Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Diajukan sebagai salah satu syarat tugas laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Stase Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :

Sita Nuralisa S.Kep


NIM : 201840032

PROGRAM PROFESI NERS STIKES IMC BINTARO


Komp. RS IMC Jl. Raya Jombang No.56
Ciputat, Tangerang Selatan
Tahun 2022
A. Konsep Dasar Diare
1. Pengertian Diare
Diare merupakan pengeluaran feses yang berbentuk tidak normal
dan cair. Bisa juga didefinisikan dengan buang air besar yang tidak
normal dan berbentuk cair dengan frekuensi BAB lebih dari biasanya.
Bayi dapat dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari 3 kali sehari
buang air besar, dan sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah
buang air besar sebanyak lebih dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi,
2014).
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal
dimana buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses
yang encer/cair dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau
lender yang merupakan akibat dari terjadinya proses implamasi pada
lambung atau usus (Wijayaningsih, 2013).
2. Penyebab Diare
Menurut Hareon N.S, Suratmaja dan P.O Asril dalam
Wijayaningsih (2013) ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare
akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu sebagai berikut :
a. Diare sekresi (sectory diarrhoe), disebabkan oleh :
1) Infeksi virus, kuman-kuman pathogen dan apatogen seperti
shigella, salmonella, golongan vib-rio, E Coli, clostridium
perfarings, B Cereus, stapylococus aureus, comperastaltik usus
halus yang disebabkan bahan-bahan kimia dari makanan
(misalnya karacunan makanan, makanan yang pedas, terlalu
asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf,
alergi, hawa dingin dan sebagainya.
2) Defisiensi imun terutama SIGA (secretory imonolbulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri atau flata
usus dan jamur terutama canalida.
b. Diare osmotik (osmotic diarrhae) disebabkan oleh :
1) Malabsorbsi makanan : karbohidrat, protein, lemak (LCT),
vitamin dan mineral.
2) Kurang kalori protein
3) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir
4) Sedangkan menurut Ngastiyah dalam (Wijayaningsih, 2013),
penyebab dari diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
1) Infeksi enternal
Merupakan penyebab utama pada anak, yang meliputi :
infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, poliomyelitis,
virus echo coxsackie). Adeno virus, rola virus,
astovirus, dan lain-lain, dan infeksi parasite : cacing
(ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides), prozoa
(Entamoeba histolytica, giardia lambila, trichomonas
humonis), jamur (canida albicous).
Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan
makanan seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilitis
atau Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis
dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada
bayi dan anak berumur dibawah dua tahun.
b) Faktor malabsorbsi
1) Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa,
dan sukrosa) dan monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa, dan galaktosa). Pada anak serta bayi yang
paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
2) Protein
3) Lemak
c) Faktor makanan, misalnya makanan basi, beracun, serta
alergi.
d) Faktor psikologis
3. Patofisiologis
Mekanisme dasar yang menyebabkan terjadinya diare ialah yang
pertama gangguang osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meninggi, sehingga terjadinya pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat kedua rangsangan tertentu (misal toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
Ketiga gangguan mortalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat timbul, akibat masuknya
mikroorganisme hidup kedalam usus setelah berhasil melewati asam
lambung, mikroorganisme tersebut berkembangbiak, kemuadian
mengeluarkan toksin dan akibat dari toksin tersebut terjadinya
hiperskresi yang selanjtnya akan menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal menurut
Wijayaningsih (2013) sebagai berikut :
a. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (output), merupakan penyebab terjadinya kematian
pada diare.
b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama
tinja/feses. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda
kotor tertimbun didalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat
karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang
bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal
(terjadi oliguriaatau anuria0 dan terjadinya pemindahan ion Na dari
cairan ektraseluler ke dalam cairan intraseluler.
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi dalam 2 sampai 3% anak yang menderita
diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita
KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan atau
penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi
glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa
darah menurun hingga 40mg% pada bayi dan 50 persen pada anak-
anak.
d. Gangguan gizi
Terjadi penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini
disebabkan oleh :
1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare
atau muntah yang bertambah hebat.
2) Walaupun susu di teruskan, sering di berikan dengan
pengeluaran susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
3) Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan
diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
e. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
sehingga perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan pada otak,
kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi pasien bisa
meninggal.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Lia dewi (2014), berikut ini adalah tanda dan gejala anak
yang mengalami diare :
a. Cengeng, rewel
b. Suhu meningkat
c. Gelisah
d. Nafsu makan menurun
e. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan darahnya.
