Anda di halaman 1dari 23

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DENGAN HALUSINASI

Disusun Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa


Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Profesi Ners

Disusun Oleh:
DIAN TRINITA MUSYIAMI
2010206070

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

DENGAN HALUSINASI

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal ....................................

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Dr. Ns. Mamnuah, M. Kep. Sp. Kep. J.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah manual, rekreasi, dan teknik kreatif
untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon sosial dan
harga diri. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi
persepsi, sensori, orientasi realita, sosialisasi dan penyaluran energi (Keliat &
Akemat, 2016).
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan
dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan sosial
tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas yang dapat diterapkan salah
satunya adalah terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Terapi kelompok
merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan
jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis.
Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk
membantu klien yang mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi
dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku
maladaftif.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Tujuandari terapi
ini untuk membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi, menstimuli
persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi
perilaku maladaptif . Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsiatau
alternatif penyelesaian masalah. (Sutejo, 2017).

B. Latar Belakang
1. Apa yang dimaksud terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi ?
2. Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi ?
3. Bagaimana proses keperawatan terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi ?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti dan memahani terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi
2. Agar mahasiswa mengerti dan memahami Apa saja yang terkandung dalam terapi
aktivitas kelompok persepsi halusinasi
3. Agar mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan terapi aktivitas
kelompok persepsi halusinasi
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi
2. Bagi Pembaca
Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas kelompok
persepsi halusinasi untuk lebih menambah wawasan
3. Bagi Instituti
TAK ini dapat digunakan sebagai acuan memahami tentang terapi aktivitas
kelompok persepsi halusinasi dengan menambah referensi bagi universitas
‘aisyiyah Yogyakarta.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi


1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah suatu keadaan hilangnya kemampuan individu dalam
membedakan antara rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mendengarkan suara-suara tetapi
pada kenyataannya tidak ada orang yang berbicara. Halusinasi adalah suatu
gangguan persepsi panca indera tanpa disertai dengan adanya rangsangan dari luar
yang dapat terjadi pada sstem penginderaan dimana pada saat kesadaran individu
itu penuh dan baik. (Muhith, A, 2015). Halusinasi adalah suatu keadaan dimana
klien mengalami perubahan sensori persepsi yang disebabkan stimulus yang
sebenarnya itu tidak ada (Sutejo, 2017)
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau
persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan seperti melihat
bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Pencerapantanpa adanya
rangsang apapun dari panca indra, dimana orang tersebut sadardan dalam keadaan
terbangun yang disebabkan oleh psikotik, gangguanfungsional, organic atau
histerik. (Wijayaningsih, 2015)
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Tujuan dari
terapi ini untuk membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi,
menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta
mengurangi perilaku maladaptif (Sutejo, 2017).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah Pasien dapat meningkatkan
kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok secara bertahap
yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
b. Tujuan khusus:
1) Pasien dapat mengenal halusinasi
2) Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik.
3) Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
4) Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal.
5) Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan meminum obat.
C. Kriteria Anggota Kelompok
Menurut Sustrami dan Sundari (2014), kriteria anggota kelompok yang sesuai yaitu :
a. Pasien yang mengalami halusinasi pendengaran
b. Pasien halusinasi pendengaran yang sudah terkontrol.
c. Pasien yang dapat diajak kerjasama.
Sedangkan menurut (Lilik, 2011) kriteria pasien yaitu:
a. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
b. Klien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain
c. Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas
d. Klien tidak membahayakan diri dan orang lain
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik
D. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi dan wawancara.
b. Menindak lanjuti asuhan keperawatan.
c. Informasi dan keterangan dari pasien sendiri dan perawat.
d. Penyelesian masalah berdasarkan masalah keperawatan
e. Pasien cukup kooperatif dan dapat memahami pertanyaan yang diberikan.
f. Mengadakan kontrak dengan pasien
E. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu, 14 November 202
Jam : 08.00-09.00 WIB
Tempat : Wisma Arjuna RSJ Grhasia
F. Nama Anggota Kelompok
1) Dian Trinita Musyiami
2) Mia Wulandari
3) Cici Suryani
4) Putri Bekti
G. Media dan Alat
a. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK.
b. Formulir/jadwal kegiatan
c. Contoh obat
d. Buku catatan
e. Boardmarket/Sepidol/Kapur
f. Papan tulis / flipchart/ whiteboard
g. Pulpen
H. Metode
a. Diskusi tanya jawab
b. Dinamika Kelompok/ bermain peran
I. Susunan Pelaksanaan
Berikut peran perawat dan uraian tugas dalam terapi aktivitas kelompok menurut
Sutejo (2017) adalah sebagai berikut :
a. Leader
b. Co-leader
c. Fasilitator
d. Observer
J. Uraian Tugas
a. Peran Leader
1) Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai.
2) Memberikan memotivasi anggotauntuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
3) Mampumemimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib.
4) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.e)Menjelaskan
permainan.
5) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
6) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
7) Memberi reinforcement positif pada klien
8) Menyimpulkan kegiatan
b. Co-Leader
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator keleader tentang aktifitas pasien.
2) Membantu leader dalam memimpin permainan.
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan
5) Memberikan reward bagi kelompok yang menyelesaikan perintah dengan
cepat.
6) Memberikan punishment bagi kelompok yang kalah.
c. Fasilitator
1) Memfasilitasi jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi pasien yang kurang aktif.
3) Memberikan stimulus pada anggota kelompok.
4) Berperan sebagai role play bagi pasien selama kegiatan.
5) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
6) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luarkelompok
d. Observer
1) Mengobservasi dan mencatat jalannya proses kegiatan.
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan berlangsung.
4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
5) Mencatat peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok.
6) Mencatat jika ada peserta yang dropout dan alas an dropout.
7) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
8) Membuat laporan hasil kegiatan
K. Setting Tempat
Keterangan Gambar
Leader
S Co Leader
K

