KEPERAWATAN
(SP 1)
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien :
Bapak A dengan perilaku merasa malu pada diri sendiri karena dengan keadaan
fisik yang lumpuh akibat terjadi kecelakaan, disamping itu juga bapak A merasa
stres karena dengan keadaannya yang sekarang anak-anaknya yang menggantikan
menjadi tulang punggung keluarga.
A. Orientasi
Perawat : “saya ingin bertanya-tanya sama bapak 20 menit saja apakah bapak
bersedia?
B. Kerja
Perawat : “pakanto apa kabar hari ini pak,kok saya lihat daritadi bapaksering sekali
melamun?”
Pasien : “saya sudah merasa tidak berguna lagi mba”
Perawat : “Lho apa yang membuat bapak bisa berpikir seperti itu?”
Pasien : “Suster bisa lihat kondisi saya sendiri. Kaki saya lumpuh, sedang saya
tulang punggung keluarga ini. Karena kondisi ini saya tidak bisa bekerja. Anak
pertama saya sampai harus cuti kuliah demi menggantikan posisi saya sebagai
tulang punggung. Anak kedua saya juga baru mau masuk SMA dimana perlu
banyak biaya. Istri saya juga sampai harus bekerja membantu kebutuhan ekonomi.
Saya merasa malu tidak bisa memenuhi kewajiban saya sebagai tulang
punggung.’’
Perawat : ‘’Baik, Pasti berat untuk bapak menghadapi ini semua. Sekarang coba
bapak sebutkan kegiatan apa saja yang biasa dan bisa pak anto lakukan di rumah.”
Pasien : “Dulu kalau waktu saya senggang saya suka melukis, mengayam alat-
alat rumah tangga dari bambu dan memancing dikolah dekat rumah saudara saya
mba”
Perawat : “Jarak sini sampai rumah saudaranya bapak dekat atau jauh?”
Perawat : “Baik, karena memancing tidak bisa langsung kita lakukan sekarang.
Coba bapak pilih salah satu dari beberapa kegiatan yang tadi Bapak sebutkan
untuk bisa kita lakukan sekarang.”
Perawat : “Baik kalau itu pilihan Bapak. Alat-alat melukisnya ditaruh dimana ya
pak. Agar saya bisa mengambilkan kalau bapak tidak keberatan.”
Pasien : “Dari sini lurus mentok. Ada pintu warna biru tertempel gambar Winnie
The Pooh. Disitulah letak alat-alat melukis saya.”
Pasien : (mengangguk).
Perawat : (datang dengan membawa alat lukis dan tampak kerepotan). “Ini alat
lukis dan kanvasnya ya, Pak. Bisa kita mulai sekarang?”
Pasien : (mengangguk)
Perawat : “Coba mana, Pak. Hasil lukisannya sudah selesai apa belum? (Berdiri
untuk melihat hasil lukisan). Wah, bagus ya, Pak. Bapak berbakat sekali.
Lukisannya benar-benar seperti nyata.”
Perawat : “Bapak bisa mengembangkan kembali bakat bapak sehingga bapak bisa
menjadikannya sebagai penghasilan tambahan keluarga.”
C. Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan pak anto setelah kita ngobrol-ngobrol? Setelah pak
anto melakukan kegiatan melukis tadi?”
Pasien : “Saya merasa bisa mengalihkan pikiran saya sebentar. Tapi saya masih
merasa sedih dengan keadaan saya yang seperti ini.”
Perawat : “Coba bapak lakukan lagi kegiatan tadi. Kita bisa coba terapkan jadwal
melukis Bapak sehari sekali atau dua hari sekali untuk menyelesaikan sedikit demi
sedikit lukisan yang belum jadi. Apakah Bapak setuju?”
Perawat : “baik, besok kita akan bertemu kembali untuk ngobrol-ngobrol kembali
mengenai kemampuan pak anto yang lain. Bagaimana? Bapak bersedia?”
Perawat : “Kira-kira besok pak anto maunya kita ketemu jam berapa?”