Anda di halaman 1dari 3

Journal Homepage: https://e-journal.unair.ac.

id/PMNJ/index
JURNAL PENGABDIAN
This is an Open Access article
MASYARAKAT DALAM KESEHATAN distribute under the terms of the
Creative Commons Attribution
Vol. 2 No. 2, Oktober 2020 4.0 International License

Laman Jurnal: https://e-journal.unair.ac.id/JPMK

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)


PADA KLIEN HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAMBI

Sutinah Sutinah, Isti Harkomah dan Nofrida Saswati


Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Harapan Ibu Jambi, Indonesia

ABSTRAK
RIWAYAT ARTIKEL
Diterima: 17 Juni 2020 Pendahuluan: Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan atas dasar peningkatan
Disetujui: 27 Agustus 2020 angka kejadian halusinasi terutama halusinasi pendengaran pada Kota Jambi khususnya
di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi. Meningkatnya angka penderita halusinasi ini, maka
KONTAK PENULIS meningkatnya resiko kejadian komplikasi halusinasi. Situasi ini menyebabkan
ketidakmampuan pasien memandang realitas secara akurat. Klien yang mengalami
Sutinah Sutinah halusinasi dapat menyebabkan perubahan perilaku seperti agresi, bunuh diri, menarik diri
Ns.titin@gmail.com dari lingkungan dan dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Salah
Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Harapan
satu intervensi keperawatan yang dilakukan untuk halusinasi pendengaran yaitu terapi
Ibu Jambi aktivitas kelompok (TAK). Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman peserta tentang cara mengontrol halusinasi serta peserta dapat mengikuti
kegiatan terapi aktivitas kelompok hingga selesai.
Metode: Kegiatan yang digunakan dalam program pengabdian masyarakat ini berupa
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok terkait stimulasi persepsi sensori (halusinasi)
kepada klien yang mengalami halusinasi dengan cara demonstrasi, diskusi dan tanya
jawab di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi dengan menggunakan media menggambar.
Hasil: Klien yang mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok ini memahami cara
mengontrol halusinasi dengan cara melakukan terapi aktivitas kelompok dan mampu
mendemonstrasikan ulang cara mengontrol halusinasi yang telah diajarkan. Hasil post-
test pada pengetahuan, pemahaman dan kesadaran klien menunjukan bahwa sebesar 75%
klien mau untuk menerapkan terapi aktivitas kelompok di ruangan.
Kesimpulan: Kegiatan ini mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman tentang cara
mengontrol halusinasi dan tahu bagaimana cara melakukannya dalam rangka pencegahan
halusinasi agar tidak datang kembali.
Kata Kunci:
halusinasi; TAK; stimulasi

Kutip sebagai: Sutinah, S., Harkomah, I., & Saswati, N. (2020). Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi Sensori (Halusinasi) Pada Klien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi. J.
Pengabdian Masyarakat dalam Kesehatan., 2(2), 29-31. Doi: 10.20473/jpmk.v2i2.19972

1. PENDAHULUAN skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa mengalami halusinasi


dengar diperkirakan 90% (Fresa, 2014).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang
Upaya yang dilakukan untuk menangani klien
mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari
halusinasi adalah dengan memberikan tidakan
stimulus yang datang (diprakarsai) dari internal dan
keperawatan yaitu membantu pasien mengenali
eksternal disertai dengan respon menurun atau
halusinasi, isi halusinasi, waktu terjadi halusinasi,
dilebih-lebihkan atau kerusakan respon pada
frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang
rangsangan ini (Hendarsyah, 2016). Klien dengan
menyebabkan halusinasi muncul dan respon klien
skizofrenia mengalami halusinasi, meskipun
saat halusinasi muncul. Kemuadian dengan melatih
halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar klien
klien mengontrol halusinasi dengan menggunakan
strategi pelaksanaanya itu dengan cara menghardik

http://e-journal.unair.ac.id/JPMK | 29
S. SUTINAH ET AL.

halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, pengawasan terhadap klien agar dapat klien melawan
melakukan aktivitas yang terjadwal dan halusinasi.
menggunakan obat secara teratur (Aristina Halawa,
2015). 2. METODE
Untuk mengoptimalkan tindakan keperawatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2020
dilakukan tindakan keperawatan lanjutan. Tindakan
bertempat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi.
dengan memberikan terapi modalitas yaitu terapi
Metode yang digunakan dalam program pengabdian
aktivitas kelompok stimulasi persepsi yang bertujuan
masyarakat ini berupa terapi aktivitas kelompok
untuk meningkatkan kemampuan sensori, upaya
dengan cara demonstrasi, diskusi dan tanya jawab.
memusatkan perhatian, kesegaran jasmani dan
Media yang di gunakan yaitu leaflet, alat tulis,
mengekspresikan perasaan. Terapi ini menggunakan
speaker, gambar. Monitoring dan evaluasi diperoleh
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
dari lembar presentasi atau lembar kehadiran
pengalaman dalam kehidupan untuk didiskusikan
peserta serta kemampuan klien untuk mengikuti
dalam kelompok (Handayani, Sriati, & Widianti,
terapi aktivitas kelompok. Kegiatan monitoring
2013). Penggunaan terapi kelompok dalam praktek
dilakukan dengan observasi langsung pada saat
keperawatan jiwa akan memberikan dampak positif
terapi aktivitas kelompok dengan melihat interaksi
dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi
antara klien dengan pemateri terapi aktivitas
serta pemulihan kesehatan. Terapi aktivitas
kelompok dan keaktifan klien dalam acara terapi
kelompok stimulasi persepsi ini sebagai upaya untuk
aktivitas kelompok. Evaluasi dilakukan dengan
memotivasi proses berpikir, mengenal halusinasi,
menilai peningkatan pengetahuan/pemahaman
melatih pasien mengontrol halusinasi serta
terapi aktivitas kelompok melalui evaluasi posttest
mengurangi perilaku mal adaptif (Ningsih & Ilyas,
terkait materi dan demontrasi yang dilakukan.
2013).
Adapun tahap pelaksanaan pengabdian kepada
Salah satu bentuk pelaksanaan terapi aktivitas
masyarakat:
kelompok yaitu dengan cara melakukan kegiatan
menggambar bagi pasien gangguan jiwa merupakan Tahap Perencanaan
bentuk komunikasi dari alam bawah sadarnya, Tahap pertama merupakan perencanaan kegiatan
berdasarkan pemikirannya atau benda-benda yang yang akan dilakukan. Proses perencanaan meliputi
muncul akan menimbulkan gambaran yang identifikasi kebutuhan, identifikasi potensi dan
merupakan ekpresi dari sendiri. Dengan kelemahan yang ada di ruang shinta Rumah Sakit Jiwa
menggambar pasien gangguan jiwa dapat Daerah Provinsi Jambi dan menentukan jalan keluar
memperbaiki aspek kognitif, afektif dan serta kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan dan
psikomotorik. Menggambar merupakan salah satu sebagai tim pengabdian disusun bekerjaama dengan
kemampuan dari psikomotorik (Townsend, 2010) pihak rumah sakit akan bertindak sebagai fasilitator.
Berdasarkan analisa situasi, permasalahan yang
Tahap Pelaksanaan
terdapat di ruang shinta merupakan salah satu ruang
Tahap kedua merupakan pelaksanaan kegiatan.
rawat inap yang terdapat di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Kegiatan dilaksanakan bersama-sama oleh klien
Provinsi Jambi. Jumlah klien di ruang shinta sebanyak
sesuai dengan yang telah direncanakan. Sedangkan
20 pasien yang dirawat dengan masalah keperawatan
tim pengabdian akan bertindak sebagai penyaji
halusinasi, defisit perawatan diri, isolasi sosial. Dari
kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK)
20 pasien tersebut belum bisa mengontrol halusinasi
yang muncul baik dengan cara menghardik ataupun Tahap Evaluasi
mengalihkan dengan kegiatan sehari-hari. Oleh sebab Pada tahap ketiga, dilakukan monitoring dan
itu penulis tertarik untuk melakukan kegiatan evaluasi kegiatan. Proses ini juga dilakukan oleh klien
pengabdian kepada masyarakat tentang cara bersama tim pengabdian masyarakat serta perawat
mengontrol halusinasi. sehingga dapat diambil langkah-langkah lebih lanjut
Terapi aktivitas kelompok (TAK) ini ditujukan untuk menyikapi hasil monitoring dan evaluasi.
kepada klien ruang shinta yang nantinya diharapkan
agar dapat mengontrol halusinasi secara mandiri baik 3. HASIL
dirumah sakit maupun di rumah. Untuk klien Peserta pengabdian masyarakat ini adalah klien
diharapkan dapat memahami kegiatan-kegiatan yang halusinasi Rumah Sakit Jiwa Provinsi jambi yang di
dapat mengontrol halusinasi dan bagi perawat hadiri oleh 20 orang klien. Hasil kegiatan terapi
diharapkan untuk melakukan kegiatan dan memberi aktivitas kelompok tentang stimulasi persepsi
sensori (halusinasi) dengan cara demonstrasi

30 | Volume 2 No 2 2020
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM KESEHATAN

