Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYALAHGUNAAN

NAPZA YANG MENGALAMI KOMPLIKASI PSIKIATRI


(DUAL DIAGNOSIS)
 NAPZA adalah suatu zat yang bekerja pada susunan syaraf pusat, sehingga efek yang
ditimbulkannya meliputi fisik, psikologik dan perilaku. Pada kondisi pemakaian jangka
panjang, efek tersebut bisa bersifat permanen. Akibat pemakaian jangka panjang itulah klien
akan mengalami ketergantungan zat dan gangguan lain, baik gangguan fisik, psikologik
maupun perilaku, yang disebut dengan Diagnosa ganda (Dual Diagnosis).
 Adanya masalah-masalah mental yang terjadi pada klien penyalahgunaan NAPZA,
memerlukan penatalaksanaan yang serius, baik dari perawatan medis maupun penatalaksanaan
keperawatan. Prevalensi terjadinya dual diagnosis sebesar 30-90% dan kemungkinan akan terus
meningkat. Bahkan, kurang lebih 50% klien penyalahguna zat juga mempunyai gangguan
psikiatri (Cullpit, Morgan & Chalkely; Bradley and Toohey,1999). Penyakit yang sering
menjadi diagnosis ganda pada penyalahguna zat adalah gangguan cemas, depresi, schizofrenia,
psikotik berupa halusinasi , waham dan gangguan perilaku. Masalah utama yang sering muncul
pada klien diagnosis ganda adalah masalah kesehatan secara umum yaitu masalah fisik, mental,
dan sosial, dimana kondisi ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi
penyulit dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan. Masalah keperawatan yang sering
muncul pada klien tersebut adalah resiko bunuh diri, perilaku kekerasan, isolasi sosial,
halusinasi, waham, kecemasan, defisit perawatan diri dan regiment terapeutik.
A. Pengertian Dual Diagnosis

 Dual Diagnosis adalah adanya kombinasi segala bentuk penyakit dan


ketidakmampuannya (termasuk ketidakmampuan sensoris, fisik dan intelektual),
gangguan mental dan penyalahgunaan zat. Sciacca (1999) memberikan pengertianyang
lebih spesifik dari dual diagnosis yaitu gangguan psikiatri yang bersifat menetap
(permanen) yang terjadi secara bersamaan dengan gangguan akibat penyalahgunaaan
zat.
Karakteristik dual diagnosis, menurut New York State Commision of Quality of Care for
the mentally disable (1986) adalah sebagai berikut :
1. ditemukan kriteria gangguan jiwa sesuai dengan diagnosis menurut Pedoman
Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa ke-III (PPDGJ-III)
2. Memerlukan kontrol pengobatan gangguan jiwa. Bila pengobatan dihentikan maka gejala
psikiatri akan muncul kembali atau semakin buruk.
3. Penyalahgunaan zat dapat membangkitkan gejala akut psikiatri, akan tetapi secara umum
gejalanya tetap ada selama kondisi putus zat
4. meskipun sufah dalam kondisi remisi, seringkali menunjukkan adanya gejala residual
gangguan psikiatri, misalnya : isolasi sosial, efek tumpul, tidak ada inisiatif dan motivasi.
Pada klien yang sedang dalam terapi pembebasan zat atau yang dikenal dengan istilah
abstinen, maka klien akan merasakan beberapa gangguan psikis dengan jangka waktu
tertentu, diantaranya adalah :
1. Gangguan depresi dan ansietas karena ketergantungan alkohol biasanya akan dialami
klien selama 4-6 minggu
2. Gangguan psikosis, acuh tak acuh, kehilanggan motivasi, paranoid, dan gangguan daya
ingat karena penggunaan Amfetamin dan Kanabis akan dialami selama 7-10 hari
3. Gangguan yang muncul lebih lama dari 6 minggu dapat disebut dengan Dual Diagnosis

