Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI


SESI 5 “BISIKAN BERANTAI” DI RUANG KENARI PANTI BINA LARAS
SENTOSA 1 CENGKARENG TAHUN 2020

Disususn oleh :
Desi Kusumaningrum, S.Kep
19.156.03.11.011

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
BEKASI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-

Nya proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Proposal “Terapi Aktivitas Kelompok Gangguan Persepsi : Halusinasi

Sesi 5; Bisikan Berantai” ini dibuat untuk memenuhi salah satu stase keperawatan

jiwa tahun 2020 Profesi Ners Stikes Medistra Indonesia.

Pada kesempatan ini tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ns. Ernauli Meliyana, S.Kep., M.Kep, beserta tim dosen pembimbing

ibu Ns. Roulita, S.Kep selaku pembimbing stase keperawatan jiwa

2. Ibu Salawiah selaku pembimbing lahan praktek yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya proposal ini.

3. Rekan-rekan se-profesi dan karyawan petugas Panti Bina Laras Sentosa 1

telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karna itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan

proposal ini di masa mendatang. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para

mahasiswa khususnya keperawatan. Semoga proposal ini dapat dijadikan sebagai

bahan acuan untuk pembuatan proposal selanjutnya serta dapat menambah

pengetahuan para mahasiswa khususnya keperawatan.

Jakarta, 22 Januari 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu

asuhan keperawatan dengan gangguan jiwa tudak hanya

difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga

kognitif. Ada beberapa terapi modalitas yang dapat diterapkan

salah satunya adalah Terapi Aktivitas Kelompok merupakan

suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-

sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau

diarahkan oleh seorang terapis. Pengertian TAK stimulasi

persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk membantu

klien yang mengalami kemunduran orientasi, menstimulasi

persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta

mengurangi perilaku maladaptif. Pengertian yang lain menurut

Budi Anna Keliat dan Akemat (014) TAK stimulasi persepsi

adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan

terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk

didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat

berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian

masalah.
Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya

dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik

dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu

dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan

untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang

dialaminya. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK). Halusinasi adalah

terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait

dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam

kelompok sejumlah klien dengan masalah kepribadian. TAK

halusinasi bertujuan untuk memberikan stimulus dengan hal

berbentuk posistif sebagai contoh bisikan berantai.

Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang

terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena

skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia,

dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan

keanekargaman penduduk maka jumlah kasus gangguan jiwa

terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara

dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang. Data

Riskesdas 2013 menunjakan prevalensi gangguan mental

emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan

kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta

orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan


prevelensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai

sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.

Dari 4 mahasiswa yang mengkaji pasien didpatkan

sebagian besar masalah keperawatan adallah halusinasi. Oleh

karena itu perlu adanya dilakukan terapi aktivitas kelompok

(TAK) mengenai halusinasi.

Penatalaksanaan klien dengan halusinasi dapat dilakukan

salah satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas

Kelompok halusinasi, yang merupakan salah satu terapi modalitas

keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam

rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan

pencapaian adaptif opyimal pasien.

Dalam kegiatan aktifitas kelompok, tujuan didetapkan

berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh

sebagian besar peserta. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah

upaya memfalisitasi kemampuan klien dalam meningkatkan

stimulus persepsi sensorik pasien agar terhadik akan hal positif

yang akan diberikan saat TAK nanti. Dari latar belakang tersebut

diatas penulis tertarik membuat proposal untuk mengetahui

sejauh mana pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

halusinasi terhadap peningkatan respon positif aktifitas realita


pada klien diruang kenari Panti Bina Laras Sentosa 1,

Cengkareng.

B. TUJUAN

1. Mahasiswa memahami dan mengerti terapi aktifitas kelompok

halusinasi

2. Mahasiswa memahami dan mengerti apa saja yang harus

diperhatikan dalam mengimplementasikan terapi aktifitas

kelompok halusinasi

3. Mahasiswa memahami dan mengerti bagaimana proses

keperawatan pada kegiatan aktifitas kelompok halusinasi.