didapatkan yaitu setelah melakukan terapi aktivitas adalah klien paham dalam menerapkan cara
kelompok pengetahuan, pemahaman klien adalah mengontrol halusinasi dalam kehidupan sehari-hari.
baik yaitu sebanyak 75% dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan, 5. KESIMPULAN
Pemahaman Klien Terapi Aktivitas Kelompok Setelah mendapatkan terapi aktivitas kelompok
Tentang stimulasi persepsi sensori (halusinasi) stimulasi persepsi sensori (halusinasi) klien
Dengan Cara Demonstrasi di Rumah Sakit Jiwa halusinasi di rumah sakit jiwa provinsi jambi terjadi
Provinsi Jambi. peningkatan pengetahuan, pemahaman tentang cara
Posttest mengontrol halusinasi dan tahu bagaimana cara
Tingkat Pengetahuan
F %
melakukannya. Peningkatan pengetahuan,
Baik 15 75
Cukup 5 25 pemahaman diketahui dari hasil post-test. Kenaikan
Total 20 100 nilai post-test sebesar 75% klien halusinasi
mempunyai pengetahuan baik dalam terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi sensori (halusinasi).
4. PEMBAHASAN
Pelaksanaan program pengabdian di Rumah Sakit 6. DAFTAR PUSTAKA
Jiwa Provinsi Jambi dilaksanakan pada hari Kamis Aristina Halawa. (2015). Pengaruh Terapi Aktivitas
tanggal 28 Mei 2020 berjalan dengan baik dan lancar. Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 Terhadap
Pengabdian ini ditujukan kepada klien halusinasi. Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran
Pendidikan klien tersebut hampir seluruhnya Pada Pasienskizofrenia Di Ruang Flamboyan
tamatan SMP. Program pengabdian berupa terapi Rumah Sakit Jiwamenur Surabaya. Jurnal
aktivitas kelompok mengenai cara mengontrol Keperawatan, 4(1), 30–37.
halusinasi dengan melakukan terapi aktivitas Fresa, O. (2014). Efektifitas Terapi Individu
kelompok stimulasi persepsi sensori (halusinasi) Bercakap-Cakap dalam Meningkatkan
pada tahap pelaksanaan digunakan dua metode atau Kemampuan Mengontrol Halusinasi pada Pasien
tehnik yaitu metode ceramah dan demonstrasi Halusinasi Pendengaran Di RSJ DR. Amino
langsung. Materi-materi yang disampaikan ternyata Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu
dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), 25, 1–10.
mereka dibuktikan dengan respon yang cepat dalam Handayani, D., Sriati, A., & Widianti, E. (2013). Tingkat
menjawab semua pertanyaan yang diberikan dengan Kemandirian Pasien Mengontrol Halusinasi
benar serta dapat langsung mempraktekan setelah Terapi Aktivitas Kelompok The. Jurnal
bagaimana cara mengontrol halusinasi. Sebagai tolak Keperawatan Unpad, 1(1), 56–62.
ukur peningkatan pengetahuan, pemahaman klien Hendarsyah, F. (2016). Diagnosis dan Tatalaksana
adalah mereka dapat mempraktekan kembali cara Skizofrenia Paranoid dengan Gejala-Gejala Positif
mengontrol halusinasi serta mereka paham bahwa dan Negatif. Jurnal Medula Unila, 4(3), 57–62.
sangat penting mengontrol halusinasi dengan Hidayah, A. N. (2015). Pengaruh Terapi Aktivitas
melakukan terapi aktivitas kelompok dan klien harus Kelompok Stimulasi Persepsi-Sensori Terhadap
selalu melakukan aktivitas jangan sampai klien Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Pasien
temenung sendirian karena ditakutkan halusinasi Halusinasi di RSJD dr. Amino Gondohutomo
akan muncul jika dia sendirain dan dia tidak bisa Semarang. Fikkes jurnal keperawatan, 8(1), 44–55.
untuk mengontrol halusinasi. Selain itu, klien bisa Jein Fani Tokalese, Nasrul, A. (2016). Pengaruh Terapi
mempraktekan langsung langkah-langkah cara Aktivitas Kelompok (Tak) Halusinasi Terhadap
mengontrol halusinasi setelah klien di pandu oleh tim Kemajuan Perawatan Pada Pasien Halusinasi Di
dan di bantu dengan media gambar. Ruangan Manggis Rumah Sakit Daerah Madani
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan, dapat Palu. Jurnal Kesehatan Prima, 10(2), 1717–1725.
di identifikasi faktor pendukung dan penghambat Keliat, B.A., A. (2016). Keperawatan Jiwa: Terapi
Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
dari kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan baik
Ningsih, P., & Ilyas, M. (2013). Pengaruh Terapi
dan lancar antara lain dapat dukungan kepala Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap
ruangan, perawat ruangan yang bersedia diajak Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Pasien
bekerja sama dan mendukung program pengabdian Halusinasi Di Ruang Kenanga Rumah Sakit Khusus
masyarakat. Serta antusis dari bapak-bapak sebagai Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah
peserta dalam pengabdian masyarakat ini. Sedangkan Kesehatan Diagnosis, 2(4), 1–7.
Townsend, M. . (2010). Buku Saku Diagnosis
faktor penghambat dalam pengabdian ini adalah klien
Keperawatan Psikiatri : Rencana Asuhan &
tidak tepat waktu melaksanakan terapi aktivitas Medikasi Psikotoprik (5th ed.). Jakarta: EGC.
kelompok sehingga waktu pelaksanaan tidak tepat
waktu. Hasil dari terapi aktivitas kelompok tersebut

http://e-journal.unair.ac.id/JPMK| 31

Anda mungkin juga menyukai