Gangguan psikiatri dapat juga muncul pada kondisi klien yang mengalami penurunan
kesadaran dan pada klien dengan gangguan mental organik akibat proses infeksi,
seperti halusinasi , bicara kacau , gaduh gelisah dan amuk. Jika kondisi tersebut terjadi
maka klien tidak akan diatasai dengan intervensi psikiatri. Untuk membedakan dengan
dual diagnosis, ggejala gangguan mental organik dan penurunan kesadaran diikuti
dengan hasil pemeriksaan yang lain seperti:
1. adanya hasil laboratorium yang menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi.
2. Adanya hasil pemeriksaan penunjang lainnya seperti : Rountgen atau CT- Scan
3. Peningkatan suhu tubuh diatas normal
4. Adanya tanda-tanda penurunan kesadaran seperti pupil melebar atau pupil put poin
Oleh karena itu, istilah dual diagnosis digunakan pada :
1. Gangguan mental berat (mayor) dan gangguan akibat penyalahgunaan zat
2. Gangguan akibat penyalahgunaan zat dan Gangguan kepribadian
3. Gangguan penyalahgunaan zat, gangguan kepribadian dan gejala akut diinduksi
oleh zat yang membutuhkan perawatan psikiatri (seperti halusinasi, depresi, dan
gejala lain akibat penyalahgunaan zat atau putus zat)
4. Gangguan penyalahgunaan zat, gangguan mental dan sindrom organik dalam
berbagai kombinasi. Sindrom organik dapat merupakan akibat penyalahgunaan zat
atau tidak saling berhubungan sama sekali
B. Penyebab Dual Diagnosis

 Gangguan Dual Diagnosis dapat disebabkan karena


1. penyalahgunaan zat (dampak penyalahgunaan zat)
2. adanya gangguan psikiatri sebelum klien menyalahgunakan zat (kondisi
zat akan memperberat gangguan psikiatrinya)
3.gangguan psrikiatri dimana gangguan tersebut merupakan sebab akibat
gangguan penyalahgunaan zat sebgai contoh, ketika seseorang mengalami
gangguan anisetis dan gangguan afektif, maka klien biasanya mengobati
dirinya sendiri dengan dengan menggunakan alkohol,ganja dan obat tidur.
C. Tanda dan Gejala

Klien penyalahguna NAPZA yang mengalami gangguan Dual Diagnosis


menunjukkan tanda dan gejala :
1. Resiko bunuh diri ditandai dengan adanya:
a. Isyarat bunuh diri dengan mengatakan “ segala sesuatu akan baik tanpa saya”
b. Mengancam untuk bunuh diri dan mempunyai keinginan untuk mati
c. Mencoba untuk bunuh diri, misalnya dengan cara gantung diri ataupun minum
racun.
2. Isolasi diri/ menarik diri, ditandai dengan adanya :
a. Perasaan ditolak oleh orang lain
b. Perasaan tidak aman dengan orang lain
c. Tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
d. Merasa tidak berguna
e. Sring menyendiri
f. Tidak ada motivasi dan inisiatif
3. Perilaku kekerasan, ditandai dengan adanya :
a. Muka merah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. bicara keras
d. Jalan mondar mandir
e. Mengepalkan tangan
f. Suara tinggi
g. Mengancam secara verbal
h. Melempar atau memuku benda kepada orang lain

