Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................


KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN ...............................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.

BAB I

Latar Belakang ...............................................................................


Identifikasi Masalah .......................................................................
Batasan Masalah ............................................................................
Rumusan Masalah ..........................................................................
Tujuan Penulisan ............................................................................
Metode Penulisan ...........................................................................

PEMBAHASAN ..................................................................................
DIARE .................................................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Pengertia Diare ...............................................................................


Penyebab Timbulnya Diare ............................................................
Penularan Kuman Penyakit Diare ..................................................
Macam-Macam Penyakit Diare .....................................................
Tanda-tanda Penyakit Diare ...........................................................
Bahaya Dari Diare ..........................................................................
Usaha Untuk Mengatasi Diare .......................................................
Cara Membuat Larutan Oralit dan LGG ........................................
Cara Pemberian Larutan Diare .......................................................
Yangh Harus Diperhatikan Dalam Pembrian Makanan
Dan Minuman Pada Penderita Selama dan Sesudah Diare ............
K. Cara Pencegahan Penyakit Diare ...................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................


A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran-saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari

tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling
umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diare
kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose, Lactose),
penyakit dan makanan atau kelebihan Vitamin C dan biasanya disertai sakit perut dan
seringkali mual dan muntah. Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu
diare akut dan diare kronik.
1.2.

Batasan Masalah
Referat ini terbatas pada definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala

klinis, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana dan prognosis.


1.3.

Tujuan Penulisan

Penulisan referat ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami Diare Kronis.
1.4.

Manfaat Penulisan
Referat ini dapat menjadi bahan referensi untuk mahasiswa ingin lebih

memahami tentang Diare Kronis.


1.5. Metode Penulisan
Penulisan referat ini bedasarkan tinjauan pustaka dari berbagai literatur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari

biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat.
Pengertian lain diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air
besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan.
2.2 Klasifikasi
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14hari (umumnya kurang
dari 7 hari). Gejala dan tanda sudah berlangsung <2 minggu sebelum datang
berobat. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan
penyebab utama kematian bagi penderita diare.
b. Diare kronik, yaitu diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung >2 minggu
sebelum datang berobat atau sifatnya berulang.
c. Disentri yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari disentri adalah
anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi
pada mukosa.
d. Diare persisten

yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus

menerus. Akibat dari diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan
metabolisme.

2.2.
2.3.

Epidemiologi
Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:

1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare :

Infeksi bakteri : Vibrio, Escherechia Coli, Salmonella, Shigella,Yersina

Infeksi Virus : Enterovirus,

Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Tricuris, Oxyuris, Strongiloides),

Infeksi

protozoa

Entamoeba

histolytica,Giardialambia,

Thricomonashominis,

Infeksi jamur : Candida albicans.

b. Infeksi Parenterial yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan
seperti tonsilo faringitis.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi atau anak dibawah tiga tahun.
Makanan dan minuman yang terkontaminasi melalui tangan yang kotor, lalat, dan
alat-alat makan yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan seseorang tertular
penyakit diare tersebut

(AzrulAzwar,1989). Adapun sumber-sumber penularan

penyakit dapat terjadi melalui : air, makanan, minuman, tanah, tangan dan alat yang
digunakan secara pribadi.

Bila seseorang penderita disentri amoeba sembuh dari penyakitnya, maka


amoeba akan bertukar bentuk menjadi bentuk kista. Kista ini akan keluar bersama
feces dan dapat hidup terus karena tahan terhadap segala pengaruh dari luar. Buang
air besar sembarangan akan menjadikan sarang lalat, apabila lalat tersebut hinggap
pada makanan,maka akan terjadi kontaminasi (Depkes RI, 1991).
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intolerans laktosa, maltosa, sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak
yang terserang ialah intoleransi laktosa,
b. Malabsorbsi lemak,
c. Malabsorbsi protein,
3. Faktor makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan,
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas, walaupun jarang tetapi menimbulkan
diare
Diare inflamatorik:
Kerusakan sel mukosa usus eksudasi cairan, elektrolit dan mukus yang
berlebihan diare dengan darah dalam tinja.
Diarepadainfeksi:
a)Virus
b)Bakteri
-Penempelan di mukosa.
-Toxin yang menyebabkan sekresi.

