Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi,
faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi
semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali
sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit dikemudian
hari

Di zaman sekarang sudah banyak kita temui kebudayaan-kebudayaan yang menyimpang


dengan ilmu kesehatan, maksudnya tidak sejalan atau tidak sependapat dengan ilmu
kesehatan yang selalu berkembang dan selalu memberikan inovasi baru dalam berbagai
bidang yang bermanfaat untuk menyembuhkan maupun mempercepat proses penyembuhan
suatu penyakit. Dan banyak nya kebudayaan tersebut dapat mengganggu atau menjadi
hambatan untuk proses penyembuhan, karena kebudayaan yang di percayai sangat sulit untuk
dihilangkan. Dengan persepsi masyarakat yang sangat bergantung pada budaya nya tersebut
sangat sulit untuk menerima perkembangan dan inovasi baru mengenai ilmu kesehatan yang
menurut mereka tidak dapat dipercaya dan bertentangan dengan nilai budaya nya. Dan minim
nya pengetahuan masyarakat dalam kesehatan, seperti perkembangan-perkembangan ilmu
kesehatan juga sangat mempengaruhi dalam proses penerimaan masyrakat terhadap ilmu baru
tersebut.

Di saat sekarang pun, masyarakat masih banyak yang memiliki pengetahuan yang minim
mengenai kesehatan, dan juga kurang nya informasi yang diterima dengan ketidakmampuan
mengikuti teknologi-teknologi yang terus berkembang yang sangat berperan dalam
penyampain informasi-informasi ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Teknologi yang
terus berkembang harus diiringi pendidikan yang baik dengan mendapatkan pengetahuan
yang semaksimal mungkin dengan belajar di sekolah maupun di acara-acara, seminar,
promosi kesehatan, dll.

Seperti hal nya makanan-makanan yang tidak diperbolehkan maupun diperbolehkan


dikonsumsi pada saat sakit karena adanya kebudayaan tersebut. Kebudayaan-kebudayaan
setiap suku berbeda-beda, tetapi masih bisa ditemui kesamaan-kesamaan kebudayaan yang
sangat dipercayai karena menurut meraka warisan turun temurun dari tertua terdahulu. Pada
daerah tertentu yang dipengaruhi oleh ketidak mapuan ataupun ketidaktahuan, seperti
kebiasaan tidak makan ikan pada daerah tertentu terjadi karena selain harganya yang mahal,
rasa amis yang dirasa dapat mengganggu nafsu makan, bahkan mereka percaya bila balita
makan daging atau ikan akan menyebabkan cacingan. Di daerah lain, sayuran segar juga
menjadi karena selain sulit di dapat, mereka lebih menyukai sayuran yang dimasak sampai

1
matang sekali karena anggapan bila sayuran yang dimasak belum empuk berarti belum
datang sehingga mereka tidak mau memakannya.

Namun dengan makalah ini kami berharap dapat memberikan informasi dan juga dapat
meluruskan pengetahuan dan kepercayaan-kepercayaan yang menyimpang tersebut dapat
diluruskan, dengan begitu kita dapat mengambil manfaat-manfaat yang membantu
kehidupan. Dengan begitu dapat lebih memahami lagi ilmu pengetahuan yang terus
berkembang khususnya di bidang kesehatan ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan dilema nutrisi ?

2. Apa yang dimaksud dengan transkultural nursing ?

3. Bagaimana hubungan antara budaya dengan makanan ?

4. Apa faktor yang cendrung mempengaruhi penolakan nutrisi ?

5. Apa Penyebab penolakan nutrisi ?

6. Bagaimana gambaran masyarakat dengan nutrisi yang berhubungan dengan budaya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dilema nutrisi.

2. Untuk mengetahui pengertian transkultural nursing.

3. Untuk mengetahui hubungan antara budaya dengan makanan.

4. Untuk mengetahui pengaruh akibat kekurangan nutrisi dalam suatu kebudayaan atau
transkultural.

5. Untuk mengetahui gambaran masyarakat dengan kasus nutrisi yang berhubungan dengan
budaya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi

1.Dilema
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), dilemamengandung arti situasi sulit y
ang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yg sama-sama
tidak menyenangkan
atautidak menguntungkan; situasi yg sulit dan membingungkan. Dilema,suatu pilihan
yang kadang-kadang sulit sekali untuk menentukan pilihan.

2.Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat yang terkandung dalam makanan. Nutrien (zat gizi) adalah
komponen kimia dalam makanan yang digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi
dan membantu pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan sel – sel tubuh. Terdapat enam
kelas zat gizi yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Protein,
karbohidrat, lemak merupakan termasuk makronutrien, sedangkan vitamin, mineral,
dan air merupakan termasuk mikronutrien.

3.Dilema Nutrisi
Merupakan suatu keadaan yang terdiri dari dua pilihan yang sama-sama tidak
menyenangkan
atau tidak menguntungkan bagi seorang perawat maupun klien dalam pemberian
asuhan keperawatan pemenuhan nutrisi bagi klien.

4. Transcultural nursing (keperawatan transkultural)


transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan
perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda, ras, yang
mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada
pasien / klien )

3
5. Hubungan anatara Budaya dengan Makanan

Budaya dan makanan memiliki hubungan yang sangat erat. Makanan berfungsi untuk
mempertahankan, meningkatkan dan mengembalikan kesehatan yang optimal.
Pemilihan bahan, pengelolahan, penyajian dan pengomsumsiannya berkaitan dengan
budaya individu, keluarga, dan komunitas tempat. Misalkan budaya makan nasi saat
panen padi dan meninggalkan makan sayur-sayuran (wortel) di daerah Cianjur pada era
70-an, ternyata menyebabkan angka rabun senja meningkat saat musim padi dan
menurun saat musim tanam padi, dll.

Budaya mempengaruhi individu dan keluarga dalam menentukan makanan yang


dikonsumsi. Orang muslim tidak akan memakan daging anjing, babi, atau hewan yang
dianggap halal, misalnya ayam, jika tidak disembelih dengan menyebut nama Allah
SWT, dll.

Makanan juga dikaitatkan dengan jenis kelamin, makanan maskulin atau feminim.
Gado-gado, rujak, ketoprak, sate ayam, soto ayam, atau teh adalah makanan yang
feminim yang identik dengan perempuan. Sate kambing, sop kambing, atau kopi adalah
makanan maskulin yang berindentik dengan lelaki.
Makanan juga dikaitkan dengan usia, susu dan madu adalah makanan untuk anak-
anak. Makanan untuk orang dewasa adalah kacang goreng, kopi atau teh tubruk.
Makanan juga berkaitan dengan kondisi kesehatan seseorang, makanan orang sakit
biasanya dengan sedikit garam dan tanpa cabe sehingga terasa hambar.

Makanan dapat juga memperat hubungan kekerabatan. Pada orang jawa atau orang
sunda saat lebaran, mereka akan mengantar makanan kepada orang yang lebih dituakan
walaupun yuang lebih muda lebih miskin. Makanan hantaran di sini berfungsi sebagai
bentuk pengakuan bahwa yang menerima dituakan dihormati sekaligus ucapan syukur
orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.

Makanan dapat membangun dan mempertahankan hubungan antar manusia, misalnya


makanan yang dibawa sendiri-sendiri kemudian diletakkan ke suatu tempat selanjutnya
di santap bersama-sama.

4
B. Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Menurut Asmadi (2008), faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu:

1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat
terjadi kesalahan.

2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi
gizi seseorang.

3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
mempengaruhi status gizi.

4 Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.

5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan
kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya
di bandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

6. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut.
Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.

7. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada
laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

5
8. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme
basal tubuh juga menjadi lebih besar.

9. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya
gejala penyakit atau karena efek samping obat.

10. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan


Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet
merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak
orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).