4. Halusinasi, ditandai dengan adanya :


a. Mendengar suara-suara yang mengajak bercakap
b. Mendengar suara menyuruh untuk melakukan yang berbahaya
c. Melihat bayangan, sinar, hantu atau monster
d. Mencium bau-bauan
e. Merasakan rasa
5. Waham, ditandai dengan adanya :
a. Meyakini bahwa ia memiliki kekuasaan khusus
b. Memiliki keyakinan terhadap agama secara berlebihan
c. Meyakini bahwa ada seseorang yang berusaha mencederainya
d. Meyakini bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit
e. Bicara kacau
6. Kecemasan, ditandai dengan adanya :
a. Cemas ringan
* Tidak dapat duduk dengan tenang
* Tremor halus pada tangan
* Gejala ringan pada lambung
* Sesekali napas oendek
* Nadi dan tekanan darah naik
b. Cemas sedang
* Tanda-tanda vital relative meningkat : napas cepat, nadi meningkat, dan tekanan darah naik
* Mulut kering
* Diare
* Gelisah dan bicara banyak tapi tidak fokus
* Sulit tidur
c. Cemas berat
* Tanda-tanda vital relative meningkat : napas cepat, nadi meningkat, dan tekanan darah naik
* Penglihatan kabur
* Wajah sangat tegang
* Tidak mampu menyelesaikan masalah
* Blocking
* Bicara sangat cepat
* Perasaan merasa terancam meningkat
d. Panik
* Tanda-tanda vital relative meningkat : napas cepat, nadi meningkat, dan tekanan darah naik
*Rasa tercekik
* Sakit dada
* Pucat
* Agitasi, mengamuk dan marah
* Ketakutan
* Hilang kendali/ kontrol diri
7. Tanda dan gejala kurang perawatan diri
a) Pakaian tidak rapi
b) Gigi kotor dan bau
c) Rambut acak-acakan
d) Kuku panjang dan kotor
e) Badan bau
D. PENGKAJIAN

Untuk pengkajian klien penyalahgunaan NAPZA yang disertai


gangguan psikiatri, perawat dapat mengobservasi perilaku
klien dan melakukan wawancara langsung dengan klien dan
keluarganya. Hal-hal yang harus dikaji meliputi data
demografi,data masuk, riwayat penyalahgunaan zat, riwayat
psikososial, faktor predisposisi, mekanisme koping,
pengetahuan klien tentang NAPZA dan status mental klien.
Data yang didapat sesuai dengan format pengkajian klien
penyalahgunaan zat dengan gangguan psikiatrik
Contoh format pengkajian klien dengan dual diagnosis
Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Jl. Lapangan Tembak No 75 Cibubur, jakarta Timur
Telp. (021) 87711968-69

DUAL DIAGNOSIS
Nama Klien : tanggal Pengkajian :
Umur : Yang mengkaji :

A. Status mental :
1. Tanda dan gejala risiko bunuh diri :
 Ungkapan rasa bersalah, yaitu….
 Merasa tidak berdaya
 Merasa putus asa
 Mengungkapkan ingin bunuh diri, yaitu….
Masalah keperawatan :
2. Tanda dan gejala isolasi sosial : menarik diri :
 Ungkapan merasa kesepian, yaitu…
 Ungkapan merasa tidak berguna, yaitu…
 Tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
 Ungkapan merasa tidak aman berada dengan orang lain
 Tidak ada kontak mata
 Sering menyendiri
Masalah keperawatan :
3. Tanda dan gejala perilaku kekerasan :
 muka merah dan tegang

 Pandangan tajam

 Mengatupkan rahang dengn kuat

 mengepalkan tangan

 jalan mondar-mandir

 bicara kasar

 Suara tinggi

 Melempar/memukul orang lain

Masalah keperawatan :
4. Tanda dan gejala halusinasi :
 bicara/tertawa sendiri

 Marah-marah tanpa sebab

 menunjuk-nunjuk ke arah tertentu

 Mengatakan melihat bayangan, yaitu….

 mengatakan mendengar suara-suara, yaitu….

Masalah keperawatan :
5. Tanda dan gejala waham :
 mengatakan kalau dirinya mempunyai kekuasaan dan diucapkan berulang kali

 mengatakan sesuatu tentang agama secara berlebihan

 mengatakan ada orang yang ingin mencelakainya

 menunjukkan sikap curiga

 mengatakan ia dapat membaca pikiran orang lain

 mengatakan merasa berada di luar tubuhnya

 merasa takut terhadap objek teretentu

Masalah keperawatan :
6. Tanda dan gejala Kecemasan :
 Klien mengatakan merasa cemas

 mengeluh jantung berdebar-debar

 ekspresi wajah tampak gelisah

 terlihat memainkan jari-jari tangan

Masalah keperawatan :
7. Tanda dan gejala kurang perawatan diri :
 rambut tidak rapih

 pakaian tidak rapih


 gigi kotor dan berbau
 kuku tampak panjang dan kotor
 BAK tidak di tempatnya
 BAB tidak di tempatnya

Masalah keperawatan :
8. Tanda dan gejala depresi :
 mudah tersinggung

 Tampak murung
 tidak bersemangat, terlihat lemas
 merasa putus asa, yaitu….

 kebersihan diri terabaiakan


 napsu makan menurun

 mengtakan ingin bunuh diri, yaitu….


 mengalami gangguan tidur

 hilang konsentrasi

Masalah keperawatan :
B. Daftar Diagnosa Keperawatan
1.
2.

