Anda di halaman 1dari 7

Role Play

Keluarga Pertengahan

Pembagian peran:
1. Bapak C (suami) : Fitri Annisa
2. Ibu J (istri) : Puput Winari
3. Perawat I : Laila Hasanah
4. Perawat II : Affaf Karimah
5. Anak : Dita Linda Sari
6. Menantu : Titin Hermaneti

Narasi
Hari ini adalah kunjungan kedua yang dilakukan oleh perawat keluarga ke keluarga Bapak C.
Di pertemuan sebelumnya didapatkan data:
- Keluarga Bapak C masuk ke dalam tahapan keluarga pertengahan
- Keluarga Bapak C memiliki 2 orang anak, keduanya sudah menikah.
- Saat ini Bapak C hanya tinggal berdua dengan istrinya Ibu J
- Keluarga Bapak C baru memilki satu orang cucu
- Masalah kesehatan pada keluarga bapak C adalah hipertensi yang diderita oleh
Bapak C
- Bapak C akhir-akhir ini suka marah-marah
- Dari hasil wawancara pada pertemuan pertama, tersirat bahwa Bapak C dan Ibu
J sangat merindukan anak dan cucunya
- Ibu J mengatakan bahwa mereka terkadang merasa kesepian karena ditinggal
anak-anaknya

Sebelumnya...di rumah Anak A...
Anak A : Masdah lama kita ga ketemu ma ibu dan bapak, mereka
pasti kangen mas sama kita. Kapan ya mas kita bisa ke sana ?? Aku juga dah
kangen ma mereka.
Suami : Yaaahnanti kalo kita ada waktu, kita sempatkan kesana
(Tidak lama kemudian, Ibu J menelepon anaknya)
Ibu J : Assalamualaikum
Anak A : Waalaikum salam...
Ibu J : cah ayu....bagaimana kabar mu dan suami??
Anak A : Alhamdulillah, baik-baik aja bu. Ibu dan bapak disana apa
kabar?
Ibu J : Kami juga sehat-sehat aja. Kapan kalian mau dateng lagi
jenguk ibu dan bapak di rumah? Ibu dan bapak sudah kangen mau ketemu
anak-anaknya lagi.
Anak A : Iyyaa bu...tadi juga aku baru ngebahas ini ma mas.... nanti
akan kita sempatkan ke sana, kalo hari ini kami ga bisa bu..
Ibu J : Oooo.. yaudah... ibu dan bapak ga memaksa kalo kalian
memank lagi sibuk. Nanti kabari ibu dan bapak saja kalo kalian mau dateng
Anak A : baik ibu,, pasti nanti dikabarin
Ibu J : Yaudah...itu aja. Ibu tunggu ya nak. Assalamualaikum.
Anak A : waalaikum salam

Di rumah kelurga Bapak C, datanglah 2 orang perawat keluarga.

ORIENTASI
Perawat I&II : Assalamualaikum.. selamat pagi.
Ibu J : Waalaikumsalam.. selamat pagi. Eeeeehhh cah ayu. Silahkan masuk!!!
Perawat I : Baik ibu
Ibu J : Pak, ada tamu nih perawat yang minggu lalu datang ke rumah kita
Bapak C : Iya Bu..
Wah, mba-mba perawat yang cantik ini, silahkan duduk. Tak perlu sungkan.
Perawat I&II : Terima kasih bapak
Perawat I : Bagaimana kabar bapak dan ibu hari ini?
Bapak C : Alhamdulillah mba,,, seperti yang mba lihat sekarang ini lah..
Oia Bu, siapin minum nih, masa ada tamu ga disuguhin apa-apa??
Perawat II : Tidak perlu repot-repot Bu..
Ibu J : Oo, tidak merepotkan kok Mba..
Saya justru senang mendapatkan kunjungan langsung dari tenaga kesehatan..
Perawat I : Baiklah bapak di pertemuan yang sebelumnya, kan kita
sudah berbincang-bincang tentang keadaan umum keluarga bapak C, bapak
C juga mengatakan masalah kesehatan yang dialami bapak C, yaitu darah
tinggi. Kemarin bapak C juga sudah menjelaskan tentang pengertian, tanda
dan gejala hipertensi. Nach sekarang kita akan berbincang-bincang tentang
hipertensi yang bapak alami, dan juga bagaimana untuk mengatasinya. Kita
akan berbincang-bincang disini, sekitar 30 menit. Bagaimana, apakah Bapak
setuju?
Bapak C : Iya, bisa.. saya setuju
Ibu J : Naaaach ini dia minumannya datang. Silahkan mba.. mari diminum dulu.