C
Fasilitator

A
R

N Observer
W
: Terapis

: Audience/klien

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 November 2020


Leader : Dian Trinita Musyiami
Co Leader : Mia Wulandari
Fasilitator : Cici Suryani
Observer : Putri Bekti

9. Proses Keperawatan
(terlampir)
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI I : Mengenal Halusinasi dan Menghardik
A. Tujuan
1. Klien mengenal halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perassan bila mengalami halusinasi
5. Klien dapat mengetahui cara menghardik
6. klien dapat mempraktikan cara mengharik
B. Setting
1. Kelompok berada diruang yang tenang
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Tempat Duduk/Kursi
2. Boardmarket/Sepidol/Kapur
3. Papan tulis / flipchart/ whiteboard
4. Sound system
5. Formulir/jadwal kegiatan
D. Metode
1. Diskusi tanya jawab
2. Dinamika Kelompok/ bermain peran
E. Pengorganisasian :
Leader : Dian Trinita Musyiami
Co Leader : Mia Wulandari
Fasilitator : Cici Suryani
Observer : Putri Bekti
F. Langkah – langkah kegiatan
1. Tahap Persiapan
a) Memilih pasien sesuai dengan kriteria melalui proses seleksi, yaitu pasien
dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran.
b) Membuat kontrak dengan pasien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari perawat kepada pasien.
2) Perkenalkan nama dan panggilan perawat (pakai papan nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua pasien (beri papan nama).
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan pasien saat ini.
c) Kontrak
1) Perawat menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menegenal suara-suara yang didengar. Jika pasien sudah terbiasa
menggunakan istilah halusinasi, gunakan kata “halusinasi”.
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) masing masing klien memperkenalkan diri nama, nama panggilan
b) jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
pada terapis
c) lama kegiatan 45 menit
d) setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis meminta
klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai
dari klien yang berada di sebelah kiri terapis,searah jarum jam.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing
klien membagi pengalaman tentang halusinasi yangmereka alami dengan
menceritakan :
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuensi halusinasi
4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secaraberurutan dimulai
dari klien yang ada di sebelah kiri terapis,seterusnya bergiliran searah jarum
jam.
d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi, setelahcerita selesai
terapis mempersilakan klien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3
pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian.
g. Terapis mengajarkan cara menghardik halusinasi dengan menutup telinga
kemudian mengucapkan “pergi pergi !! kamu suara palsu, kamu tidak nyata”
h. Meminta klien untuk mengikuti terapis.
i. Memberikan pujian kepada klien.
j. Meminta klien untuk mempraktikan kembali apa yang telah diajarkan oleh
terapis.
k. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan pasien dari suara
yang biasa didengar.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggotakelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain
2) Terapis menganjurkan kepada peserta mempraktikan apa yang telah
diajarkan oleh terapis.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya
yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara yang berbeda
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK
berikutnya.
5. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Formulir
evaluasi atau lembar observasi pada TAK sesuai sesi yang dilakukan.
Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
Nama peserta TAK
1. Menyebutkan isi halusinasi
2. Menyebutkan waktu halusinasi
3. Menyebutkan frekuensihalusinasi
4. Menyebutkan perasaan bilahalusinasi timbul
5. Menyebutkan cara menghardik
6. Mempraktikan cara menghardik
Petunjuk dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1. TAK stimulasi
persepsi:halusinasi sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh
membunuh), waktu (pukul 10 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan
(marah), Cara menghardik dengan cara “pergi pergi !! kamu suara palsu, kamu
tidak nyata”, anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan
menyampaikan kepada perawat.
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI II: Mengontrol Halusinasi: Bercakap-cakap
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan mangatasi halusinansi .
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi.
3. Klien dapat memahami apa yang telah disampaikan terapis.
4. Klien dapat mengikuti instruksi dari terapis.
5. Klien dapat bercakap-cakap dengan teman-temanya
B. Setting
1. Terapi dan Klien duduk melingkar
2. Ruang Nyaman dan Tenang
C. Alat
1. Tempat Duduk/Kursi
2. Boardmarket/Sepidol/Kapur
3. Papan tulis / flipchart/ whiteboard
4. Sound system
5. Formulir/jadwal kegiatan
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Stimulasi.
E. Langkah langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam .
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2. Terapis menjelaskan atusan main:
a) Lama kegiatan 45 menit.
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.
c) Jika akan meninggalkan kelompok ,klien harus meminta izin.
3. Kerja
a. Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu cara kedua
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap. Jelaskan bahwa pentingnya
bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.
b. Perawat meminta tiap pasien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap.
c. Perawat meminta pasien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa
dilakukan.
d. Perawat memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “Suster,
ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau “Suster saya
mau ngobrol tentang kegiatan harian saya”.
e. Perawat meminta pasien untuk memperagakan percakapan dengan orang
disebelahnya
f. Terapis meminta massing masing klien secara berurutan searah dengan jarum
jam menceritakan apa yang dilakukan jika mangalami halusinasi dan apakah
itu bisa mengatasi halusinasinya.
g. Setiap selesai klien menceritakan pengalamanya,terapis memberikan pujian
dan mengajak peserta lain memberikan tepuktangan .
h. Terapis meminta klien untuk bercakap-cakap dengan teman yang ada
disebelahnya.
i. Terapis memberikan pujian kepada klien.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari
jika halusinasi muncul
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap cakap bila ada klien lain yang
mulai mengalami halusinasi
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu
mengontrol halusinasi dengan cara lain
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
5. Evaluasi dan Dokumentasi
Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK
1. Menyebutkan cara yang selama ini digunakan mengatasi halusinasi
2. Menyebutkan efektifitas cara
3. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan bercakap-cakap
4. Memperagakan bercakap-cakap
Petunjuk dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI III: Menyusun Jadwal Kegiatan
A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Lingkungan tenang dan nyaman
C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Tempat Duduk/Kursi
4. Spidol
5. Whiteboard
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dari tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi / validasi :
1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi dan bercakap-cakap
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan peraminan :
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
terapis
c) Waktu TAK adalah 60 menit
3. Kerja
a. Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu cara ketiga
mengontrol halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan. Jelaskan bahwa
dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya
halusinasi.
b. Perawat meminta pasien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan
sehari-hari, dan tulis di whiteboard.
c. Perawat membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Perawat menulis
formulir yang sama di whiteboard.
d. Perawat membimbing satu persatu pasien untuk membuat jadwal kegiatan
harian, dari bangun pagi sampai tidur malam. Pasien menggunakan formulir,
perawat menggunakan whiteboard.
e. Perawat melatih pasien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Perawat meminta pasien untuk membacakan jadwal yang telah disusun.
Berikan pujian dan tepuk tangan bersama untuk pasien yang sudah selesai
membuat jadwal dan membacakan jadwal yang telah dibuat.