Kelamaan feses ini akan berwarna hijau dan asam.
f. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan
voluma dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan
denyut jantung, penurunan kesadaran, dan diakhiri dengan syok.
g. Anus lecet
h. Berat badan menurun
i. Turgor kulit menurun
j. Mata dan ubun-ubun cekung
k. Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.
5. Manifestasi Klinis
Menurut mardalena (2018) berikut ini merupakan manifestasi
klinis dari diare, yaitu :
a. Nyeri perut (abdominal discomfort)
b. Mual, kadang sampai muntah
c. Rasa perih di ulu hati
d. Rasa lekas kenyang
e. Nafsu makan berkurang
f. Perut kembung, rasa panas di dada dan perut
g. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
h. Demam dan lemah
i. Membran mukosa mulut dan bibir kering
j. Diare
k. Pontanel cekung
6. Komplikasi
Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan komplikasi yang
bisa terjadi pada diare :
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
7. Penatalaksanaan
Menurut Lia dewi (2014) prinsip perawatan diare adalah sebagai
berikut :
a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan muntah)
b. Dietetik (pemberian makanan)
c. Obat-obatan
1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari
sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi.
Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan
sisanya adlibitum.
2) Sesuaikan dengan umur anak :
a) < 2 tahun diberikan ½ gelas
b) 2-6 tahun diberikan 1 gelas
c) > 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas)
3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka
diberikan cairan 25-100ml/kg/BB dalam sehari atau setiap 2
jam sekali.
4) Oralit diberikan sebanyak  100ml/kgBB setiap 4-6 jam pada
kasus dehidrasi ringan sampai berat
Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga (cairan RT)
: 1. Larutan gula garam (LGG) 1 sendok teh gula pasir + ½
sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air hangat atau air
biasa. 2. Air tajin ( 2 liter + 5g garam).
a) Cara tradisional
3 liter + 100g atau 6 sendok makan beras dimasak selama
45-60 menit.
b) Cara biasa
2 liter air + 100g tepung beras + 5g garam dimasak hingga
mendidih
d. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan
daya tahan tubuh anak.
8. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, Pendidikan alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
register, diagnose medis.
b. Riwayat keperawatan
Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia
kemudian timbul diare. Keluhan utama : feses semakin cair,
muntah, kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala
dehidrasi, BB menurun, tonus dan turgor kulit berkurang,
selaput kadir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari
4x dengan konsisten encer.
c. Riwayat penyakit saat ini: buang air besar lebih dari 3 hari
disertai nyeri perut.
d. Riwayat penyakit sebelumnya: alergi akibat pengunaan obat
dan makanan yan mengandung pencahar, antibiotik dan atau
menkonsumsi makanan yang mengandung sorbitol dan
fruktosa.
e. Riwayat penyakit keluarga: adanya Riwayat keluarga yang
menderita penyakit serius seperti diabetes melitus, hipertensi.
f. Riwayat kesehatan masa lalu
g. Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi.
2. Kebutuhan Dasar
a. Pola eliminasi
Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
b. Pola nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan
penurunan BAB
c. Pola Istirahat dan Tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman
d. Pola aktifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya
nyeri akibat disentri abdomen.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi: mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lender, mulut
dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
b. Perkusi: adanya distensi abdomen
c. Palpasi: turgor kulit kurang elastic
d. Auskultasi: terdengarnya bising usus.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah : Ht meningkat, leukosit menurun
b. Feses : Bakteri atau parasit
c. Elektrolit : Natrium dan Kalium menurun
d. Urinalisa : Urin pekat, BJ meningkat
e. Analisa Gas Darah : Antidosis metabolik (bila sudah
kekurangan cairan)
5. Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul
1) Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan,
psikologis
2) Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan sekunder akibat diare.
3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram
abdomen sekunder akibat gastroentritis
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
tidak adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi, mual /
muntah
5) Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder
terhadap dehidrasi
6) Perubahan integritas kulit berhubungan dengan irisan
lingkungan.
6. Intervensi Keperawatan
1) Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan,
psikologis
Tujuan : Mencapai BAB normal
Kriteria Hasil : Penurunan frekuensi BAB sampai kurang 3x.