Fase Kerja
Perawat II : Di pertemuan sebelumnya, bapak mengatakan bahwa bapak
suka merasa pusing dan mudah marah, karena hal inilah bapak jadi terkena
hipertensi.
Bapak C : Wah iya mba.memang seperti itu kan yang benar??
Perawat II : Naachh.. jadi sebenarnya begini bapak salah satu penyebab
hipertensi, bisa dikarenakan stress. Ketika kondisi bapak lagi banyak pikiran,
itu akan memicu tekanan darah bapak naik, sehingga tubuh akan berespon
menjadi mudah pusing dan gampang marah-marah.
Ibu J : Oooo..jadi begitu ya mba,,, tapi si bapak suka marah-marah ga jelas
gitu.
Bertanya tentang anak kami saja si A dan si B, bapak sambil marah-marah.
Perawat I : Bagaimana ibu tahu jika bapak sedang bertanya sambil marah-marah??
Bapak C : Yaiyyalah mba.. si bapak jadi lebih jutek, bicaranya cepat dan
juga suaranya sedikit melengking.
Perawat I : Biasanya bapak marah-marah ketika sedang membicarakan hal apa?
Bapak C : Waaahhh.. saya sendiri tidak tau mba, saya tidak merasa marah-marah
Ibu J : Yeeeesi bapak mah, emang ga peka mba.
Biasanya bapak suka marah-marah kalo hasil setoran angkot sedikit, tapi
lebih sering sich kalo nanya kabar si A dan B. biasanya bapak selalu nanya
ke ibu, kapan si A dan B maen lagi ke rumah?? Bapak dah kangen mau
ketemu anak-anak dan cucu
Bapak C : Aaachh.. itu mah ibu nya aja yang terlalu sensitive
Bapak ga marah-marah kalo nanya tentang si A dan B
Ibu J : Yeeee..kan ibu bisa merasakan pak.
Perawat II : Baiklah ibu-bapak. Sekarang saya mau bertanya sama bapak,
sebenarnya saat bapak bertanya pada ibu tentang kondisi anak-anak bapak
dan cucu bapak ke ibu, apa sih yang bapak rasakan??
Bapak C : Aaaach.. biasa aja mba saya Cuma mau tau aja kapan
mereka akan datang lagi ke sini.
Ibu J : Bilang aja pak, kalo bapak kangen sama mereka, kan kita dah
hampir 2 bulan ga ketemu mereka.
Bapak C : Yaaah..kangen mah pasti ada aja lah bu tapi kan kita ga
bisa memaksakan mereka untuk datang. Mudah-mudahan aja mereka datang
hari ini bu
Perawat I : Oh begitu ya Bu, Pak. Jadi sebenarnya bapak sangat
merindukan anak dan cucunya, bapak juga sangat berharap ingin dikunjungi
mereka. Mungkin karena hal ini, bapak jadi banyak pikiran sampe stress.
Ibu J : Kalo saya rasa juga begitu mba, kadang bapak suka melamun
sendiri sambil memandangi foto anak-anak, tapi ga lama setelah itu, bapak
jadi mudah marah-marah dan ga enak diajak bicara.
Perawat I : Bagaimana menurut bapak??
Bapak C : Iyya mba, saya rasa yang dikatakan ibu benar.
Perawat II : Nach.. sekarang bapak mau ga kami ajarkan salah satu cara
agar bapak tidak stress lagi?
Bapak C : Iya mau, mba.
Perawat II : Sekarang saya akan mengajarkan tehnik relaksasi kepada
bapak supaya bapak bisa merasa santai dan tidak banyak fikiran lagi.
Caranya begini, bapak duduk dengan posisi yang nyaman buat bapak, lalu
bapak tarik nafas dalam lewat hidung, tahan sebentar, kemudian hembuskan
secara perlahan melalui mulut. Saya contohkan ya pak. Nach....seperti itu
bapak-ibu.
Ibu J : Kelihatannya mudah sekali ya mba..
Perawat II : Iyya ibu,, memang sangat mudah. Ibu juga bisa mencobanya.
Sekarang kita lakukan bersama-sama ya. 1, 2, 3..
Perawat, Ibu J dan Bapak C melakukan tehnik relaksasi secara bersama-
sama.
Bapak C : Terasa lebih adem ya mba.
Ibu J : Iyya mba, rasanya dada saya jadi lega
Perawat II : Waaaach.. bapak dan ibu sudah baik melakukannya
Bapak C : Tehnik ini bisa dilakukan kapan saja mba?
Perawat I : Tehnik ini bisa dilakukan kapan saja, jika bapak ibu merasa
lelah ataupun banyak fikiran. Dilakukan sesering mungkin pun tak jadi
masalah pak
Bapak C : Apakah dengan cara ini tekanan darah saya bisa turun mba??
Perawat I : Insya allah bisa bapak, kan tadi bapak sendiri yang
menyimpulkan, tekanan darah bapak tinggi karena bapak banyak fikiran.
Naaach...dengan tehnik ini, akan membuat bapak menjadi rileks, seperti yang
bapak dan ibu rasakan tadi.
Ibu J : Ooooo... Jadi sebenernya, darah tinggi juga bisa karena
banyak fikiran ya mba?? Makanya si bapak disuruh untuk rileks, gitu ya???
Kalo marah-marah bisa bikin darah tinggi juga ga mba??
Perawat II : Sebenarnya marah-marah itu akibat dari darah tinggi, karena
tekanan darah bapak naik, menimbulkan rasa tidak nyaman ke otak, sehingga
timbullah keinginan untuk marah-marah. Darah tinggi bisa disebabkan
karena pola makan, misalnya suka makan yang asin-asin, atau bisa juga
karena genetik atau keturunan.

Terminasi

Perawat II : Naaach... kan tadi bapak dan ibu sudah bisa menyimpulkan
kenapa bapak bisa tekanan darah tinggi, dan tadi kita juga sudah sama-sama
melakukan tehnik relaksasi tarik nafas dalam. Bisa bapak sebutkan lagi,
kenapa bapak tekanan darah tinggi??
Bapak C : Yaaa..karena banyak fikiran mba, mikirin anak-anak yang ga
dateng-dateng jenguk kami
Perawat II : Naaach... kalau begitu untuk pertemuan selanjutnya,
bagaimana kalau kita mendiskusikan tentang komunikasi yang efektif antara
bapak-ibu dengan anak-anak?
Ibu J : Ibu setuju banget mba, kapan mba??
Perawat I : Minggu depan saja ya bu, di hari dan jam yang sama seperti
tadi. Bagaimana?
Ibu J : Oke mba... nanti sekalian ibu telepon si A untuk dateng, biar
kita bisa langsung ketemu sama-sama, gimana menurut mba??
Perawat I : Oh itu usul yang baik sekali ibu. Kami setuju.
Bapak C : Aaaaach..ga usahlah bu pake undang si A segala, tadi pagi aja
ibu telepon dia untuk dateng, si A malah bilang ga bisa dateng. Alesannya
sibuklah. Bapak ga setuju itu (sambil nada marah)
Ibu J : Lhooo..kan tadi bapak denger sendiri, mba nya aja bilang
kalo itu usul yang baik. Kenapa bapak ga setuju? Katanya kangen ma anak-
anak? (nada sedikit emosi)
Bapak C : Pokoknya ga usah aja bu.... (nada marah)
Perawat II : Baik-baik...bapak-ibu tenang dulu. Coba untuk duduk
dengan rileks, dan lakukan tehnik relaksasi seperti tadi. Bagaimana bapak-
ibu, sudah lebih tenang??
Bapak C : Iyyaaa mba.
Perawat II : Nach..sekarang kita lakukan sekali lagi tehnik relaksasi yang
tadi. Kita lakukan 3x ya, dalam hitungan ketiga, bapak dan ibu tarik nafas
dalam. 1, 2, 3......
Bapak J dan Ibu C melakukan tehnik relaksasi.
Perawat I : Bagus sekali bapak-ibu.... tehnik yang dilakukan sudah benar.
Jika sewaku-waktu terjadi kondisi yang seperti tadi, bapak-ibu bisa langsung
menenangkan diri dengan tehnik ini.
Perawat II : Ibu J juga harus sering2 mengingatkan bapak, agar jangan
marah-marah terus dan ibu J juga jangan mudah terpancing emosi jika bapak
C sedang marah
Ibu J : Baiklah mba....

(Tidak lama kemudian anak A dan juga suaminya datang berkunjung ke rumah ibu-bapaknya,
tanpa memberitahukan sebelumnya. Dari luar rumah, terdengar suara orang memberi salam)
Anak A : Assalamualaikum...
Ibu J : Pak...itu seperti suara si A sama suaminya.
Bapak C : Waah..bener itu bu, cepat bukain pintu.
Anak A dan suaminya masuk ke rumah, duduk bersama ibu, bapak serta 2 orang perawat di
ruang tamu.
Ibu J : Nich kenalin, 2 orang ini adalah perawat keluarga yang berkunjung ke rumah
kita.
(perawat memperkenalkan dirinya pada anak dan mantu
bapak C)
Perawat II : Waach...kebetulan mba A datang ke sini, kami baru saja
merencanakan pekan depan, akan mengajak mba A untuk ikut berdiskusi
bersama kami.
Bapak C : Iyya...mba-mba ini mau ngasih tau kita tentang komunikasi
yang efektif, supaya hubungan antara orang tua dengan anak ga terputus.
Walaupun kamu dah pisah rumah dari kami, tapi sempatkanlah datang untuk
mengunjungi kami.
Ibu J : Iyya nak... kami berdua kangen sama kamu. Tadi pagi di
telepon, katanya ga bisa ke mari, lha sekarang ternyata bisa.
Anak A : Iyyaaa bu...kami memang sengaja mau kasih kejutan sama
ibu dan bapak, makanya dateng ke sini ga bilang-bilang ibu dan bapak.
Ibu J : Lain kali bilang aja, kan ibu bisa masakin makanan kesukaan
kamu.
Anak A : Iyya buuu...
Perawat I : Baiklah ibu-bapak... karena tadi kita sudah berbincang-
bincang cukup lama, kami rasa untuk hari ini hanya itu saja. Sekarang anak
bapak-ibu juga sudah datang berkunjung, jadi kami mohon pamit dulu sama
ibu-bapak
Bapak C : Oooohh..iya mba. Terima kasih banyak atas kunjungannya.
Kami tunggu kedatangan mba minggu depan
Perawat I&II : Iyyaaa bapak.... Assalamualaikum
Bapak C, Ibu J, anak A, dan menantunya : Waalaikum salam wr.wb

Anda mungkin juga menyukai