2
3 IDENTIFIKASI
Nama : Tn. W
Umur : 44 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan H.Faqih Usman, Seberang Ulu 1
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
MRS Tanggal : 21 April 2019
No. RM : 53.88.43
4 ANAMNESA (23 April 2019)
▹ Penderita dirawat di bangsal syaraf RSUD Palembang BARI karena tidak bisa
berjalan yang disebabkan kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri (tidak bsa
digerakkan) yang terjadi secara tiba-tiba.
▹ + 1 jam SMRS, saat penderita bangun tidur, tiba-tiba penderita mengalami kelemahan pada
lengan kiri dan tungkai kiri (tidak bisa digerakkan) tanpa disertai penurunan kesadaran. Saat
serangan penderita tidak merasa sakit kepala, yang tidak disertai mual dan muntah, tanpa
disertai kejang, tanpa disertai gangguan rasa pada sisi yang lemah/lumpuh, tanpa disertai
gangguan rasa baal, nyeri, disertai kesemutan pada sisi yang lemah. Kelemahan pada
tungkai dan lengan kiri (tidak bias digerakkan) dirasakan sama berat. Sehari hari penderita
bekerja menggunakan tangan kanan. Penderita masih dapat mengungkapkan isi pikirannya
secara lisan, tulisan dan isyarat.
5 ...ANAMNESA
Penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan, dan
isyarat. Saat berbicara mulut penderita tidak mengot dan bicaranya pelo.
Saat serangan penderita tidak mengalami jantung yang berdebar-debar dan tidak disertai
sesak napas. Penderita sering mengeluh sakit kepala bagian belakang yang timbul pada pagi hari
dan berkurang pada malam hari. Penderita tidak pernah mengalami koreng dikemaluan yang tidak
gatal, tidak nyeri dan sembuh sendiri. Penderita tidak pernah mengalami bercak merah di kulit
yang tidak gatal, tidak nyeri dan sembuh sendiri, penderita tidak pernah mengalami nyeri pada
tulang panjang. Istri penderita tidak pernah mengalami keguguran pada usia kehamilan lebih dari
16 minggu. Trauma tidak ada. Darah tinggi ada, kencing manis tidak ada.
Status Psikiatrikus
▹ Sikap: Kooperatif
▹ Ekspresi Muka : Wajar
▹ Perhatian : Ada
▹ Kontak Psikis : Ada
STATUS
8 NEUROLOGIKUS
A. KEPALA
Bentuk : brachiocephali
Ukuran : normocephali
Simetris : simetris
B. LEHER
Sikap : lurus Deformitas : tidak ada
Torticollis : tidak ada Tumor : tidak ada
Kaku : tidak ada Pembuluh : tidak ada
kuduk darah pelebaran
STATUS
9 NEUROLOGIKUS
1. N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman Normosmia Normosmia
Sensorik
- 2/3 depan Tidak dilakukan pemeriksaan
lidah
Otonom
- Salivasi Tidak ada kelainan
- Lakrimasi Tidak ada kelainan
- Chvostsek’s sign Negatif
STATUS
14 NEUROLOGIKUS
Disartria Ada
STATUS
18 NEUROLOGIKUS
D. COLLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis : tidak ada kelainan
Scoliosis : tidak ada kelainan
Lordosis : tidak ada kelainan
Gibbus : tidak ada kelainan
Deformitas : tidak ada kelainan
Tumor : tidak ada kelainan
Meningocele : tidak ada kelainan
Hematoma : tidak ada kelainan
STATUS
19 NEUROLOGIKUS
FUNGSI MOTORIK
Lengan Kanan Kiri
Gerakan Cukup Tidak Ada
Kekuatan 5 0
Tonus Eutoni Hipertoni
Reflek fisiologis
- Biceps Normal Negatif
- Triceps Normal Negatif
- Periost radius Normal Negatif
- Periost ulna Normal Negatif
Reflek patologis
- Hoffman Tromner Negatif Negatif
STATUS
20 NEUROLOGIKUS
Tungkai Kanan Kiri
Gerakan Cukup Tidak Ada
Kekuatan 5 0
Tonus Eutoni Hipertonus
Klonus
- Paha Negatif Negatif
- Kaki Negatif Negatif
Reflek fisiologis
- KPR Normal Normal
- APR Normal Normal
STATUS
21 NEUROLOGIKUS
Reflek patologis
- Babinsky Negatif Negatif
- Chaddock Negatif Negatif
- Oppenheim Negatif Negatif
