Anda di halaman 1dari 40

Traktus Spinotalamikus

&
Kortikospinal
PEMBIMBING :
dr. Lailan, Sp.KFR

Kelompok :
Hanifa Azzahra
Dean Grestama
Arrinalhaq Andre Sondakh
Mentari Ginting
Relia Seftiza Kepaniteraan Klinik Senior
Bagian Rehabilitasi Medik
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
2020
Traktus Spinotalamikus
DEFINISI
Traktus spinotalamikus adalah suatu jalur asenden


yang berasal dari medulla spinalis dan berjalan
disepanjang medulla spinalis sampai bersinaps di

talamus. Terdapat dua jalur yang tergabung dalam
sistem ini, yakni traktus spinotalamikus lateral dan
traktus spinotalamikus anterior
Anatomi & Fisiologi
A. Medula Spinalis

 Dari batang otak  medulla spinalis  turun melalui kanalis


vertebralis
 Dari medulla spinalis spinalis  keluar saraf-saraf spinalis berpasangan
 Saraf spinal berjumlah 31 pasang  8 pasang saraf servikal, 12 pasang
saraf thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf sakral, dan 1
pasang saraf koksigeal
 Medulla spinalis  berjalan sampai setinggi vertebra lumbal I atau ke II
(setinggi sekitar pinggang)
 Berkas tebal akar-akar saraf yang memanjang di dalam kanalis
vertebralis yang lebih bawah  kauda ekuina (”ekor kuda” )
Anatomi & Fisiologi
A. Medula Spinalis

 Substansia grisea di medulla spinalis  dikelilingi oleh substansia


alba di bagian luar
 Substansia alba tersusun menjadi traktus (jaras)  berkas serat-
serat saraf (akson-akson dari antarneuron yang panjang) dengan
fungsi serupa
 Berkas-berkas dikelompokkan  kolumna yang berjalan di
sepanjang medulla spinalis
 Di dalam medulla spinalis berbagai jenis sinyal dipisahkan
kerusakan daerah tertentu di medulla spinalis dapat mengganggu
sebagian fungsi tetapi fungsi lain tetap utuh
 Kanalis sentralis, yang terisi oleh cairan serebrospinal, terletak di
tengah substansia grisea
Anatomi & Fisiologi
A. Medula Spinalis

 Substansia grisea dibagi  kornu dorsalis (posterior), kornu


ventralis (anterior), dan kornu lateralis
 Kornu dorsalis  badan-badan sel antarneuron tempat
berakhirnya neuron aferen.
 Kornu ventralis  badan sel neuron motorik eferen yang
mempersarafi otot rangka.
 Serat-serat otonom yang mempersarafi otot jantung dan otot
polos serta kelenjar eksokrin berasal dari badan-badan sel yang
terletak di tanduk lateralis
Anatomi & Fisiologi
A. Medula Spinalis

 Dalam medulla spinalis  dua traktus yaitu traktus desenden dan


asenden.
 Traktus desenden membawa sensasi yang bersifat perintah
yang akan berlanjut ke perifer.
 Traktus asenden  untuk mengantarkan informasi aferen yang
dapat atau tidak dapat mencapai kesadaran
 Informasi ini dapat dibagi
a) informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh, seperti rasa
nyeri, suhu, dan raba, dan
b) informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh, misalnya
otot dan sendi
B. Thalamus

 Diensefalon terdiri dari dua bagian utama, talamus dan hipotalamus


 Talamus sebagai stasiun penyambung dan pusat integrasi sinaps
untuk pengolahan pendahuluan semua masukan sensorik dalam
perjalanannya ke korteks
 Talamus, bersama dengan batang otak dan daerah asosiasi
korteks, penting untuk kemampuan kita mengarahkan perhatian ke
rangsangan yang menarik
 Talamus juga mampu menentukan kesadaran kasar berbagai jenis
sensasi tetapi tidak dapat membedakan lokasi atau intensitasnya
 Talamus juga berfungsi penting dalam kontrol motorik dengan
secara positif memperkuat perilaku motorik volunter yang dimulai
oleh korteks.
B. Thalamus

