Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

NEUROONKOLOGI

OLEH
dr. Ade Sofiyan

PEMBIMBING
dr. CAHYONO KAELAN, Ph.D, Sp.PA(K), Sp.S
1. Sebutkan Tumor Otak Primer dan Tumor Otak Sekunder (Brain
Tumor)

Tumor intrakranial adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)
ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial)
atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan
selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal
dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor intrakranial primer dan bila berasal dari
organ-organ lain (metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain,
disebut tumor intrakranial sekunder.
Tumor otak primer adalah suatu kelompok tumor yang berasal dari sistem saraf
pusat (SSP) dengan prognosis dan manajemen yang berbeda-beda. Insidensi tumor SSP
tidak setinggi tumor lainnya, tetapi tumor SSP termasuk ke dalam 10 penyebab terbesar
kematian akibat keganasan sistemik. Hal ini disebabkan oleh gejala dan tanda dari tumor
otak yang bervariasi pada setiap individu sehingga seringkali didapatkan tumor dengan
ukuran yang sudah sangat besar saat terdiagnosis.
Tumor otak sekunder (tumor metastasis) merupakan salah satu komplikasi neurolo
gis pada keganasan sistemik. Metastasis otak menempati tumor intrakranial yang yang pal
ing sering melebihi tumor primer dengan angka kesintasan yang pendek. Angka kesintasa
n yang pendek disebabkan oleh keganasan sistemik yang progresif atau gangguan neurolo
gis yang tidak terkontrol. Tumor metastasis merupakan sel tumor yang lepas dari tumor
primer, menelusuri pembuluh limfe, pembuluh darah, kavitas tubuh mencapai lokasi yang
tidak berkaitan dengan tumor primer, kemudian tumbuh terus membentuk tumor berjenis
sama dengan tumor primer. Metastasis adalah ciri khas tumor ganas. Tumor otak ganas
yaitu tumor sel glial (glioma), meliputi glioma derajat rendah (astrositoma derajat I/II,
oligodendroglioma), glioma derajat tinggi (astrositoma anaplastik [derajat III],
glioblastoma [derajat IV], anaplastik oligodendroglioma). Selain itu, terdapat tumor otak
lainnya seperti meningioma, tumor hipofisis dan schwannoma.
Klasifikasi lesi primer susunan saraf pusat dilakukan berdasarkan derajat keganasan
(grading).
* WHO grade I: tumor dengan potensi proliferasi rendah, kurabilitas pasca
reseksi cukup baik.
* WHO grade II : tumor bersifat infiltratif , aktivitas mitosis rendah, namun
sering timbul rekurensi. Jenis tertentu cenderung untuk bersifat progresif ke
arah derajat keganasan yang lebih tinggi.
* WHO grade III : gambaran aktivitas mitosis jelas, kemampuan infiltrasi tinggi,
dan terdapat anapla- sia.
* WHO grade IV : mitosis aktif, cenderung nekrosis, pada umumnya
berhubungan dengan progresivitas penyakit yang cepat pada pre/post operasi
Klasifikasi tumor susunan saraf pusat menurut WHO (2007) berdasarkan tipe histologik:

