Disusun Oleh :
Muhamad Syamsudin Romadoni
221030230498
Pembimbing :
Ns. Andini Restu Marsiwi, M.kep
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan objektif, dan peninjauan
informasi riwayat pasien pada rekam medik. Informasi subjektif, misalnya dengan
wawancara pasien/ keluarga. Sedangkan informasi objektif, misalnya dengan
pengukuran tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik (Herdman, 2015). Data yang
perlu dikaji yaitu :
1. Identitas Pasien
Meliputi nama klien, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, alamat
rumah, nama suami/penanggung jawab.
2. Diagnosa dan informasi medik
Tanggal masuk, no mr, ruang rawat, diagnosa medik, alasan masuk RS, yang
merujuk
3. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : demam, mual, muntah, nafsu makan menurun, nyeri pada
system tubuh.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang : Riwayat kesehatan sekarang yang dikaji
meliputi suhu tubuh meningkat, mukosa mulut kering, terdapat ruam pada
kulit (kemerahan).
b. Riwayat Kesehatan Dahulu : Riwayat kesehatan dahulu meliputi pernah
menderita DHF atau tidak, riwayat kurang gizi, riwayat aktivitas sehari-hari,
pola hidup (life style).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Riwayat adanya penyakit DHF dalam anggota
keluarga.
d. Data psikologis : Bagaimana perasaan klien dengan penyakitnya sekarang
sekarang.
e. Data sosial ekonomi : Pekerjaan, kebiasaan, dan kehidupan sehari- hari .
f. Aktivitas sehari-hari : Kaji pola makan, minum, eliminasi, istirahat dan tidur
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : bisa saja composmentis, somnolen, atau koma (tergantung
dari derajat penyakit DHF).
2) TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda-tanda
vital
b. Kepala dan Leher
Inspeksi : merintih, menahan aasakit.
Rambut : Lurus/keriting, warna, Ketombe, kerontokan
Mata : Simetris/tidak, pupil isokhor, konjunctiva tidak
anemis Hidung : Terdapat mukus/tidak, pernafasan cuping
hidung.
Telinga : Simetris, terdapat
mukus/tidak Bibir : Lembab,tidak ada
stomatitis.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
c. Dada
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas, nyeri
tekan(-)
Perkusi : Jantung : Dullness
Auskultasi : Suara nafas norma
d. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat edema atau luka
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada bagian epigastrium
Perkusi : dullness
Auskultasi : Terdengar bising usus
e. Ekstremitas
Atas : simetris, biasanya di temukan nyeri sendi
Bawah : simetris, biasanya ditemukan nyeri sendi
f. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada kelainan
B. Diagnosa yang sering muncul
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan actual atau potensial yang
membutuhkan intervensi dan manajemen keperawatan (Siregar, 2021). Adapun
diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi atau perencanaan adalah tahap ketiga dari proses keperawatan. Intervensi
keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan
pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI) adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penentuan
luaran keperawatan dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang aman,
efektif, dan etis (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018). Ada empat elemen penting yang
harus diperhatikan pada saat membuat perencanaan keperawatan yaitu membuat
prioritas, menetapkan tujuan dan membuat kriteria hasil. Merencanakan intervensi
keperawatan yang akan diberikan (termasuk tindakan mandiri dan kolabirasi dengan
tenaga kesehatan lainnya), dan melakukan pendokumentasian.
3. Post Natal : Bayi layir cukup bulan dengan 2,8 Kg dengan imunisasi lengkap, dan
ASI Eksklusif ASI dan MPASI
7. Hasil Laboratorium
B. Analisa Data
No Data Etiologi Diagnosa Keperawatan
1 DS : Proses infeksi Diare
- Orang tua pasien (D.0020)
mengatakan pasien BAB
5x sehari
- Pasien mengatakan nyeri
seperti melilit
DO :
Pasien tampak lemas
Pasien tampak pucat
Feses cair (menyengat,
kuning)
TD : 105/72 mmHg
N : 135x/mnt
RR : 26x./mnt
S : 39.0
2 DS : Kehilangan cairan Risiko Hipovolemia
Pasien mengatakan secara aktif (D.0034)
demam sudah 2hari
Orang tua pasien
mengatakan pasien
muntah lebih dari 1x
DO :
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan
Pasien tampak pucat
Balance cairan : 86.69/jam
TD : 105/72 mmHg
N : 135x/mnt
RR : 26x./mnt
S : 39.0
3 DS : Pasien mengatakan Proses penyakit Hipertermia
demam 1 hari (D.00130)
DO :
Pasien tampak pucat
Kulit terasa hangat
Kesadaran compos mentis
TD : 105/72 mmHg
N : 135x/mnt
RR : 26x./mnt
S : 39.0
C. Diagnosa keperawatan
1. Diare b.d Proses Infeksi d.d Defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam
2. Resiko Hipovolemia d.d Kehilangan cairan secara aktif
3. Hipertermia b.d Proses penyakit d.d Suhu diatas nilai normal
D. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
1 Diare berhubungan Setelah dilakukantindakan Identifikasi penyebab
dengan proses keperawatan 3x24 jam, diare
infeksi ditandai diharapkan dengan kriteria Identifikasi riwayat
dengan Defekasi hasil : pemberian makanan
lebih dari 3 kali Konsistensi feses Monitor warna, volume,
dalam 24 jam membaik frekuensi, dan
