Anda di halaman 1dari 14

SUSUNAN PEMAIN DALAM ROL PALAY INI

1. Lintang Puspita Prabarini : Narator

2. Puguh Raharjo : Mbah Puguh (pasien Lansia)

3. Ahyar Rosidi : Pak Ahyar (Anak Mbah Puguh)

4. Yustina Emi Setyobudi : Bu Yus ( Istri Pak Ahyar )

5. Whaisna Switaningtyas : Anak (Anak pak Ahyar dan Bu Yus)

6. Yanli Everson Tuwohingide : Pak RT (Tetangga Pak Ahyar)

7. Nurul Aisyiyah Puspitarini : Perawat Nu (Perawat 1)

8. Dinar Yuni Awalia : Perawat Din (Perawat 2)


Kasus Keperawatan
Tn. W Usia 65 tahun, pendidikan terakhir tamat SD dan dulunya bekerja
sebagai tukang kebun di sekolah, alamat Dieng RT 01/ RW 04. Tinggal
bersama anak (Tn. Y) dan menantunya (Ny. S), pendidikan terakhir SMA. Tn
Y (40 tahun) bekerja sebagai buruh pabrik dan istrinya Ny. S (39 tahun) sebagai
ibu rumah tangga. Selain itu juga ada cucu Tn. W berusia 15 tahun (An. K)
tahun sedang bersekolah SMA. Tipe keluarga Tn. Y adalah keluarga dengan
lanjut usia karena dalam satu rumah ada kakek, suami, istri dan anak.
Tn. W pernah jatuh 3 tahun yang lalu dan saat itu keluarga membawa Tn.
W ke Klinik Melati. Oleh dokter Tn. W dinyatakan mengalami stroke dan harus
dirawat selama 5 hari. Saat sembuh Tn. W mengalami gangguan gaya berjalan
dan dianjurkan untuk memakai alat bantu jalan oleh tenaga kesehatan. Ketika
dilakukan pengkajian Tn. W terlihat tidak seimbang saat berjalan. Namun Tn.
W tidak mau menggunakan alat bantu karena merasa tidak nyaman. Saat ini
Tn. W sudah pulih namun tidak mau beraktivitas kembali seperti normal karena
takut jatuh kembali. Tn. W mengatakan pandangan menurun, sering
merasakan pusing, dan keluarga sering mengatakan lebih baik beristirahat dan
tidak perlu banyak beraktivitas sehingga Tn. W jarang mengikuti kegiatan
ibadah (tahlil) dan kegiatan warga yang lainnya. Tn W sempat jatuh kembali 3
bulan yang lalu tetapi tidak sampai mengalami cidera, sehingga tidak dibawa
ke klinik kesehatan untuk melakukan pemeriksaan. Karena dalam pandangan
keluarga Tn. W yang sudah berusia lanjut perlu banyak istirahat dirumah dan
keluarga juga mengatakan pasien mengalami jatuh merupakan hal yang biasa
karena faktor usia. Pada saat pemeriksaan TTV, TD: 140/90 mmHg, N : 78
x/mnt, RR : 20 x/mnt, S : 37.0°C. Skor Berg Balance Scale : 21 (Resiko jatuh
sedang), Range Of Motion Pasif : 3 (Kurang), TUG : 15 detik (nilai normal 12
detik), Morse Fall Scale : 30. Saat melihat kondisi rumah kurang pencahayaan,
lantai kamar mandi licin, penataan perabot rumah tangga yang berantakan
sehingga dapat menyebabkan jatuh.
Skenario
Implikasi Teori Keperawatan pada Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Lansia
Resiko Jatuh
Latar 1 (Tiga Bulan Sebelumnya)
Tn Puguh : (Berjalan, pelan-pelan di teras kemudian tiba-tiba terjatuh) ”Aduuuh,
Yuus tolong yuus, yuuus”
Tn Angli : (berjalan dari arah barat) ”Loh, looh pak kenapa ini pak puguh” (sambil
berlari membantu Tn Puguh berdiri, kemudian memanggil) Bu yuus
buu ini bapaknya jatuh”
Bu Yus : ”Loh pak pak, kenapa, duh Pak RT ini tolong bantu didudukkan di kursi,
suami saya ndak ada”
”Narator Menjelaskan Kembali Kejadian 3 Bulan yang Lalu”
Narator : Konseptual model yang dikemukakan Neuman adalah konsep “Health
care system” yang merupakan proses keperawatan dalam upaya
menurunkan stress dengan cara meningkatkan garis pertahanan yang
dimiliki oleh klien. Dalam konsepnya Neuman juga memandang klien
merupakan manusia yang bersifat holistic dengan pendekatan system
yang terbuka. Inti dari system client yang dikemukakan neuman adalah
untuk mencegah stressor masuk yang dapat mengganggu stabilitas
kesehatan dan kesejahteraan atau mengembalikan kembali kondisi klien
setelah mengalami permasalahan kesehatan (rehabilitative) pada kasus
ini akan dilakukan pengkajian dan asuhan keperawatan dengan aplikasi
pengkajian Neuman

