Oleh
Kautsar Ramadhan, S.Ked
Perceptor
dr. Rodiani, M.Sc, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
Emboli merupakan penyumbatan mendadak suatu arteri oleh bekuan darah atau
benda asing yang terbawa oleh aliran darah. Emboli itu sendiri ada beberapa jenis
yang masing-masing disebabkan oleh faktor dan lokasi yang berbeda seperti
udara, cholesterol crystal embolism, bacillary embolism, bland embolis, bone
narrow embolism, capillary embolism, cerebral embolism,emboli lemak,
pulmonaryembolism dan amniotic fluid embolism.1
Amniotic fluid embolism atau emboli air ketuban merupakan salah satu masalah
pada masa kehamilan dan merupakan faktor yang dapat mengakibatkan angka
kematian ibu dan menyumbang angka kematian 5-15% untuk negara barat.
Khusus negara berkembang kasus untuk emboli air ketuban merupakan kematian
ketiga dinegara berkembang.2
Air ketuban dapat mengkibatkan emboli dikarenakan air ketuban yang terdapat
benda-benda asing seperti rambut, lanugo, lemak dan sebagainya masuk ke
pembuluh darah dan mengakibatkan sumbatan yang akhirnya akan mengganggu
suplai pertukaran oksigen dan karbon dioksida.2
Untuk tatalaksana dari emboli itu sendiri dapat dilakukan kontrol rutin kehamilan,
memcahkan ketuban saat akhir his untuk mengurangi tekanan. Dan dapat
diberikan infus 2 jalur untuk mengurangi syok terhadap ibu yang mengalami
emboli.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Emboli merupakan penyumbatan mendadak suatu arteri oleh bekuan darah atau
benda asing yang terbawa oleh aliran darah. Emboli itu sendiri ada beberapa jenis
dan masing-masing berbeda lokasi maupun faktor penyebabnya antara lain:
berat
Bacillary embolism, penyumbatan pembuluh darah oleh agregasi basil
Bland embolism, emboli dengan sumbat trombotik yang tersusun dari
bahan nonseptik
Bone narrow embolism, dikarenakan bahan-bahan tulang yang patah
Cholesterol crystal embolism, disebabkan karena pecahnya plak
arterosklerosis
Fat embolism, karena lemak yang masuk dalam sirkulasi darah
Amniotic fluid embolism, dikarenakan bahan air ketuban yang pecah
masuk kedalam pembuluh darah ibu.5,6
2.2 EPIDEMIOLOGI
Khusus pada ibu hamil, emboli air ketuban menyumbang angka 5-15% angka
kematian ibu di negara barat atau sekita 6 hingga 7 kematian dari 100.000
kehamilan. Emboli air ketuban adalah komplikasi yang jarang terjadi pada
persalinan tetapi kejadiannya tidak dapat diduga, tidak dapat dihindari, sangat
berbahaya, dan sulit untuk diobati dengan baik. Perisiwa ini dikemukakan pertama
kali oleh Meyer ( 1927 ). Kejadiannya satu diantara 80.000 dan 800.000
persalinan.7,9,10
Usia
Preeklamsi/eklamisa
Trauma
Diabetes melitus
Intrauterinfetal
demise
Fetal distress
Makrosomia
Complication
of
pregnancy that have been
linked to air fluid
embolism
Plsenta previa
Operative delivery
Recent amniocentesis
Meconiom-stained
Induction labor
Ruptur
amniotic
membran
Ruptur uterin
Cervical laserasi
sesar juga meningkatkan risiko emboli 8 kali lipat dari persalinan pervaginam.
14,15
yang berdegranulasi
trauma
tumpul
abdomen,
maupun
selama
amniosintesis
Secara garis besar terdapat masalah pada kerja tubuh akibat emboli air ketuban
antara lain:
Hematologi, aktivasi dari koagulopati konsumtif mengakibatkan peningkatan
APTT dan PT dengan penurunan fibrinogen. Biasanya mincul dalam waktu 4
jam dari presentasi awal gejala.
Respirasi, hipoksia merupakan gambaran awal dan disebabkan oleh beberapa
proses yng diawali dengan vasokontriksi paru dan edema paru kardiogenik
sekunder akibat gagal jantung kiri. Kemudian selanjutnya hipoksia karena
kebocoran kapiler dalam pembuluh darah paru yang menyebabkan edema paru
non kardiogenik.
Neurologi, hipoksia terkait encephalopathy merupakan penyebab umum dari
morbiditas pada pasien emboli air ketuban, aktifitas kejang yang terjadi pada
lebih setengah pasien yang terkena emboli air ketuban mungkin memperburuk
cedera neurologis ini.14
2.6 DIAGNOSIS
Diagnosis maupun gejala klinis pada emboli secara umum sama, untuk ibu hamil
kejadian emboli air ketuban dipertimbangkan jika wanita hamil tiba-tiba dengan
gangguan pernafasan , perdarahan dan syok. Untuk mendiagnosis seseorang
emboli dengan ketuban belum ada metode yang handal. Sejauh ini hanya dengan
memriksa kadar oksigen yang masuk didalam darah dan elektrokardiogram yang
menunjukan takikardi dan saturasi oksigen yang menurun didalam darah. Banyak
pasien datang dengan masalah jantung ataupun respiratory failure, ada juga pasien
dengan perdarahan.12
Tidak ada tes laboratorium khusus untuk mengkonfirmasi emboli air ketuban,
namun beberapa tes mendukung diagnosa dengan mencakup gas darah arteri
untuk menentukan kecukupan ventilasi dan derajat hipoksemia. Pemeriksaan
sampel darah dengan memeriksa Sialyl Tn (STN) dapat dilakukan, tingkat serum
STN yang tinggi ditemukan pada pasien emboli air ketuban, dilaporkan tingkat
serum yang tinggi dikasus emboli air ketuban berkisar 110,8 +- 48,1 U/mL
dimana nilai acuan untuk uji STN ini adalah 17,3 +- 2,6 U/mL. Baru-baru ini juga
menunjukan bahwa antibodi monoklomal THK-2 dapat menjadi penanda
patologis spesifik untuk emboli air ketuban namun masih terus dlam proses
penelitian.12
Ketika berhubungan dengan gejala klinis, alat diagnosis lainnya yang dapat
mendukung terjadinya emboli air ketuban dengan echocardiography yang
menunjukan hiperteni pulmonar berat dan ventrikel kanan berdilatasi. Pada ibu
dengan emboli air ketuban, 24% sampai 93% terdapat edema paru yang
menimbulkan gangguan nafas dan pada hasil rontgen didapatkan infiltrat nodular
dan efusi pleura.12,13
Temuan postmortem dapat membantu diagnosis klinis emboli air ketuban. Dalam
postmortem pathology didapatkan bukti histopatologi sel janin / cairan ketuban
dari sedotan kateter arteri paru dianggap patognomik dari emboli air ketuban.
Namun dengan hanya ditemukannya sel skuamosa janin di paru belum tentu
didagnosis untuk emboli tersebut. Presentasi klinis kombinasi
dengan sering
air ketuban. Dalam emboli air ketuban ketika paru diotopsi ditemukan edema
dengan fokus ateletaksis dan hiperinflasi.13
2.7 PENANGANAN
Resusitasi awal dan cepat sangat penting untuk kelansungan hidup untuk ibu
dengan emboli air ktuban. Dalam laporan terbaru dari CEMACH, perawatan
standar telah dianggap berkontribosi positif sebesar 41% dari kematian ibu yang
disebabkan emboli air ketuban, ini menunjukan bahwa progresifitas emboli air
ketuban sangat cepat. Pada sebagian besar kegagalan dikarenakan terlambatnya
resusitasi pada kasus ini.11
darah yang sesuai. Jika bayi belum lahir harus ditangani secepat mungkin untuk
pemantauan obat ibu. Pasien harus diintubasi dan pemberian oksigen yang tinggi.
Perkembangan paru non-kardiogenik harus menggunakan strategi ventilasi yang
kompleks. Jika gangguan alveolar parah, pertimbangan strategi pertukaran gas
non-paru
(Extra
Corporeal
Membrane
Oxigenation
(ECMO))
harus
dipertimbangkan.11
2.8 PROGNOSIS
Pasien dengan emboli air ketuban memiliki prognosis yang sangat buruk
dikarenakan tidak dapat diprediksi maupun dicegah. Hal ini membuat emboli air
ketuban paling ditakuti dan mematikan. Prognosis mortalitas dapat dicegah
dengan resusitasi yang cepat.
2.9 Medikolegal
Indonesia merupakan negara hukum, dimana setiap tindakan diawasi oleh hukum.
Dalam hal masalah reproduksi khususnya reproduksi wanita yang berhubungan
dengan kehamilan hingga kelahiran tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor
61 tahun 2014.
persalinan yang aman dan bermutu yang meliputi pencegahan infeksi, pemantauan
dan deteksi dini adanya faktor resiko dan penyulit, pertolongan persalinan yang
sesuai standar.14
Dijelaskan bahwa emboli air ketuban dapat terjadi karena beberapa hal termasuk
pasca persalinan perabdominal yang tinggi. Kejadian emboli air ketuban harus
dapat dicegah sedini mungkn dengan memperhatikan prosedur presalinan
perabdominal yang sesuai agar resiko emboli air ketuban dapat dicegah.
BAB III
KESIMPULAN