Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

(SP 1)

A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien :

Bapak A dengan perilaku merasa malu pada diri sendiri karena dengan keadaan
fisik yang lumpuh akibat terjadi kecelakaan, disamping itu juga bapak A merasa
stres karena dengan keadaannya yang sekarang anak-anaknya yang menggantikan
menjadi tulang punggung keluarga.

2. Diagnosis / Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional


3. Tujuan
1. Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2. Membina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik
3. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
4. Pasien dapat menilai kemampuan yang digunakan
5. Pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Tindakan keperawatan
1. Mengkaji stresor harga diri rendah situasional dan tanda dan gejala
2. Membantu pasien mengenal harga diri rendah
a. Mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b. Mengenal penyebab harga diri rendah
c. Menyadari perilaku akibat harga diri rendah
d. Mengevaluasi positif diri yang lalu
3. Membantu pasien mengidentifikasi potensi dan keterbatasan yang dimiliki saat
ini
4. Mendiskusikan aspek positif atau potensi / kemampuan diri sendiri, keluarga
dan lingkungan
B. STRATEGI PELAKSANA

A. Orientasi

Perawat : “assalamu’alaikum selamat pagi bapak,nama saya atika,nama bapak


siapa?”

Pasien : “yanto mba, biasa dipanggil anto”

Perawat : “saya ingin bertanya-tanya sama bapak 20 menit saja apakah bapak
bersedia?

Pasien : “iya mba saya bersedia”

B. Kerja
Perawat : “pakanto apa kabar hari ini pak,kok saya lihat daritadi bapaksering sekali
melamun?”
Pasien : “saya sudah merasa tidak berguna lagi mba”

Perawat : “Lho apa yang membuat bapak bisa berpikir seperti itu?”

Pasien : “Suster bisa lihat kondisi saya sendiri. Kaki saya lumpuh, sedang saya
tulang punggung keluarga ini. Karena kondisi ini saya tidak bisa bekerja. Anak
pertama saya sampai harus cuti kuliah demi menggantikan posisi saya sebagai
tulang punggung. Anak kedua saya juga baru mau masuk SMA dimana perlu
banyak biaya. Istri saya juga sampai harus bekerja membantu kebutuhan ekonomi.
Saya merasa malu tidak bisa memenuhi kewajiban saya sebagai tulang
punggung.’’

Perawat : ‘’Baik, Pasti berat untuk bapak menghadapi ini semua. Sekarang coba
bapak sebutkan kegiatan apa saja yang biasa dan bisa pak anto lakukan di rumah.”

Pasien : “Dulu kalau waktu saya senggang saya suka melukis, mengayam alat-
alat rumah tangga dari bambu dan memancing dikolah dekat rumah saudara saya
mba”

Perawat : “Jarak sini sampai rumah saudaranya bapak dekat atau jauh?”

Pasien : “Dekat, terhalang dua rumah dari sini.”

Perawat : “Baik, karena memancing tidak bisa langsung kita lakukan sekarang.
Coba bapak pilih salah satu dari beberapa kegiatan yang tadi Bapak sebutkan
untuk bisa kita lakukan sekarang.”

Pasien : “Melukis saja.”

Perawat : “Baik kalau itu pilihan Bapak. Alat-alat melukisnya ditaruh dimana ya
pak. Agar saya bisa mengambilkan kalau bapak tidak keberatan.”

Pasien : “Ada di samping gudang.”


Perawat : “Gudangnya di mana, Pak ?”

Pasien : “Dari sini lurus mentok. Ada pintu warna biru tertempel gambar Winnie
The Pooh. Disitulah letak alat-alat melukis saya.”

Perawat : “Mohon tunggu sebentar ya, pak saya ambilkan.”

Pasien : (mengangguk).

Perawat : (datang dengan membawa alat lukis dan tampak kerepotan). “Ini alat
lukis dan kanvasnya ya, Pak. Bisa kita mulai sekarang?”

Pasien : (mengangguk)

Beberapa saat kemudian.

Perawat : “Coba mana, Pak. Hasil lukisannya sudah selesai apa belum? (Berdiri
untuk melihat hasil lukisan). Wah, bagus ya, Pak. Bapak berbakat sekali.
Lukisannya benar-benar seperti nyata.”

Pasien : “Terima kasih” (tersenyum).

Perawat : “Bapak bisa mengembangkan kembali bakat bapak sehingga bapak bisa
menjadikannya sebagai penghasilan tambahan keluarga.”

Pasien : (Tampak berpikir lalu mengangguk) Suster benar juga.

C. Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaan pak anto setelah kita ngobrol-ngobrol? Setelah pak
anto melakukan kegiatan melukis tadi?”

Pasien : “Saya merasa bisa mengalihkan pikiran saya sebentar. Tapi saya masih
merasa sedih dengan keadaan saya yang seperti ini.”

Perawat : “Coba bapak lakukan lagi kegiatan tadi. Kita bisa coba terapkan jadwal
melukis Bapak sehari sekali atau dua hari sekali untuk menyelesaikan sedikit demi
sedikit lukisan yang belum jadi. Apakah Bapak setuju?”

Pasien : “Tidak masalah” (mengangguk)

Perawat : “baik, besok kita akan bertemu kembali untuk ngobrol-ngobrol kembali
mengenai kemampuan pak anto yang lain. Bagaimana? Bapak bersedia?”

Pasien : “Iya, saya bersedia”

Perawat : “Kira-kira besok pak anto maunya kita ketemu jam berapa?”

Pasien : “Jam 10.00 saja.”


Perawat : “Baik. Jadi bapak maunya kita ketemu jam 10.00 ya, baik pak anto
sampai jumpa besok. Selamat pagi menjelang siang pak”

Pasien : “iya mba”

Anda mungkin juga menyukai