Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS I

Askep Teoritis Setting Sekolah

Dosen : Dr. Rika Sabri, S.Kp.,M.Kes.,Sp.Kep.Kom

Disusun oleh: Kelompok 1

Kelas A3 2020

Adinda Tri Kurnia Putri 2011313001 Wulan Umairah 2011312067

Dian Fadhilla Humaida 2011312052 Figo Renzio Rizal 2011311003

Ultri Jafriami Putri 2011313016 Salsabila Rahmadani 2011312004

Memel Meiyuni 2011313034 Lidya Putri 2011312034

Nurul Sakinah 2011311024 Putri Anisa Fazira 2011312019

Sabilla Khairani 2011311039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk
memenuhi tugas Keperawatan Komunitas I.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan sumbangan pemikiran dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih
khususnya kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
dari para pembaca selalu kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Akhirnya, harapan kami mudah-mudahan makalah yang sederhana ini ada manfaatnya
khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca Aamiin.

Padang, 12 Mei 2022


DAFTAR PUSTAKA
Makalah Askep Teoritis Setting Sekolah

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 3
BAB I ....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 5
C. TUJUAN ....................................................................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
A. Pengkajian Setting Sekolah .......................................................................................................... 6
B. Diagnosa Keperawatan Setting Sekolah........................................................................................ 8
C. Intervensi Setting Sekolah ............................................................................................................ 9
D. Implementasi Setting Sekolah .................................................................................................... 11
E. Evaluasi Setting Sekolah ............................................................................................................. 12
BAB III ................................................................................................................................................... 16
PENUTUP............................................................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................. 16
B. SARAN ....................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 17
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan bagian integral dan kehidupan manusia, bertolak dari latar
belakang manusia yang berbeda-beda, Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi
dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu
daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap
kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu
upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya
terdapat kelompok khusus anak sekolah. Melihat berbagai masalah kesehatan yang
muncul pada kelompok usia anak sekolah maka diperlukan adanya peran tenaga
kesehatan dalam membantu menangani masalah tersebut baik promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif.

Tenaga kerja merupakan salah satu kelompok sasaran dalam pelayanan


kepemwatan komunitas, dimana perawat komunitas mempunyai tanggung jawab
terhadap kesehatan pada para pekerja yang merupakan bagian dari komunitas. Di
beberapa negara maju kesehatan kerja sudah ditangani khusus oleh perawat kesehatan
kerja (Ocarpational Health Nursing), di Indonesia perawat kesehatan kerja saat ini sudah
mulai dikembangkan, namun pemerintah sebenarnya sudah mulai mempromosikan
tentang pentingnya keberadaan perawat kesehatan kerja dalam suatu perusahaan/ industri.
(Reni Chariani, 2015)

Yang perlu dikaji dalam kelompok khusus ini secara mendalam adalah latar
belakang yang menyebabkan timbulnya masalah pada kelompok tesebut, karena setiap
kelompok mempunyai kebutuhan yang berbeda. Pengkajian ini menjadi dasar untuk
membuat perencanaan keperawatan yang tepat. Perawat komunitas seyogyanya dapat
memberikan pelayanan keperawatan pada kelompok khusus di tatanan komunitas,
penyusunan modul ini diharapkan dapat membantu perawat lebih memahami tentang
keburuhan keperawatan pada kelompok khusus.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengkajian setting sekolah?
2. Apa diagnosa keperawatan setting sekolah?
3. Bagaimana Intervensi setting sekolah dan?
4. Bagaimana Implementasi setting ?
5. Bagaimana Evaluasi setting sekolah?

C. TUJUAN
1. Mengetahui Pengkajian setting sekolah
2. Mengetahui Diagnosa keperawatan setting sekolah
3. Mengetahui Intervensi setting sekolah
4. Mengetahui Implementasi setting sekolah
5. Mengetahui Evaluasi setting sekolah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Setting Sekolah


Pengkajian setting sekolah

1. Data inti komunitas, terdiri dari:


a. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah
menurut jenis kelamin, golongan umur.
b. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
c. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia
sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang
ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan
oleh anak usia sekolah.

2. Data subsystem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :

a. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan,
aktifitas anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan
winshield survey dan observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari


guru kelas, kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang


kurang baik bagi perkembangan anak usia sekolah.
b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan social
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk
pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak
usia sekolah melalui wawancara.

c. Ekonomi
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah
uang jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha
sekolah.
d. Keamanan dan transportasi.
 Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.
 Transportasi Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah,
adanya bis sekolah untuk layanan antar jemput siswa
e. Politik dan pemerintahan
Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang
harus dipatuhi seluruh siswa.
f. Komunikasi
 Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk
memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan
sosialisasi dari pendidik.
 Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan
orang tua, peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah
masalah anak sekolah, keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan
dalam menyelesaikan masalah anak usia sekolah.
g. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan
sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

h. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran
bakat anak usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan
waktu penggunaan.