Intervensi :
a. Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi diare
Rasional : Untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan
b. Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat-obatan
antidiare
Rasional : supaya klien tahu cara penggunaan obat anti
diare
c. Pertahankan tirah baring
d. Kolaborasi untuk mendapat antibiotik
Rasional : bila penyebab diare kuman maka harus diobati
2) Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan sekunder akibat diare.
Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit
Kriteria Hasil : Turgor baik CRT < 2 detik Mukosa lembab
Tidak pucat
Intervensi :
a. Kaji benda-benda dehidrasi
Rasional : untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan
mencagah syok hipovolemik
b. Monitor intake cairan dan output
Rasional : untuk mengetahui balance cairan
c. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB minum banyak
Rasional : untuk mengembalikan cairan yang hilang
d. Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit
Rasional : untuk mempertahankan cairan.
3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram
abdomen sekunder akibat gastroentritis.
Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi
Kriteria Hasil : Skala nyeri 0 Klien mengatakan nyeri
berkurang Nadi 60 – 90 x / menit Klien nyaman, tenang, rileks
Intervensi :
a. Kaji karakteritas dan letak nyeri
Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur
nyeri
b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang
paling nyaman
Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri
c. Beri kompres hangat diperut
Rasional : untuk mengurangi perasaan keras di perut
d. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik
Rasional : untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
tidak adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi, mual /
muntah, anoreksia
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil : BB sesuai usia Nafsu makan meningkat
Tidak mual / muntah
Intervensi :
a. Timbang BB tiap hari
Rasional : untuk mengetahui terjadinya penurunan BB dan
mengetahui tingkat perubahan
b. Berdiit makanan yang idak merangsang (lunak / bubur)
Rasional : untuk membantu perbaikan absorbsi usus
c. Anjurkan klien untuk makan dalam keadaan hangat
Rasional : keadaan hangat dapat meningkatkan nafsu
makan
d. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
Rasional : untuk memenuhi asupan makanan
e. Berikan diit tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah
zat sisa Rasional : untuk memenuh gizi yang cukup.
5) Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi
sekunder terhadap dehidrasi
Tujuan : Mempertahankan normal termia
Kriteria Hasil : Suhu dalam batas normal 36,2 – 37,60C
Intervensi :
a. Monitor suhu dan tanda vital
Rasional : untuk mengetahui TTV klien
b. Monitor intake dan output cairan
Rasional : untuk mengetahui balance
c. Beri kompres
Rasional : supaya terjadi pertukaran suhu, sehingga suhu
dapat turun
d. Anjurkan untuk minum banyak
Rasional : untuk mengganti cairan yang hilang
e. Kolaborasi pemberian obat penurun panas sesuai indikasi
Rasional : untuk menurunkan panas
6) Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritan
lingkungan sekunder terhadap kelembapan
Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria Hasil : Tidak terjadi lecet dan kemerahan di sekitar
anal
Intervensi :
a. Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang
lembut bilas dengan air bersih, keringkan dengan seksama
dan taburi talk Rasional : untuk mencegah perluasan iritasi
b. Beristik laken diatas perlak klien Rasional : untuk
mencegah gerekan tiba-tiba pada bokong
c. Gunakan pakaian yang longgar Rasional : untuk
memudahkan bebas gerak
d. Monitor data laboratorium Rasional : untuk mengetahui
luasan / PH faccer, elektrolit, hematoksit, dll.
7. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Pelaksanaan atau
implementasi merupakan aflikasi dari perencanaan keperawatan
oleh perawat dan klien. Hal-hal yang harus kita perhatikan ketika
akan melakukan implementasi adalah intervensi yang dilakukan
sesuai dengan rencana. Setelah dilakukan validasi, pengasahan
ketrampilan interpersonal, intelektual dan psikologi individu.
Terakhir melakukan pendokumentasian keperawatan berupa
mencatatan dan pelaporan.
8. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan untuk mengukur respons pasien terhadap
tindakan keperawatan dan kemajuan pasien ke arah pencapaian
tujuan. Perawat melaksanakan evaluasi sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan terdapat 3 kemungkinan hasil,yaitu :
a. Tujuan tercapai
Apabila pasien telah menunjukkan perubahan dan kemajuan
yg sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian
Jika tujuan tidak tercapai secara keseluruhan sehingga masih
perlu dicari berbagai masalah atau penyebabnya.
c. Tujuan tidak tercapai
Jika pasien tidak menunjukkan suatu perubahan ke arah
kemajuan sebagaimana dengan kriteria yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai