OLEH:
NIKODEMUS L. TOBING, S.KED
04084121618173
PEMBIMBING:
Dr. Henry Sugiharto, Sp.S
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSMH PALEMBANG
OUTLINE
PENDAHULUAN
STATUS PASIEN
TINJAUAN PUSTAKA
ANALISIS KASUS
PENDAHULUAN
Secara anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai
seluruh tulang sakrum dan otot-otot sekitarnya.
Sejak ± 4 bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri pinggang. Nyeri dirasakan tajam dan terlokalisir di pinggang
bawah, nyeri juga tidak mengganggu aktivitas pasien. Nyeri dirasakan semakin memberat ketika berubah posisi
dari duduk ke berdiri. ± 2 bulan SMRS nyeri dirasakan menjalar sampai ke kedua tungkai serta mulai
mengganggu aktivitas. Nyeri bertambah berat ketika pasien melakukan perubahan posisi dari tidur ke duduk atau
sebaliknya, saat batuk, mengejan, dan bersin. Nyeri dirasakan mereda dengan berbaring disertai posisi kaki yang
ditekuk. Pasien juga merasakan gangguan sensibilitas berupa rasa baal dirasakan di bagian punggung kaki kanan
dan kiri. Pasien tidak mengalami keluhan dalam buang air kecil maupun besar.
Riwayat trauma jatuh dari motor ada dengan posisi terduduk ± 5 tahun yang lalu. Setelah terjatuh dari motor,
penderita sadar dan tidak mengalami keluhan pada punggung maupun kakinya. Riwayat batuk lama dan demam
sebelumnya tidak ada, riwayat tumor atau riwayat operasi tumor sebelumnya tidak ada. Riwayat penurunan berat
badan dan nafsu makan tidak ada. Penderita bekerja sebagai pensiunan PNS dengan aktivitas sehari-hari
mencangkul di kebun.
Status
BB:
65 kg
Internus Nadi:
74 x/menit
Suhu: RR:
36,7oC 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
STATUS INTERNUS
o Jantung : HR = 74 kali/menit, murmur (-), gallop (-)
o Paru-paru : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
o Abdomen : Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) normal
o Ekstremitas : akral pucat (-), edema pretibial (-)
STATUS
o PSIKIATRIKUS
Sikap : wajar, koperatif
o Perhatian : ada
o Kontak Psikik : ada
o Ekspresi Muka : wajar
KEPALA
STATUS NEUROLOGIKUS
Bentuk : normocephali
Ukuran : normal
Simetris : simetris
Hematom : tidak ada
Tumor : tidak ada
Deformitas : tidak ada
Fraktur : tidak ada
Nyeri fraktur : tidak ada
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
STATUS NEUROLOGIKUSLEHER
Sikap : lurus
Torticolis : tidak ada
Kaku kuduk : (-)
Deformitas : tidak ada
Tumor : tidak ada
Pembuluh darah : tidak ada kelainan
STATUS NEUROLOGIKUS
V.O.D V.O.S
Gerak Bola Mata
Fundus Okuli
Papil edema Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Papil atrofi Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Perdarahan retina Tidak diperiksa Tidak diperiksa
STATUS NEUROLOGIKUS
Celah mata
Pupil
- Bentuk Bulat Bulat
- Diameter Ø 3 mm Ø 3 mm
- Isokori/anisokor Isokor Isokor
- Midriasis/miosis Tidak ada Tidak ada
- Refleks cahaya
• Langsung Ada Ada
• Konsensuil Ada Ada
• Akomodasi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
STATUS NEUROLOGIKUS
Motorik
Normal Normal
Mengigit
- Tidak ada Tidak ada
Trismus
- Ada ada
Refleks kornea
Sensorik
- Normal Normal
Dahi
- Normal Normal
Pipi
- Normal Normal
Dagu
STATUS NEUROLOGIKUS
Motorik
• Mengerutkan dahi Simetris Simetris
• Menutup mata lagophtalmus (-) lagophtalmus (-)
• Lipatan nasolabialis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
• Lipatan mulut Tidak ada kelainan Tidak ada kelainanl
Sensorik
• 2/3 depan lidah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Otonom
• Salivasi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
• Lakrimasi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
• Chovstek’s sign Tidak ditemukan Tidak ditemukan
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Vestibularis
Uvula Di tengah
Refleks
• Muntah tidak diperiksa
Kekuatan 5 5
Refleks fisiologis
• Biceps Normal Normal
• Triceps Normal Normal
• Raidus Normal Normal
• Ulna Normal Normal
Refleks patologis
• Hoffman Tromner Tidak ada Tidak ada
• Leri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Meyer Tidak dilakukan Tidak dilakukan
MOTORIK
STATUS NEUROLOGIKUS
Kekuatan 5 5
Klonus
• Paha Tidak ada Tidak ada
• kaki Tidak ada Tidak ada
Refleks fisiologis
• KPR Normal Normal
Normal Normal
• APR
STATUS NEUROLOGIKUS
MOTORIK SENSORIK
Tungkai Kanan Kiri Sensorik
Hipestesi dari kedua ujung jari kaki hingga
Refleks patologis setinggi calcaneus
• Babinsky Tidak ada Tidak ada