C. Manfaat

1. Bagi penulis

Meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kemampuan

dalam melakukan implementasi terapi aktifitas kelompok

halusinasi

2. Bagai institusi

Menjadi sumber refrensi dalam mempraktekan terapi aktifitas

halusinasi sebagai salah satu terapi aktifitas dan modalitas

yang dapat terpenuhi untuk klien.


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI : BISIK BERANTAI

A. Topik

Sesi 5 : Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : Stimulasi Persepsi; Bisik

Berantai

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Klien diharapkan mampu melatih konsentrasi terhadap stimulus

dan meningkatkan interaksi serta kerja sama melalui permainan bisik

berantai

2. Tujuan Khusus

a. Klien dapat menjalin interaksi dengan pasien lain.

b. Klien dapat menyampaikan isi pesan sesuai intruksi perawat

c. Klien mampu berkonsentrasi terhadap rangsangan yang diberikan

oleh terapis

d. Klien mampu menyampaikan pesan berantai ke klien yang lain

dengan tepat dan benar

e. Klien mampu menghafal pesan bisik berantai yang disampaikan

C. Landasan Teori

1. Pengertian

Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu jenis terapis pada

sekelompok pasien berjumlah 6-10 orang yang bersama-sama


melakukan aktivitas tertentu untuk mengubah perilaku maladaptif

menjadi adaptif. Lama pelaksanaan TAK adalah 20-40 menit untuk

kelompok yang baru terbentuk. Untuk kelompok yang sudah kohesif,

TAK dapat berlangsung selama 60-120 menit (Budi Ana Keliat,2010).

Halusinasi adalah alah satu gejala gangguan sensori persepsi yang

dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi

berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan

tanpa stimulsu nyata. (Budi Anna Keliat, 2014). Halusinasi adallah

persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi

sensori yang tidak sesuai dengan ralita/kenyataan seperti melihat

bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada

(Wijayaningsih,2015).

D. Klien

1. Kriteria Klien

a. Klien yang riwayat halusinasi

b. Klien yang sehat fisik

c. Klien yang mampu membaca dan menulis

d. Klien yang sudah diintervensi

e. Klien mampu berinteraksi secara kelompok

f. Klien yang menyetujui kegiatan TAK

2. Proses Seleksi

a. Berdasarkan observasi dan wawancara


b. Menindak lanjuti asuhan keperawatan

c. Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan

d. Klien cukup aktif dan memahami pertanyaan yang diberikan

e. Mengidentifikasikan klien dengan halusinasi yang sudah terkontrol

atau berdasarkan inormasi dan diskusi dengan perawat ruangan

mengenai perilaku sehari-hari

f. Mengadakan kontrak dengan klien

g. Jumlah klien : 6 orang

E. Tata Tertib

Tata tertib TAK sebagai berikut :

 Klien wajib datang 5 menit sebelum acara dimulai

 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin

kepada terapis

 Tidak boleh makan, minum atau merokok saat TAK

 Jika ada yang membuat gaduh akan dikeluarkan dari TAK

 Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

 Jika ingin bicara acungkan tangan dan berbicara setelah dipersilahkan

oleh leader

 Jika peserta ingin ke toilet beri kesempatan sebelum acara dimulai


F. Pengorganisasian

1. Pelaksanaan

a) Hari/Tanggal :

b) Waktu :

c) Tempat :

d) Lama waktu tiap fase :

 Fase orientasi : 5 menit

 Fase Kerja : 15 menit

 Fase Terminasi : 10 menit

e) Tempat :

f) Jumlah klien : 6 orang

g) Nama Klien :

 Tn.

 Tn.

 Tn.

 Tn.

 Tn.

 Tn.

