Anda di halaman 1dari 12

5.

6 Mencari Dukungan Data untuk Membuktikan Penyebab Paling Mungkin


menjadi Akar Penyebab
1. Faktor manusia
a) Sebagian warga ada yang menolak dilakukan pemeriksaan jentik.
Informasi yang diperoleh dari kader ini kemudian dikonfirmasi
dengan turun kerumah warga. Waktu turun kelapangan didapatkan
ada warga yang ternyata tidak kooperatif dan tidak bersedia
dilakukan pemeriksaan jentik. Sehingga ini dapat menjadi
penyebab.
b) PSN tidak berjalan. Hal ini dibuktikan dengan konfirmasi dari salah
satu warga bahwa gotong royong jarang dilakukan karena sulit
menggerakkan warga.
Selain itu Angka Bebas Jentik yang rendah mengindikasikan PSN
tidak berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan tidak berjalannya
POKJANAL DBD (Kelompok Kerja Operasional Pemberantasan
Penyakit Demam Berdarah Dengue) yang terdiri atas instansi umum,
lembaga terkait termasuk Tim Penggerak PKK.
2. Faktor bahan/sarana
a) Tidak tersedianya sarana air bersih yang memadai. Hal ini belum
dapat dibuktikan karena dalam laporan bulanan kesehatan
lingkungan tidak dilakukan pemeriksaan sarana air bersih yang
memenuhi syarat fisik air.
b) Belum adanya vaksin dan antivirus Dengue yang terjangkau bagi
masyarakat. Hal ini dibuktikan dalam sebuah jurnal bahwa sampai
saat ini (tahun 2015) belum ada vaksin maupun terapi antiviral yang
diterima secara klinis untuk pengobatan DBD dan penatalaksanaan
penyakitnya terbatas pada terapi suportif, walau demikian penelitian
mengenai anti-dengue (anti-DENV) masih terus berlangsung.
3. Faktor proses
a) ABJ masih di bawah standar Puskesmas. Hal ini dibuktikan
dengan rekapitulasi ABJ tahun 2015 90,45%. Dalam prakteknya
setelah dikonfirmasi ke lapangan ternyata tidak semua rumah

44
yang terdata dalam formulir rekapitulasi jumanah jentik dan
formulir PE dilakukan pemeriksaan jentik oleh petugas
puskesmas/kader jumantik. Sehingga angka yang diperoleh
dalam pencatatan harus dievaluasi kembali.
4. Faktor lingkungan
a)Kepadatan pemukiman dapat dipantau secara langsung pada
penelusuran ke rumah warga. Hal ini dikarenakan urbanisasi yang
tidak terkendali dikonfirmasi dengan laporan tingginya perpindahan
sebagian warga dari satu tempat tinggal ke tempat tinggal lainnya.
Urbanisasi sendiri tidak terkendali karena belum adanya peraturan
yang mengelolanya.
b)Kelurahan Rajawali, , Kasang Jaya dan Tanjung Pinang merupakan
daerah endemis DBD. Hal ini dikarenakan kesehatan lingkungannya
masih kurang baik.

Setelah melakukan konfirmasi dengan data, maka didapatkan


penyebab yang mungkin yaitu
- Belum terlaksananya POKJA DBD
- Kurangnya penelitian tentang vaksin dan antivirus Dengue
- Sistem pencatatan dan pelaporan DBD yang belum optimal
- Tidak adanya peraturan tentang urbanisasi

5.7 Menentukan Penyebab yang Paling Dominan


Dari beberapa akar penyebab, dicari penyebab yang paling dominan
artinya dengan menangulangi penyebab yang paling dominan, sebagian
besar masalah sudah dapat dipecahkan.Karena itu, dilakukan urutan
dominan (pentingnya) dengan cara diskusi, adu argumentasi dan
justifikasi antar anggota tim pemecah masalah untuk menentukan
penyebab yang paling dominan dan didapatkan hasil bahwa penyebab
yang paling dominan yaitu penyuluhan jarang dilakukan oleh petugas.

BAB VI
PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS, DAN USULAN KEGIATAN
UNTUK PEMECAHAN MASALAH

45
6.1 Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah ditemukan penyebab masalah yang dominan, maka tahap
berikutnya adalah mencari cara penanggulangan yang terbaik.

Tabel 6.1 Alternatif - Alternatif Pemecahan Masalah


Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
Angka Bebas Jentik di Penyuluhan  Pelatihan petugas kesehatan dalam
wilayah kerja Puskesmas yang penyuluhan
 Pelatihan kader jumantik cerdas dalam
Tanjung Pinang belum dilakukan
memberikan penyuluhan.
mencapai target tidak efektif  Melakukan penyuluhan secara rutin dan
Memberikan leaflet dan spanduk saat
penyuluhan
 Peningkatan peran serta tokoh masyarakat
dalam melakukan penyuluhan

6.2 Pemecahan Masalah yang Terbaik


Untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik digunakan tabel
MCUA yang dapat dilihat pada Tabel 6.2

Tabel 6.2 Pemilihan alternatif pemecahan masalah terbaik

No Kriteris Bobot Dapat Murah Mudah Waktumya Jumlah


memecahkan biayanya dilaksanakan singkat
masalah
dengan
sempurna
5 4 3 1
N N N N
1 Pelatihan petugas N 7 6 5 5
kesehatan dalam NB 35 24 15 5 79
penyuluhan

46
2 Pelatihan kader N 7 6 6 6
jumantik cerdas dalam NB 35 24 15 6 80
memberikan
penyuluhan.
3 Melakukan penyuluhan N 9 6 6 6
secara rutin dan NB 45 24 15 6 90
pemberian leaflet dan
spanduk
4 Peningkatan peran sertaN 8 8 7 5
tokoh masyarakat dalam NB 40 32 21 5 98
melakukan penyuluhan

Berdasarkan hasil tabel MCUA diatas didapat bahwa prioritas pemecahan


masalahnya adalah Puskesmas Tanjung Pinang melaksanakan penyuluhan
dengan meningkatkan perasn serta tokoh masyarakat setempat.

6.3 Rencana Penerapan


a. Kemungkinan adanya faktor penghambat dan pendorong
(1) Kemungkinan Faktor Penghambat
- Kesulitan dalam mendapatkan tempat lokasi penyuluhan yang layak
dan nyaman.
- Kurangnya petugas pelaksana penyuluhan yang dapat memberikan
penyuluhan tentang DBD
- Tidak ada dana untuk melakukan penyuluhan tentang DBD.
- Kurangnya minat masyarakat untuk mengikuti penyuluhan.
- Tidak adanya kerja sama dengan tokoh masyarakat dan toko agama
setempat untuk membantu memberikan penyuluhan tentang DBD
(2) Kemungkinan Faktor Pendorong
- Adanya dukungan dari Dinas kesehatan dan Kepala Puskesmas dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan DBD
- Tersedianya tenaga kesehatan yang mau ikut serta dalam
melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat dan melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama di wilayah
setempat.
- Adanya sumber dana yang bisa mendukung kegiatan penyuluhan
DBD

47
(3) Upaya Mengantisipasi Faktor Penghambat
- Menjalin kerjasama lintas sektor dalam mengkoordinir pelaksanaan
penyuluhan tentang DBD
- Merencanakan waktu yang tepat kapan akan dilakukan pendekatan
dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk membicarakan
keterlibatan mereka dalam pelaksanaan penyuluhan DBD
- Mencari siapa tokoh masyarakat yang akan ikut andil dalam
penyuluhan DBD
- Meningkatkan pengetahuan dan motivasi para tokoh masyarakat dan
agama untuk mengajak seluruh masyarakat yang ada di sekitarnya
tentang pentingnya pencegahan penyakit DBD
- Menjadikan tokoh masyarakat / agama tersebut menjadi Jumantik
untuk melakukan pemeriksaan jentik.