Yang mengkaji,
( )
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan data yang ditemukan pada saat pengkajian maka diagnosa


keperawatan yang sering muncul pada klien penyalahgunaan zat dengan
gangguan psikiatrik adalah :
1. resiko bunuh diri
2. isolasi diri/ menarik diri
3. perilaku kekerasan
4. halusinasi
5. waham
6. kecemasan
7. kurang perawatan diri
F. INTERVENSI / TINDAKAN KEPERAWATAN

Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah klien penyalahgunaan


NAPZA dengan gangguan psikiatrik adalah menetapkan beberapa tindakan
keperawatan sesuai masalah yang ada ( CMHN, 200% ).
1. tindakan keperawatan untuk klien yang beresiko bunuh diri
a. Tujuan
* klien mendapat perlindungan diri lingkungannya
* klien dapat mengungkapakan perasaannya
* klien dapat meningkatkan harga dirinya
* klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
b. tindakan keperawatan
* diskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga/ teman.
* meningkatkan harga diri klien dengan cara :
 Memberi kesempatan mengungkapkan perasaannya

 Berikan pujian bila klien dapat mengatakan perasaan positif

 Meyakinkan klien bahwa dirinya penting

 Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh klien

 Merencanakan aktifitas yang dapat klien lakukan


 
Tabel : Contoh Catatan Aktifitas Klien

waktu Kegiatan pasien


Jam 5 pagi Bangunan pagi, membereskan tempat tidur, sholat
subuh bareng
Jam 6 pagi Menyapu , mengepel
Jam 7 pagi Menyiapkan makanan pagi, makan pagi, minum obat,
mencuci piring
Jam 8 pagi Olahraga bareng
Jam 10 pagi TAK bareng
Jam 12 siang Menyiapkan makan siang, makan siang,minum obat,
mencuci piring
Jam 1 siang Sholat Zuhur, tidur
Jam 4 sore Bangun , mandi, sholat ashar, nonton TV

Jam 5 sore Menyiapkan makan sore, makan sore, minum obat,


mencuci piring
Jam 6 sore Sholat magrib, mengaji
Jam 7 malam Sholat isya, menonton TV atau ngobrol
Jam 9 malam Tidur
c. meningkatkan kemampuan klien menyelesaikan masalah misalnya dengan
cara:
 Mendiskusikan dengan klien cara menyelesaikan masalahnya
 Mendiskusikan dengan klien efektifitas masing-masing cara
menyelesaikan masalah
 Mendiskusikan dengan klien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik
Latihan 1 :
Berikut ini percakapan untuk melindungi klien resiko bunuh diri

 
 