Latar 2 (3 bulan Kemudian)


Suatu pagi yang sangat cerah dua orang perawat puskesmas berjalan-jalan di Dusun
Dieng RT 01/ RW 04, untuk mengunjungi salah satu rumah warga yang memeiliki
anggota keluarga lansia dengan riwayat penyakit stroke dan keterbatasan gerak.
Perawat jalan memasuki gang perumahan
Perawat Nu : Selamat pagi pak,, Permisi pak
Pak Angli : Selamat pagi mbak, Gimana mbak, apa yang bisa dibantu?
Perawat Din : Punten mau tanya Pak, Rumahnya Pak Ahyar yang mana yaa,,?
Pak Angli : Ooooo Rumahnya pak ahyar too,, itu lo mbak rumahnya yang cat
warna hijau, kira-kira ada perlu apa yaa,,?
Perawat Nu : ini kami dari perawat puskesmas mau melakukan pendataan
kesehatan pada lansia. Mari pak kalo gitu, Terimakasih banyak pak
Pak Angli : Ohhh Ngihh mbak sama-sama

Perawat Nu dan Perawat Din berjalan menuju rumah pak ahyar..........


Dua orang perempuan nampak memasuki halaman rumah sambil melihat
lingkungan sekitar. Tampak pak RT sedang duduk-duduk didepan rumah
Perawat Nurul : (mengetuk pintu) “Selamat pagi, permisi”
Tidak berapa lama dari arah dalam rumah terdengar langkah orang berjalan sambil
menjawab salam.

Nana : “Selamat pagi, ” (sambil membuka pintu)