11. Alkohol dan Obat


Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi
karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan
juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat
menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan
dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

C. Penyebab penolakan Nutrisi


Di zaman sekarang sudah banyak kita temui kebudayaan-kebudayaan yang
menyimpang dengan ilmu kesehatan, maksudnya tidak sejalan atau tidak sependapat dengan
ilmu kesehatan yang selalu berkembang dan selalu memberikan inovasi baru dalam berbagai
bidang yang bermanfaat untuk menyembuhkan maupun mempercepat proses penyembuhan
suatu penyakit. Dan banyak nya kebudayaan tersebut dapat mengganggu atau menjadi
hambatan untuk proses penyembuhan, karena kebudayaan yang di percayai sangat sulit untuk
dihilangkan.
Dengan persepsi masyarakat yang sangat bergantung pada budaya nya tersebut sangat
sulit untuk menerima perkembangan dan inovasi baru mengenai ilmu kesehatan yang
menurut mereka tidak dapat dipercaya dan bertentangan dengan nilai budaya nya. Dan minim
nya pengetahuan masyarakat dalam kesehatan, seperti perkembangan-perkembangan ilmu
kesehatan juga sangat mempengaruhi dalam proses penerimaan masyrakat terhadap ilmu baru
tersebut.

6
D. Gambaran Masyarakat dengan Nutrisi yang berhubungan dengan Budaya

1. Di Kalimantan Barat masih banyak yang percaya bahwa ibu yang setelah melahirkan
tidak boleh mengkonsumsi ikan dan telur, karena bisa menyebabkan ASI ibu amis dan luka
jahitan lama kering. Mereka hanya boleh memakan lada hitam tumbuk yang dicampur ikan
teri untuk menghangatkan tubuh.

2. Di Bogor masih ada yang percaya bahwa kepada bayi dan balita laki-laki tidak boleh
diberikan pisang ambon karena bisa menyebabkan alat kelamin/skrotumnya bengkak.

3. Di Indramayu, makanan gurih yang diberikan kepada bayi dianggap membuat


pertumbuhannya menjadi terhambat. Untuk balita perempuan, mereka dilarang untuk makan
nanas dan timun. Selain itu balita perempuan dan laki-laki juga tidak boleh mengonsumsi
ketan karena bisa menyebabkan anak menjadi cadel. Mereka menganggap bahwa tekstur
ketan yang lengket menyebabkan anak tidak bisa menyebutkan aksara ‘r’ dengan benar.

4. Di beberapa daerah seperti Madura, Surabaya masih banyak ditemukan kepercayaan


tentang jenis makanan tertentu yang dihubungkan dengan mitos dan tabu, seperti mitos
keperkasaan pada laki-laki dengan mengkonsumsi makanan yang dikategorikan sebagai
makanan panas seperti sate kambing. Sebaliknya, tidak dianjurkan untuk perempuan yang
sedang hamil.

5. Pantangan ini pasti sudah sering didengar karena hampir semua orang yang masih
menganut adat Jawa mengatakan bahwa orang hamil dilarang minum es. Alasannya nanti
susah saat melahirkan karena bayi akan menjadi sangat besar dalam kandungan.

6. Penganut adat Jawa kental, melarang ibu hamil makan telur karena nanti membuat janin
di dalam perut terus gelisah dan terus bergerak sehingga membuat ibu hamil tidak bisa tidur.

7
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi
organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

Di rumah sakit sering kita temui pasien atau keluarga pasien yang menoalak pemberian
nutrisi dari pihak rumah sakit dengan alasan bertentangan dengan nilai budaya yang mereka
miliki. Seperti salah satu contohnya, seorang pasien dengan luka jahitan, ia menolak
mengonsimsi daging ayam maupun telur. Menurut mereka itu adalah salah satu pantangan
makanan yang dipercayai budaya mereka, karena dapat menimbulkan efek gatal-gatal pada
bagian luka tersebut. Padahal telah kita ketahui bahwa kandungan nutrisi yang terdapat pada
telur dan danging aya sangat banyak mengandung protein. Protein sangat penting untuk
pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh.

b. Saran

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/10369161/DILEMA_IPTEK_DALAM_TRANSKULTURAL_NU
RSING

http://enorheno-ezpada.blogspot.co.id/2011/11/nutrisi-dalam-persfektif-transkultural.html

https://aanborneo.blogspot.co.id/2016/05/makalah-hubungan-nutrisi-dengan.html

http://presentationantropologi.blogspot.co.id/2015/05/makalah-penolakan-nutrisi-di-
rumah-sakit.html

Anda mungkin juga menyukai