 
Orientasi :
Assalamu’alaikum A! Bagaimana perasaannya hari ini ? O.... jadi A merasa tidak
perlu lagi hidup did dunia ini ? Apakah A ada perasaan ingin bunuh diri ?
Baiklah, kalau begitu, hari ini kita akan membahas bagaiaman cara mengatasi
keinginan bunuh diri, cara meningkatkan harga diri dan kemampuan diri. Mau
berapa lama ? Dimana ?
Kerja :
Apa yang A lakukan, jika keinginan bunuh diri muncul ?
“ Kalau keinginan itu muncul, untuk mengatasinya A harus langsung minta
bantuan kepada perawat atau teman-teman” jadi A jangan sendirian dikamar,
ya”
“ Keluarga masih membutuhkan A, coba A ceritakan hal yang A rasakan, baik
maupun tidak baikdalam kehidupan ini”
“Keadaan yang bagaimana yang membuat A merasa puas ? Bagus
“ Ternyata kehidupan A masih ada yang baik yang patut A syukuri, coba A
sebutkan kegiatan apa yang masih dapat A lakukan?”
“ Selain bunuh diri, apakah A memiliki cara lain untuk mengatasi masalah ?”
“Oh.. jadi, sebenarnya ada beberapa cara lain untuk mengatasi masalah. Nah
cobakita diskusikan keuntungan dan kerugian masing-masing cara tersebut”
“ Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut A
cara yang mana ? ya,... saya setuj, A bisa coba !
Terminasi :
Bagaimana perasaan A setelah kita bercakap-cakap ?
Bisa A sebutkan kembali apa yang telah kita bicarakan tadi ?
Kalau ada perasaan ingin bunuh diri apa yang harus A lakukan ?
Coba sebutkan kembali apa saja yang patut A syukuri dalam hidup A ?
Cara apa yang akan A gunakan untuk mengatasi masalah A! ? Bagus !
Baiklah seperti biasa, dua hari yang akan datang kita akan bertemu lagi
untuk membahas tentang cara mengatasi masalah koping individunyang
tidak efektif Tempatnya dimana ? Baiklah selamat siang/ sore
2. Tindakan Keperawatan Pada Klien Isolasi Sosial

a. Tujuan :
• Klien mampu membina hubungan saling percaya

• Klien mampu menyadari penyebab isolasi sosial

• Klien mampu berinteraksi dengan orang lain

b. Tindakan Keperawatan :
• Membina hubungan setiap berinteraksi dengan klien :

 Ucapkan salam setiap berinteraksi dengan klien

 Berkenalan dengan klien

 Tanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini

 Buat konyak asuhan dan tujuannya

 Tunjukan sikap empati

 Penuhi kebutuhan dasar klien ( bila memungkinkan)


 Membantu klien menyadari penyebab isolasi sosial dengan cara :
 Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
 Tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi dengan
orang lain
 Diskusikan keuntungan bila klien memiliki banyak teman dan bergaul
akrab dengan mereka
 Diskusikan kerugian bila klien memiliki banyak teman dan bergaul akrab
dengan mereka
 Diskusikan kerugian bila klien hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain
 Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien
 Melatih klien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap dengan cara:
 Jelaskan pada klien tentang cara berinteraksi dengan orang lain
 Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain
 Berikan kesempatan klien untuk mempraktekkan cara berinteraksi dengan
orang lain
 Mulailah bantu klien berinteraksi dengan satu orang teman atau anggota
keluarga
 Bila klien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi
dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya
 Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh
klien
 Siap mendengarkan ekspresiperasaan klien setelah berinteraksi dengan
orang lain. Mungkin klien akan mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalannya. Beri dorongan terus-menerus agar klien tetap semangat
meningkatkan interaksinya.
3. Tindakan Keperawatan Pada Klien dengan perilaku kekerasan

Latihan 2 :
Coba saudara buat contoh percakapan untuk meningkatkan klien mengatasi
masalah isolasi sosial

a. Tujuan :
•Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
•Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
•Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
•Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
•Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
•Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial dan terapi psikofarmaka
b. Tindakan Keperawatan :
 Bina hubungan saling percaya

 Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan lalu

 Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan , dengan cara :

- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekeraasan secara fisik


- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekeraasan secara psikologik
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekeraasan secara sosial
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekeraasan secara spiritual
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekeraasan secara intelektual
 Diskusikan bersama klien perilaku yang bisa dilakukan pada saat merah secara verbal, baik

terhadap orang lain, terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan


 Diskusikan bersama klien akibat perilakunya

 Diskusikan bersama klien cara mengontrolperilaku kekerasan secara :

- Fisik
- Obat
- Sosial atau verbal dengan cara menyatakan secara asertif rasa marahnya
- Spiritual misalnya dengan cara sholat atau berdoa sesuai dengan keyakinan klien
4.Tindakan Keperawatan Pada Klien Dengan Halusinasi

Latihan 3 :
Lakukan latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, sosial/ verbal,
spiritual dan obat

a.Tujuan:
•Klien dapat membina hubungan saling percaya
•Klien dapat mengenali halusinasi yang dialaminya
•Klien dapat mengontrol halusinasinya
•Klien dapat mengikuti program pengobatan secara optimal
b.Tindakan Keperawatan:
Membina hubungan saling percaya dengan cara:
- Mengucapkan salam
- Berkenalan dengan klien
- Buat kontrak asuhan,tujuan,aktifitas yang akan
dilaksanakan,waktu pelaksanaan,berapa lama dan
tempat pelaksanaan
- Bersikap empati dengan cara:
 Mendengar keluhan klien dengan penuh perhatian

 Tidak membantah dan tidak menyokong halusinasi klien

 Segara menolong klien jika klien membutuhkan perawat

 Membantu klien menggali halusinasi

- Diskusikan dengan klien tenteng isi halusinasi (apa yang didengar / dilihat)
- Diskusikan dengan klien tenteng waktu terjadi halusinasi
- Diskusikan dengan klien tenteng frekuensi terjadi halusinasi
- Diskusikan dengan klien tenteng situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
 Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara:

- Menghardik halusinasi dengan cara:


* Klien dilatih untuk menyatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul
* Klien dilatih untuk tidak memperdulikan halusinasi
- Bercakap – cakap dengan orang lain
- Beraktifitas secara terjadual
- Menggunakan obat secara teratur
 
5. Tindakan keperawatan pada klien dengan waham

Latihan 4:
Coba saudara buat dialog untuk:
- Latihan menghardik halusinasi
- Latihan bercakap – cakap dengan orang lain
- Latihan beraktifitas secara terjadwal
- Latihan penggunaan obat

a. Tujuan:
•Klien dapat beorientasi kepada realitas secara bertahap
•Klien dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya
•Klien menggunakan obat dengan prinsip 6 Benar
b. Tindakan Keperawatan:
•Bina hubungan saling percaya dengan cara:
•Tidak mendukung atau membantah waham klien
•Yakinkan klien barada dalam keadaan aman
•Observasi pengaruh waham terhadap aktifitas sehari – hari
•Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan
kecemasan, rasa takut dan marah
 Jika klien terus menerus membicarakan wahamnya makanya dengarkan
tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti
membicarakannya
 Berikan pujian jika penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas
 Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimilikinya pada saat
yang lalu dan saat ini
 Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya
 Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
klien
 Berbicara dalam konteks realitas
 Bila klien mampu memperlihatkan kemempuan positifnya berikan pujian
yang sesuai
6. Tindakan Keperawatan Pada Klien dengan Kecemasan

Latihan 5 :
Coba saudara buat scenario mengajarkan dan melatih cara minum obat yang
baik
a. Tujuan :
•Klien mampu membina hubungan saling percaya
•Klien mampu melakukan aktifitas sehari-hari
•Klien mampu mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaannya
•Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menyebabkan kecemasan
•Klien dapat mengikuti program pengobatan
b. Tindakan Keperawatan :
•Membina hubungan saling percaya :
- Mendengarkan klien
- Mendukung klien mengekspresikan perasaannya
- Menjawab pertanyaan klien secara langsung
- Tunjukan sikap menerima klien tanpa pamrih
- Menghargai pribadi klien
 Membantu klien melakukan aktifitas sehari-hari :
- Bersikap terbuka sesuai dengan program
- Menerima perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan
kecemasannya
- Memahami perasaan klien dengan cara yang terapeutik
 Membantu klien mengidentifikasi dan mengekspresikan tentang kecemasannya
:
- Mengawali dengan menerima dan memberikan dukungan dari pada
menentang keyakinan klien
- Memberi ide-ide tentang kesehatan fisik yang berkaitan dengan kesehatan
emosionalnya
- Menjawab pertanyaan klien secara langsung
 Membantu klien mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan kecemasan :
- Menunjukkan sikap yang tenang
- Menciptakan situasi dan lingkuangan yang tenang
- Membatasi interaksi klien lain untuk mengurangi rangsangan-rangsangan
yang dapat menimbulkan kecemasan
- Mengidentifikasi dan modifikasi situasi yang menyebabkan kecemasan klien
-Berikan bantuan terapi fisik seperti mandi hangat atau massage
-Menggunakan obat secara teratur
-Mengamati efek samping obat dan berinisiatif melakukan pendidikan
kesehatan
7. Tindakan Keperawatan Pada Klien Kurang Perawatan Diri

