Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUTORIAL

KASUS 2 : ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN


DM JUNEVILE

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II


Dosen Mata Ajar : Kustiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.,An

Disusun Oleh :
Kasriani 1910201211
Bella Zahara Leila 1910201212
RendiNurmareska Saputra 1910201213
Nur Fatimah Prasetyawati 1910201214
Hartatik Dwi Cahyani 1910201215
Agus Rismanta 1910201216
Hemiati 1910201217
Nur Firma Yunita 1910201219
Sriyanti 1910201220

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

A. Skenario .......................................................................................................... 1

B. Aktivitas Pembelajaran Tutorial .................................................................. 2

1. Step 1 : Clarifying unfamiliar terms ............................................................ 2

2. Step 2 : Problem definition .......................................................................... 4

3. Step 3 : Brainstorming (Pada langkah ini setiap anggota kelompok

melakukan brainstorming mengemukakan penjelasan tentatif terhadap

permasalahan yang sudah dirumuskan di step 2 dengan menggunakan pre-

existing knowledge). ............................................................................................ 5

4. Step 5 : Formulating learning issues ........................................................... 8

5. Step 6 : Self Study......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

i
1

A. Skenario

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun baru saja didiagnosis

Diabetes Mellitus tipe 1 masuk untuk dirawat di Bangsal Anak RS. Hasil

anamnesis anak mengatakan bahwa ia banyak makan, banyak minum,

banyak kencing, berat badannya turun, enuresis. Ia juga mudah

tersinggung, tidak bisa perhatian lama ketika mengikuti pelajaran di

sekolah, merasa lelah, penglihatan kabur, sakit kepala, kalau ada luka

sukar sembuh dan mudah terserang flu.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB= 25,5 kg, PB=135 cm.

Suhu =37,4oC, Nadi = 88 kali/menit, Respirasi=24 kali/menit, Tekanan

Darah=110/70 mmHg. Turgor kulit kembali segera. Kulit kering,

membran mukosa lembab. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan:

Haemoglobin : 11,2 gr/dl, Haematokrit : 30%, Eritrosit : 4,0 (x106/μL),

trombosit : 210.000 / mm3, Leukosit : 9.500 / µl, glukosa darah 300

mg/dL.

Orang tua mengatakan bahwa mereka sangat terkejut dan tidak

percaya ketika anaknya didiagnosis DM tipe 1, padahal tidak ada anggota

keluarga yang menderita DM. Mereka mengatakan tidak paham tentang

DM Tipe 1 dan cara perawatannya terutama setelah pulang dari rumah

sakit. Orang tua khawatir memikirkan masa depan anaknya.

Terapi/instruksi medis yang diberikan saat ini : cek gula darah 2

kali/hari, insulin 2 unit dari U100 sebelum makan.


2

B. Aktivitas Pembelajaran Tutorial

1. Step 1 : Clarifying unfamiliar terms

a. Hematokrit

Jawaban

Nur Firma Yunita : kekentalan darah.

Hartatik : kekentalan darah,

b. Haemoglobin

Jawaban

Nur Firma Yunita : Harmoglobin adalah komponen yg bisa

mengikat oksigen untuk di edarkan ke seluruh tubuh

c. Trombosit

Nur Firma Yunita : trombosit adalah komponen darah yang

berfungsi dalam proses pembekuan darah

d. Eritrosit

Jawaban

Nur Firma Yunita: sel darah merah

Hartatik : erirtosit adalah sel darah merah yg ada di komponen

darah

e. Diabetes mellitus tipe 1

Jawaban :

Agus Rismanta : Dm type 1 , kelebihan glukosa dalam darah dan

tubuh kekurangan produksi insulin.


3

Nur Firma Yunita : Diabetes melitus tipe 1 adalah kondisi kronis

dimana pankreasmembentuk insulin sangat sedikit atau mah tidak

bs membentuk/memproduksi insulin.

Sriyanti : DM tipe I : kondisi yang ditandai debgan tingginya

kadar glukosa dalam darah akibat dari tubuh kurang atau sama

sekali tidak memproduksi insulin.

f. Enuresis

Jawaban :

Nur Firma Yunita : Enuresis adalah keadaan kegagalan

mengontrol keluaran urin saat tidur, atau biasa disebut mengompol.

Sriyanti: kondisi dimana seseorang tidak dapT menahan keluar air

kencingnya ketika tidur.