- Gordon Negatif Negatif
- Schaeffer Negatif Negatif
- Rossolimo Negatif Negatif
- Mendel Bechterew Negatif Negatif
Reflek kulit perut
- Atas Normal
- Tengah Normal
- Bawah Normal
Gerakan:Kurang Gerakan:Kurang
Kekuatan: 0, Kekuatan: 0,
Hipertonus Hipertonus
Refleks fisiologis: Refleks fisiologis:
Negatif Negatif
jj
Gerakan:Kurang Gerakan:Kurang
Kekuatan: 0 Kekuatan: 0
Refleks fisiologis: Refleks fisiologis:
Negatif Negatif
Refleks patologis: - Refleks patologis: -
Keterangan:
Hemiparese sinistra tipe spastik + Parase N.XII tipe
sentral
STATUS
23 NEUROLOGIKUS
GEJALA RANGSANG MENINGEAL
GRM Kanan Kiri
Kaku kuduk Negatif
Kernig Negatif Negatif
Lasseque Negatif Negatif
Brudzinsky:
- Neck Negatif
- Cheek Negatif
- Sypmphisis
Negatif
- Leg I Negatif Negatif
- Leg II Negatif Negatif
STATUS
24 NEUROLOGIKUS
GAIT DAN KESEIMBANGAN
Gait Keseimbangan
Ataxia belum dapat dinilai Romberg belum dapat dinilai
Hemiplegic belum dapat dinilai Dysmetri belum dapat dinilai
Scissor belum dapat dinilai Jari-jari belum dapat dinilai
Propulsion belum dapat dinilai Jari-hidung belum dapat dinilai
Histeric belum dapat dinilai Tumit-lutut belum dapat dinilai
Limping belum dapat dinilai Dysdiadochokinesiabelum dapat dinilai
Steppage belum dapat dinilai Trunk Ataxia belum dapat dinilai
Astasia-abasia belum dapat dinilai Limb Ataxia belum dapat dinilai
STATUS
25 NEUROLOGIKUS
GERAKAN ABNORMAL
Tremor : Tidak ada Myoclonic : Tidak ada
Chorea : Tidak ada Ballismus : Tidak ada
Dystoni : Tidak ada
Athetosis : Tidak ada
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : Normal
Defekasi : Normal
Ereksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS
26 NEUROLOGIKUS
K. FUNGSI LUHUR
Afasia motorik : Tidak ada
Afasia sensorik : Tidak ada
Afasia nominal : Tidak ada
Apraksia : Tidak ada
Agrafia : Tidak ada
Alexia : Tidak ada
SIRIRAJ SKOR
STATUS Rumus:
(2,5 x S) + ( 2 x M) + (2 x N) + (0,1 x D) – (3 x A) - 12
27 NEUROLOGIKUS (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 100 mmHg) - (3 x 0) – 12 = -2
Interpretasi: Stroke Non Hemoragik
PEMERIKSAAN KHUSUS
Rontgen foto cranium : Tidak diperiksa
Rontgen foto thoraks : Diperiksa
Rontgen foto columna vertebralis : Tidak diperiksa
Electro Encephalo Graphy : Tidak diperiksa
Electrocardiography : Tidak diperiksa
Arteriography : Tidak diperiksa
Pneumography : Tidak diperiksa
Lain-lain (CT-Scan) : Diperiksa
CT-Scan Kepala Non Kontras
PEMERIKSAAN
31 KHUSUS
PEMERIKSAAN
32 KHUSUS (CT-SCAN)
Hasil Ekspertise:
- Tampak lesi hypodens di corona radiata kanan
- Sulci, fissura silvii/gyri baik
- Differensiasi gray and white matter jelas
- Sistem ventrikel baik
- Tak tampak pergeseran garis tengah
- Infratentorial : pons, cerebellum dan CPA baik
- Mastoid/ orbita baik
- Tak tampak fraktur cranium
Kesan: Infark serebri ischemic di corona radiate kanan
Rontgen Thoras
33
Hasil Ekspertise:
Cor: Bentuk normal
Pulmo : tak tampak kelainan, trachea di tengah, sinus
costophrenicus
Kesan : Thorax Normal
RINGKASAN
34 ANAMNESA
Penderita dirawat di bangsal syaraf RSUD Palembang BARI karena
sukar berjalan yang disebabkan kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri
yang terjadi secara tiba-tiba. 1 jam sebelum masuk RS saat penderita bangun
tidur tiba-tiba penderita mengalami kehilangan kesadaran pada tangan kiri dan
tungkai kiri(tidak bisa digerakkan) tanpa disertai kehilangan kesadaran saat
serangan tidak disertai sakit kepala dan mual muntah, tanpa disertai kejang,
gangguan rasa baal dan nyeri, disertai kesemutan pada sisi yang lemah.
Penderita masih dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan, tulisan dan
isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pikiran saat berbicara. Mulut
penderita tidak mengot dan bicaranya pelo. Penyakit ini diderita untuk pertama
kalinya.
35 Status pasien
Kesadaran : E4V5M6
Gizi : Baik
Suhu Badan : 36,5ºC
Nadi : 90 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan : Belum diperiksa
36
- Pemeriksaan Nervus VII (N. Facialis)
Motorik Kanan Kiri
- Mengerutkan dahi Normal, simetris Normal,simetris
- Menutup mata lagophtalmus tidak ada lagophtalmus tidak ada
- Menunjukkan gigi tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Lipat nasolabialis tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Bentuk muka
- Simetris Simetris
- bicara/bersiul Simetris
Sensorik
- 2/3 depan lidah Tidak dilakukan pemeriksaan
Otonom
- Salivasi tidak ada kelainan
- Lakrimasi tidak ada kelainan
- Chvostsek’s sign Negatif
BADAN DAN ANGGOTA GERAK
FUNGSI MOTORIK
PROGNOSA
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
43
44 ANATOMI
45 ANATOMI
46
STROKE
Suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan otak fokal atau global dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO)
47 STROKE
13 juta / tahun
Jumlah penderita stroke
PARESE N.XII
Nervus hipoglosus (N. XII) adalah saraf motorik
ekstrinsik dan intrinsik lidah. Parese nervus
hipoglosus adalah gangguan fungsi motorik
akibat adanya lesi jaringan saraf pada nervus
hipoglosus
BAB III
ANALISA KASUS
53
Penderita dirawat di bangsal
54 syaraf RSUD Palembang BARI
karena tidak bisa berjalan
yang disebabkan kelemahan
pada lengan kanan dan
tungkai kanan yang terjadi Stroke menurut WHO (World
secara tiba-tiba. Hal ini Health Organization) adalah
mengarahkan bahwa telah suatu tanda klinis yang
berkembang cepat akibat
terjadinya stroke.
gangguan otak fokal atau global
dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau
lebih dan dapat menyebabkan
kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain
vaskuler. Stroke dengan defisit
neurologik yang terjadi tiba-tiba
dapat disebabkan oleh iskemia
atau perdarahan otak.
+ 1 jam SMRS, saat penderita bangun tidur, tiba-tiba penderita
mengalami kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri tanpa disertai
penurunan kesadaran. Saat serangan penderita tidak merasa sakit
55 kepala, yang tidak disertai mual dan muntah, tanpa disertai kejang,
tanpa disertai gangguan rasa pada sisi yang lemah, tanpa disertai
gangguan rasa baal, nyeri, kesemutan,dll pada sisi yang lemah.
Kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri dirasakan sama berat
Kelemahan yang terjadi tiba-tiba saat penderita bangun tidur
mengarahkan pada kemungkinan stroke yang disebabkan karena
trombosis serebri. Stroke yang disebabkan trombosis serebri
umumnya terjadi saat istirahat, hal ini berbeda dengan stroke
yang di sebabkan emboli serebri dan perdarahan serebri karena
kedua jenis stroke tersebut sering terjadi waktu siang hari, dan
waktu bergiat
Saat serangan penderita tidak merasa sakit kepala yang disertai mual
dan muntah. menyingkirkan kemungkinan stroke yang terjadi pada kasus
ini disebabkan oleh perdarahan intraserebral dan perdarahan
subarachnoid, karena pada kasus stroke yang terutama disebabkan
karena perdarahan subarachnoid terdapat sakit kepala yang mungkin
luar biasa tiba-tiba dan parah (kadang-kadang disebut sakit kepala
halilintar)
Pada kasus ini serangan stroke tanpa disertai kejang, tidak
terdapat gangguan rasa pada sisi yang lumpuh, tanpa disertai
56 rasa baal, kesemutan dan nyeri. Kelemahan pada lengan kiri
dan tungkai kiri dirasakan sama berat.
Tidak adanya kejang, mengarahkan pada letak lesi kemungkinan
bukan terdapat di korteks serebri, karena pada lesi yang terletak di
korteks serebri biasanya terdapat kejang. Tidak disertai gangguan
rasa pada sisi yang lumpuh, tanpa disertai rasa baal, kesemutan dan
nyeri.
Pada kasus ini kemungkinan lesi terletak di percabangan arteri di kapsula interna,
bila lesinya kecil akan timbul Pure motor hemiplegi, sedangkan jika lesinya cukup
luas maka akan timbul gejala hemiparese atau hemiplegi dan hemianastesi. Bila
lesinya luas dapat timbul gejala trias kapsula interna yaitu hemiparese atau
hemiplegi, hemianestesi dan hemianopsi secara lengkap
Sebagian besar stroke iskemik tidak menimbulkan nyeri,
karena jaringan otak tidak peka terhadap rasa nyeri
Pada kasus kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri dirasakan
sama berat, hal ini menguatkan dugaan kemungkinan letak lesi pada
57 kasus ini terletak di kapsula interna, karena di tingkat kapsula
interna kawasan serabut kortikospinal yang menyalurkan impuls
untuk gerakan tungkai dan lengan diperdarahi oleh satu arteri yang
sama yaitu arteri lentikulostriata, sehingga derajat kelumpuhan pada
tungkai dan lengan sama berat
Penderita sering mengeluh sakit kepala bagian belakang yang timbul pada
pagi hari dan berkurang pada malam hari. Penderita tidak pernah
mengalami koreng dikemaluan yang tidak gatal, tidak nyeri dan sembuh
sendiri. Penderita tidak pernah mengalami bercak merah di kulit yang tidak
gatal, tidak nyeri dan sembuh sendiri, pada kasus ini menyingkirkan
kemungkinan faktor yang memperberat terjadinya stroke adalah sifilis,
karena manifestasi klinis sifilis tahap kedua merupakan tahap spiroketemia
yang dapat menimbulkan lesi vaskuler dan infeksi selaput otak
Lesi vaskuler yang menimbulkan infark regional di otak disebabkan
oleh oklusi lumen arteri akibat reaksi proliferative terhadap
60 Treponema pallidum yang berada di saluaran darah
Penderita tidak pernah mengalami nyeri pada tulang panjang, hal ini
menyingkirkan kemungkinan kelumpuhan yang terjadi akibat dari lesi di
medula spinalis
Istri penderita tidak pernah mengalami keguguran pada usia kehamilan
61 lebih dari 16 minggu, tidak ada riwayat tersebut menyingkirkan
kemungkinan faktor risiko terjadinya defisit neurologis pada kasus ini
adalah karena infeksi Toxoplasma, pada Toxoplasmosis cerebri ditandai
dengan defisit neurologis yang biasanya terjadi adalah kelemahan motorik
dan gangguan bicara
▹ Siriraj Skore:
▹(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 100 mmHg) - (3 x 0) –
12 = -2
ANALISIS
Pada pemeriksaan neurologi terdapat kekuatan otot lengan kiri 0, kekuatan
tungkai kiri 0 disertai hipertonus dan Negatif Refleks pada lengan dan tungkai
yang mengalami kelemahan. Hal ini terjadi akibat kerusakan pada upper motor
neuron. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada stroke penurunan aliran darah
serebral mengakibatkan defisit neurologi sehingga mengakibatkan kerusakan
neuron motorik yaitu pada kasus ini upper motor neuron
66
ANALISIS
▹ Pada pemeriksaan CT-Scan ditemukan Infark cerebri ischemic di
temporopariental dextra. Pada kasus terdapat Hemiparese sinistra dan parase
N. XII sinistra, hemiparese ini kontralateral dan parase pada nervus kranialis
pada kasus ini kontralateral dengan letak lesi di capsula interna dextra
sehingga merupakan hemiparese tipikal.
67
DIAGNOSA
BANDING KLINIS
LMN (Perifer) UMN(Sentral)/ Pada penderita
FLAKSID SPASTIK ditemukan gejala
Hipotonus Hipertonus Hipertonus
Hiporeflexi Hiperrefleks Negatif
Refleks patologis (-) Refleks patologis (+/-) Refleks patologis (-)
- Gejala defisit sensorik pada sisi yang lemah - tidak ada kelainan sensorik pada sisi yang
lemah
Jadi, kemungkinan lesi di capsula interna hemisferium cerebri dextra belum dapat disingkirkan
▹ Tatalaksana pada penderita berupa Bed rest, IVFD RL gtt. XX x/menit, Injeksi
ranitidin 2x1 amp (iv), Injeksi citicoline 2x500 mg (iv), Neurodex 1x1 mg,
Atorvastatin 1x20 mg, Amilodipin 1x10 mg, Aspilet 2x160 untuk 3 hari
76 TATALAKSANA
Edukasi yang dapat diberikan pada penderita adalah dapat menganjurkan penderita
untuk mengendalikan faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke. menghindari stress atau
banyak masalah dan meminta pasien untuk rajin melakukan latihan fisioterapi yang telah
diajarkan dari rumah sakit agar dapat dengan cepat memulihkan fungsi tubuh yang
terganggu
thank you
for your attention