Latihan 6 :
Coba saudara latih klien saudara untuk mengungkapkan perasaan dan
menghadapi stressor

a. Tujuan :
•Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
•Klien mampua melakukan berhias/ berdandan secara baik
•Klien mampu melakukan makan dengan baik
•Klien mampu melakukan BAB / BAK dengan baik
b. Tindakan Keperawatan
•Melatih klien cara-cara perawatan kebersihan diri
- Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
-Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
- Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
- Melatih klien mempratekkan car menjaga kebersihan diri
 Melatih klien berdandan / berhias
- Untuk klien laki-laki : berpakaian, menyisir rambut, dan bercukur
- Untuk klien wanita : berpakaian, berhias dan menyisir rambut
 Melatih klien makan secara mandiri
- Menjelaskan cara mempersiapkan makan
- Menjelaskan cara makan yang tertib
- Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
- Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
 Mengajarkan klien melakukan BAB / BAK secara mandiri
- Menjelaskan tempat BAB / BAK yang sesuai
- Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB / BAK
- Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB / BAK
G. EVALUASI

Dibawah ini tanda keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan berikan kepada
klien penyalahgunaan NAPZA dengan gangguan psikiatri berdasarkan perilaku
yang ditampilkan :
1. Untuk klien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri,
keberhasilan asuhan keperawatannya ditandai dengan :
 Klien mampu mengungkapkan perasaannya

 Klien mampu meningkatkan harga dirinya

 Klien mampu menggunakan cara penyelesaian masalah dengan baik

2. Untuk klien yang memperlihatkan isolasi sosial, keberhasilan asuhan keperawatan


ditandai dengan :
 Klien mampu mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan tidak mau bergaul

dengan orang lain


 Klien mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak mau bergaul dengan

orang lain
 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
3. Untuk klien yang memperlihatkan perilaku kekerasan, keberhasilan asuhan
keperawatan ditandai dengan :
 Klien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku , kekerasanyang biasa

dilakukan serta akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan


 Klien mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan secara :

- Fisik
- Sosial / verbal
- Spiritual
- Dengan terapi psiko farmaka
4. Untuk klien yang mengalami Halusinasi, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai
dengan :
a. Klien mampu mengungkapkan karakteristik halusinasinya yang mencakup :
 Isi, waktu dan frekueensi halusinasinya
 Situasi yanng menimbulkan halusinasi
 Perasaannya ketika mengalami halusinasi
b. Klien mampu melakukan 4 cara mengontrol halusinasinya, yaitu dengan cara :
 Menghardik halusinasi
 Bercakap-cakap dengan orang lain disekitarnya bila timbul halusinasi
 Melakukan aktifitas secara tejadwal
 Mematuhi program pengobatan

5. Untuk klien yang memperlihatkan waham, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai


dengan :
- Klien mampu mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan
- Klien mampu berkomunikasi sesuai dengan kenyataan
- Klien mampu menggunakan obat dengan benar dan patuh
6. Untuk kllien yang memperlihatkan kecemasan, keberhasilan asuhan keperawatannya
ditandai dengan :
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Klien mampu melakukan aktifitas sehari-hari
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaannya
- Klien mampu mengidentifikasi situasi yang menyebabkan kecemasannya
7. Untuk kllien yang mengalami kurang perawatan diri, keberhasilan asuhhan keperawatannya ditandai
dengan :
- Klien dapat menyebutkan penyebab tidak merawat diri, manfaat menjaga diri, tanda-tanda bersih dan
rapih, gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan
- Klien dapat melaksanakan perawatan diri sendiri dalam hal :
* Kebersihan diri
* Berdandan / berhias
* Makan
* BAB / BAK
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai