Anda di halaman 1dari 17

Pembacaan Refarat

DORSAL ROOT SYNDROME

OLEH:
Fandah Hasmiati Dahlan, S.Ked

Pembimbing
Dr. Rahmatsyah, M.Kes, Sp.S
PENDAHULUAN
 System saraf manusia merupakan jalinan
jaringan saraf yang saling berhubungan sangat
khusus, dan kompleks. System saraf ini
mengkoordinasikan mengatur dan
mengendalikan interaksi antara seorang
individu dengan lingkungannya
PENDAHULUAN

Otak
pusat
Medulla
Sistem spinalis
saraf
Motorik
Tepi
Sensorik
ANATOMI
 Terdapat 31 pasang
nervus spinalis yang
meninggalkan medula
spinalis dan berjalan
melalui foramina
intervertebralis di
kolumna vertebralis.
Masing-masing nervus
spinalis berhubungan
dengan medula
spinalis melalui 2
radiks yaitu radiks
anterior dan radiks
posterior
ANATOMI
 Radiks anterior terdiri
dari berkas serabut saraf
yang membawa impuls
saraf dari SSP (serabut
eferen, yang terlibat dalam
funsi motorik seperti
kontraksi otot atau sekresi
kelenjar)

 Radiks posterior terdiri


dari berkas serabut saraf
yang membawa impuls
menuju SSP (serabut
aferen yang mengantarkan
rangsang sensorik dari
kulit, selaput lendir dan
struktur yang lebih dalam.
ANATOMI
 Serat aferen yang berasal
dari satu radiks dorsalis
bergabung dan mensuplai
daerah segmen tertentu
dari kulit yang disebut
dermatom.

 Jumlah dermatom
sebanyak radiks
segmental.

 dermatom berhubungan
dengan berbagai segmen
radiks medula spinalis
 mempunyai nilai
diagnostik yang besar
dalam menentukan
tingkat ketinggian dari
kerusakan medula spinalis
DEFINISI
 Dorsal root syndrome atau gangguan radiks
posterior adalah suatu kumpulan gejala akibat
kerusakan primer ganglion radiks posterior dan
penjalarannya. Degenerasi dari ganglion radiks
posterior akan mengakibatkan terjadinya defisit
sensoris dengan pola multifokal
EPIDEMOLOGI
Lokasinya dapat bervariasi berdasarkan
lokasi yang rentanakar saraf posterior
yang terletak bagian proksimal rentan
terhadap iritasi dari segi hipertrofi dan
degenerative perubahan

Penelitian telah menemukan bahwa


sindrom radiks posterior di tingkat L4 dan
L5 yang paling sering adalah pada
intraforaminal. Setinggi S1 sindrom radiks
posterior yang paling biasanya intraspinal

Mereka menyimpulkan bahwa iritasi DRG


berperan penting dalam nyeri panggul /
nyeri kaki akut.
ETIOLOGI
 Faktor penyebab antara lain
1. Infeksi

2. Gangguan metabolic,

3. Intoksikasi

4. Defisiensi

5. Gangguan vaskuler

6. Kompresi

7. Alergi

8. Tumor ganas

9. Trauma
GAMBARAN KLINIS
Nyeri dan deficit sensorik
pada dermatom yang sesuai
dapat menimbulkanm gejala:
 Kerusakan sensasi nyeri lebih
 Nyeri dapat diperburuk oleh berat dibandingkan modalitas
sensorik lainnya
gerakan yang mengirimkan
 Penurunan kekuatan otot-otot
tekanan pada akar saraf pengindikasi segmen dan, pada
misalnya, pergerakan tulang kasus yang berat dan jarang
belakang , batuk , bersin , terjadi atrofi otot
melakukan manuver Valsava  Deficit reflex sesuai dengan
radiks yang rusak
 Tidak adanya deficit otonom
(berkeringat, piloereksi dan
fungsi vasomotor) pada
ekstremitas, karena serabut
simpatis dan parasimpatis
bergabung dengan saraf perifer
didistal radiks dan dengan
demikian tidak dirusak oleh
lesi radikular. (3,9)
DIAGNOSIS
 Diagnosis untuk mendeteksi lesi radiks uji
sensibilitas kulit untuk menilai sensasi raba,
getar, nyeri, dan proprioseptif

 MRI sangat sensitif untuk mendeteksi DRG

 NCSs (Nerve Conductiotion Studies)


pemeriksaan tambahan untuk menunjang
diagnosis, untuk mengevaluasi suspek
neuronopati sensoris.
PENTALAKSANAAN
 Menggunakan , obat-obatan oral dan topikal,
anestesi lokal dan suntikan kortikosteroid,
neurolysis, dan stimulasi saraf perifer (PNS)

 sumsum tulang belakang  obat intratekal dan


spinal cord stimulasi, beberapa antidepresan dan
antikonvulsan sebagai agen lini pertama dan
kedua, serta lini ketiga seperti opioid
PENTALAKSANAAN
 Nyeri akut membutuhkan analgesik yang sesuai
(misalnya, acetaminophen, NSAID, kadang-
kadang opioid).
 NSAID sangat berguna untuk gangguan yang
melibatkan peradangan. relaksan otot, obat
penenang,
PENTALAKSANAAN
Terapi lain yang dapat diberikan
1. Strategi Kimia
 obat anti nyeri generasi terbaru seperti
gabapentin dan Ziconotide Ziconotide intratekal
direkomendasikan sebagai pilihan lini pertama
setelah perawatan medis konservatif telah gagal.
PENTALAKSANAAN
2. Frekuensi Radioteraphy
 Konvensional kontinue radiofrequency thermal
(RF) adalah intervensi yang bertujuan untuk
baik mengikis atau memodulasi saraf untuk
mengurangi rasa nyeri.
 RF membuat rangkaian listrik dengan jaringan
target yang terkena, menghasilkan gelombang
frekuensi radio terus menerus sekitar 1 MHz
yang dapat menyembuhkan nyeri dari waktu ke
waktu.
PENATALAKASANAAN
3. Terapi Gen
 Nyeri yang dimediasi oleh DRG telah menjadi
target untuk terapi aplikasi translasi genetic .
Pendekatan yang paling umum diterapkan
adalah transfer genetik melalui vektor virus.
Untuk metode ini, genom virus dimodifikasi
untuk menggantikan replikasi yang bagian dari
DNA virus dengan DNA terapi
TERIMAKASIH,,, 

Anda mungkin juga menyukai