“Cari sinten nggih bu?”
Perawat Dinar : “Selamat pagi dek, ini benar rumah pak Ahyar ? kami perawat dari
puskesmas”
Nana : ”Ohiya bener Buu, monggo Bu masuk dulu”
”Buuu..Buuuuu..Buuuuu.ada tamu”
Ny Yustina : ”Siapa?” (keluar seorang ibu-ibu dari arah belakang rumah)
Perawat Nurul : ” Selamat pagi bu, permisi ini benar rumahnya pak Ahyar?”
Ny Yustina : “ Oh nggih leres, monggo-monggo mbak masuk dulu” (berjalan
masuk sambil mempersilahkan tamunya duduk, sambil (sesekali
membereskan kursi-kursi yang tidak tertata rapi dan beberapa
benda yang diletakkan di lantai berserakan)
Narator : Menurut teori Neuman lingkungan memiliki pengaruh terhadap resiko
jatuh. Penelitian menunjukkan jatuh pada pasien lansia sebagian besar
disebabkan oleh factor lingkungan, seperti tersandung, kehilangan
keseimbangan, lantai yang basah dan menyebabkan licin, dan
pencahayaan yang tidak memadai.
Ny. Yustina : “Maaf loh mbak, ini rumahnya berantakan, Nduk bikinin minum
dulu sana”
Nana : ”Nggih Bu”
Perawat Dinar : ”Ndak usah repot-repot bu
Nana : (keluar sambil membawa teh dan makanan ringan)
Perawat Nurul : “ Permisi nggih bu, maaf mengganggu waktunya” (masuk bersama
rekannya kemudian duduk setelah di persilahkan).
Ny. Yustina ikut duduk di ruang tamu sambil menanyakan tujuan kedatangan dua
perawat tersebut.
Ny. Yustina : “maaf ini mbak-mbak perawat, ada perlu apa ya kesini? Mencari
suami saya? Ini kebetulan suami saya sedang keluar mbak”
Perawat Dinar : “maaf sebelumnya mengganggu waktunya ya bu, kami dari perawat
puskesmas mau melakukan pendataan program Lansia sehat di area
kecamatan Kalisongo ini. Dari data yang kami ketahui kalau di
keluarga bapak Ahyar ada si mbah yang tinggal disini dan 3 tahun
yang lalu sempat sakit stroke nggih bu?”
Ny. Yustina : “Oalah iya benar mbak, ini bapak mertua saya dan memang benar 3
tahun lalu sakit stroke, tapi sekarang sampun sehat, sampun bisa
jalan, ya pelan-pelan kalau jalan, namanya orang tua ya mbak”
Perawat Dinar : “Iya bu, ini kebetulan kan di desa ini sudah ada kegiatan posyandu
Lansia dan setiap 1 bulan sekali ada pemeriksaan kesehatan. Dari
data itu kami lihat kalo mbah Puguh mboten pernah datang”
Perawat Nurul : “Iya bu, ini kami disini selain mau melakukan pendataan program
lansia sehat, juga mau bertanya apakah simbah masih sakit atau
bagaimana, kok mboten pernah ikut kegiatan posyandu lansia ini”
Dari arah dalam kamar terdengar langkah kaki yang diseret dan suara
Tn. Puguh : “Sopo Yus? Ada tamu toh?”
Dari arah kamar Tn Puguh berjalan kearah ruang tamu dengan langkah yang pelan-
pelan, dan berpegangan pada dinding
Perawat Dinar & Nurul : “Selamat pagi mbah”
Ny Yustina : “ Loh bapak, mriki pak duduk dulu, pelan-pelan jalannya”
(Ny. Yustina membantu Tn Puguh duduk)
“Ini loh pak ada tamu, perawat dari puskesmas katanya ada
program Lansia dan mau tanya soal bapak”
Perawat Nurul : “Iya mbah, ini kamu mau melakukan pemeriksaan sama mbah,
sekalian Tanya-tanya sama bu yus dan pak ahyar sebagai keluarga
mbah”
Perawat Dinar : “Nggih mbah, apa mbah dan keluarga bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan?”
Tn Puguh : “Iya mbak monggo, ndak papa”
(Saat duduk di kursi, Tn. W tidak mampu duduk tegak, tampak mlorot,
dan cenderung tidak mampu menopang berat tubuhnya)
Ny Yustina : “Sebentar ya mbak, saya telpon suami saya dulu minta dia pulang”
Tidak berapa lama kemudian dari arah luar terdengar suara salam
Tn Ahyar : “Assalamualaikum”
(Semua yang berada dalam ruangan menjawab)
Tn Ahyar : “Loh ada tamu ya, maaf tadi ada kegiatan di luar”
”mbak-mbak nya sudah lama kah ?”
(Tn. Ahyar duduk menemani para perawat dan ayahnya, Ny. Yustina menyiapkan
makanan ringan dan minuman untuk para tamu)
Perawat Nurul : “Iya pak ndak papa, dak juga pak baru beberapa menit yang lalu,
ini kami perawat dari puskesmas mau menanyakan beberapa hal sama
keluarga bapak soal kesehatan Mbah Puguh”
Tn Ahyar : “Oh iya silahkan, silahkan, memang kebetulan bapak saya ini sempat
sakit stroke 3 tahun yang lalu dan sempat mengalami jatuh juga. Kami
bawa ke klinik dan sempat dirawat juga disana, tapi sekarang sudah
sehat”
(Dari arah dapur, terdengar Ny. Yustina menjelaskan perihal pengobatan yang
pernah dijalani Tn. Puguh sambil berjalan ke ruang tamu dan menyajikan minuman
serta makanan ringan)
Ny Yus : “Iya mbak waktu itu juga disuruh terapi-terapi apa gitu buat bisa
jalan lagi, tapi pas bapak sudah merasa enakan, ndak datang lagi.
Capek katanya bapak dan ndak ada yang ngantar”
Perawat Dinar : “Setelah sakit dulu itu apa ada keluhan lagi mboten mbah?”
Tn Puguh : “Ya paling pusing, pandangan juga berkurang namanya sudah tua
ya mbak, jadi kalau jalan pelan-pelan”
Tn Ahyar : “Iya mbak, ini dulu kan bapak disuruh pakai alat bantu jalan,
cuma ndak mau ndak enak katanya. Malah susah kalau jalan”
Perawat Nurul : “Kalau jalan sendiri apa malah ndak susah mbah? Harus pegangan
gitu? Pernah jatuh lagi mboten?”
Tn Puguh : “Ya, pelan-pelan mbak kalau jalan.
(Kemudian ketiga anggota keluarga itu saling memandang)
Narator :
Tn Ahyar : “Ia Mbak Sebenarnya 3 bulan yang lalu bapak sempat jatuh mbak,
di teras depan itu pas mau keluar. Cuma ndak apa-apa hanya jatuh aja,
lha wong ngga ada luka-lukanya sama sekali. Pas dipijat ya sudah bisa
jalan lagi. Tetangga yang nemuin. Soalnya saya juga kerja, istri
didapur masak. Anak juga sekolah”
Perawat Dinar : “loh mbah jatuh lagi ndak dibawa ke puskesmas? Di priksa?”