I. Tumours of neuroepithelial tissue


1. Astrocytic tumours
a. Pilocytic astrocytoma
b. Pilomyxoid astrocytoma
c. Subependymal giant cell astrocytoma
d. Pleomorphic xanthoastrocytoma
e. Diffuse astrocytoma
i. Fibrillary astrocytoma
ii. Gemistocytic astrocytoma
iii. Protoplasmic astrocytoma
f. Anaplastic astrocytoma
g. Glioblastoma
i. Giant cell glioblastoma
ii. Gliosarcoma
h. Gliomatosis cerebri
2. Oligodendroglial tumours
a. Oligodendroglioma
b. Anaplastic oligodendroglioma
3. Oligoastrocytic tumours
a. Oligoastrocytoma
b. Anaplastic oligoastrocytoma
4. Ependymal tumours
a. Subependymoma
b. Myxopapillary ependymoma
c. Ependymoma
i. Cellular
ii. Papillary
iii. Clear cell
iv. Tanycytic
d. Anaplastic ependymoma
5. Choroid plexus tumour
a. Choroid plexus papilloma
b. Atypical choroid plexus papilloma
c. Choroid plexus carcinoma
6. Other neuroepithelial tumours
a. Astroblastoma
b. Chordoid glioma of third ventricle
c. Angiocentric glioma
7. Neuronal and mixed neuronal-glial tumours
a. Dysplastic gangliocytoma of cerebellum (lhermitte-duclos)
b. Desmoplastic infantile astrocytoma / ganglioglioma
c. Dysembryoplastic neuroepithelial tumour
d. Gangliocytoma
e. Ganglioglioma
f. Anaplastic ganglioglioma
g. Central neurocytoma
h. Extraventricular neurocytoma
i. Cerebellar liponeurocytoma
j. Papillary glioneuronal tumour
k. Rosette-forming glioneuronal tumour of the fourth ventricle
l. Paraganglioma
8. Tumours of the pineal region
a. Pineocytoma
b. Pineal parenchymal tumour of intermediate differentiation
c. Pineoblastoma
d. Papillary tumour of the pineal region
9. Embryonal tumours
a. Medulloblastoma
- Desmoplastic/nodular medulloblastoma
- Medulloblastoma with extensive nodularity
- Anaplastic medulloblastoma
- Large cell medulloblastoma
b. CNS Primitive neuroectodermal tumour
- CNS neuroblastoma
- CNS ganglioneuroblastoma
- Medulloepithelioma
- Ependymoblastoma
c. Atypical teratoid/rhabdoid tumor
II. Tumours of Cranial and Paraspinal nerves
1. Schwannoma (Neurilemoma, Neurinoma)
a. Cellular
b. Plexiform
c. Melanotic
2. Neurifibroma
a. Plexiform
3. Perineurioma
a. Perineurioma, NOS
b. Malignant Perineurioma
4. Malignant peripheral nerve sheath tumour (MPNST)
a. Epithelioid MPNST
b. MPNST with mesenchymal differentiation
c. Melanotic MPNST
d. MPNST with glandular differentiation
III. Tumours of the meninges
1. Tumours of meningothelial cell
a. Meningioma
b. Meningothelial
c. Fibrous (fibroblastic)
d. Transitional (mixed)
e. Psammomatous
f. Angiomatous
g. Microcystic
h. Secretory
i. Lymphoplasmacyte-rich
j. Metaplastic
k. Chordoid
l. Clear cell
m. Atypical
n. Papillary
o. Rhabdoid
p. Anaplastic (malignant)
2. Mesenchymal tumours
a. Lipoma
b. Angiolipoma
c. Hibernoma
d. Liposarcoma
e. Solitary fibrous tumour
f. Fibrosarcoma
g. Malignant fibrous histiocytoma
h. Leiomyoma
i. Leiomyosarcoma
j. Rhabdomyoma
k. Rhabdomyosarcoma
l. Chondroma
m. Chondrosarcoma
n. Osteoma
o. Osteosarcoma
p. Osteochondroma
q. Haemangioma
r. Epithelioid Haemangioendothelioma
s. Haemangiopericytoma
t. Anaplastic Haemangiopericytoma
u. Angiosarcoma
v. Kaposi sarcoma
w. Ewing sarcoma – PNET
3. Primary Melanocytic lesions
a. Diffuse Melanocytosis
b. Melanocytoma
c. Malignant melanoma
d. Meningeal melanomatosis
4. Other Neoplasms Related to the Meningens
a. Hemangioblastoma
IV. Lymphomas and Hematopoietic Neoplasm
1. Malignant lymphomas
2. Plasmacytoma
3. Granulocytic sarcoma
V. Germ cell tumours
1. Germinoma
2. Embryonal carcinoma
3. Yolk sac tumour
4. Choriocarcinoma
5. Teratoma
a. Mature
b. Immature
c. Teratoma with malignant transformation
6. Mixed germ cell tumour
VI. Tumours of the sellar region
1. Craniopharyngioma
a. Adamantinomatous
b. Papillary
2. Granular cell tumour
3. Pituicytoma
4. Spindle cell oncocytoma of the adenohypophysis

Referensi :
1. Malueka G.R, Andriani R, et al. Buku Ajar neuroonkologi. PERDOSSI: 2019;
hal 36-76, 199-213
2. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. PANDUAN
PENATALAKSANAAN TUMOR OTAK. Kementerian Kesehatan Republik Ind
onesia. Hal : 17-21)

2. Apakah yang dimaksud dengan Paraneoplastic Syndrome?


Sindrom paraneoplastik neurologis (SPN) merupakan suatu sindrom akibat
respon imun yang menyerang Sistem Saraf Pusat (SSP) dan/atau perifer yang
berhubungan dengan kanker, dimana sebenarnya respon imun ni ditujukan untuk kanker
itu sendiri. Sindrom paraneoplastik terjadi karena sekresi peptida fungsional dan hormon
oleh tumor, sitokin, atau dari reaktifitas imun silang (immune cross reactivity) antara
jaringan maligna dan normal. Insidens SPN adalah 8% pada pasien dengan kanker dan
dapat mengenai seluruh sistem saraf. SPN terjadi pada berbagai tipe keganasan, tetapi
yang tersering berhubungan dengan small cell carsinoma paru, ovarium, payudara,
neuroendokrin, timoma, dan limfoma. Berikut terlampir manifestasi klinis neurologis
pada pasien dengan SPN.
Referensi :
1. Witari N.P, Aminah S. Buku Ajar neuroonkologi. PERDOSSI: 2019; hal 279.
2. Kannoth, S., 2012. Paraneoplastic neurologic syndrome: a practical approach.
 Annals of Indian Academy of Neurology, 15(1), p.6.

3. Apa yang saudara ketahui tentang Ommaya Reservoir ?

Reservoir Ommaya adalah intraventrikular kateter yang dapat digunakan untuk


aspirasi cairan serebrospinal atau untuk pengiriman obat (misalnya kemoterapi ) ke
dalam cairan cerebrospinal . Terdiri dari kateter dalam satu ventrikel lateral yang melekat
pada reservoir yang ditanamkan di bawah kulit kepala. Ini digunakan untuk mengobati
tumor otak, leukemia / limfoma atau penyakit leptomeningeal oleh pemberian obat
intratekal . Dalam perawatan paliatif kanker terminal, reservoir Ommaya dapat
dimasukkan untuk injeksi intracerebroventricular (ICV) morfin. Reservoir Omaya sering
digunakan untuk membantu memfasilitasi pemberian obat IT secara teratur. Ini juga
dapat digunakan untuk aspirasi CSF diagnostik atau drainase CSF terapeutik untuk
mengendalikan peningkatan ICP. 

Referensi :
Patchell, RA, Regine, WF, Ashton, P., Tibbs, PA, Wilson, D., Shappley, D. dan Young,
B., 2002. Percobaan fase I yang terus menerus diberikan bleomycin intratumoral yang
diinfuskan untuk pengobatan glioblastoma multiforme berulang .  Jurnal neuro-
onkologi  , 60 (1), hlm.37-42.

4. Apa yang saudara ketahui tentang low grade dan high grade glioma ?

Glioma adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok tumor


yang muncul dari sel glial di otak. Sel-sel ini mendukung fungsi tipe sel otak utama
lainnya - neuron. Glioma biasanya terjadi di bagian otak terluar terbesar yang
mengendalikan banyak fungsi termasuk gerakan, ucapan, pemikiran, dan emosi. Tetapi
mereka juga dapat mempengaruhi batang otak, bagian bawah otak yang mengontrol
fungsi-fungsi seperti pernapasan, tekanan darah, dan detak jantung, saraf optik, dan otak
kecil, bagian otak yang berhubungan dengan keseimbangan dan fungsi-fungsi lainnya.
Low grade glioma (LGG) adalah glioma derajat rendah yang dapat digunakan ju
ga untuk menyebut semua glioma derajat I dan II menurut WHO. Adapun ciri khas dari
Glioma derajat I adalah tumor berbatas tegas yang sering didapatkan pada anak-anak dan
cukup langka pada dewasa. Sedangkan glioma derajat II WHO adalah tumor otak neuroe
ktodermal primer yang sifatnya menginfiltrasi pada dewasa. LGG sendiri merupakan istil
ah untuk menyebut tumor derajat II WHO, seperti astrositoma, oligodendroglioma dan ol
igoastrositoma.
High Grade Glioma (HGG) adalah glioma derajat tinggi yang merupakan sebut
an untuk tumor ganas yang berasal dari sel glial seperti astrositoma anaplastik (AA): astr
ositoma derajat III, glioblastoma multiforme (GBM / astrositoma derajat IV), oligodendo
glioma anaplastik (OAA) dan ependimoma anaplastic (EA).
Menurut WHO, astrositoma diklasifikasikan menjadi grade I sampai dengan grade IV,
berdasarkan gambaran patologinya.
Grade Astrositoma Karakteristik
I Pilocytic Tumbuh lambat dan jarang menyebar ke jaringan sekitarnya.
astrocytoma, Tumor ini biasa terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
Pleomorphic Memiliki prognosis yang paling baik
xanthoastrocytoma,
Subependymal giant Histologi: sel-sel piloid, serat-serat rosenthal, badan granular
cell astrocytoma dan eosinofilik, selularitas rendah. Reseksi merupakan terapi
Subependymoma utama
II Low-grade Tumbuh lambat, namun dapat tumbuh menyebar ke jaringan
(Fibrillary) sekitarnya. Lesi biasanya menginfiltrasi dan mempunyai
astrocytoma, aktivitas mitotik yang rendah namun sering kambuh. Bila
Mixed dilakukan radiasi atau kemoterapi, harapan hidup per 5
oligoastrocytoma tahunnya 70%, bila tanpa keduanya 34%