B. Diagnosa Keperawatan Setting Sekolah


Penulisan diagnosis keperawatan kelompok dan komunitas berbeda dengan
individu dan keluarga. Menurut Freeman (1970) dalam Ervin (2008), upaya atau action
pelayanan keperawatan komunitas haruslah berlandaskan pengkajian yang akurat yang
dilakukan oleh seluruh komponen yang ada di dalam komunitas, sehingga diagnosis
keperawatan komunitas adalah kunci utama pelayanan keperawatan yang dilakukan di
komunitas.
Mengingat komunitas terdiri atas individu, keluarga, kelompok dan komunitas,
maka diagnosis keperawatan komunitas harus ditujukan kepada komunitas, kelompok
atau aggregates tersebut, sehingga secara umum diagnosis tersebut meliputi atau
mewakili permasalahan individu, keluarga yang hidup dan tinggal dalam komunitas
tersebut.
Diagnosis keperawatan kelompok dan komunitas juga memiliki perbedaan secara
umum dengan diagnosis individu dan keluarga, karena saat melakukan pengkajian di
komunitas atau kelompok/aggregates, maka perawat yang bekerja di komunitas,
berkolaborasi dengan komunitas, tokoh komunitas, kepala kelurahan/desa serta
aparatnya, pemuka agama serta tenaga kesehatan lainnya, sehingga formulasi diagnosis
keperawatan harus mewakili semua pemangku kepentingan di komunitas (Ervin, 2008).
Ada tiga bagian diagnosis keperawatan berikut ini.
1. Menggambarkan masalah, respon, atau keadaan.
2. Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah.
3. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.

Diagnosa setting sekolah

1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:


a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Malnutrisi
b. Kerusakan imunitas
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau
mesin penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak
dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan

C. Intervensi Setting Sekolah


Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana keperawatan harus
mencakup : Perumusan tujuan, Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan,
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
1. Perumusan tujuan Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a) Berfokus pada masyarakat
b) Jelas dan singkat
c) Dapat diukur dan diobservasi
d) Realistik
e) Ada target waktu
f) Melibatkan peran serta masyarakat

Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2 S: Subjek K.1 : Kondisi


P: Predikat K.2 : Kriteria

Selain itu dalam perumusan tujuan :

a. Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan


b. Perilaku yang diharapkan berubah
c. Specific
d. Measurable atau dapat diukur
e. Attainable atau dapat dicapai
f. Relevant/realistic atau sesuai
g. Time-Bound atau waktu tertentu
h. Sustainable atau berkelanjutan
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan Langkah-langkah
dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui kegiatan :
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan melalui
kegiatan : musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistic
h. Disusun secara berurutan
3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan Penentuan kriteria dalam
perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan kata kerja yang tepat
b. Dapat dimodifikasi
c. Bersifat spesifik :
 Siapa yang melakukan ?
 Apa yang dilakukan ?
 Dimana dilakukan ?
 Kapan dilakukan ?
 Bagaimana melakukan ?
 Frekuensi melakukan ?

D. Implementasi Setting Sekolah


Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal ini melibatkan pihak
puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip yang umum digunakan dalam
pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas :
1. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa ( IMTAQ)
2. Integrated
Perawat kesehtan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesame
profesi, tim kesehtan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
berdasarkan azaz kemitraan.
4. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun.
5. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
6. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan
yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi
focus adalah program kesehatan komunitas dengan strategi komuniti organisasi
dan parthnerships in community. (Model for nursing parthnerships).