 Terdapat 2 jalur yang tergabung pada traktus


spinotalamikus dimana pada tiap jalurnya rangsang impuls
yang dibawa juga berbeda
a) Traktus Spinotalamikus Anterior
Jalur ini merupakan serabut saraf yang fungsinya membawa
stimulus sentuhan (raba)
b) Traktus Spinotalamikus Lateral
Jalur ini merupakan serabut saraf ascending yang terletak
pada daerah medial sampai dorsal dan bagian ventral traktus
spinoserebral
Lintasan-lintasan Raba Lintasan-Lintasan Nyeri
dan Tekanan Ringan dan Suhu
(Spinotalamikus Anterior) (Spinotalamikus Lateral)
Gangguan pada Traktus Spinotalamikus
a. Spinotalamikus Anterior

 Cedera bagian lumbal dan toraks dari traktus


spinotalamikus biasanya tidak menyebabkan hilangnya
sensasi taktil yang penting
 Jika kerusakan bagian servikal traktus spinotalamikus
anterior  hipestesia ringan pada tungkai kontralateral
 Menimbulkan kehilangan sensibilitas raba dan tekanan
ringan dibawah tingkat kontralateral terhadap lesi
 Pasien tidak akan merasakan raba ringan dari sepotong
kapas yang disentuhkan pada kulit atau tidak merasakan
tekanan benda pada tumpul yang menyentuh
b. Spinotalamikus Lateral

 Bila cedera, sensasi nyeri dan sensasi suhu akan rusak,


meskipun tidak selalu dalam derajat yang sama
 Pemotongan traktus spinotalamikus lateral pada ventral
substansia alba medula spinalis menghilangkan sensasi
nyeri dan suhu kontralateral sekitar 1 sampai 2 segmen di
bawah tingkat operasi
 Kerusakan pada traktus sensibilitas nyeri dan suhu di
bawah tingkat lesi
 Pasien tidak akan memberikan respon terhadap tusukan
jarum atau mengenali benda dingin dan panas yang
mengenali kulit
Traktus Kortikospinal
DEFINISI


Traktus kortikspinal adalah jalur panjang yang,
berasal dari dalam korteks serebrum, berjalan melalui
piramis medulla oblongata, dan berakhir dalam

medulla spinalis
Gambar: Traktus kortikospinalis
Anatomi & Fisiologi
A. Area Korteks Motorik

 Traktus kortikospinal (traktus serebrospinal, traktus piramidalis)


 dari daerah luas neuron korteks serebrum dan turun melalui
korona radiate, kapsula interna, dan bagian basilar batang otak
 Korteks motorik primer (girus presentralis)  sekumpulan
jaringan kortikal yang terletak di sisi yang berlawanan dengan
sulkus sentralis
 Area yang mempresentasikan tenggorokan dan laring terletak
pada ujung inferior korteks motorik primer dibagian atasnya,
secara berkesinambungan, adalah area yang mempresentasikan
wajah, ekstremitas atas, badan, dan ekstremitas bawah
 Struktur ini merupakan “homunkulus motorik” terbalik, yang
bersesuaian dengan “homunculus somatosensorik” girus post-
Gambar: Homunculus Motorik
A. Area Korteks Motorik