Histologi: inti atipik, selularitas meningkat


III Anaplastic Lesi dengan bukti histologis adanya malignansi, umumnya
astrocytoma mempunyai aktivitas mitotik tinggi, sangat jelas
mengekspresikan kemampuan infiltratif dan anaplasia.

Histologi: inti atipik dan mitosis


IV Glioblastoma Lesi dengan aktivitas mitotik sangat tinggi dengan proliferasi
multiforme (GBM) vaskuler, cenderung nekrosis dan umumnya berhubungan
dengan pertumbuhan tumor yang cepat. Merupakan tumor
primer otak yang paling ganas. Tumbuh dan menyebar secara
agresif. Sel-selnya sangat berbeda dari yang normal.
Menyerang pada orang dewasa berumur antara 45 sampai 70
tahun. Tumor ini merupakan salah satu tumor otak primer
dengan prognosis yang sangat buruk.

Histologi: hiperseluler, bentuk sel dan inti sel bermacam-


macam, proliferasi endotel, gambaran mitosis dan sering
disertai dengan nekrosis

Referensi :
1. Rahmawati D, Ardiansyah D, Malueka G.R. Buku Ajar neuroonkologi. PERD
OSSI: 2019; hal 77-114
2. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. PANDUAN
PENATALAKSANAAN TUMOR OTAK. Kementerian Kesehatan Republik Ind
onesia. Hal : 17)
3. (Haberland, C. 2007. Tumors of The Central Nervous Systems. Clinical
Neuropathology Text and Color Atlas. Page 213-259. New York : Demos
Medical Publishing).

5. Apa yang saudara ketahui tentang molekuler tedting for glioblastoma


(IDH, EGFR, IDH 1/2, MGMT)?