Prinsip lain yang perlu diperhatikan :

a. Berdasarkan respon masyarakat


b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta
lingkungannya
d. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
e. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara
esensial
f. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
g. Melibatkan partispasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan perawatan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :

a. Keterpaduan antara biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana denga
pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya
b. Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader, dan tokoh masyarakat dalam rangka
alih peran
c. Tindakan keperawatan yang dilakukan di catat dan didokumentasikan

E. Evaluasi Setting Sekolah


Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut.

a. Komponen Evaluasi
1. Evaluasi menjadi bagian integral dari desain program.
2. Evaluasi direncanakan dengan baik sejak awal.
3. Pelaksanaan evaluasi mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
4. Evaluasi menjadi bagian dari tanggung jawab pemimpin program.
5. Evaluasi memperoleh alokasi sumber daya yang memadai.
b. Proses Evaluasi
1. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan
dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
2. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan
program yang akan dievaluasi.
3. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
4. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan
evaluasi tersebut.
5. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
6. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program
berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
c. Kriteria Penilaian Evaluasi
1. Relevansi (relevance): Apakah tujuan program mendukung tujuan kebijakan?
2. Keefektifan (effectiveness): Apakah tujuan program dapat tercapai?
3. Efisiensi (efficiency): Apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling
rendah?
4. Hasil (outcomes): Apakah indikator-indikator tujuan program membaik?
5. Dampak (impact): Apakah indikator-indikator tujuan kebijakan membaik?
6. Keberlanjutan (sustainability): Apakah perbaikan indikator-indikator terus
berlanjut setelah program selesai?
d. Metode dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam evaluasi dapat berupa data primer ataupun data
sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh pelaku evaluasi.
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain, baik yang masih
berupa data mentah maupun data yang sudah diolah.
1. Contoh data primer
a) Data hasil survei
b) Data hasil pengamatan
c) Data hasil wawancara mendalam
d) Data yang diperoleh dari diskusi kelompok terarah (FGD) dengan
berbagai pemangku kepentingan.
2. Contoh data sekunder
a) Data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dikumpulkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS).
b) Data Sakernas (Survei Tenaga Kerja Nasional) yang dikumpulkan oleh
BPS.
e. Karakteristik Evaluasi yang Baik
1. Strategis, yaitu memberikan prioritas terhadap program-program yang penting,
besar, atau bermasalah.
2. Terfokus, yaitu memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang penting
bagi pengambil kebijakan.
3. Kredibel, yaitu hasilnya dapat dipercaya .
4. Tepat waktu, yaitu temuannya dapat digunakan untuk meredesain dan
memperbaiki pelaksanaan program .
5. Bermanfaat, yaitu hasilnya dapat digunakan untuk:
a) menilai kelayakan dan efektifitas program;
b) membantu memaksimalkan kegunaan sumber daya yang terbatas;
c) memberikan input untuk desain program yang akan datang.
f. Pertimbangan dan Saran dalam Melakukan Evaluasi
1. Setiap program memerlukan evaluasi yang berbeda, untuk itu tentukan prioritas.
2. Susun desain evaluasi dengan memperhitungkan keterbatasan sumber daya.
3. Bila perlu, lakukan percontohan sebelum melakukan evaluasi skala besar.
4. Apabila diperlukan, bekerja samalah dengan pihak lain.
a) waktu pelaksanaan evaluasi;
b) biaya pelaksanaan evaluasi;
c) pertimbangan etika;
d) kelayakan politis.
g. Hambatan dalam Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi suatu perencanaan program dan implementasinya,
terdapat beberapa kendala, antara lain:
1. kendala psikologis, yaitu evaluasi dapat menjadi ancaman dan orang melihat
bahwa evaluasi itu merupakan sarana untuk mengkritik orang lain;
2. kendala ekonomis, yaitu untuk melaksanakan evaluasi yang baik itu mahal dalam
segi waktu dan uang, serta tidak selalu sepadan antara ketersediaan data dan biaya;
3. kendala teknis, yaitu kendala yang berupa keterbatasan kemampuan sumber daya
manusia dalam pengolahan data dan informasi yang tidak dapat disediakan tepat
pada waktu dibutuhkan. Kejadian ini biasanya timbul ketika informasi dan data itu
belum dibutuhkan, maka biasanya hanya akan ditumpuk begitu saja tanpa diolah;
4. kendala politis, yaitu hasil-hasil evaluasi mungkin bukan dirasakan sebagai
ancaman oleh para administrator saja, melainkan secara politis juga memalukan
jika diungkapkan.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar
belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi
dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas. masyarakat suatu
daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap
kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu
upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya
terdapat kelompok khusus anak sekolah.