Tn Puguh : “Lah jatuh biasa aja mbak, namanya juga orang tua itu biasa kalau
jatuh”
Ny Yustina : “Iya mbak, bapak itu biasanya memang kami larang buat keluar-
keluar rumah, sudah sepuh seharusnya banyak istirahat, ndak
perlu keluar-keluar. Kalau butuh apa-apa ya biar kami yang
ambilkan. Elah kok waktu itu keluar sendiri ke teras.”
Perawat Nurul : “Di kelurahan dekat sini juga kan ada posyandu lansia setiap
bulannya ndak pernah ikut ya pak?”
Tn Ahyar : “Iya mbak memang ndak pernah ikut, kami juga larang banyak
aktivitas bapak itu, biar ndak capek atau jatuh lagi”
Perawat Dinar : “Nggih sampun kalau begitu, ini kan kami mau melakukan
pemeriksaan sama mbahnya ya. Boleh ndak kalau misal mbahnya
kami minta buat nanti duduk terus jalan begitu?”
Perawat Nurul : “iya nanti sebisanya mbahnya saja, bapak sama ibu juga nemani
ya, gimana?”
Ny Yustina : “Ndak bahaya kan mbak buat bapak?”
Perawat Nurul : “ tidak bu, nanti kalau mbahnya bisa ya dilakukan, kalau ndak bisa
ya ndak usah, makanya bapak dan ibu juga harus mendampingi”
Tn Puguh : “Iya sudah ndak papa mbak, wong ya sama perawat dari puskesmas
juga”
Perawat Dinar : “ kalo begitu ayok mbah kita lakukan pemeriksaannya”
Sebelum melakukan pemeriksaan perawat Nu mohon izin ke pemilik rumah untuk
izin ke kamar mandi,,
Perawat Nu : maaf pak sebelum pemeriksaan boleh saya numpang ke kamar
mandinya sebentar.
Pak Ahyar : Oohhh Silahkan mbak, kamar mandinya di belakang sini, monggo
Disaat inilah perawat Nu melihat-lihat keadaan rumah dan keadaan kamar mandi.
Perawat dari puskesmas melakukan pemeriksaan Range of Motion atau latihan
rentang gerak pasif pada Tn. W dengan bantuan keluarga. Setelah itu perawat
melakukan pemeriksaan time up and go yaitu untuk menilai gaya berjalan lansia,
dan melakukan penilaian berg balance scale untuk melakukan pemeriksaan
keseimbangan lansia.
Narator :. Dalam teori health care system Neuman menjabarkan terdapat system
client, stressor, garis pertahanan dan tingkat pencegahan. Di dalam system
clien sendiri terdapat subsistem yaitu fisiologi, psikologi, developmental
dan spiritual. Dari scene diatas hal yang paling menonjol adalah pada
faktor fisiologi dimana usia pasien sudah diatas 65 tahun, dengan
pandangan yang menurun, sering pusing dan kelemahan pada fungsi
musculoskeletal. Selain itu riwayat penyakit dan riwayat jatuh terdahulu
juga meningkatkan resiko jatuh lansia. Dari kasus diatas diketahui juga
pandangan dan sikap lansia yang kurang mendukung pencegahan resiko
jatuh pasien. Tidak menggunakan tongkat atau alat bantu jalan saat
dibutuhkan, menganggap jatuh merupakan hal yang biasa terjadi pada
lansia, serta mengurangi aktivitas pada lansia justru meningkatkan resiko
jatuh itu sendiri

Range Of Motion Pasif


Dilakukan hanya pada ekstrimitas atas dan bawah
1.) Bahu tangan kanan da kiri
Fleksi / Ekstensi
Abduksi/Adduksi
Rotasi bahu
2.) Siku tangan
Fleksi / Ekstensi
Pronasi / supinasi
3.) Pergelangan tangan
Fleksi / Ekstensi
Abduksi/Adduksi
4.) Jari-jari tangan
Fleksi / Ekstensi
Abduksi/Adduksi
5.) Pinggul dan lutut
Fleksi / Ekstensi
Abduksi/Adduksi
Rotasi internal / eksternal
6.) Pergelangan kaki
Fleksi / Ekstensi
7.) Jari kaki
Fleksi / Ekstensi
Berg Balance Scales
1.) Berdiri dari posisi duduk
Instruksi : tolong berdiri. Tanpa menggunakan tangan untuk dukungan
( ) 4 mampu berdiri tanpa bantuan tangan dan stabil
( ) 3 mampu berdiri secara mandiri dengan bantuan tangan
( ) 2 mampu berdiri menggunakan bantuan tangan setelah mencoba
beberapa kali
( ) 1 membutuhkan bantuan minimal untuk berdiri atau menstabilkan
( ) 0 membutuhkan bantuan sedang atau maksimal untuk berdiri
2.) Berdiri tanpa bantuan
Silakan berdiri selama dua menit tanpa berpegangan.
( ) 4 mampu berdiri dengan aman 2 menit
( ) 3 mampu berdiri 2 menit dengan pengawasan
( ) 2 mampu berdiri 30 detik tidak berpegangan
( ) 1 perlu beberapa kali mencoba untuk berdiri 30 detik tanpa
berpegangan
( ) 0 tidak dapat bertahan 30 detik tanpa bantuan
3.) Duduk tanpa bersandar dengan kaki bertumpu kelantai
Silakan duduk dengan tangan dilipat selama 2 menit.
( ) 4 mampu duduk dengan aman 2 menit
( ) 3 bisa duduk 2 menit di bawah pengawasan
( ) 2 bisa duduk 30 detik
( ) 1 bisa duduk 10 detik
( ) 0 tidak dapat duduk tanpa dukungan 10 detik
4.) Berdiri ke duduk
Instruksi: silahkan duduk
( ) 4 duduk dengan aman dengan pengguanaan minimal tangan
( ) 3 duduk menggunakan bantuan tangan
( ) 2 menggunakan bantuan bagian belakan kaki untuk turun
( ) 1 duduk mandiri tapi tidak mampu mengontrol pada saat dari berdiri
ke duduk
( ) 0 :membutuhkan bantuan untuk duduk
5.) Berpindah
Instruksi: buatlah kursi bersebelahan. Minta klien untuk berpindah ke
kursi yang memiliki penyangga tangan kemudian ke arah kursi yang tidak
memiliki penyangga tangan
( ) 4 mampu berpindah dengan sedikit penggunaan tangan
( ) 3 mampu berpindah dengan bantuan tangan
( ) 2 mampu berpindah dengan isyarat verbal atau pengawasan
( ) 1 membutuhkan seseorang untuk membantu
( ) 0 membutuhkan dua orang untuk membantu atau mengawasi
Berg Balance Scales
6.) Berdiri tanpa bantuan dengan mata tertutup
Instruksi: tutup mata Anda dan berdiri selama 10 detik
( ) 4 mampu berdiri selama 10 detik dengan aman
( ) 3 mampu berdiri selama 10 detik dengan pengawasan
( ) 2 mampu berdiri selama 3 detik
( ) 1 tidak mampu menahan mata agar tetap tertutup tetapi tetap berdiri
dengan aman
( ) 0 membutuhkan bantuan agar tidak jatuh
7.) Berdiri tanpa bantuan dengan dua kaki rapat
Instruksi: rapatkan kaki Anda dan berdirilah tanpa berpegangan
( ) 4 mampu merapatkan kaki dan berdiri satu menit
( ) 3 mampu merapatkan kaki dan berdiri satu menit dengan pengawasan
( ) 2 mampu merapatkan kaki tetapi tidak dapat bertahan selama 30 detik
( ) 1 membutuhkan bantuan untuk mencapai posisi yang diperintahkan
tetapi mampu berdiri selama 15 detik
( ) 0 membutuhkan bantuan untuk mencapai posisi dan tidak dapat
bertahan selama 15detik
8.) Meraih ke depan dengan mengulurkan tangan ketika berdiri
Instruksi: letakkan tangan 90 derajat. Regangkan jari Anda dan raihlah