Aspek penting dari patogenesis glioma derajat tinggi adalah bahwa transformasi
keganasan dihasilkan dari akumulasi sekuensial dari perubahan genetik dan regulasi
abnormal pada faktor pertumbuhan.
Isocitrate dehydrogenase (IDH)
adalah enzim yang paling dikenal dari perannya dalam siklus Krebs, mengkatalisis
dekarboksilasi oksidatif isocitrate, menghasilkan alpha-ketoglutarate dan karbon
dioksida. Isoform IDH1 dan IDH2 masing-masing mengkode protein sitosol
dan mitokondria. Paling sering ditemukan pada glioblastoma sekunder , dengan insidensi
sekitar 60% hingga 80%, dan jauh lebih jarang ditemukan pada glioblastoma primer (pada
urutan 5% atau kurang). 15 Didalilkan bahwa, mengingat sifat mutasi IDH1 dan IDH2 di
mana-mana, perubahan metilasi DNApola dan akhirnya transkripsi gen dalam beberapa target
hilir, termasuk pemantauan hipoksia dan demetilasi histone , membentuk dasar dari mutasi
pendorong awal glioblastoma.
Dalam sitosol dan peroksisom, IDH1, yang dikodekan oleh gen IDH1 pada 2q33.3
mengkatalisasi dekarboksilasi oksidatif isocitrate (ICT) menjadi 2-ketoglutarate (2KG) (juga
disebut α-ketoglutarate) untuk menghasilkan NADPH dari NADP + dan reaksi sebaliknya
yaitu reduktif karboksilasi 2KG menjadi TIK yang mengoksidasi NADPH menjadi NADP
+. IDH2 dikodekan oleh gen IDH2 pada 15q26.1 mengkatalisasi reaksi reversibel yang sama
dalam mitokondria. Baik IDH1 dan 2 berfungsi sebagai homodimer dan memiliki tingkat
urutan dan kesamaan struktural yang tinggi di antara mereka. Kedua isoform diketahui
memainkan peran penting, melalui reaksi dekarboksilasi oksidatif ke depan, dalam
pertahanan seluler terhadap kerusakan oksidatif dan sintesis reduktif sebagai sumber NADPH
dan dalam mengatur fungsi enzim dioksigenase dengan memproduksi 2KG yang digunakan
oleh enzim ini sebagai cosubstrate. Reaksi karboksilasi reduktif terbalik mereka juga penting
dalam beberapa proses seluler, termasuk regulasi lipogenesis dan glikolisis, melalui sintesis
TIK yang pada gilirannya menghasilkan sitrat melalui enzim aconitase 
EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor )
adalah protein transmembran yang merupakan reseptor untuk komponen epidermal growth
factor family (EGF family) daro ligan protein extraseluler. EGFR merupakan reseptor ErbB
family, subfamily dari ke empat yang berhubungan dengan receptor tyrosine kinase : EGFR
(ErbB-1), HER2/neu (ErbB-2), (ErbB-3), dan HER4 (ErbB-4). Pada beberapa tipe kanker,
mutasi berdampak pada ekspresi EGFR atau aktifitas yang dapat menyebabkan kanker.
Epidermal growth factor dan reseptornya ditemukan oleh Stanley Cohen di Vanderbilt
University. Cohen mendapat hadiah nobel tahun 1986 dalam pengobatan bersama Rita Levi
Montalcini atas penemuan mereka terhadap growth factor. Kekurangan sinyal EGFR dan
tirosin kinase reseptor lainnya pada manusia berhubungan dengan beberapa penyakit seperti
Alzheimer, sementara over-expresi berhubungan dengan perkembangan varitas tumor yang
luas. Interupsi sinyal EGFR dengan menghambat EGFR binding site pada daerah
ekstreseluler dapat menginhibisi aktifitas tirosin kinase intraseluler, dapat mencegah
perkembangan EGFR expressing tumour dan meningkatkan kondisi pasien
MGMT (O (6) -Methylguanine-DNA-methyltransferase)
adalah O6-alkilguanine DNA alkyltransferase (dikenal dengan AGT, MGMT, atau AGAT) m
erupakan protein pada manusia yang dienkode oleh O8-methylguanine DNA methyltransferas
e (MGMT) gen. O8-methylguanine DNA methyltransferase (MGMT) sangat penting untuk s
tabilisasi gen. memperbaiki secara alami lesi gen mutagen DNA o 6. Metilguanin kembali ke g
uanine dan mencegah mismatch dan kesalahan selama replikasi DNA dan transkripsi. Pening
katan menurunnya MGMT dapat meningkatkan resiko karsinogenik pada tikus setelah terpap
ar agen alkylating. Dua isozim bakteri yaitu Ada dan Ogt.
Referensi :
Reitman, ZJ dan Yan, H., 2010. Isocitrate dehydrogenase 1 dan 2 mutasi pada kanker:
perubahan pada persimpangan metabolisme seluler. Jurnal Institut Kanker
Nasional  , 102  (13), hlm.932-941.

6. Apa yang saudara ketahui tentang Metastasis Meningeal?

Metastasis meninges atau metastasis leptomeningeal (ML) adalah suatu kondisi klinis
emergensi yang semakin sering dijumpai di bidang neuro-onkologi. Didefinisikan sebagai
penyebaran sel-sel tumor di sepanjang leptomeningen dan ruang subarachnoid. Tumor padat
yang paling sering menyebabkan meninges metastasis adalah kanker payudara, kanker paru,
melanoma, keganasan gastrointestinal dan unknown primary. Keganasan hematologik juga
sering dijumpai menginfiltrasi leptomeningen.
Mekanisme yang dapat mempengaruhi penyebaran tumor ke leptomeningen antara lain :
 Secara hematogen, melalui pembuluh darah pada pleksus khoroideus dan arakhnoid,
dimana sel-sel tumor masuk ke dalam pembuluh darah menginvasi ke meningen dengan
menginfiltasi pembuluh darah arakhnoid dan pleksus khoroideus. Selanjutnya, sel-sel
tumor tersebut masuk ke ruangan subarakhnoid melalui invasi ke pleksus batson dan
perivenous yang menyebar dari sumsum tulang.
 Penyebaran langsung menuju meningen dan CSS oleh sel-sel tumor yang bermetastasis
yang lokasinya berdekatan langsung dengan meningen. Pada kondisi ini, sel-sel kanker
dapat masuk ke dalam ruang subarakhnoid melalui penetrasi terhadap piamater atau
ependim atau berjalan di sepanjang ruangan perivaskular.
 Migrasi perineural sel-sel tumor dari metastasis sistemik ke ruangan subaraknoid.
Mekanisme ini yang mendasari bagaimana tumor-tumor di daerah kepala dan leher dapat
menyebabkan ML.
 Penyebaran ke meningen secara iatrogenik, yang terjadi selama tindakan bedah pada
kasus-kasus metastasis intrakranial. Penyebaran iatrogenik inii biasanya terjadi pada
kondisi-kondisi pasien yang menjalani tindakan bedah di daerah fossa posterior.

Referensi :
Diansari, Yunni. 2019. Metastasis Leptomeningeal. Buku Ajar Neuroonkologi Kelompok
Studi Neuro-onkologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Hal 263-265.

7. Apa yang saudara ketahui tentang TEMODAL ? Terangkan secara


jelas

Temozolomide (Temodar) adalah agen alkilasi oral yang disetujui oleh FDA untuk
digunakan dalam pengobatan lini pertama glioblastoma multiforme serta untuk astrositoma
anaplastik berulang. Temodal atau dikenal dengan Temozolomide, merupakan obat golongan
alkylating agent yang telah diuji dalam beberapa uji klinis pada pasien dengan glioma tingkat
tinggi setelah prosedur bedah. Penelitian oleh Gilbert et al (2002) pada 57 pasien dengan
glioblastoma atau astrositoma anaplastik dengan menggunakan temozolomide sebanyak 4
siklus (5 hari dari 28 hari siklus) sebelum radiasi menunjukkan tingkat respons objektif
terhadap komponen kemoterapi sebesar 42% untuk glioblastoma dan 34% untuk astrositoma
anaplastik. Temozolomide adalah agen alkilasi oral, pertama kali dikembangkan pada awal
1980-an di Universitas Aston di Inggris. 3 Mekanisme tindakan yang diusulkan didasarkan
pada kemampuan metabolitnya untuk menyimpan gugus metil pada basis guanin
DNA. Setelah pemberian oral, temozolomide prodrug mudah diserap di usus kecil, dengan
penetrasi yang baik dari penghalang darah-otak karena ukurannya yang kecil (194 Da). Ini
kemudian mengalami konversi intraseluler spontan melalui hidrolisis menjadi zat
pengalkilasi kuat, MTIC. 4 MTIC memetilasi sejumlah nukleobase, yang paling penting, basa
guanin. Hal ini menghasilkan pembentukan torehan pada DNA, diikuti oleh apoptosis, karena
mekanisme perbaikan seluler tidak dapat menyesuaikan diri dengan basa yang dimetilasi.
Mekanisme kerja Temodal :

Kemoterapi bertujuan untuk menghambat tumor dan meningkatkan kualitas hidup pasien
semaksimal mungkin, Terapi ini biasa digunakan sebagai kombinasi dengan operasi
dan/atau radioterapi. Kemoterapi pada kasus tumor otak saat ini sudah banyak digunakan
karena dapat memperpanjang angka kesintasan pasien, terutama pada kasus astrositoma
derajat tinggi seperti pada Glioblastoma Multiforme (GBM). GBM merupakan tipe yang
bersifat kemoresisten, namun saat ini berkembang penelitian mengenai penggunaan
temozolomide dan nimotuzumab pada glioblastoma. Sebelum menggunakan agen-agen
tersebut, dapat dilakukan pemeriksaan epidermal growth factor receptor (EGFR) dan
methyl guanine methyl transferase (MGMT).
Referensi :
1. Aninditha, Tiara; Malueka Ghazali, Rusdy. 2019. Tinjauan Umum Tumor
Sistem Saraf Pusat. Buku Ajar Neuroonkologi Kelompok Studi Neuro-onkologi
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Hal 33.)
2. Wesolowski, JR, Rajdev, P. dan Mukherji, SK, 2010. Temozolomide (Temodar). Jurnal
Amerika neuroradiologi , 31 (8), hlm.1383-1384.