Helmiati : Enuresis adalah istilah medis untuk kebiasaan

mengompol, yakni kondisi di mana seseorang tidak dapat menahan

keluarnya air kencing ketika tidur. Lalu GDS adalah gula darah

sewaktu khusunya tes pada penderita diabetes miletus.

Bella : istilah anak yg mengompol minimal 2 kali dalam seminggu,

periode paling sedikit 3 bulan pada anak usia 5 tahun atau lebih, yg

tidak disebabkan oleh efek obat2an

g. Mukosa

Jawaban:

Helmiati : Membrane mukosa disebut jg selaput lemdir

h. Insulin

Jawaban :
4

Helmiati : insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pangkreas.

Nur Firma Yunita : Insulin adalah zat yang bisa membantu

masuknya gula ke dalam sel sel tubuh.

i. Turgor kulit

Nur Firma Yunita : Turgor kulit adalah kekenyalan/elastisitas

kulit. Bisa jadi pertanda ada/tidaknya dehidrasi pada anak.

j. Satuan gr/dl, mg/dl dan µl

Jawaban

Nur Firma Yunita : gr/dl adalah satuan gram dalam desi liter

Hartatik : Mg/dl adalah miligram per sesi liter

Sriyanti : Gr/dl : kadar hb dlm gram dalam desiliter

k. GDS

Sriyanti : GDS adalah kadar gula dalam darah yang diukur

sewaktu waktu tanpa ada persiapan puasa.

2. Step 2 : Problem definition

a. Penyebab terjadinya DM tipe 1 pada anak? (Bella)

b. Mengapa pada usia anak-anak sudah menderita DM tipe 1?

(Hartatik)

c. Faktor resiko dm tipe I (Sriyanti)

d. Tanda dan gejala DM tpe 1pada anak dan pengobatannya (Firma

dan Hartatik)

e. Kenapa anak banyak banyak minum, banyak kecing tapi berat

badan turun ? (Rendi)


5

f. Faktor pencetus DM type I (Agus Rismanta)

g. Kenapa anak mudah tersinggung, tidak bisa perhatian lama ketika

mengikuti pelajaran di sekolah, merasa lelah, penglihatan kabur,

sakit kepala, kalau ada luka sukar sembuh dan mudah terserang

flu? (Rendi)

h. Edukasi apa saja yg diberikan PD klrg dg anak DM tipe 1

(Hartatik)

3. Step 3 : Brainstorming (Pada langkah ini setiap anggota kelompok

melakukan brainstorming mengemukakan penjelasan tentatif terhadap

permasalahan yang sudah dirumuskan di step 2 dengan menggunakan

pre-existing knowledge).

a. Penyebab terjadinya DM tipe 1 pada anak?

Jawaban: langsung dimasukkan dalam learning issue

b. Mengapa pada usia anak-anak sudah menderita DM tipe 1?

Jawaban : langsung dimasukkan ke learning issue

c. Faktor resiko dm tipe I

Jwaban : langsung dimasukkan ke Learning Issue.

d. Tanda dan gejala DM tpe 1pada anak dan pengobatannya

Jawaban :

Sriyanti :

Gejala dm tipe I :

1) Sering kencing terutama mlm hari

2) Polidipsi, polipagi

3) BB turun
6

4) Kelelahan

Hartatik : Pengobatan yg diberikan adalah insulin

Bella : pengobatan selain pemberian insulin, bisa dengan

pengaturan makanan, olahraga

Sriyanti : bisa dilakukan olahraga teratur, pola makan sehat

sesuai anjuran ahli gizi.

e. Kenapa anak banyak banyak minum, banyak kecing tapi berat

badan turun ?

Jawaban

Nur Firma : makanan yang di konsumsi tidak masuk ke dalam sel

sel tubuhnya, sehingga tidak menambah massa ototnya sehingga

anak tetap kurus walaupun makan banyak. Banyak minum ini

dikarenakan anak. kenapa anak banyak minum, karena ada respon

tubuh untuk menyeimbangkan gula darah dengan membuang nya

lewat urin, banyaknya urin yang keluar merangsang otak untuk

membuat perintah agar minum lebih banyak.

Helmiati : karena ada kerusakan pada hormon insulinnya, karena

peran dari hormon insulin ini sendiri yaitu sebagai pengatur energi

yang ada didalam glukosa, jadi kalau misalnya insulinnya sdh rusak

maka asupan nutrisi yg dikonsumsi oleh tubuh tidak dapat di pecah

menjadi energi.