-Invasimukosa.
c)Protozoa
-Penempelan mukosa (Giardia lamblia dan Crypto sporidium) menempel pada
epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan phili yang kemungkinan
menyebabkan diare.
5.AkibatDiare
a.Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air lebih banyak dari pemasukan air
b.Gangguan keseimbangan asam basa
Terjadi karena kehilangan natrium bicarbonat bersama tinja, metabolisme lemak
tidak sempurna sehingga kotoran tertimbun dalam tubuh, terjadi penimbunan
asam laktat karena adanya anoreksia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat
asam meningkat karena dapat dikeluarkan oleh ginjal dan terjadinya pemindahan
ion natrium dari cairan ekstraselular ke dalam cairan intracselular.
c.Gangguan sirkulasi
Dapat terjadi syok hipovolemik akibat persuasi jaringan berkurang dan terjadi
HipoksiaAsidosis yang bertambah berat dapat mengakibatkan perdarahan pada
otak, kesadaran menurun dan jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan
kematian.
Gejalapenyakitdiare
a. Badan letih atau lemah
b. Muntah

c. Panas
d. Tidak nafsu makan
e. Darah dan lendir dalam feces
2.4.

Patofisiologi
Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan

motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses


mekanik dan enzimatik, disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi pertukaran
air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
Diare kronik dibagi tiga yaitu :
1. Diare osmotik
Substansi hipertonik non absorbsi menyebabkan peningkatan tekanan osmotik
intra lumen usus sehingga cairan masuk ke dalam lumen. Diare osmotik terjadi
karena:
a). Pasien memakan substansi non absorbsi antara lain laksan magnesium
sulfat atau antasida yang mengandung magnesium.
b). Pasien mengalami malabsorbsi generalisata sehingga cairan tinggi
konsentrasi seperti glukosa tetap berada di lumen usus.
c). Pasien dengan defek absorbtif, misalnya defisiensi disakarida atau
malasorbsi glukosa-galaktosa.

2. Diare sekretorik

Terdapat gangguan tranpor akibat adanya perbedaan osmotif intralumen


dengan mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit ke dalam
lumen usus dalam jumlah besar. Teses akan seperti air. Diare sekresi terbagi dua
berdasarkan pengaruh puasa terhadap diare :
a. Diare sekresi yang dipengaruhi keadaan puasa berhubungan dengan
proses intralumen, dan diakibatkan oleh bahan-bahan yang tidak dapat
diabsorpsi, malabsorpsi karbohidrat, letesiensi laktosa yang
mengakibatkan intolerassi laktosa.
b. Diare cair yang tidak dipengaruhi keadaan puasa terdapat pada sidrom
korsinoid, VIP (Vasoactive Inkestinal Polypeptida) oma, karsinoma
tiroid medular, adenoma vilosa, dan diare diabetik.

Diare sekretorik:
Peningkatan sekresi cairan elektrolit dari usus secara aktif dan penurunan
absorbsi/diare dengan volume tinja sangat banyak.
a. Malasorbsi asam empedu dan asam lemak:
b. Pada diare ini terjadi pembentukan micelle empedu.
c. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit:
d. Terjadi penghentian mekanisme transportasi aktif pada Na K ATP-ase di
enterosit dan gangguan absorbsi Na dan air.
e. Gangguan motilitas dan waktu transit usus:
f. Hipermotilitas usus tidak sempat diabsorbsi diare.

g. Gangguan permeabilitas usus:


h.Terjadi kelainan morfologi usus pada membran epitel spesifik
gangguan permeabilitas usus.

Diare sekretorik:
Peningkatan sekresi cairan elektrolit dari usus secara aktif dan penurunan
absorbsi/diare dengan volume tinja sangat banyak.
a. Malasorbsi asam empedu dan asam lemak:
b. Pada diare ini terjadi pembentukan micelle empedu.
c. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit:
d. Terjadi penghentian mekanisme transportasi aktif pada Na K ATP-ase di
enterosit dan gangguan absorbsi Na dan air.
e. Gangguan motilitas dan waktu transit usus:
f. Hipermotilitas usus tidak sempat diabsorbsi diare.
g. Gangguan permeabilitas usus:
h.Terjadi kelainan morfologi usus pada membran epitel spesifik
gangguan permeabilitas usus.

3. Diare inflamasi
Diare dengan kerusakan kematian enterosit disertai peradangan. Fese
berdarah. Klompok ini paling sering ditemukan. Trbagi dua yaitu nonspesitik dan
spesitik.

2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.

Gejala Klinis
Diagnosis
Diagnosis Banding
Tatalaksana
Prognosis

A. Tanda-Tanda Penyakit Diare


Berak encer, biasanya 3X atau lebih dalam sehari, kadang-kadang disertai :
a.
b.
c.
d.

