METABOLIC ENCEPHALOPATHY
Oleh:
Alamsyah Prasetyo K.S
140100095
Pembimbing:
dr. Alfansuri Kadri, Sp.S
Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengarapkan kritik dan saran yang
membangun demi menyempurnakan makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kata ‘ensefalopati’ awalnya berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘didalam
kepala’ dan ‘menderita’. Yunani kuno menggunakan kata ini untuk menjelaskan suatu
penyakit atau penderitaan didalam kepala.3
2.2 Etiologi
2
2.3 Epidemiologi
3
Tabel 2.4.2. Manifestasi klinis ME (electrolyte imbalance)6
2.5 Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya ensefalopati sampai sekarang masih belum dipahami
secara jelas. Beberapa pendapat mengatakan efek vaskuler dari toksin dan infeksi,
memiliki peran penting dalam terjadinya ensefalopati. Kerusakan brain-blood barrier
menyebabkan gangguan asam amino dan neurotransmitter yang merupakan faktor
penting. Dikarenakan fungsi yang tidak adekuat dari sistem neurotransmitter otak
tersebut, beberapa akibat muncul seperti, edema fokal atau global, akumulasi metabolit
toksik, edema kapiler vasogenik, hingga kehilangan proses energi.7
4
lagi, disfungsi seluler dari neurotransmitter ini, berakibat apoptosis. Neurotransmitter
kolinergik, GABA, beta-adrenergik, dan serotonergik, menjadi tidak seimbang, dan
fungsi neurotransmisi mereka terganggu, terutama di bagian neocortex dsn
hippocampus.8
2.6 Diagnosis
Pada CBC, elektrolit, fungsi hati, dan fungsi harus diperiksa untuk menegakkan
diagnosa ME. Sedangkan pada EEG dan SSEP akan dijumpai supresi perlahan aktivasi
otak, kehilangan irama terutama gelombang teta dan delta. Hasil CT dan MRI pada
pasien akan tampak normal. Prosedur imaging digunakan untuk menyingkirkan
kehilangan kesadaran oleh karena lesi organik.2
5
2.7 Diagnosa Banding
2. Infeksi sistemik
4. Penyakit Autoimun
5. Vasculitis
6. Keganasan
8. Kondisi post-traumatik
2.8 Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan kadar gula darah, elektrolit, analisa gas darah, elektrolit dan EEG
a.atasi hipoglikemia
c. atasi hipoksia
6
4. Cegah dan kendalikan kejang: Diazepam rektal 0,5 mg/KgBB per kali pemberian
atau maksimum 5 mg pada anak dengan BB < 10 kg dan 10 mg pada anak dengan
BB > 10 kg. Untuk orang dewasa, 2-10 mg PO atau IV 2-4 kali sehari.
2.9 Prognosis
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
2. Berisavac, Ivana I., Jovanovic, Dejana R., Padjen, Visnja V., et al. 2017. How to recognize and
treat metabolic encephalopathy in Neurology intensive care unit. Online journal:
http://www.neurologyindia.com/article.asp?issn=00283886;year=2017;volume=65;issue=1;sp
age=123;epage=128;aulast=Berisavac;type=3#ref9
3. Papadopoulos MC, Davies DC, Moss RF, Tighe D, Bennett ED. Pathophysiology of septic
encephalopathy: A review. Crit Care Med 2000;28(8):3019-24.
4. Aminoff AJ. Anoxic, metabolic and toxic encephalopathy In Neurology Web Med Sci VII
January 2003. Available
from: http://edmedia.emory.edu/GStaton/Anoxic,%20Metabolic,%20and%20Toxic%20Encep
halopathies. [Last accessed on 2016 Dec 06].
5. Sanap MN, Worthley LI. Neurologic complication of critical illness: Part I. Altered states of
consciousness and metabolic encephalopathies. Crit Care Resusc 2002;4:119-32.
8. Hellstrom IC, Danik M, Luheshi GN, Williams S. Chronic LPS exposure produces changes in
intrinsic membrane properties and a sustained IL-β-dependent increase in GABAergic
inhibition in hippocampal CA1 pyramidal neurons. Hippocampus 2005;15: 656-64.