Agus Rismanta: karena ada kerusakan pada hormon insulinnya,

karena peran dari hormon insulin ini sendiri yaitu sebagai pengatur
7

energi yang ada didalam glukosa, jadi kalau misalnya insulinnya

sdh rusak maka asupan nutrisi yg dikonsumsi oleh tubuh tidak

dapat di pecah menjadi energi. bukan rusak tapi insulinnya kurang.

f. Faktor pencetus DM type I

Jawaban

Kasriani: ini bisa karna faktor kedua orang tua ada yang menderita

dm ,riwayat terinveksi virus dan pola makan yang kurang sehat.

Helmiati : Faktor pencetusnya bisa karena genetik seperti

lingkungan diimunologi

Sriyanti : Usia, faktor geografi keturunan

Hartatik: usia anak-anak terutama laki-laki

g. Kenapa anak mudah tersinggung, tidak bisa perhatian lama ketika

mengikuti pelajaran di sekolah, merasa lelah, penglihatan kabur,

sakit kepala, kalau ada luka sukar sembuh dan mudah terserang

flu?

Jawaban

Sriyanti : psn dm cepat lelah krn kadar gula darah tinggi

menyebabkan dehidrasi shh membuat orang cepat lelah dan banyak

mnum

h. Edukasi Edukasi apa saja yg diberikan PD keluarga dg anak DM

tipe 1

Edukasi tahap pertama dilakukan saat diagnosis ditegakkan

(biasanya selama perawatan di rumah sakit). Edukasi ini meliputi:

pengetahuan dasar tentang DMT1 (terutama perbedaan dengan


8

tipelain), pengaturan makanan, insulin (jenis, cara pemberian, efek

samping, penyesuaian dosis sederhana dll), dan pertolongan

pertama pada kedaruratan medik akibat DMT1 (hipoglikemia,

pemberian insulin pada saat sakit). Edukasi kepada keluarga berisi

penjelasan lebih terperinci tentang patofisiologi, olahraga,

komplikasi, pengulangan yang sudah diberikan.

4. Step 5 : Formulating learning issues

Menetapkan tujuan belajar (learning objective); informasi yang

dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dirumuskan dan disusun

secara sistemastis sebagai tujuan belajar.

a. Mengetahui definisi DM Tipe 1.

b. Mengketahui patofisiologis DM Tipe 1 pada anak.

c. Mengetahui faktor predisposisi dan pesipitasi pada anak dengan

DM tipe 1.

d. Mengetahui tanda dan gejala pada anak dengan DM Tipe 1.

e. Mengetahui penanganan pada anak dengan DM Tipe 1.

f. Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan DM tipe 1.

5. Step 6 : Self Study

Mengumpulkan informasi tambahan dengan belajar mandiri; kegiatan

mengumpulkan informasi tambahan dilakukan dengan mengakses

informasi dari internet, jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi

pakar.

a. Mengetahui definisi DM Tipe 1.

1) Agus Rismanto (1910201216)


9

Diabetes Melitus tipe-1 (DMT1) adalah kelainan sistemik

akibat terjadinya gangguanmetabolisme glukosa yang ditandai

oleh hiperglikemia kronik. Keadaanini disebabkan oleh

kerusakan sel β pankreas baik oleh proses autoimunmaupun

idiopatik sehingga produksi insulin berkurang bahkan

terhenti.Sekresi insulin yang rendah mengakibatkan gangguan

pada metabolismekarbohidrat, lemak, dan protein (IDAI, 2017)

2) Nur Firma Yunita (1910201219)

Diabetes tipe 1 atau diabetes yang bergantung pada insulin,

adalah penyakit yang muncul karena pankreas berhenti

memproduksi insulin. Serangan gejala diabetes juvenil

biasanya cepat.Diabetes juvenil harus didiagnosis sedini

mungkin karena akan semakin parah dengan berlalunya waktu

dan dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius, seperti

gagal ginjal, koma, dan bahkan kematian. (Kemenkes RI,

2018)

3) Kasriani (191021211)

Diabetes mellitus (DM) tipe 1 adalah kelainan metabolik

yang disebabkan oleh reaksi autoimun, menyebabkan

kerusakan pada sel β pankreas yang ditandai dengan

hiperglikemi kronik akibat kekurangan insulin berat. Dalam

perjalanan penyakit DM dapat menimbulkan bermacam-macam

komplikasi yaitu komplikasi jangkapendek dan jangka panjang.