semampu Anda (penguji meletakkan penggaris untuk mengukur jarak
antara jari dengan tubuh)
( ) 4 mencapai 25 cm (10 inchi)
( ) 3 mencapai 12 cm (5 inchi)
( ) 2 mencapai 5 cm (2 inchi)
( ) 1 dapat meraih tapi memerlukan pengawasan
( ) 0 kehilangan keseimbangan ketika mencoba/memerlukan bantuan
9.) Mengambil objek dari lantai dari posisi berdiri
Instruksi: Ambilah sepatu/sandal di depan kaki Anda
( ) 4 mampu mengambil dengan mudah dan aman
( ) 3 mampu mengambil tetapi membutuhkan pengawasan
( ) 2 tidak mampu mengambil tetapi meraih 2-5 cm dari benda dan dapat
menjaga keseimbangan
( ) 1 : tidak mampu mengambil dan memerlukan pengawasan ketika
mencoba
( ) 0 : tidak dapat mencoba/membutuhkan bantuan untuk mencegah
hilangnya keseimbangan atau terjatuh
Berg Balance Scales
10.) Melihat ke belakang melewati bahu kanan dan kiri ketika berdiri
Instruksi: tengoklah ke belakang melewati bahu kiri. Lakukan kembali ke
arah kanan
( ) 4 melihat ke belakang dari kedua sisi
( ) 3 melihat ke belakang hanya dari satu sisi
( ) 2 hanya mampu melihat ke samping tetapi dapat menjaga
keseimbangan
( ) 1 membutuhkan pengawasan ketika menengok
( ) 0 membutuhkan bantuan untuk mencegah ketidakseimbangan atau
terjatuh
11.) Berputar 360 derajat
Instruksi: berputarlah satu lingkaran penuh, kemudian ulangi lagi dengan
arah yang berlawanan
( ) 4 mampu berputar 360 derajat dengan aman selama 4 detik atau kurang
( ) 3 mampu berputar 360 derajat hanya dari satu sisi selama empat detik atau
kurang
( ) 2 mampu berputar 360 derajat, tetapi dengan gerakan yang lambat
( ) 1 membutuhkan pengawasan atau isyarat verbal
( ) 0 membutuhkan bantuan untuk berputar
12.) Menempatkan kaki secara bergantian pada sebuah pijakan ketika berdiri
tanpa bantuan
Instruksi: tempatkan secara bergantian setiap kaki pada sebuah pijakan.
Lanjutkan sampai setiap kaki menyentuh pijakan selama 4 kali.
( ) 4 mampu berdiri mandiri dan melakukan 8 pijakan dalam 20 detik
( ) 3 mampu berdiri mandiri dan melakukan 8 kali pijakan > 20 detik
( ) 2 mampu melakukan 4 pijakan tanpa bantuan
( ) 1 mampu melakukan >2 pijakan dengan bantuan minimal
( ) 0 membutuhkan bantuan untuk mencegah jatuh/tidak mampu melakukan
13.) Berdiri tanpa bantuan satu kaki di depan kaki lainnya
Instruksi: tempatkan langsung satu kaki di depan kaki lainnya. Jika merasa
tidak bisa, cobalah melangkah sejauh yang Anda bisa
( ) 4 mampu menempatkan kedua kaki (tandem) dan menahan selama 30
detik
( ) 3 mampu memajukan kaki dan menahan selama 30 detik
( ) 2 mampu membuat langkah kecil dan menahan selama 30 detik
( ) 1 membutuhkan bantuan untuk melangkah dan mampu menahan selama
15 detik
( ) 0 kehilangan keseimbangan ketika melangkah atau berdiri
14.) Berdiri dengan satu kaki
Instruksi: berdirilah dengan satu kaki semampu Anda tanpa berpegangan
( ) 4 mampu mengangkat kaki dan menahan >10 detik
( ) 3 mampu mengangkat kaki dan menahan 5-10 detik
( ) 2 mampu mengangkat kaki dan menahan >3 detik
( ) 1 mencoba untuk mengangkat kaki, tidak dapat bertahan selama 3 detik
tetapi dapat berdiri mandiri
( ) 0 tidak mampu mencoba
Berg Balance Scales
Interpretasi :
a. Resiko jatuh tinggi (0-20) perlu alat bantu berupa kursi roda
b. Risiko jatuh sedang (21-40) perlu alat bantu tongkat kruk atau walker
c. Risiko rendah (41-56) tidak memerlukan alat bantu

Time Up and Go
Alat yang dibutuhkan : Stop watch , Kursi
Petunjuk :

1.) lansia menggunakan alas kaki yang biasa digunakan, atau alat bantu jalan
bila diperlukan
2.) Lansia duduk pada kursi berlengan
3.) Buat jarak 3 meter di lantai dari posisi lansia duduk tandai

Instruksi : Katakan pada lansia ketika saya mengatakan “Go”, lansia diharapkan
untuk :
1.) Berdiri dari kursi
2.) Berjalan lurus menuju garis penanda dilantai dengan kecepatan normal
3.) Kembali
4.) Berjalan kembali menuju kursi dengan kecepatan normal
5.) Kembali duduk

Interpretasi :
Lansia yang membutuhkan waktu ≥12 detik memiliki resiko untuk jatuh

( Centers for Disease, 2017)


Control and Prevention

Setelah dilakukan pemeriksaan, kedua perawat kembali menjelaskan hasil


pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Tn. W dan anak serta menantunya.
Selain, itu perawat juga menyampaikan beberapa informasi yang dapat dilakukan
oleh keluarga untuk mencegah resiko jatuh pada Tn. Puguh.
Perawat Dinar : “Pak, Bu, untuk hasil pemeriksaannya, mbah Puguh punika
memiliki resiko jatuh sedang yang artinya saat berjalan mbah W
membutuhkan bantun tongkat/kruk/walker nggih, Range Of Motion
Pasif : 3 (Kurang), TUG : 15 detik (nilai normal 12 detik), Morse Fall
Scale : 30”.
Ny. Yustina :”Maksudnya itu bagaimana mbak suster?”
(Keluarga tampak kebingungan, dan menunggu penjelasan yang diberikan
oleh perawat)
Perawat Nurul : ”Jadi Pak, Bu, mbah Puguh ini memiliki kemungkinan untuk
mengalami jatuh kembali, jika di rumah kurang pencahayaan, lantai
kamar mandi licin, perabotan rumah tangga berantakan. Oleh karena
itu, keadaan lingkungan yang berbahaya dan dapat menimbulkan resiko
jatuh dihilangkan”.
Tn. Ahyar : “Lalu kami harus bagaimana mbak?supaya Bapak tidak jatuh
lagi?karena kalau kami diminta untuk menemani setiap harinya juga
tidak bisa mbak, saya harus kerja, istri saya juga begitu, anak-anak
semua sekolah.”
Perawat Dinar : “ Pak, ngapunten, untuk mbah Puguh tidak harus selalu ditemani,
hanya saja, lingkungan yang menyebabkan jatuh, yang sudah
dijelaskan oleh teman saya tadi harus dihilangkan. Bapak, lampunya
diganti nggih, diganti ingkang terang tetapi tidak menyilaukan,
perabotan yang sudah lapuk dan ada rodanya seperti lemari yang
didepan kamar mandi itu, dipindahkan saja nggih Pak, supaya saat
mbah W berpegangan, lemarinya tidak bergeser sendiri atau malah
ambruk.
Lalu Bu, ngapunten, untuk mainan hot wheels milik putranya, saya
sarankan untuk tidak diletakkan di lantai nggih, karena dapat
mengganggu mbah Puguh saat berjalan, di depan kamar mandi juga
bisa dipasang keset yang tidak bergeser saat diinjak nggih bu’.
Ny. Yustina : “Oh begitu mbak…baiklah mbak, nanti kami akan menata ulang
rumah kami, sehingga bapak bisa beraktivitas secara leluasa”.
Perawat Nurul : “Inggih ibu, dan kagem mbah Puguh…monggo tindak dateng
posyandu lansia, mangke bisa bertemu dengan teman-teman
seumuran, bisa saling bertukar pikiran, guyon, dan masih banyak lagi.
Dan yang paling penting, panjenengan dapat mengikuti kegiatan
senam, atau jalan kaki mbah, selama 30 menit dilakukan dalam
seminggu sekali, sehingga dapat melatih kaki-kaki njenengan mbah,
serta dengan beraktivitas fisik, bisa membantu meningkatkan
keseimbangan tubuh”.
Tn. Puguh : “Oalaaah…inggih mbak Suster, besok pas jadwal posyandu lansia,
saya biar diantar cucu saya kesana, memang kapan posyandunya ya
mbak?”
Perawat Nurul : “kebetulan Jumat besok itu ada posyandu sekalian senam untuk
darah tinggi”.
Tn. Ahyar : “Wah…matur sembah nuwun sanget nggih mbak-mbak suster, sudah
diperhatikan keluarg kami, semoga ke depannya Bapak, tidak jatuh
lagi, dan semakin sehat serta bugar”
Perawat Dinar :”Sami-sami Bapak, Ibu, terima kasih pula sudah menerima kami
dan diperkenankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada
mbah W. karena waktu sudah sore, kami mohon pamit, sampai jumpa
lagi di lain waktu”.
Ny. Yustina :”Tapi sebelum pulang, monggo dipun dhahar dan diunjuk tehnya
mbak.”

(Diakhir sesi pertemuan, keluarga Tn. Ahyar, membawakan sekresek besar oleh-
oleh untuk para perawat)
Dalam teori Neuman klien dipandang sebagai suatu system yang holistik
(biopsikososiokultural dan spiritual) yang berinteraksi dengan lingkungan. Resiko
jatuh pada lansia di picu oleh faktor yang terdapat dalam diri klien berupa faktor
fisiologis, psikologi, sosiokultural, developmental, spiritual yang salig berkaitan
satu sama lainnya. Diperlukan adanya pencegahan primer, sekunder, dan tersier
baik dari diri lansia sebagai individu, dan dukungan dari keluarga, serta kebijakan
terkait dalam pengurangan resiko jatuh pada lansia

Artikel yang digunakan : Jatuh pada lansia. Oleh dr. Yudo Murti Mupangati,
Sp.PD. KGER
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-jatuh-pada-lansia-4088. Diakses pada
tanggal 16 November 2019 jam 06.40

Anda mungkin juga menyukai