2. Tim Terapi

Melaksanakan kegiatan TAK supaya berjalan dengan baik, maka

tim petugas yang akan melaksanakannya harus terdiri dari leader, co

leader, fasilitator dan observer. Adapun pembagian tugas untuk


melaksanakan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) terdiri

dari :

a. Leader : Desi Kusumaningrum

Uraian tugas :

 Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok

 Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya

terapi

 Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK

 Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK

 Menyampaikan tata tertib TAK

 Memperkenalkan diri dan memperkenalkan anggotanya

untuk saling mengenal

 Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam

kelompok

 Mampu memimpin TAK dengan baik

 Memberikan reinforcement positif

 Memberikan respon yang sesuai dengan atau atas

perilaku anggota

 Menutup acar diskusi

b. Co Leader : Fitri Melani

Uraian tugas :
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pemimpin

tentang aktivitas klien

 Mengambil alih posisi leader jika kegiatan

menyimpang

 Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu

kegiatan

 Bersama leader menjadii coontoh bentuk kerjasama

yang baik

 Membantu leader mengorganisasi klien

c. Fasilitator : Deni Suryana, Lenny Yulianti Sinaga

Uraian tugas

 Memfasilitasi klien yang kurang aktif

 Berperan sebagai role model bagi klien selama

kegiatan berlangsung

 Mempertahankan kehadiran peserta

 Mengatur alur permainan

 Timer (mengatur waktu)

d. Observer : Kiki Setiawan, Endas

Uraian tugas :

 Mengamati jalannya kegiatan sebagai acuan untuk

mengevaluasi
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama

berlangsungnya kegiatan

3. Metode dan Media

a. Metode

a) Dinamika kelompk

b) Mengatakan, mendengar, dan evaluasi

b. Media

4. Setting Tempat

L CL

K K

F
F
K K

K K

O
Keterangan

K : Klien

L : Leader

CL : Co. Leader

F : Fasilitator

O : Observer

G. Proses Pelaksanaan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi klien perubahan sesnsori persepsi ;

halusinasi

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Memberikan salam terapeutik salam terapis

b. Evaluasi/validasi : menyakan perasaan klien saat ini

c. Menjelaskan waktu (30 menit) dan topik pelaksanaan TAK

d. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkanalkan diri

3. Tahap Kerja

a. Jelaskan kegiatan yaitu bisikan berantai pada panca pendengaran klien

masing, lalu siapkan kata-kata yang akan di pesankan pada teman

sendiri, dan pada saat memberi pesan, klien wajib membisikan ke


kuping temannya sampai menyebutkan apa yang di perintahkan, saat di

akhir klien mengevaluasi apa yang sudah di bisikan atau dengarkan.

b. Ulangi sampai semua anggota TAK mendapat giliran

c. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapi memberikan

pujian

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

 Trapis menayakan perasaan setelah mengikuti kegiatan TAK

 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok

b. Rencana Tidak Lanjut

Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera

menghubung petugas

c. Kontrak yang akan datang

 Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu

belajar mengontrol halusinasi

 Terapis mebuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK

berikutnya

H. Evaluasi

1. Struktur

Meliputu rencana TAK, Proposal TAK, konsul proposal, izin kepada

kepala ruangan, mempersiapkan tempat dan fasilitasi yang dibutuhkan


2. Proses

a. Meliputi proses kegiatan dari awal sampai akhir

b. Kegiatan dilakukan tepat waktu

c. Seluruh anggota terapi kelompok mamppu berkenalan

d. Klien terlihat aktif, percaya diri

e. Proses terapi berjalan tertib dan aman

f. Seluruh anggota tim terapis dalam menjalankan fungsinya dengan baik,

mengarahkan dan aktif melakukan kegiatan TAK

3. Hasil

a. Diharapkan 85% klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

b. 85 % klien mampu memperkenalkan diri

c. 85 % klien mampu mengenal halusinasi

Anda mungkin juga menyukai