 Neuron motorik tidak hanya ditemukan pada area 4


 Tetapi juga di area korteks di sekitarnya
 Serabut yang menghantarkan gerakan volunter halus terutama
berasal dari girus pre-sentralis
 Girus ini merupakan lokasi neuron piramidalis (sel betz) besar
yang khas
 Terletak di lapisan seluler kelima korteks dan mengirimkan
aksonnya yang bermielin tebal dan berdaya konduksi cepat ke
traktus piramidalis
Gambar : Area Korteks Motorik
B. Medula Spinalis
 Traktus motorik di medulla spinalis secara anatomi dan
fungsional terpisah menjadi dua kelompok
 kelompok lateral yang terdiri dari traktus kortikospinalis dan
traktus rubrospinalis serta kelompok medial
 Traktus lateral  otot-otot distal (terutam ekstremita atas)
 Serabut-serabut ini terutama berperan pada gerakan volunter
lengan bawah dan tangan yaitu untuk control motorik halus
yamg tepat dan terampil
 Traktus medial  neuron motor yang terletak lebih medial di
kornu anterius dan membuat hubungan propriospinal yang
relatif panjang
 Serabut ini berperan pada gerakan tubuh dan ekstremitas
bawah
Gambar : Sinaps traktus motorik descenden ke
neuron kornu anterius
Traktus Kortikospinal
 Traktus ini berasal dari korteks motorik  substantia alba serebri
(korona radiata), krus posterior kapsula interna, bagian sentral
pedunkulus serebri( krus serebri), pons, dan basal medulla
( bagian anterior)
 Serabut traktus kortikospinal timbul sebagai akson sel-sel
pyramidal yang terletak dalam lapisan kelima cortex cerebri
 Sekitar sepertiga dari serabut yang berasal dari cortex motorik
primer (area 4), sepertiga dari cortex motorik sekunder (area 6),
sepertiga dari lobus parietalis (area-area 3,1 dan 2) sehingga
duapertiga dari serabut timbul gyrus precentralis serta sepertiga
timbul dari gyrus postcentralis
Gambar: Traktus Kortikospinalis
Gambar:Struktur otak yang terlibat dalam Fungsi
Motorik
 Serabut desenden berkonvergensi pada corona radiate 
ekstremitas posterior capsula interna
 Serabut diorganisir  terdekat dengan genu berkaitan dengan
bagian-bagian servikal tubuh, sementara di posterior berkaitan
dengan ekstremitas inferior
 Serabut yang berkaitan dengan bagian-bagian servikal tubuh
terletak di medialis, sedangkan berkaitan dengan tungkai
terletak di lateral
 Pada saat memasuki pons, traktus terbagi-bagi menjadi
banyak berkas oleh serabut pontocerebellar transversa
 medulla oblongata, berkas-berkas dikelompokkan secara
bersama disepanjang batas anterior  pyramid (sehingga
diberikan nama alternatif traktus pyramidalis)
Gambar:Jalur Traktus Kortikospinalis
 Pada sambungan medulla oblongata dan medulla spinalis,
sebagian besar serabut menyilang garis tengah pada
decussation pyramidum dan memasuki columna alba
anterior dari medulla spinalis  traktus kortikospinalis
lateralis
 Turun dalam columna alba medulla spinalis sebagai traktus
kortikospinalis anterior
 Serabut ini akhirnya menyilang garis tengah dan berakhir
pada columna grisea anterior segmen-segmen medulla
spinalis
 Traktus kortikospinalis turun sepanjang medulla spinalis 
columna grisea anterior (cornu anterior)
 Serabut kortikospinalis bersinaps dengan neuron
internunsial, yang pada gilirannya bersinaps dengan
neuron motorik alpa dan beberapa neuron motorik gamma
 Serabut corticospinal terbesar bersinaps  neuron motorik
Gangguan pada Traktus Kortikospinal

Dalam klinik gangguan traktus kortikospinalis memberikan


kelumpuhan tipe UMN berupa:
 Parese/Paralisis spastis disertai dengan tonus meninggi :
 hiperrefleksi
 Klonus
 refleks patologis positif
 tak ada atrofi
a. Lesi-lesi pada jalur motorik sentral
Patogenesis paresis spastik sentral.
 Pada fase akut suatu lesi di traktus kortikospinalis, refleks
tendon profunda akan bersifat hipoaktif dan terdapat kelemahan
flasid pada otot
 Refleks muncul kembali beberapa hari atau beberapa minggu
kemudian dan menjadi hiperaktif
 karena spindel otot berespons lebih sensitif terhadap regangan
dibandingkan dengan keadaan normal, terutama fleksor
ekstremitas atas dan ekstensor ektremitas bawah
 Hipersensitivitas  hilangnya kontrol inhibisi sentral
descendens pada sel-sel fusimotor (neuron motor γ) yang
mempersrafi spindel otot
 serabut-serabut otot intrafisal teraktivitasi secara permanen
(prestretched) dan lebih mudah berespons terhadap
peregangan otot lebih lanjut dibandingkan normal
 Gangguan sirkuit regulasi panjang ototberupa pemendekan
panjang target secara abnormal pada fleksor ekstremitas atas
dan ekstensor ekstremitas bawah
 Hasilnya adalah peningkatan tonus spastik dan hiperrefleksia,
serta tanda-tanda traktus piramidalis dan klonus
 Diantara tanda-tanda traktus piramidalis tersebut terdapat
tanda-tanda pada jari-jari tangan dan kaki, seperti tanda
Babinski
 Paresis spastik  lesi susunan saraf pusat ( otak dan/atau
medulla spinalis)
 Patofisiologi spastisitas masih belum dipahami, tetapi jaras
motoric tambahan jelas memiliki peran penting, karena lesi
kortikal murni dan terisolasi tidak menyebabkan spastisitas.
Sindrom paresis spastik sentral
 
 Penurunan kekuatan otot dan gangguan kontrol motorik
halus
 Peningkatan tonus spastik
 Refleks regang yang berlebihan secara abnormal, dapat
disertai oleh klonus
 Hipoaktivitas atau tidak adanya refleks eksteroseptif
(refleks abdominal, refleks plantar, dan refleks kremaster)
 Refleks patologis (refleks Babinski, Oppenheim, Gordon,
dan Mendel-Bekhterev, serta disinhibisi respons hinder
[flight]
 (awalnya) Massa otot tetap baik
Lokalisasi lesi pada sistem motorik sentral

 Suatu lesi yang melibatkan korteks serebri, seperti pada


tumor, infark, atau cedera traumatic,  kelemahan
sebagian tubuh sisi kontralateral
 Hemiparesis yang terlihat pada wajah dan tangan
(kelemahan brakhiofasial) lebih sering terjadi dibandingkan
di daerah lain karena bagian tubuh tersebut memiliki area
representasi kortikal yang luas
 Temuan klinis khas yang terjadi berkaitan dengan lesi di
lokasi tersebut adalah paresis ekstremitas atas bagian distal
yang dominan, konsekuansi fungsional yang terberat adalah
gangguan kontrol motorik halus
Lokalisasi lesi pada sistem motorik sentral

 Kapsula Interna  perdarahan atau iskemia  hemiplegia


spastik kontralateral
 Pedunkulus serebri  vascular, perdarahan, atau tumor
 hemiparesis spastik kontralateral
 Lesi pons  traktus piramidalis seperti tumor, iskemia
batang otak dan perdarahan  hemiparesis kontralateral
atau bilateral
 Piramidal medulla  akibat tumor  hemiparesis flasid
kontralateral
 Traktus piramidalis di medulla spinalis  akibat tumor,
mielitis, dan trauma  hemiplegia spastic ipsslateral;
ipsilateral
Gambar: Lokasi lesi potensial pada traktus piramidalis
b. Sindrom kombinasi kornu anterius dan traktus
piramidalis

 Terlihat pada sclerosis amiotrofi lateral


 Gambaran klinisnya  kombinasi paresis flasid dan spastik
 Atrofi otot  refleks tendon dalam menghilang
 Pada upper motor neuron (dengan konsekuansi berupa
degenasi traktus piramidalis dan spastisitas), refleks umum
tetap dapat dicetuskan dan bahkan dapat meningkat
 Degenerasi nuklei nervus kranialis motorik yang menyertainya
dapat  disartria dan disfagia (kelumpuhan bulbar progresif)
Gambar: Sindrom kombinasi kolumna posterior
dan kortikospinalis
c. Sindrom Traktus Piramidalis

 Bentuk yang lebih sering pada penyakit ini terjadi akibat mutasi
gen untuk ATPase dari famili AAA pada kromoson.
 Muncul pada masa kanak-kanak dan memberat secara lambat
setelahnya
 Awalnya pasien mengeluhkan rasa berat yang dilanjtukan
dengan kelemahan pada ekstremitas bawah
 Paraperesis spastik dengan gangguan cara berjalan timbul dan
memberat secara perlahan
 Refleks lebih kuat daripada normal
 Paresis spastik pada ekstremitas atas tidak timbul
Gambar : Sindrom traktus kortikospinalis
Thank you

Anda mungkin juga menyukai