25% pasien.
• Beberapa metode pemeriksaan bakteriologi lain seperti PCR atau MODS
diperkirakan dapat memperpendek waktu untuk mendapatkan hasil positif
Treatment
KDT
• Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan
yang relatif lama dengan jumlah obat yang banyak, paduan OAT
disediakan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap = KDT (Fixed Dose
Combination = FDC). Tablet KDT untuk anak tersedia dalam 2 macam
tablet, yaitu:
• Tablet RHZ yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin), H
(Isoniazid) dan Z (Pirazinamid) yang digunakan pada tahap intensif.
• Tablet RH yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin) dan H
(Isoniazid) yang digunakan pada tahap lanjutan.
• Pro TB
> Pro TB 2 ( Rifampicin 150 mg, INH 150 mg)
> Pro TB 3 ( Rifampicin 75 mg, INH 50 mg, Pyrazinamide 150 mg)
> Pro TB 4 (Rifampicin 150 mg, INH 75 mg, pyrazinamide 400 mg,
etambutol HCL 275 mg)
Prognosis
Cryptococcal Meningitis
•Definisi
Merupakan penyakit meningens yang diebabkan oleh jamur kriptokokus yang bermigrasi dari paru-paru ke otak.

•Epidemiologi
• Etiologi
- Cryptococcus neoformans
- Cryptococcus gatii

• Manifestasi Klinis

• Headache • Fever • Neck pain • Nausea and vomiting • Sensitivity to


light • Altered mental status (ranging from confusion to coma)
PATOGENESIS
• Cryptococcus neoformans menyebar secara hematogen dari
pulmonary ke CNS -> cryptococcal capsule antigens memiliki
kemampuan untuk menginduksi inflammatory response di
cerebrospinal fluid -> Immune System activation -> Produksi sitokin:

Produksi Sitokin:
- Peningkatan permeabilitas BBB -> perubahan CSF flow dan komposisi
- Terganggunya Cerebral blood flow -> Penurunan perfusi -> TTIK
Diagnosis
• Pasien sudah mengeluhkan gejala klinis sejak 1-2 minggu sebelum dating ke RS
berupa demam yang tidak terlalu tinggi, nyeri kepala, malaise. Pada PE dapat
ditemukan kaku kuduk dan penuruan kesadaran.
• Pemeriksaan CTscan/MRI seringkali diminta pada pasien HIV yang menunjukan
tanda tanda TTIK
• Lebih dari 90% meningitis kriptokokus terjadi pada pasien HIV dengan jumlah CD4 <
100/mm3.
• Pemeriksaan CSS : kadar protein 50-1000mg/dL dan kadar glukosa < 40 mg/dL
• Penggunaan tinta india merupakan diagnosis yang digunakan untuk mengidentifikasi
Cryptococccus di CSF. Dijumpai jamur bersel tunggal dengan kapsul yang besar.
• Culture merupakan gold standar diagnosis untuk cryptococcal meningitis. Namum
memeiliki beberapa kekurangan yakni membutuhkan alat alat laboratorium, listrik
dan pekerja terlatih.
• Deteksi Cryptococcal Antigen (CrAg) pada CSF, seum atau plasma menjadi alat
diagnosis esensial.
Treatment
Terapi anti jamur yang dianjurkan adalah :
• Fase induksi : amfoterisin B deoksikolat i.v dengan dosis 0,7 -1
mg/KgBB/hari ditambah flusitosin 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4
dosis p.o. selama 14 hari
• Fase maintenance : fluconazole 400 mg/hari selama minimal 8
minggu
• Selanjutnya diberikan fluconazole 200 mg/ hari seumur hidup atau
sampai CD4 mencapai angka >200 selama 6 bulan berturut-turut
Prognosis
• Beberapa studi menunjukan bahwa mortality rate pada CNS
cryptococcal adalah 6-14 %
• Prognosis buruk bila ada tanda-tanda
- High CSF cryptococcal antigen titer
- Terganggunya status mental
- Positive India ink preparation
- Hyponatremia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai