Disusun oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
Universitas Andalas
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas
tuntunan Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “safe patient
handling”, tugas ini dibuat sebagai salah satu tugas makalah keperawatan Dasar I pada
semester pertama. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing, dan kepada seluruh rekan yang ikut membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa apa yang dituangkan dalam makalah ini masih jauh
dari kata sempurna sebab itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritikan demi
menyempurnakan makalah ini. Harapan penulis mudah-mudahan apa yang tertuang dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan institusi di Universitas Andalas Padang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
2.RUMUSAN MASALAH
3.TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar,
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut
Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai kesalahan medis
didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk
diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan yang
salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi
dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Menurut PMK 1691/2011, Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di rumah sakit yang
menjadikan pelayanan kepada pasien menjadi lebih aman, oleh karena dilaksanakannya:
asesmen resiko, identifikasi dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindaklanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat tindakan medis atau tidak
dilakukannya tindakan medis yang seharusnya diambil. Sistem tersebut merupakan sistem
yang seharusnya dilaksanakan secara normatif.
• RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian dari safe patient handling?
2. Apa tujuan dari safe patient handling?
3. Bagaimana langkah-langkah dari pelaksanaan safe patient handling
• TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami apa pengertian dari safe
patient handling
2. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami apa tujuan dari safe patient
handling
3. Mahasiswa diharapkan memahami dan dapat menerapkan safe parient handling
dan pelaksanaanya
• ALAT TRANSFER
Apabila pasien bisa diajak bekerja sama dalam memindahkannya maka langkah yang
harus dilakukan perawat yaitu
1. Konfirmasikan alat penanganan pasien dan tempat tujuan sudah memenuhi
persyaratan berat, lebar, dan tinggi pasien jika pasien perlu ditarik ke atas tempat
tidursebelum dipindahkan
2. Tempat tidur tinggi / rendah, meja ujian yang dapat disesuaikan, dan tandu ideal
untuk memudahkan transfer.
3. Saat menggunakan alat transfer, selalu gerakan kaki terlebih dahulu, diikuti batang
tubuh bagian atas dan kepala.
4. Setidaknya satu perawat atau pengasuh berada disisi tujuan
5. Jangan pernah mengangkat pasien secara manual kecuali dalam situasi darurat
6. Jangan pernah menangkap pasien yang jatuh! Seorang perawat mungkin tidak bisa
menghentikan pasien agar tidak jatuh. Segera singkirkan benda yang dapat
melukai kepala pasien
7. Jangan biarkan pasien bersandar atau menarik / meraih pengasuh untuk mendapat
dukungan dalam gerakan. Izinkan dan dorong pasien untuk bergerak sendiri
sebanyak itu aman dilakukan
8. Tanyakan langkah apa yang dapat memudahkan dan kenyamanan dalam
pergerakan dan mobilitas mereka. Tingkatkan kemudahan dalam memasukkan
sling duduk dengan menggunakan perangkat pengurang gesekan atau perangkat
transfer lateral
9. Jika menggunakan sling duduk, perangkat transfer lateral atau perangkat
pengurang gesekan, dapatkan arahan fasilitas untuk meninggalkan pasien.
Ketinggian kerja harus sesuai untuk keselamatan staf, kira-kira setinggi siku
10. Selama penaganan, pasien harus dalam keadaan terbaik (tidak ada garis, tabung,
kontraktur, dll), pengasuh dapat mengangkat tidak lebih dari 35 pon berat badab
pasien
PEMBAHASAN
ALGORITMA 2
1.Bed
A.posisi fowler
Posisi ini adalah cara berbaring pasien dengan setengah duduk,bagian kepala
tempat tidur dinaikkan.tujuannya adalah untuk menurangi sesak napas, memberikan
rasa nyaman, membantu memperlanca rkeluarnya cairan, membantu mempermudah
pemeriksaan
Cara pelaksanaan
Posisi ortopneik atau tripod menempatkan pasien dalam posisi duduk atau di
sisi tempat tidur dengan meja di atas untuk bersandar dan beberapa bantal di atas
meja untuk beristirahat.
C. posisipronatautengkurap
Dalam posisi prone atau tengkurap, pasien berbaring di perut dengan kepala
menghadap kesatu sisi dan pinggul tidak tertekuk.
D. posisi lateral
Dalam posisi lateral atau berbaring miring, pasien berbaring di satu sisi tubuh dengan
tungkai atas di depan tungkai bawah dan pinggul serta lutut tertekuk. Melenturkan
pinggul dan lutut bagian atas serta menempatkan kaki inidi depan tubuh menciptakan
basis dukungan yang lebih luas dan segitiga serta mencapai stabilitas yang lebih besar.
Peningkatan fleksi pinggul dan lutut atas memberikan stabilitas dan keseimbangan yang
lebih besar.Fleksi ini mengurangi lordosis dan meningkatkan keselarasan punggung yang
baik.
E. posisisims
Posisi Sims atau posisi semiprone adalah ketika pasien mengambil posisi setengah
jalanan taraposisi lateral dan posis itengkurap. Lengan bawah diposisikan di belakang
klien, dan lengan atas dilenturkan di bahu dan siku.Kaki bagian atas lebih fleksibel di
kedua pinggul dan lutut, daripada yang lebih rendah.
F. posisi lithotomy
Lithotomy adalah posisi pasien di mana pasien berada di punggung mereka dengan
pinggul dan lutut tertekuk dan paha terpisah.
G.Posisi Trendelenburg
Reverse Trendelenburg adalah posisi pasien di mana kepala tempat tidur ditinggikan
dengan kaki tempat tidur menghadap kebawah. Ini adalah kebalikan dari posisi
Trendelenburg.
Posisi lutut-dada, bias dilakukan dalam posisi lateral atau prone.Dalam posisi lutut-
dada lateral, pasien berbaring miring, badan diletakkan diagonal di atas meja, pinggul dan
lutut dilipat.Dalam posisi lutut-dada pronasi, pasien berlutut di atas meja dan menurunkan
bahu keatas meja sehingga dada dan wajah terletak di atas meja.
I.Posisi Jackknife
Posisi Jackknife, juga dikenal sebagai Kraske, adalah tempat perut pasien terbaring
rata di tempat tidur. Tempat tidur dipotong sehingga pinggul terangkat dan kaki dan kepala
rendah.
J. Posisi Kidney
Dalam posisi kidney, pasien mengasumsikan posisi lateral yang dimodifikasi di mana
perutdiletakkan di atas lift di meja operasi yang menekuk tubuh. Pasien diposisikan di sisi
kontralateral dengan punggung diletakkan di tepi meja.Ginjal kontra lateral diletakkan di atas
meja atau di atas kidney body elevator (aksesoris tambahan meja operasi).Lengan paling atas
ditempatkan menekuk fleksi tidak lebih dari 90º.
2. STRETCHER
Cara memindahkan pasien menggunakan stretcher dengan tarikan selimut atau alas
1) Atur brankar dalam posisi terkunci pada tiap sisinya dan dekatkan dan sejajarkan dengan
tempat tidur atau brankar atau stretcher yang akan digunakan selanutnya.
2) Satu perawat berada disisi tempat tidur, sedangkan posisi dua perawat yang lain di
samping brankar
3) Gunakan pengalas dibawah tubuh klien untuk media mengangkat dapat berupa selimut
maupun alas brankar
5) Perawat yang berada di sisi tempat tidur siap memegang dan mendorong pasien
6) Dua perawat lain yang berada di samping brankart memulai aba-aba secara bersamaan dan
mengangkat/ menarik pengalas di bawah tubuh pasien dan pasien hingga mencapai tempat
tidur satunya. Apabila pasien dalam kondisi cedera berat ataupun fraktur yang luas maupun
memiliki bobot tubuh yang sedikit berlebih anjurkan minimal terdapat 4 perawat yang
masing-masing berada pada sisi kepala, samping kanan kiri dan kaki.
7) Jauhkan brankar
8) Baringkan pasien ke kiri atau kanan dan tarik pengalas atau selimut.
Trolley digunakan di dalam area instalasi rawat inap danhanyadigunakan bila code
blue diaktivasi.Bila tidak ada aktivasi code blue, isi trolley tidak boleh digunakan.
❖ Manfaat trolley:
1. Reaksi cepat dalam kondisi darurat
2. Meyakinkan kelengkapan tersedia
3. Kemudahan akses dan transportasi
Alat-alat lain dan obat-obatan yang ada di dalam trolley harus diperiksa kelengkapan dan
tanggal kadaluarsanya setiap bulan sekali.
Gambar:
Isi Trolley:
• Laci 1
• Laci 2
• Laci 3
• Laci 4
4.PROCEDURE TABLE
Tata cara memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi yang berada di
operating room (OR).
Tujuan nya adalah menjaga pasien tetap aman dan tidak jatuh dari tempat tidur.
Prosedur : persiapan alat
• Tempat tidur (brankar)
• Meja Or
• Tandu
Pelaksanaan
Keselamatan pasien adalah hal penting yang harus di perhatikan perawat yang terlibat
dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Jadi penanganan pasien yang baik
harus di perhatikan lebih supaya kesembuhan pasien dapat di capai. Penanganan yang tepat
perlu diberikan supaya hal-hal seperti cedera dapat ditanggulangi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.nerslicious.com/posisi-pasien/
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/62e4b9dd68248244aee9e0ea266a2050.pd
f
https://docplayer.info/35308179-Panduan-penggunaan-troli-emergensi.html
https://www.academia.edu/19759573/TROLLEY_EMERGENCY_terbaru_kk_ayu_2015
https://www.alatkesehatan.id/tag/mengenal-fungsi-emergency-trolley/