Komplikasi jangka pendek antara lain hipoglikemi dan


10

ketoasidosis. Ketoasidosis diabetik (KAD) dapat dijumpai pada

saat diagnosis pertama DM tipe 1 atau pasien lama akibat

pemakaian insulin yang salah. Risiko terjadinya KAD

meningkat antara lain pada anak dengan kontrol metabolik

yang jelek, riwayat KAD sebelumnya, masa remaja, pada anak

dengan gangguan makan, keadaan sosio-ekonomi kurang, dan

tidak adanya asuransi kesehatan.3 Komplikasi jangka panjang

terjadi akibat perubahan mikrovaskular berupa retinopati,

nefropati, dan neuropati. Retinopati merupakan komplikasi

yang sering didapatkan, lebih sering dijumpai pada pasien DM

tipe 1 yang telah menderita lebih dari 8 tahun. Faktor risiko

timbulnya retinopati antara lain kadar gula yang tidak

terkontrol dan lamanya menderita diabetes. Nefropati

diperkirakan dapat terjadi pada 25%-45% pasien DM tipe 1 dan

sekitar 20%-30 akan mengalami mikroalbuminuria subklinis.

Mikroalbuminuria merupakan manifestasi paling awal

timbulnya nefropati diabetik.1,4,5 Neuropati merupakan

komplikasi yang jarang didapatkan pada anak dan remaja,

tetapi dapat ditemukan kelainan subklinis dengan melakukan

evaluasi klinis dan pemeriksaan saraf perifer. Komplikasi

makrovaskular lebih jarang didapatkan pada anak dan remaja.

Komplikasi tersebut dapat terjadi akibat kontrol metabolik

yang tidak baik. (Himawan dkk, 2016)


11

b. Mengketahui patofisiologis DM Tipe 1 pada anak.

1) Nur Firma Yunita (1910201219)

Diabetes mellitus tipe-1 terjadi akibat destruksi sel beta

pankreas karena proses autoimun, walaupun pada sebagian

kecil pasien tidak didapatkan bukti autoimunitas atau idiopatik.

Umumnya, gejala klinis timbul ketika kerusakan sel-sel

pankreas mencapai ≥90%.6,7 Banyak faktor yang berkontribusi

dalam patogenesis DM tipe-1, di antaranya faktor genetik,

epigenetik, lingkungan, dan imunologis.8 Namun, peran

spesifik masing-masing faktor terhadap patogenesis DM tipe-1

masih belum diketahui secara jelas. Risiko untuk mengalami

DM tipe-1 berhubungan dengan kerusakan gen, saat ini

diketahui lebih dari 40 lokus gen yang berhubungan dengan

kejadian DM tipe-1. Riwayat keluarga jarang dijumpai, hanya

10%-15% pasien memiliki keluarga derajat pertama dan kedua

dengan DM tipe-1. Faktor lingkungan yang berhubungan

dengan DM tipe-1, antara lain, infeksi virus dan diet. Sindrom

rubella kongenital dan infeksi human enterovirus diketahui

dapat mencetuskan DM tipe-1. Konsumsi susu sapi, konsumsi

sereal dini, dan vitamin D maternal diduga berhubungan

dengan kejadian DM tipe-1, tetapi masih dibutuhkan

investigasi lebih lanjut. Pada beberapa pasien dengan awitan

baru DM tipe- 1, sebagian kecil sel β belum mengalami

kerusakan. Dengan pemberian insulin, fungsi sel β yang tersisa


12

membaik sehingga kebutuhan insulin eksogen berkurang.

Periode ini disebut sebagai periode bulan madu atau

honeymoon period di mana kontrol glikemik baik. Umumnya,

fase ini diawali pada beberapa minggu setelah mulai terapi

sampai 3-6 bulan setelahnya, pada beberapa pasien dapat

mencapai dua tahun (Pulungan dkk, 2019)

2) Bella Z. R (1910201212)

Patofisiologi DM tipe 1 : Terjadinya DM tipe 1 utamanya

disebabkan oleh defisiensi insulin. Defisiensi insulin dapat

menyebabkan gangguan metabolisme lipid, protein, dan

glukosa (Raju dan Raju, 2010 dalam Ozougwu et al., 2013).