8. Apa yang saudara ketahui tentang RANO dan NANO ?


Kriteria RANO yang disusun oleh kelompok kerja Response Assesment in
Neurooncology, bertujuan untuk memperbaiki asesmen dan standarisasi berbagai kriteria
penilaian respons pengobatan. Kriteria ini merupakan penyempurnaan kriteria McDonald
terlebih dahulu. Kriteria RANO tetap menggunakan pengukuran 2 dimensi, namun
kriteria ini memasukkan definisi progresi pada pasien, yaitu ≥25% pada hasil pengukuran
diameter tegak lurus dibandingkan dengan pengukuran dasar atau respons terbaik, definisi
lesi yang dapat terukur yaitu dua diameter tegak lurus dengan ukuran setidaknya 10 mm,
terlihat pada dua atau lebih potongan, setidaknya terpisah 5 mm, dan diperbolehkan
maksimal hingga 5 lesi target. MRI merupakan modalitas satu-satunya dalam asesmen
respons dan progresifitas kriteria RANO, dengan syarat :
 Sekuens minimum dalam penilaian T1 pre-kontras, T1 paska kontras, dan T2/FLAIR.
Direkomendasikan T1 paska kontras dengan dua bidang ortogonal (untuk pengukuran
volume).
 Rekomendasi ketebalan potongan MRI ≤5 mm
 Pencitraan tambahan yang dapat membantu adalah sekuens DWI dan ADC

Secara radiologis, terdapat 2 jenis lesi pada RANO, yaitu :


1. Lesi terukur (measureable lesions) :
a. Lesi menyangat kontras
b. Ukuran minimum : dua diameter tegak lurus berukuran >10 mm. Jika ketebalan
potongan MRI >5 mm, maka ukuran minimum adalah dua kali lipatnya.
c. Tidak termasuk kavitas, kista, dan nekrosis pada saat pengukuran

Lesi yang diukur maksimal 5 lesi dengan ukuran terbesar dan harus dapat diukur
kembali (reproducible measurement).
2. Lesi yang tidak dapat diukur (non-measureable lesions)
a. Lesi terlalu kecil
b. Lesi tidak menyangat kontras (hanya terlihat di T2/FLAIR)
c. Batas lesi tidak jelas saat pengukuran.
Skala penilaian neurologis telah banyak dikembangkan pada subspesialisasi neurologis
lainnya, diantaranya National Institues of Health Stroke Scale (NIHSS), dan lainnya.
Sementara skala pengukuran fungsi neurologis belum pernah dikembangkan secara
khusus untuk pasien dengan tumor otak. Berdasarkan hal ini, berbagai ahli internasional
dalam bidang neuro-onkologi mengembangkan Neurologic Assesment in Neuro-
Oncology (NANO).
NANO dapat menilai fungsi neurologis secara objektif dan praktis, sehingga dapat
digunakan oleh neurolog dan tenaga medis lainnya. NANO menilai 9 domain fungsi
neurologis berdasarkan klinis yang paling sering ditemui pada pasien dengan tumor otak.
Selain itu, NANO juga dapat memprediksi kesintasan pasien. NANO mampu
menghilangkan bias subjektif dalam evaluasi klinis, mampu mengevaluasi perubahan
klinis dan fungsi neurologis secara objektif pada pasien dengan glioma. Kelebihan
kriteria ini adalah hasil penilaian dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk
menentukan status klinis pasien apakah stabil, perbaikan, atau perburukan.
Referensi :
Nayak, L., DeAngelis, L.M., Brandes, A.A., Peereboom, D.M., Galanis, E., Lin, N.U.,
Soffietti, R., Macdonald, D.R., Chamberlain, M., Perry, J. and Jaeckle, K., 2017. The
Neurologic Assessment in Neuro-Oncology (NANO) scale: a tool to assess neurologic
function for integration into the Response Assessment in Neuro-Oncology (RANO)
criteria. Neuro-oncology, 19(5), pp.625-635.

Anda mungkin juga menyukai