Frekuensi BAB konsistensi tinja
membaik Monitor tanda dan
gejala hipovolemia
Berikan asupan cairan
oral
Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
Anjurkan menghindari
makanan pembentuk
gas, pedas, dan
mengandung laktosa
Kolaborasi pemberian
zinc
E. Implementasi Keperawatan
Tanggal/jam No DX Implementasi TTD
26.10.22/08.00 1 Mengidentifikasi penyebab diare
Mengidentifikasi riwayat pemberian
makanan
Memonitor warna, volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja
Memonitor tanda dan gejala hipovolemia
Memberikan asupan cairan oral
Menganjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
Menganjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas, dan mengandung
laktosa
Kolaborasi pemberian zinc
2 Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
Memonitor intake dan output cairan
Menhitung kebutuhan cairan
Memberikan asupan cairan oral
Kolaborasi pemberian cairan IV leotonis
(RL)
3 Mengidentifikasi penyebab hipertermia
Memonitor suhu tubuh
Melonggarkan pakaian atau lepaskan pakaian
Melakukan pendinginan eksternal (kompres
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,
aksila)
21.10.22/09.00 1 Memonitor warna, volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja
Memonitor tanda dan gejala hipovolemia
Memberikan asupan cairan oral
Menganjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
Menganjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas, dan mengandung
laktosa
Kolaborasi pemberian zinc
2 Memonitor intake dan output cairan
Memberikan asupan cairan oral
Kolaborasi pemberian cairan IV leotonis (RL)
3 Memonitor suhu tubuh
Melonggarkan pakaian atau lepaskan pakaian
Melakukan pendinginan eksternal (kompres
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,
aksila)
22.10.22/10.00 1 Memonitor warna, volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja
Memonitor tanda dan gejala hipovolemia
Memberikan asupan cairan oral
Menganjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
2 Memonitor intake dan output cairan
Memberikan asupan cairan oral
Kolaborasi pemberian cairan IV leotonis (RL)
3 Memonitor suhu tubuh
F. Evaluasi Keperawatan
Tanggal/jam No Dx Evaluasi/SOAP
20.10.22/09.00 1 S:
Pasien mengatakan mual
Pasien mengatakan lemas
O:
⎻ BAB 5x, feses cair (kuning, menyengat)
⎻ Tampak pucat
⎻ Tampak lemas
TD : 105/72 mmHg
N : 135x/mnt
RR : 26x./mnt
⎻ S : 39.0 c
A:
Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi
tinja
Memonitor tanda dan gejala hipovolemia
Memberikan asupan cairan oral
Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
Menganjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung laktosa
Kolaborasi pemberian zinc
20.10.22/09.10 2 S:
Pasien mengatakan tidak nafsu makan
O:
BAB 5x
Kebutuhan cairan pasien : 1.870ml/hari
Terpasang infus
IV RL 28/tpm
Balance cairan : 86.69/jam
TD : 105/72 mmHg
N : 135x/mnt
RR : 26x./mnt
⎻ S : 39.0 c
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Memonitor intake dan output cairan
Memberikan asupan cairan oral
Kolaborasi pemberian cairan IV leotonis (RL)
20.10.22/09.23 3 S:
Pasien mengatakan lemas
O:
Suhu : 39.0 C
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Memonitor suhu tubuh
Melonggarkan pakaian atau lepaskan pakaian
Melakukan pendinginan eksternal (kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
21.10.22/09.00 1 S:
Pasien mengatakan lemas
O:
⎻ BAB 4x, feses halus (kuning kecoklatan, menyengat)
⎻ Tampak pucat
⎻ Tampak lemas
TD : 115/82 mmHg
N : 128x/mnt
RR : 25x./mnt
⎻ S : 38.0 c
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi
tinja
Memonitor tanda dan gejala hipovolemia
Memberikan asupan cairan oral
Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
Menganjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung laktosa
Kolaborasi pemberian zinc
21.10.22/09.10 2 S : Pasien mengatakan sudah mau makan sedikit tapi sering
O:
BAB 4x
Suhu : 38.0
Terpasang infus
IV RL 28/tpm
Balance cairan : 86.69/jam
TD : 115/82 mmHg
N : 128x/mnt
RR : 25x./mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Memonitor intake dan output cairan
Memberikan asupan cairan oral
Kolaborasi pemberian cairan IV leotonis (RL)
21.10.22/09.15 3 S : Pasien mengatakan masih sedikit lemas
O:
Suhu : 38.0
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Memonitor suhu tubuh
Melonggarkan pakaian atau lepaskan pakaian
Melakukan pendinginan eksternal (kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
22.10.22/10.00 1 S:
O:
⎻ BAB 2x, feses seperti gumpalan (kecoklatan, bau khas
tak sedap)
⎻ Tampak pucat
⎻ Tampak lemas
TD : 120/80 mmHg
N : 125x/mnt
RR : 25x./mnt
⎻ S : 36.8 c
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
22.10.22/10.07 2 S:-
O:
BAB 2x
Suhu : 36.8
Terpasang infus
IV RL 28/tpm
Balance cairan : 86.69/jam
TD : 120/80 mmHg
N : 125x/mnt
RR : 25x./mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
22.10.22/10.10 3 S : Pasien mengatakan sudah tidak lemas
O:
Suhu : 36.8
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Najah, H, 2020. Asuhan Keparawatan Pada Anak Dengan Diare Yang Dirawayt
kaltim.ac.id ›
PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1. jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.