• Chaddock Tidak ada Tidak ada
• Oppenheim Tidak ada Tidak ada
• Gordon Tidak ada Tidak ada
• Schaeffer Tidak ada Tidak ada
• Rossolimo Tidak ada Tidak ada
• Mendel Bechterew Tidak ada Tidak ada
STATUS NEUROLOGIKUS
Kolumna Vertebralis
Brudzinsky
• Neck Tidak ada Tidak ada
• Cheek Tidak ada Tidak ada
• Symphisis Tidak ada Tidak ada
• Leg I Tidak ada Tidak ada
• Leg II Tidak ada Tidak ada
GAIT DAN
STATUS NEUROLOGIKUS
KESEIMBANGAN
Tidak ada
Athetosis Tidak ada Apraksia
Tidak ada
Ballismus Tidak ada Agrafia
Tidak ada
Dystoni Tidak ada Alexia
Tidak ada
Myocloni Tidak ada Afasia nominal
RO
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LUMBOSACRAL
AP/LATERAL
Kesan:
1. Spondylo Arthrosis Lumbalis (+)
2. Celah sendi L5-S1 sempit, dengan tepi yang
Sclerotik
• Di amerika hampir 80% dari populasi dewasa pernah mengalami nyeri pinggang dalam
kehidupannya
• RSCM jakarta dilaporkan bahwa penderita nyeri pinggang bawah pada tahun 1976 sebanyak 5,8%
• RS sutomo surabaya pada tahun 1980 sebanyak 17,7%
• Tidak dijumpai nyeri pinggang bawah pada pada anak 6-10 tahun, kemudian diikuti 41-50 tahun,
kemudian 31-40 tahun dan 51-60 tahun
• Tahun 1986 didapatkan dari 49 orang penderita nyeri pinggang belakang sebanyak 19 orang
menderita HNP (45,24%).
• HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 –S1 kemudian pada
C5-C6 dan paling jarang terjadi pada daerah thoracal, sangat jarang
terjadi pada anak-anak dan remaja tetapi kejadiannya meningkat
setelah umur 20 tahun. Dengan insidens hernia lumbosacral lebih
dari 90% sedangkan hernia servicalis sekitar 5-10%
ETIOLOGI
Penyebab utama
terjadinya HNP adalah
cedera yang dapat terjadi
karena terjatuh tetapi
lebih sering karena posisi
menggerakkan tubuh
yang salah
Faktor Risiko
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan klinik umum
3. Pemeriksaan neurologik
4. Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
Terapi • Tirah baring
Konservatif • Medikamentosa
- Traksi pelvis
- Diatermi atau kompres panas/dingin
Terapi - Korset lumbal
Fisik - Latihan
- Proper Body Mechanics
- Pembedahan
PROGNOSIS
• Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nucleus pulposus adalah atrofi
otot-otot ekstremitas inferior. Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung
dari radix saraf yang mengalami lesi. Lesi pada radix saraf L4
menyebabkan atrofi pada m.Quadriceps femoris, lesi pada radix saraf S1
menyebabkan atrofi pada m.Gastronemius dan m.Soleus. Atrofi yang tidak
mendaptkan rehabilitasi akan menyebabkan kelumpuhan ekstremitas
inferior
PENCEGAHAN
Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik
Analisis Kasus
Dari hasil anamnesis didapatkan ± 1 tahun yang lalu penderita mengeluh nyeri pinggang yang dirasakan tajam dan
terlokalisir, semakin memberat ketika penderita berubah posisi dari duduk ke berdiri. Keluhan tersebut sering
terjadi pada kasus Low Back Pain (LBP). ± 1 minggu yang lalu keluhan kembali dirasakan dan semakin memberat
terutama ketika pasien melakukan perubahan posisi dari tidur ke duduk atau sebaliknya, saat batuk, mengejan, dan
bersin serta nyeri dirasakan mereda dengan berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk. Keluhan awal pada HNP
biasanya nyeri punggung bawah/Low Back Pain yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul, intermitten
walaupun terkadang nyeri tersebut mendadak dan berat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Lasseque sign (+), Baragard sign (+), sicard sign (+). Hal ini mendukung dari
temuan anamnesis dalam mendiagnosis HNP. Dikonfirmasi juga dengan hasil rontgen lumbosacral yang
menunjukkan lesi pada vertebarae L5-S1, sehingga diagnosis HNP dapat ditegakkan.
Analisis Kasus
Diketahui bahwa pasien berjenis kelamin perempuan 54 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan
aktivitas sehari-hari mengurus rumah sendiri tanpa pembantu. Hal ini menjelaskan adanya faktor risiko terjadinya
HNP. Adanya riwayat cedera punggung yang terjatuh dengan posisi terduduk ± 20 tahun yang lalu juga menjadi
bias faktor risiko terjadinya HNP pada pasien ini.
Tatalaksana yang diberikan pada kasus ini berupa edukasi pasien mengenai penyakitnya, hindari faktor pencetus,
rutin kontrol serta minum obat secara teratur) serta direncanakan fisioterapi dan diberikan Paracetamol 2x200 mg
dan Natrium diclofenac 2x50 mg sebagai analgetik.
THANK YOU!
FOR YOUR ATTENTION