Tabel 6.3 Bagan Rencana Penerapan


No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Dana Targ
1. Membentuk Memudahkan Petugas Sesegera Kepala Tidak Terbent
panitia untuk dalam kesehatan, mungkin puskesmas pakai dana a paniti
melakukan pelaksanaan Kader dan dalam satu di bantu penyulu
penyuluhan penyuluhan Tokoh hari. penanggung yang da
masyrakat jawab memula
program PE kerjany
DBD seseger
mungki
2. Membuat daftar Memudahkan Tokoh Dilakukan Panitia Tidak Terbent
tokoh masyarakat dalam acara masyarakt dalam 3 hari nama-n
pakai dana
yang diajak penyuluhan dan anggota
berperan aktif dan masyarakat masyar
masyarakat yang di suatu yang
akan dilakukan kelurahan dilakuk
penyuluhan penyulu

48
3. Membuat materi Membuat Masyarakat Dilakukan Panitia Pakai Penyulu
penyuluhan penyuluhan di suatu dalam 1 dana menjad
semenarik dan kelutahan minggu menarik
seinformatif informa
mungkin

4. Melakukan - Memberikan Masyarakat Diselesaikan Panitia Pakai Pesan


penyuluhan informasi di suatu dalam 1 hari dana menceg
- kelurahan penyak
Meningkatkan DBD
pengetahuan berdasa
-Menurunkan PHBS
angka tersamp
kejadian n k
penyakit DBD masyar

6.4 Penerapan dan Monitoring


a. Setelah merencanakan tahap-tahap penerapan, Puskesmas Tanjung Pinang
dapat melaksanakannya, sesuai dengan rencana penerapan yang
ditetapkan.
b. Selama pelaksanaan penerapan perlu dilakukan monitoring perkembangan
pemecahan masalah, dengan melihat hasil kegiatan, yaitu seberapa jauh
kegiatan sudah dilakukan sesuai rencana, seberapa indikator keberhasilan
telah dicapai.

Tabel 6.4 Bagan Rencana Penerapan


No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Dana Targ
1. Melakukan Untuk Masyaraka Tiap 3 bulan Puskesmas Dana Semua
penyuluhan memberikan t yang untuk tiap Tanjung khusus masyar
tentang DBD informasi memiliki kelurahan Pinang dari Dinas yang
secara rutin tentang DBD resiko Kesehatan bersedi
Untuk tinggi Kota
meningkatkan DBD Jambi
pengetahuan ataupun

49
dan kesadaran dana dari
masyarakat Puskesma
tentang DBD s Tanjung
Untuk Pinang
menurunkan
angka
kejadian DBD
di Puskesmas
Tanjung
Pinang

1. Membentuk Memudahkan Petugas Sesegera Kepala Tidak Terben


panitia untuk dalam kesehatan, mungkin puskesmas pakai dana panitia
melaksanakan pelaksanaan Kader dan dalam satu dibantu penyul
penyuluhan penyuluhan Tokoh minggu. penanggung
n yang
masyrakat jawab
dapat
program PE
memul
DBD
kerjany
sesege
mungk
2. Melakukan Edukasi ke Masyarakat 3 bulan Kepala Uang Masyar
penyuluhan masyarakat Dan sekali puskesmas transporta menera
mengenai mengenai keluarga dan kader si petugas. hidup
pencegahan DBD pencegahan jumantik @25000 bersih
DBD terhind
setiap kali
dari
penyuluha
penyak
n DBD
3. Mengajak tokoh Memudahkan Masyarakat 3 bulan Panitia Uang Tokoh
masyarakat untuk masyarakat dan sekali. pelaksanaan transporta masyar
berperan aktif mengingat keluarga. program si tokoh dapat
dalam penyuluhan dan masyaraka berpera
menerapkan t. aktif
pola perilaku @30000 masyar

50
hidup bersih setiap kali dapat h
dan sehat. penyuluha bersih
n terhind
dari dbd

4. Melakukan Memastikan Masyaraka Diselesaikan Panitia Dana masyar


Monitoring ke masyarakat Dan 1 kali dalam pelaksana transporta menera
setiap rumah menerapkan keluarga sebuan program si panitia perilaku
tentang pola hidup @1000/ru pola h
pencegahan DBD bersih dan mah bersih
sehat dalam sehat d
tatanan rumah penceg
tangga untuk DBD
pencegahan
DBD
5 Pemberian hadiah Untuk Tokoh Diberikan Kepala Untuk Tokoh
tiap 3 bulan
untuk untuk memotivasi masyarakat puskesmas kelurahan masyar
sekali
kelurahan ABJ tokoh dan dibantu dengan dan
yang tinggi masyarakat masyarakat penanggung ABJ masyar
dan jawab tertinggi membia
masyarakat program PE diberikan an
untuk DBD 200.000 menera
menerapkan perilaku
pola hidup pola h
bersih dan bersih
sehat dalam sehat d
tatanan rumah penceg
tangga untuk DBD
pencegahan
DBD

51
6.5 Evaluasi
Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat memecahkan masalah. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan
cara:
a. Membandingkan frekuensi/tingkat masalah atau sebab masalah sebelum
intervensi dan sesudah intervensi. Untuk itu dapat menggunakan Bar
Chart atau
b. Menggunakan Format Evaluasi

No Kegiatan Indikator Awal Akhir Keterangan


1. Menilai Angka Bebas Angka Bebas Angka Bebas Ada
Angka Jentik Jentik Tahun Jentik Tahun peningkatan
Bebas 2016 dapat
meningkat 2015 belum
Jentik mencapai
Tahun 2015 mencapai target
target

52
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan berbagai upaya dalam memecahkan
masalah yang ada pada pelaksanaan program penanggulangan DBD, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Angka penderita DBD dari Januari sampai dengan Desember 2015
sebanyak 16 kasus dan ada kasus kematian akibat DBD 1 kasus pada
bulan Maret 2015.
2. Berdasarkan identifikasi masalah dari input, proses, outcome
didapatkan 11 masalah.
3. Masalah yang diprioritaskan dalam pelaksanaan program penyelidikan
epidemiologi demam berdarag dengue di wilayah kerja puskesmas
Tanjung Pinang berdasarkan tabel MCUA adalah “Angka Bebas Jentik
di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang yang belum mencapai
target yaitu 90,45% dari target 95% ”.
4. Alternatif pemecahan masalah terpilih yaitu sosialiasi / penyuluhan
dibantu oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi agar sosialisasi
DBD mudah diterima oleh masyarakat.
5. Rencana penerapan pemecahan masalah adalah Membentuk panitia
untuk melakukan kegiatan penyuluhan, Membuat daftar masyarakat

53
yang akan dilakukan penyuluhan, Membuat materi penyuluhan,
Melakukan penyuluhan

7.2 Saran
Puskesmas
- Melakukan perencanaan kegiatan penyuluhan dengan pendekatan
tokoh masyarakat
- memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan penyuluhan berjalan dengan baik
- Mengevaluasi setiap hasil kegiatan penyuluhan yang telah
dilaksanakan
- menyediakan pojok sanitasi untuk deteksi secara cepat penyebab
penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan

Sektor lain
- Meningkatkan kerja sama dengan Puskesmas yang waktunya
ditetapkan secara rutin untuk melakukan promosi kesehatan.
- Ikut mendorong masyarakat untuk mengikuti program kegiatan yang
dilakukan oleh puskesmas

54
DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko D, Prasetyowati DB, Hartoyo S. Modul pengendalian demam


berdarah dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia Direktotar
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2011. hal.
1,13-14.
2. Kementerian Kesehatan. Kepmenkes No.128 tahun 2004 tentang
Kebijakan dasar puskesmas. Jakarta: Kementertian Kesehatan Indonesia.
3. Sumarno S, et al. Infeksi virus dengue. In: Buku ajar infeksi dan pediatri
tropis. Edisi II. Cetakan III. Jakarta: IDAI; 2012. hal 155-180.
4. Rezeki S, et al. Tatalaksana demam berdarah dengue di indonesia. Edisi
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan; 2006. hal 1- 66.
5. WHO. Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta; 2008. hal : 163-
168.
6. Candra A. Demam berdarah dengue: Epidemiologi, patogenesis, dan
faktor risiko penularan. Aspirator. 2010;2(2):110-119.
7. Tim RSU Dokter Soetomo. Pedoman diagnosis dan terapi bagian/SMF
ilmu kesehatan anak. Edisi III. Surabaya; 2008.
8. Departemen Kesehatan Indonesia. Petunjuk pelaksanaan penyelidikan
epidemiologi dan penatalaksanaan penderita demam berdarah dengue.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan; 1990. hal. 2-3
9. Departemen Kesehatan Indonesia. Pokok-pokok kegiatan dan pengelolaan
gerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-
DBD). Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan; 1995. hal. 3-11

55

Anda mungkin juga menyukai