Gangguan metabolisme lipid terjadi karena meningkatnya asam

lemak bebas dan benda keton sehingga penggunaan glukosa

berkurang dan menyebabkan hiperglikemia. Gangguan

metabolisme protein terjadi karena meningkatnya kecepatan

proteolisis yang menyebabkan asam amino dalam plasma

tinggi dan peningkatan proses katabolisme protein. Gangguan

metabolisme glukosa terjadi karena peningkatan proses

glukoneogenesis sehingga glukosa hepatik meningkat.

(Ozougwu dkk, 2013)


13

c. Mengetahui faktor predisposisi dan pesipitasi pada anak dengan

DM tipe 1.

1) Agus Rismanta (1910201216)

Menurut IDF, 2015, faktor predisposisi dan faktor presipitasi

dari DM adalah:

a) Riwayat keluarga dengan DM

Adanya faktor first-degree apabila salah satu atau kedua

orang tua menderita DM mengakibatkan anaknya memiliki

resiko yang tinggi untuk menderita DM. (IDF, 2015).

b) Genetik

Berbagai macam kelainan genetik yang juga berhubungan

dengan faktor lingkungan melatarbelakangi kerusakan sel

beta-pankreas pada DM tipe 1 walaupun belum bisa

dijelaskan. Orang yang memiliki DM tipe 1 juga mudah

terserang gangguan autoimune lain seperti addison disease,

hashimto tyroiditis, graves disease, vitiligo, autoimune

hepatitis danceliac disease.

c) Infeksi

Infeksi virus merupakan salah satu faktor

lingkungan yang menjadi faktor resiko DM tipe 1. Data

epidemiologi menyatakan bahwa beberapa virus seperti

enterovirus, coxsackie virus B, gondok, rubela,

sitomegalovirus, parvovirus, rotavirus dan

encephalomyocarditis virus
14

d) Riwayat kelahiran

Kelahiran dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

kurang dari 2500 gram memiliki kemungkinan mengalami

kerusakan pankreas yang mengakibatkan ketidakefektifan

menghasilkan insulin.

e) Pengaruh lingkungan yang lain

Faktor lingkungan merupakan saah satu faktor yang

menginisiasi dan mempercepat kerusakan sel beta-pankreas

oleh autoimun. Faktor tersebut dapat bertindak langsung

pada pankreas atau memancing respon kekebalan abnormal

terhadap protein pancreas.

d. Mengetahui tanda dan gejala pada anak dengan DM Tipe 1.

1) Kasriani (1910201211)

Tanda dan gejala Anak dengan DM tipe 1

a) Sering haus dan buang air kecil

Kadar gula darah berlebih akan dibuang melalui urine. Hal

ini akan membuat anak sering buang air kecil atau bahkan

mengompol. Dengan banyaknya cairan tubuh yang keluar,

anak pun akan cepat merasa haus dan minum lebih banyak

dari biasanya.

b) Nafsu makan meningkat

Anak yang menderita diabetes akan kesulitan menghasilkan

energi akibat gangguan fungsi atau berkurangnya jumlah


15

insulin. Akibatnya, anak akan merasa sering sering

kelaparan dan makan lebih banyak untuk memperoleh

energi.

c) Berat badan turun

Meski makan lebih banyak dari biasanya, namun berat

badan anak yang menderita diabetes justru akan turun.

Tanpa pasokan energi dari gula, jaringan otot dan simpanan

lemak akan menyusut. Penurunan berat badan tanpa sebab

yang jelas kerap menjadi tanda pertama dari diabetes pada

anak.

d) Terlihat lelah atau lesu

Anak yang menderita diabetes mungkin akan terlihat lebih

lemah dan lesu karena kurangnya energi di dalam tubuh.

Anak bisa tetap terlihat lesu meski sudah makan dalam

jumlah atau porsi yang besar.

e) Penglihatan kabur

Kadar gula darah yang tinggi akibat diabetes lama

kelamaan bisa menyebabkan saraf mata membengkak.

Kondisi ini dapat membuat anak mengalami gangguan

penglihatan atau pandangannya terasa buram.

f) Muncul luka atau infeksi di tubuh yang sulit sembuh

Karena kadar gula darah yang tinggi, seorang anak yang

menderita diabetes akan memiliki luka yang sulit sembuh

saat cedera atau terluka. Selain menghambat proses


16

penyembuhan luka, diabetes juga dapat membuat anak

rentan terserang infeksi.

g) Warna kulit menghitam

Resistensi insulin dapat menyebabkan kulit menjadi gelap,

terutama di area ketiak dan leher. Kondisi ini disebut

akantosis nigrikans.

2) Rendi Nurmareska S (1910201213)

Sering merasa haus, sering kencing, Mengompol padahal

sebelumnya sudah tidak mengompol, Merasa lapar yang

ekstrem, Berat badan turun tanpa penyebab yang jelas, mood

yang tidak menentu, merasa lemas dan lemah, penglihatan

kabur.

e. Mengetahui penanganan pada anak dengan DM Tipe 1.

1) Sriyanti (1910201220)

Penanganan DM tipe 1 adalah Untuk penderita DM tipe 1,

diberikan terapi insulin untuk mengendalikan insulin.

(www.alodokter.com)

2) Nur Firma Yunita (1910201219)

Menurut P2PTM Kemenkes RI, penanganan DM tipe 1 pada

anak adalah dengan:

a) Ajarkan anak tentang DM tipe1, motivasi anak dan klg agar

patuh berobat, berikan ketrampilan penanganan DM tipe 1


17

b) gunakan insulin setiap hari seumur hidup

c) atur pola makan sehat sesuai kebutuhan

d) rutin berolah raga

e) cek gds secara rutin

3) Helmiati (1910201218)

Berbagai usaha telah dilakukan oleh IDAI 2017, di

antaranya adalah kampanye untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat, pelatihan dokter anak dan dokter umum, pelatihan

keluarga dan edukator, serta perkemahan diabetes. Peran aktif

pemegang kebijakan, termasuk Kementerian Kesehatan,

asuransi kesehatan, dan farmasi sangat penting untuk

meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi anak dengan

DM tipe-1.

Tantangan lainnya adalah dengan bertambahnya angka

kesintasan pasien dengan DM tipe-1, akan timbul komplikasi

jangka panjang sehingga dibutuhkan kesiapan tenaga

kesehatan untuk menangani kondisi ini.

4) Bella Z. L (1910201212)

Penanganan pada anak dengan DM tipe 1 adalah dengan:

a) Pemberian Insulin.

Tujuan terapi insulin adalah menjamin kadar insulin

yang cukup di dalam tubuh selama 24 jam untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme sebagai insulin basal

maupun insulin koreksi dengan kadar yang lebih tinggi


18

(bolus) akibat efek glikemik makanan. Regimen insulin

sangat bersifat individual, sehingga tidak ada regimen

yang seragam untuk semua penderita DMT1. Regimen

apapun yang digunakan bertujuan untuk mengikuti pola

fisiologi sekresi insulin orang normal sehingga mampu

menormalkan metabolisme gula atau paling tidak

mendekati normal.

Pemilihan regimen insulin harus memperhatikan

beberapa faktor yaitu: umur, lama menderita diabetes

melitus, gaya hidup penderita (pola makan, jadwal

latihan, sekolah dsb), target kontrol metabolik, dan

kebiasaan individu maupun keluarganya.

Regimen apapun yang digunakan, insulin tidak

boleh dihentikan pada keadaan sakit. Dosis insulin

disesuaikan dengan sakit penderita dan sebaiknya

dikonsulkan kepada dokter.

Bagi anak-anak sangat dianjurkan paling tidak

menggunakan 2 kali injeksi insulin per hari (campuran

insulin kerja cepat/ pendek dengan insulin basal). Dosis

insulin harian, tergantung pada: Umur, berat badan,

status pubertas, lama menderita, fase diabetes, asupan

makanan, pola olahraga, aktifitas harian, hasil

monitoring glukosa darah dan HbA1c, serta ada

tidaknya komorbiditas.
19

b) Pengaturan makan

Pada regimen konvensional, pengaturan makan

dengan memperhitungkan asupan dalam bentuk kalori.

Pada regimen basal-bolus, pengaturan makan dengan

memperhitungkan asupan dalam bentuk gram

karbohidrat. Pemilihan jenis makanan dianjurkan

karbohidrat dengan indeks glikemik dan glicemic load

yang rendah.Puasa di Bulan Ramadan.

Risiko yang perlu diwaspadai bila diabetisi berpuasa

adalah hipoglikemia, hiperglikemia dengan atau tanpa

ketoasidosis. (IDAI, 2017)

f. Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan DM tipe 1.

Diagnosa keperawatan yang mungin muncul pada kasus diatas

menurut SDKI, SLKI, SIKI PPNI 2017-2018 adalah:

1) Diagnosa keperawatan yang muncul

a) Risiko ketidakstabilan gula darah dengan faktor risiko

kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes

DO : glukosa darah 300 mg/dL.

DS : Hasil anamnesis anak mengatakan bahwa ia banyak

makan, banyak minum, banyak kencing, berat badannya

turun, enuresis. Ia juga mudah tersinggung, tidak bisa

perhatian lama ketika mengikuti pelajaran di sekolah,

merasa lelah, penglihatan kabur, sakit kepala, kalau ada


20

luka sukar sembuh dan mudah terserang flu. Orang tua

mengatakan bahwa mereka sangat terkejut dan tidak

percaya ketika anaknya didiagnosis DM tipe 1, padahal

tidak ada anggota keluarga yang menderita DM. Mereka

mengatakan tidak paham tentang DM Tipe 1 dan cara

perawatannya terutama setelah pulang dari rumah sakit.

Luaran :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .. x ... Jam

diharapkan glukosa darah stabil (kadar gula darah rentang

normal (80-120)mg/dl ) dengan kriteria hasil :

1. Kadar glukosa dalam batas normal

2. Hb glikosilat dalam batas normal

3. Urin glukosa dalam batas normal

4. Urin keton dalam batas normal

Intervensi :

Manajemen Hiperglikemi

- Identifikasi Kemungkinan penyebab Hiperglikemi

- Monitor kadar gula darah

- Monitor tanda dan gejala hiperglikemi (poliuri, polipagi,

polidipsi, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit

kepala)

- Monitor intake dan output cairan

- Berikan asupan caian oral


21

- Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik

- Kolaborasi dengan dokter pemberian insulin

b) Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya

b.d kurang paparan terhadap informasi, terbatasnya kognitif

DO: orang tua merasa terkejut dan tidak percaya ketika

anaknya didiagnosis DM tipe 1

DS : orangtua mengatakan tidak paham tentang DM tipe 1

dan cara perawatannya tertama setelah plang dari rumah

sakit, orang tua mengatakan khawatir memikirkan masa

depan anaknya

Luaran:

Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam keluarag pasiendapat

menunjukkan penegtahuan tentang proses penyakit, dengan

K/H:

Knowladge Disease Process

Tanda dan gejala penyakit

Komplikasi penyakit

Mencegah komplikasi penyakit

Interensi:

- Teaching Diasease Process

- Menilai tingkat pengetahuan tentang proses penyakit

yang spesifik

- Identifikasi perubahan kondisi fisik pasien


22

- Diskusikan terapi/ cara penanganan

- Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul

- Gambarakan proses paenyakit

- Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan

pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2018. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

(P2PTM). http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/dki-jakarta/anak-juga-

bisa-diabetes [diakses pada tgl 05 Juni 2020]

Alodokter. 2020. Diabetes pada Anak: Penyebab, Risiko, dan Gejala.

https://www.alodokter.com/diabetes-pada-anak-penyebab-risiko-dan-gejala

[diakses pada 5 Juni 2020]

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta Selatan: Dewab Pengurus

Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2017. Diagnosis dan Tata Laksana Diabetes

Melitus Tipe-1 pada Anak dan Remaja. Jakarta: IDAI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewab Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia

Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta Selatan: Dewab

Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Indra W. Himawan, Aman B. Pulungan, Bambang Tridjaja,at all.2016.koplikasi

jangka pendek dan jangka panjang dm tipe 1. jurnal vol.10

Pulungan dkk. 2019. Diabetes melitus tipe-1 pada anak: situasi di Indonesia dan

tata laksana. Vol.20. No 6


International Diabetes Federation. 2015. IDF Diabetes Atlas 7th. Brussels:

International Diabetes Federation.

Ozougwu, J. C., Obimba, K. C., Belonwu, C.D., and Unakalamba, C. B. 2013.

The Pathogenesis and Pathophysiology of Type 1 and Type 2 Diabetes

Mellitus. Journal of Physiology and Pathofisiology, Volume 4 : 46–57.

http://doi.org/10.5897/JPAP2013.0001

Mayo Clinic. 2017. Type 1 Diabetes. https://www.mayoclinic.org/diseases-

conditions/type-1-diabetes/symptoms-causes/syc-20353011 (diakses tgl 05

Juni 2020)

Anda mungkin juga menyukai