g. Perawat meminta komitmen masing-masing pasien untuk melaksanakan
jadwal kegiatan yang telah disusun dan memberi tanda M kalau dilaksanakan,
tetapi diingatkan terlebih dahulu oleh perawat, dan T kalau tidak
dilaksanakan
h. Terapis memberikan pujian kepada masinng – masing klien setelah berhasil
menyusun jadwal.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusunjadwal
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas
tersebut
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
5. Evaluasi dan Dokumentasi
Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
a. Menyebutkan pentingnya aktivitas mencegah halusinasi
b. Membuat jadwal kegiatan harian
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI IV: Cara Minum Obat Yang Benar
A. Tujuan
1. Klien dapat mengetahui jenis – jenis obat yang harus diminumnya
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur
3. Klien mengetahui 5 benar minum obat
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat
5. Klien mengetahui akibat jika putus obat
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman
C. Alat
1. Contoh obat – obatan
2. Whiteboard
3. Spidol
4. Tempat Duduk/Kursi
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi / validasi :
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi dan bercakap-cakap
3) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK
sebelumnya).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK :
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izinkepada
terapis
c) Lama waktu TAK 45 menit
3. Kerja
a. Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu cara terakhir
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat. Jelaskan bahwa pentingnya
patuh minum obat yaitu mencegah kambuh karena obat memberi perasaan
tenang, dan memperlambat kambuh.
b. Perawat menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab
kambuh.
c. Perawat meminta pasien menyampaikan obat yang diminum dan waktu
meminumnya. Buat daftar di whiteboard.
d. Perawat menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu,
benar pasien, benar cara, benar dosis.
e. Minta pasien untuk menyebutkan lima benar cara minum obat, secara
bergiliran.
f. Berikan pujian pada paisen yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan pasien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard)
h. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah salah satu cara
mencegah halusinasi atau kambuh.
i. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi atau kambuh.
j. Minta pasien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
k. Memberi pujian tiap kali pasien benar dan meminta klien bertepuk tangan
setiap kali klien menyebutkan dengan benar.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat
menghubungi perawat yg saat itu bertugas.
c. Kontrak yang akan datang
1) Perawat mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi.
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai indikasi pasien.
5. Evalusi dan dokumentasi
Aspek yang dinilai
a. Menyebutkan pentingnya minum obat secara teratur
b. Menyebutkan akibat jika tidak minum obat secara teratur
c. Menyebutkan jenis obat
d. Menyebutkan dosis obat
e. Menyebutkan waktu minum obat
f. Menyebutkan cara minum obat yang tepat
g. Menyebutkan efek terapi obat
h. Menyebutkan efek samping obat
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, A. S. (2017). Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi.


Akademi Kesehatan Rustida Krikilan-Glenmore-Banyuwangi.
Keliat, B.A., Akemat. (2016). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: Egc.
Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta:
Andi.
Riyanti, F. A. (2018). Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Pada Asuhan Keperawatan Pasien Halusinasi Pendengaran Di Rsj Grhasia.
Karya Tulis Ilmiah.
Sustrami, D., Sri S. (2014). Efektifitas Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Halusinasi Terhadap Kemampuan Pasien Skizofrenia
Dalam Mengontrol Halusinasi Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya . Jurnal Kesehatan, Vol. 6.
Sutejo. (2017). Keperawatan Kesehatan Jiwa Prinsip Dan Praktik Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pusktaka Baru Press.
Wijayaningsih, K. S. . (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai