DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSMH PALEMBANG
PENDAHULUAN
STATUS PASIEN
TINJAUAN PUSTAKA
ANALISIS KASUS
Secara anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang sampai seluruh tulang sakrum
dan otot-otot sekitarnya.
Daerah pinggang mempunyai fungsi penting seperti :
Membuat tubuh berdiri tegak
Pergerakan,
dan Melindungi beberapa organ penting.
Nyeri punggung bawah merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika Serikat
dengan angka prevalensi berkisar antara 7,6-37% insidens tertinggi dijumpai pada usia
45-60 tahun.
Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah mengganggu aktivitas sehari-hari
pada 40% penderita, dan menyebabkan gangguan tidur pada 20% penderita.
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu penyebab dari Low Back Pain akibat
proses degeneratif. discus intervertebralis
Gejala HNP berupa sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat
melakukan aktivitas berat.
Nama : Tn. RBA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 53 Tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : Tidak Sekolah
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Komp. Griya sukajadi permai blok C no. 17. Talang Kelapa
MRS : 09 November 2017
Rekam Medis : 000985310
ANAMNESIS
Sejak 1 bulan yang lalu pasien
mengeluh nyeri di pinggang. Nyeri Penderita telah rutin HD sejak
dirasakan tajam dan terlokalisir di Desember tahun 2016, karena
pinggang sebelah kanan, nyeri nyeri pinggang penderita
Penderita dirasakan tidak mengganggu sedang tidak meneruskan HD.
dirawat aktivitas pasien. Nyeri dirasakan Riwayat hipertensi tidak
dibagian semakin memberat sejak 4 hari terkontrol ada, riwayat jatuh
neurologi Penyakit
yang lalu. Nyeri bertambah apabila terduduk tidak ada, riwayat
RSMH karena ini
berubah posisi dari duduk ke batuk lama dan demam
mengalami dialami
berdiri atau sebaliknya, saat batuk, sebelumnya tidak ada, riwayat
nyeri untuk
mengejan, dan bersin. Penderita benjolan di tubuh tidak ada,
pinggang pertama
mengalami kelemahan kedua atau riwayat operasi tumor
yang kalinya.
tungkai dan sensibilitas berupa rasa sebelumnya tidak ada. Riwayat
bertambah baal kesemutan dari ujung jari penurunan berat badan dan
berat. kanan sampai ke lutut kanan, nafsu makan tidak ada.
gangguan komunikasi berupa Penderita bekerja sebagai
tulisan dan isyarat tidak ada. buruh dengan aktivitas sehari-
Penderita tidak mengalami keluhan hari mengangkat beban berat.
BAK dan BAB
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran:
GCS = 15
(E4M6V5)
TB: TD:
160/90
168 cm mmHg
Status
BB:
60 kg
Internus Nadi:
82 x/menit
Suhu: RR:
36,2oC 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
STATUS INTERNUS
o Jantung : HR = 82 kali/menit, murmur (-), gallop (-)
o Paru-paru :Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
o Abdomen : Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) normal
o Ekstremitas : akral pucat (-), edema pretibial (-)
STATUS PSIKIATRIKUS
o Sikap : wajar, koperatif
o Perhatian : ada
o Kontak Psikik : ada
o Ekspresi Muka : wajar
STATUS NEUROLOGIKUS KEPALA
Bentuk : normocephali
Ukuran : normal
Simetris : simetris
Hematom : tidak ada
Tumor : tidak ada
Deformitas : tidak ada
Fraktur : tidak ada
Nyeri fraktur : tidak ada
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
STATUS NEUROLOGIKUS LEHER
Sikap : lurus
Torticolis : tidak ada
Kaku kuduk : (-)
Deformitas : tidak ada
Tumor : tidak ada
Pembuluh darah : tidak ada kelainan
STATUS NEUROLOGIKUS
Motorik
Motorik
Mengerutkan dahi Simetris Simetris
Mengigit Normal Normal
Menutup mata lagophtalmus (-) lagophtalmus (-)
- Trismus Tidak ada Tidak ada
Lipatan nasolabialis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Refleks Ada Ada
Lipatan mulut Tidak ada kelainan Tidak ada kelainanl
kornea
Sensorik
Sensorik 2/3 depan lidah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Dahi Normal Normal
Otonom
- Pipi Normal Normal
Salivasi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Dagu Normal Normal
Lakrimasi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Chovsteks sign Tidak ditemukan Tidak ditemukan
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Glossopharingeus dan N.Vagus Kanan Kiri
N. Cochlearis Kanan Kiri
Arcus pharingeus Simetris
Suara Bisikan Tidak ada kelainan Uvula Di tengah
Refleks
Tes Rinne Tidak dilakukan
Muntah tidak diperiksa
Batuk tidak diperiksa
N.Vestibularis
Okulokardiak tidak diperiksa
Nistagmus Tidak ada Sinus karotikus tidak diperiksa
Sensorik
1/3 belakang lidah tidak diperiksa
STATUS NEUROLOGIKUS
MOTORIK SENSORIK
Tungkai Kanan Kiri Sensorik
Refleks patologis Hipestesia dari ujung jari kaki kanan s/d lutut
kanan
Babinsky Tidak ada Tidak ada
Chaddock Tidak ada Tidak ada Fungsi Vegetatif
Oppenheim Tidak ada Tidak ada
Miksi Tidak ada kelainan
Gordon Tidak ada Tidak ada
Schaeffer Tidak ada Tidak ada Defekasi Tidak ada kelainan
Tidak ada
Athetosis Tidak ada Apraksia
Tidak ada
Ballismus Tidak ada Agrafia
Tidak ada
Dystoni Tidak ada Alexia
Tidak ada
Myocloni Tidak ada Afasia nominal
PEMERIKSAAN PENUNJANG Rontgen Lumbosacral A/P Lateral
Kesan:
Paravertebrae muscle spasme
Defect pada endplate inferior L4
Spondiloarthrosis lumbalis (+)
Suspek HNP L4-L5, L5-S1
o Diagnosis Klinik : Paraperese inferior tipe flaksid hipestesi dari ujung jari kaki s/d lutut kanan
o Diagnosis Topik : Medulla spinalis
o Diagnosis Etiologi : Susp. Hernia Nukleus Pulposus Lumbal
Farmakologis
IVFD NaCl 0,9% XX gtt makro
Paracetamol 3x1000 mg (IV)
Neurodex 1x1 tab (PO)
Gabapentin 2x300 mg (PO)
Metil prednisolon 1x125 mg (IV)
Amlodipin 1x5 mg
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Di Amerika, hampir 80% dari populasi dewasa pernah mengalami nyeri pinggang
RSCM Jakarta (1976) penderita nyeri pinggang bawah sebanyak 5,8%, RS Sutomo Surabaya
(1980) sebanyak 17,7%
Tahun 1986 didapatkan sebanyak 19 orang menderita HNP (45,24%).
HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 S1 kemudian pada C5-C6 dan paling jarang terjadi
pada daerah thoracal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja tetapi kejadiannya meningkat
setelah umur 20 tahun. Dengan insidens hernia lumbosacral lebih dari 90% sedangkan hernia
servicalis sekitar 5-10%
Penyebab utama terjadinya HNP
adalah cedera yang dapat terjadi
karena terjatuh tetapi lebih sering
karena posisi menggerakkan tubuh
yang salah
Pada posisi gerakan tulang belakang yang tidak
tepat maka sekat tulang belakang akan terdorong ke
satu sisi dan pada saat itulah bila beban yang
mendorong cukup besar akan terjadi robekan pada
annulus pulposus yaitu cincin yang melingkari
nucleus pulposus dan mendorongnya merosot keluar
sehingga disebut hernia nucleus pulposus.
FAKTOR RISIKO
Bulging disc, suatu penonjolan atau konveksitas dari discus melewati batas discus tetapi
anulus tetap intak.
Prolapsed disc, suatu penonjolan dari discus melalui annulus fibrosus yang mengalami
robekan yang tidak komplit.
Extruded disc, suatu penonjolan dari discus melalui annulus fibrosus yang mengalami
robekan komplit, dan nucleus pulposus mendesak ligamentum longitudinalis posterior.
Sequesteres disc, sebagian dari nucleus pulposus keluar melalui annulus fibrosus yang telah
robek, kehilangan kontinuitas dengan nucleuos pulposus yang berada didalam discus dan
telah berada dalam canal.
Menurut lokasi penonjolan nucleous pulposus, terdapat 3 tipe :
Central, tidak selalu didapatkan gejala radikular. Dapat menimbulkan gangguan pada banyak akar saraf
bila mengenai cauda equina atau mielopati apabila mengenai medula spinalis.
Posterolateral, pada umunya terjadi pada vertebraee lumbalis sehubungan dengan menipisnya ligamentum
longitudalis posterior pada daerah tersebut, misal hnp vertebraee l4-l5 akan menimbulkan iritasi pada
akar saraf l5.
Far-lateral foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri punggung bawah. Mengenai akar saraf yang
terekat, misal HNP vertebrae L4-L5 akan mengenai akar saraf L4 3
Hernia servicalis
Hernia thoracalis
Manifestasi klinis HNP tergantung
dari radix saraf yang terkena
Henia lumbosacralis Hernia servicalis Hernia thorakalis
Kekakuan atau ketegangan, Parasthesi dan rasa sakit
Nyeri radikal.
kelainan bentuk tulang ditemukan di daerah
belakang. extremitas (cervicobrachialis). Melemahnya anggota tubuh bagian
Nyeri radiasi pada paha, betis Atrofi di daerah biceps dan bawah dapat menyebabkan kejang
dan kaki. triceps.
Paraparesis.
Kombinasi paresthesia, lemah Refleks biceps yang menurun
dan kelemahan refleks. atau menghilang. Serangannya kadang-kadang
Otot-otot leher spastik dan mendadak dengan paraplegia.
kaku kuduk.
Tes Tes Braggard Tes Siccard
Lasegue
Foto pinggang polos
Foto caudografi
Foto MRI
Kadar serum kalsium, fosfat, alkali, dan asam fosfatase, serta kadar gula
Pungsi lumbal
Pemeriksaan neurofisiologis
Mielografi
Diskografi
TATALAKSANA
Atrofi otot-otot ekstremitas inferior. Atrofi yang tidak mendapatkan rehabilitasi akan
menyebabkan kelumpuhan ekstremitas inferior
Analisis Kasus