Pengkajian Komunitas dilakukan dengan teknik survey atau sensus terhadap tiap
responden /tiap keluarga. Hasil pengkajian tersebut akan dituagkan kedalam tiap tiap
dimensi diatas dalam bentuk pengklasifikasian data/tabulasi untuk melihat gambaran
kondisi di komunitas."Core" dari asuhan keperawatan komunitas merupakan data
demografi kelompok atau komunitas yang terdiri dari: Demografi, Nilai dan
Kepercayaan, Sejarah. Ada 8 (Delapan) subsitem yang mempengaruhi komunitas yang
perlu dikaji yaitu Perumahan, Pendidikan, keamanan dan keselamatan di lingkungan
tempat tinggal, Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, Pelayanan kesehatan
yang tersedia, Sistem komunikasi, Ekonomi, Rekreasi

B. SARAN
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini
bagi para pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA

Nofalia, I., Kep, M., Nurhadi, M., & Kep. (n.d.). KEPERAWATAN KOMUNITAS I PROGRAM
STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN
CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018. Retrieved April 24, 2022, from
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4438/5/Keperawatan%20Komunitas%20I.pdf
Ns. Wahyu Widagdo, M. S. (2016). Keperawatan Keluarga Dan Komunitas (1nd ed.).
kebayoran baru, jakarta selatan: pusdik SDM kesehatan. diakses 24 April 2022 14.31

Widogdo, Wahyu, dkk. 2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas. KEMENKES RI : Jakarta
Selatan

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Keluarga-
dan-Komunitas-Komprehensif.pdf. diakses 24 April 2022 12.10

Nofalia, Ifa, dkk. 2019. Modul Keperawatan Komunitas. ICME Press : Jombang

https://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4439/5/Keperawatan%20Komunitas%20II.pdf. diakses 24 April


2022 12.12

https://www.academia.edu/6211163/Askep_komunitas_kesehatan_kerja
Kelompok 1

Adinda Tri Kurnia Putri 2011313001


Wulan Umairah 2011312067
Dian Fadhilla Humaida 2011312052
Figo Renzio Rizal 2011311003

Askep Teoritis Setting


Ultri Jafriami Putri 2011313016
Salsabila Rahmadani 2011312004
Memel Meiyuni 2011313034
Lidya Putri 2011312034
Nurul Sakinah 201131102 Sekolah
Putri Anisa Fazira 2011312019
Sabilla Khairani 2011311039
Pengkajian
Pengkajian setting sekolah

• Data inti komunitas (demografi, etnis, nilai


kepercayaan dan agama)
• Data subsistem (Lingkungan fisik, Pelayanan
kesehatan dan pelayanan social, Ekonomi,
Keamanan dan transpostasi, politik dan
pemerintah, komunikasi, pendidikan, dan rekreasi)
Diagnosa
Diagnosa setting sekolah

1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:


a. Pilihan gaya hidup
b.Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c.Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi

2.Risiko infeksi yang berhubungan dengan:


a.Malnutrisi
b.Kerusakan imunitas

3.Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:


a.Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b.Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c.Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin
penjual makanan
d.Kemiskinan
e.Efek penggunaan alcohol atau obat

4.Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:


a.Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal
b.Kurang informasi tentang kurikulum sekolah

5.Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:


a.Perasaan negative tentang tubuh
b.Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
Intervensi
1. Perumusan tujuan Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a) Berfokus pada masyarakat
b) Jelas dan singkat
c) Dapat diukur dan diobservasi
d) Realistik
e) Ada target waktu
f) Melibatkan peran serta masyarakat

2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan Langkah-langkah


dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui kegiatan :
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan melalui
kegiatan : musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistic
h. Disusun secara berurutan

3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan Penentuan kriteria dalam


perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan kata kerja yang tepat
b. Dapat dimodifikasi
c. Bersifat spesifik
Implementasi
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerja sama
dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal ini
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan
anggota masyarakat. Prinsip yang umum digunakan
dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah inovatif, integrated,
rasonal, mampu dan mandiri, ugem.
Evaluasi
a. Komponen Evaluasi
1. Evaluasi menjadi bagian integral dari desain program.
2. Evaluasi direncanakan dengan baik sejak awal.
3. Pelaksanaan evaluasi mendapat dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan.
4. Evaluasi menjadi bagian dari tanggung jawab pemimpin program.
5. Evaluasi memperoleh alokasi sumber daya yang memadai.

b. Proses Evaluasi
1. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang
akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
2. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan
program yang akan dievaluasi.
3. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
4. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil
pelaksanaan evaluasi tersebut.
5. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
6. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap
program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

c. Pertimbangan dan Saran dalam Melakukan Evaluasi


1. Setiap program memerlukan evaluasi yang berbeda, untuk itu tentukan
prioritas.
2. Susun desain evaluasi dengan memperhitungkan keterbatasan sumber daya.
3. Bila perlu, lakukan percontohan sebelum melakukan evaluasi skala besar.
4. Apabila diperlukan, bekerja samalah dengan pihak lain
THANKS

Anda mungkin juga menyukai