Muntah
Badan lesu dan lemah
Tidak mau makan
Panas

B. Bahaya Dari Diare


1. Penderita akan kehilangan cairan tubuh
2. Penderita akan menjadi lesu dan lemah
3. Penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak
C. Usaha Untuk Mengatasi Diare
Penderita diberi minim, larutan yang terbaik untuk penderita diare adalah
Oralit, kalau tidak ada boleh diberi larutan Gula, Garam (LGG), bisa juga diberi air
the, air kelapa.

D. Cara Membuat Larutan Oralit dan LGG


1. Larutan Oralit
Bubuk oralit 1 bungkus dilarutka kedalam 1 gelas air masak aduk sampai
semua larutan larut dalam air.

2. Larutan Gula, Garam (LGG)


Gula 1 sendok the, garam sendok the dilarutkan kedalam 1 gelas air masak,
kemudian diaduk sampai
E. Cara Memberikan Larutan Oralit
1. Minumkan segera larutan sampai penderita tidak merasa haus lagi (pada anak
balita diasanya memerlukan 3 bungkus oralit 200 CC dalam 3 jam pertama)
2. Jika anak muntah pemberian oralit dihentikan dulu, lau kemudian dilanjutkan
lagi.
3. Bila sampai hati ke-2 anak masih terus diare atau keadaan anak bertambah
parah maka dengan segera dibawah ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Selam perjalanan pemberian oralit harus terus diberikan.
F. Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Makanan dan Minuman pada
Penderita Selama dan Sesudah Diare :
1. Penderita diare dangan dipuaskan
2. Bagi yang masih menetek, pemberian ASI diteruskan.
3. Berikan segera cairan Rumah tangga seperti ait kelapa, air sayur, air buah bila
penderita mulai menimbulkan gejala Diare.
4. Makanan pendamping ASI yang lunak seperti bubur
5. Teruskan pemberian makanan. Makanan sebaiknya nudah dicerna dan tidak
merangsang
6. Sesudah diare pemberian makanan diteruskan dan perlu ditambah.
G. Cara Pencegahan Penyakit Diare
1. Pemberian ASI
Dapat mencegah Diare karena terjamin kebersihannya serta dapat
meningkatkan daya tahan tubuh baalita.
2. Pemberian makanan
Berilah anak balita makanan yang bersih dan bergizi.
3. Pemakaian air besih
Gunakan air bersih untuk membersihkan makanan dan minuman bayi.
4. Berak pada tempatnya
Biasakanlah anak anda buang kotoran pada jamban (kakus)

5. Kebersihan perorangan
Biasakanlah mencuci tangan sebelm makam serta sesudah buang kotoran.
6. Kebersihan makanan dan minuman
Perhatikan kebersihan makanan dan miniman meulai daor cara-cara mencuci,
memasak, menhhidangkan dan cara menyimpan makanan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (defekasi) denganjumlah yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi. Penyalitm diare
ditimbulkan oleh makanan, miniman, virus dan bakteri, dan juga alkohol. Kuman
penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang kotor, berak sebarang
tempat dan botol susu yang kurang bersih.
Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu; diare aku dan kronik.
Penyakit diare ditandai dengan adanya berak encer, biasanya 3x atau lebih dalam
sehari, disertai muntah, badan lesu dan lemah, tidak mau makan, panas. Bahaya dari
pada diare itu adalah banyaknya kehilangan cairan tubuh, dan menyebabkan
kematian.
Usaha untuk mengatasi diare yaitu dengan cara memberi minuman, larutan
Oralit, biasanya juga larutan gula, garam (LGG). Yang harus diperhatikan dalam
pemberian makanan dan minuman pada penderita diare yaitu
Jangan dipuaskan, ,pemberian ASI, pemberian air sayur, buah bila penderita
menimbulkan gejala diare. Cara pencegahan penyakit diare yaitu dengan cara
pemberian ASI, makanan, pemakaian air bersih, berak pada tempatnya, kebersihan
perorangan, kebersihan makanan dan minuman.

B. Saran-saran
Dengan melihat pembahasan dan mengetahui dampak dari pada diare tersebut,
maka kita harus dapat menyadari betapa pentingnya kebersihan dalam diri dan
lingkunyan. Oleh karena itu, kita berharap dengan adanya kesadaran, semua
masyarakat mau bergotong royong untuk membersihkan dan memelihara lingkunyam
dengan baik. Mudah-mudahan harapan kita semua untuk hidup bersih dapat
diwujudkan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Talley NJ, Martin CJ. Clinical gastroenterology : A Practical-based Approach.


Sydney; Maclennan dan Petty Pty Limited, 1996.

Noer HMS, Waspdji S, Rachman AM, dkk. Buku aja Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3.
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996.

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi


Keluarga. Edisi XVII. Jakarta: Kerjasama Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial.

Anda mungkin juga menyukai