TUGAS KASUS
SISTEM PENCERNAAN
Kelompok 5 :
1. Agresia Anisha (2011312061)
2. Asyrhaf Mursalina (2011311036)
3. Chairunnisa Az Zahra (2011312040)
4. Delfi Suryani (2011312070)
5. Dian Fadhilla Humaida (2011312052)
6. Irma Bonyfa Rahma (2011313019)
7. Laila Nadhira (2011312043)
8. Meisi Rahmahiga (2011313007)
9. Memel Meiyui (2011313034)
10. Syakila Lysandra (2011311054)
11. Yunita Trisca (2011312007)
Kelas A3 2020
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
Kasus Hernia
Seorang laki-laki Tn. N dengan umur 46 tahun berpendidikan SLTA di diagnosa mengalami
Hernia Inguinalis Lateral Dextra di Instalasi Bedah RS X. Datang dengan keluhan ada benjolan
di bagian paha sebelah kanan, benjolan ini muncul mulai sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu.
dalam 1 minggu terkhir benjolan yang dirasakan semakin lama semakin sakit dengan skala
6.kondisi membuat pasien sering terbangun dan bangun tidak segar. Pasien direncanakan operasi
besok. hasil pengkajian mendapati pasien tegang dan takut untuk dioperasi, belum pernah
dioperasi sebelumnya, pasien sering menanyakan kapan operasinya, bagaimana suasana di ruang
operasi, jam berapa mulai operasinya, berapa lama, sakit atau tidak, lama atau tidak, dibius atau
tidak. Keadaan umum lemah, GCS 15 E4V5M6, TD : 130/80 mmHg, S : 36,5oC, Nadi : 104
x/mnt, RR : 24 x/mnt. pemeriksaan labor didapatkan
Hemoglobin 14.8 g/dl, Eritrosit 4.71 106 /ul, Hematokrit 43 %, Leukosit 5.7 103 /ul,
Trombosit 258 103 /ul.
2. Buatlah 3 diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada pasien diatas lengkap sampai
ke intervensi dengan pendekatan 3S (SDKI,SIKI,SLKI)?
ANALISA DATA
Pre Operasi
Data Fokus
NO. Problem Etiologi
Subjektif Objektif
1 Mayor : Mayor : Nyeri akut Benjolan di
-mengeluh nyeri - inguinal
Minor : Minor :
-gelisah -pola napas
-frekuensi nadi meningkat berubah
Nadi : 104 x/mnt RR : 24 x/mnt
-sulit tidur -berfokus
pada diri
sendiri
2 Mayor : Mayor : Ansietas Kurang pengetahuan
-merasa bingung -tampak gelisah tentang kondisi kesehatan,
-merasa khawatir -tampak tegang rencana operasi
dengan akibat dari -sulit tidur
kondisi yang Minor :
dihadapi -frekuensi napas
-sulit berkonsentrasi meningkat
Minor : -frekuensi nadi
- meningkat
Intra Operasi
No Data Masalah Penyebab
1 Do : Resiko jatuh Anastesi narkotik
a. klien di bius dengan anastesi spinal
b. klien mengalami penurunan kekuatan
ekstremitas bagian bawah
c. mobilitas terbatas
Ds :
2 Do : Resiko Proses
a. Klien menjalani pembedahan pada inguinalis perdarahan pembedahan
lateralis
b. Klien dalam keadaan tidak sadar karena
pengaruh anastesi
Pasca Operasi
No Data Masalah Penyebab
1 Do : Nyeri akut Agen injuri fisik
Klien tampak menyerinagi menahan sakit pada bekas
operasi
Ds :
klien mengatakan sedikit nyeri pada bekas operasi
2 Do : Resiko Prosedur
a. Klien terpasang infuse RL infeksi invasive
b. Terdapat luka insisi bedah
Ds :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (benjolan di inguinal) ditandai
dengan klien mengeluh nyeri
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi kesehatan, rencana
operasi ditandai dengan klien tampak tegang
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan klien
sering menanyakan masalah yang dihadapi
Intra Operasi
1. Resiko jatuh berhubungan dengan anastesi narkotik ditandai dengan klien di bius dengan
anastesi spinal
2. Resiko perdarahan berhubungan dengan proses pembedahan ditandai dengan klien
menjalani pembedahan pada inguinalis lateralis
Pasca Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ditandai dengan klien tampak menyeringai
menahan sakit
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive ditandai dengan terdapat luka insisi
bedah
INTERVENSI KEPERAWATAN
Pre Operasi
No Diagnosa SLKI SIKI Rasional
1 Nyeri akut Setelah Manajemen Nyeri a. Membantu
berhubungan dilakukan Observasi menentukan pilihan
dengan benjolan tindakan a. Kaji tingkat nyeri, intervensi dan
di inguinal keperawatan durasi, lokasi dan memberikan dasar
ditandai dengan selama 3x24 intensitas untuk perbandingan
klien mengeluh jam klien dapat b. Observasi dan evaluasi
nyeri mengontrol ketidaknyamanan terhadap terapi
nyeri dengan non verbal b. Perilaku non verbal
kriteria hasil : Terapeutik menunjukkan
a. Klien a. Gunakan strategi ketidaknyamanan
mengatakan komunikasi terapetik klien terhadap nyeri
nyeri b. Gunakan teknik c. Komunikasi terapetik
berkurang distraksi dapat menenangkan
b. Wajah klien c. Ciptakan suasana klien
tenang tidak lingkungan yang d. Memfokuskan
nampak tenang perhatian klien
menahan sakit Edukasi membantu
c. Rasa gelisah a. Jelaskan strategi menurunkan
klien menurun meredakan nyeri tegangan otot
d. Frekuensi b. Ajarkan teknik e. Lingkungan tenang
nadi membaik nonfarmakologis dapat mengurangi
untuk mnegurangi factor-faktor stress
rasa nyeri selama nyeri
Kolaborasi f. Analgetik dapat
a. Kolaborasi dengan mengurangi rasa
dokter untuk nyeri yang dirasakan
pemberian analgetik klien
2 Cemas Setelah Reduksi Ansietas a. kecemasan klien
berhubungan dilakukan Observasi akan berkurang
dengan prosedur tindakan a. Identifikasi dengan informasi
pembedahan keperawatan perubahan level yang diberikan
ditandai dengan selama 3x24 jam kecemasan perawat
klien tampak kecemasan klien b. Dorong klien untuk b. dengan ditemani
tegang berkurang mengungkapkan perawat kecemasan
dengan secara verbal tentang klien akan sedikit
a. klien perasaan, persepsi berkurang
tampak dan ketakutan c. membantu
tenang Terapeutik menentukan jenis
b. klien a. Temani klien untuk intervensi yang akan
mengatakan meningkatkan dilakukan
rasa keamanan dan d. mengetahui
takutnya menurunkan perkembangan
berkurang kecemasan keadaan klien
c. klien b. Dengarkan keluhan e. membuat perasaan
menyatakan klien terbuka dan bekerja
siap untuk Edukasi sama dalam
dilakukan a. Jelaskan prosedur, memberikan
operasi termasuk sensasi informasi yang akan
seperti keadaan membantu
selama prosedur. identifikasi masalah
Kolaborasi f. kontak mata
a. Kolaborasi menumbuhkan
pemberian obat hubungan salinh
antiansietas, jika percaya antara
perlu perawat klien
g. menurunkan
stimulus cemas
dapat mencegah
cemas yang
berkelanjutan
h. sikap penerimaan
perawat dapat
meningkatkan
kepercayaan diri
klien
i. suasana yang tenang
dapat mengurangi
stimulus pembuat
cemas
3 Defisit Setelah Edukasi kesehatan a. Pengetahuan dasar
pengetahuan dilakukan Observasi yang memadai
berhubungan tindakan a. Identifikasi factor dapat
dengan kurang perawatan internal dan eksternal meningkatkan
terpapar informasi selama 3x24 jam yang dapat kerjasama pasien
ditandai dengan pengetahuan meningkatkan mengenai program
klien sering klien bertambah motivasi orang tua pengobatan dan
menanyakan dengan dan mendapatkan
masalah yang a. Klien tenang keluarga.Jelaskan penyembuhan yang
dihadapi b. Klien tampak pengertian, tanda optimal
siap gejala, komplikasi, b. Pengetahuan
menjalani rencana tindakan mengenai lokasi
operasi yang akan dilakukan. operasi dapat
Terapeutik mningkatkan
a. Sediakan materi dan tindakan kooperatif
media pendidikan klien
kesehatan c. Durasi tindakan
b. Berikan kesempatan operasi dapat
untuk bertanya menenangkan klien
Edukasi d. Tingkat kecemasan
a. Jelaskan mengenai klien untuk
jadwal, dan lokasi mengetahui
operasi kesiapan klien
b. Jelaskan durasi operasi
tindakan operasi e. Gambaran tidakan
c. Gambarkan tindakan preoperatife dapat
preoperasi rutin meningkatkan
(anestesi, diet, test kesipan klien dalam
laboratorium, IV melaksanakan
terapi, ruang tunggu operasi
keluarga).
Intra Operasi
No Diagnosa SLKI SIKI Rasional
1 Resiko jatuh Setelah dilakukan a. Berikan petunjuk a. Ketidak
berhubungan tindakan perawatan sederhana dan seimbangan proses
dengan anastesi selama 3x24 jam singkat pada pasien pemikiran akan
narkotik ditandai resiko jatuh dapat tentang posisi saat membuat pasien
dengan diminimalisir operasi merasa kesulitan
Do : dengan kriteria b. Siapkan peralatan dalam memahami
a. klien di bius klien tidak jatuh dan bantalan untuk petunjuk yang
dengan posisi yang panjang
anastesi spinal dibutuhkan sesuai b. Bantalan diperlukan
b. klien prosedur operasi dan untuk melindungi
mengalami kebutuhan spesifik bagian-bagian tubuh
penurunan klien yang menonjol
kekuatan c.Letakkan eletroda untuk mencegah
ekstremitas penetral (bantalan terjadinya
bagian bawah elektrokauter) yang penekanan saraf
c. mobilitas meliputi seluruh c Mencegah
terbatas massa otot-otot yang terjadinya
Ds : - paling besar dan perlukaan akibat
yakinkan bahwa alat elektronik
bantalan berada pada d. Kereta atau meja
posisi yang baik yang tidak stabil
d. Stabilkan baik dapat terpisah,
kereta pasien menyebabkan
maupun meja pasien terjatuh
operasi pada waktu
memindahkan pasien
ke dan dari meja
operasi
2 Resiko Setelah dilakukan a. Lindungi sekitar a. Cegah kerusakan
perdarahan tindakan perawatan kulit dan anatomi integritas kulit
berhubungan selama 3x24 jam yang sesuai seperti
dengan proses resiko perdarahan penggunaan kassa
pembedahan dapat dicegah untuk
ditandai dengan dengan kriteria menghentikan
Do : perdarahan
a. Klien b. Pantau pemasukan b. Kemungkinan
menjalani dan pengeluaran terjadinya
pembedahan cairan selama kekurangann
pada prosedur operasi cairan, yang
inguinalis dilakukan mempengaruhi
lateralis e.Pastikan keamanan keselamatan
b. Klien dalam elektrikal dan alat- pemakai obat
keadaan alat yang digunakan anestesi,fungsi
tidak sadar selama prosedur organ dan kondisi
karena operasi. Misalnya pasien
pengaruh kabel coter pada c. Kegagalan fungsi
anastesi keadaan utuh. alat dapat terjadi
Ds : - selama prosedur
operasi
Pasca Operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah a. Kaji tingkat a. membantu
berhubungan dilakukan nyeri, durasi, menentukan
dengan agen tindakan lokasi dan pilihan intervensi
injuri fisik perawatan intensitas dan memberikan
ditandai dengan selama 3x24 b. Observasi dasar untuk
Do : jam nyeri ketidaknyamanan perbandingan
Klien tampak klien non verbal dan evaluasi
menyeringai berkurang c. Gunakan strategi terhadap terapi
menahan sakit dengan komunikasi b. perilaku non
Ds : kriteria terapetik verbal
Klien a. klien d. Gunakan teknik menunjukkan
mengatakan nampak distraksi ketidaknyamanan
sedikit nyeri tenang e. ciptakan suasana klien terhadap
pada bekas b. klien lingkungan yang nyeri
operasi mengata tenang c. komunikasi
kan nyeri f. kolaborasi terapetik dapat
berkuran dengan dokter menenangkan
g untuk pemberian klien
analgetik d. memfokuskan
perhatian klien
membantu
menurunkan
tegangan otot
e. lingkungan
tenang dapat
mengurangi
factor-faktor
stress selama
nyeri
f. analgetik dapat
mengurangi rasa
nyeri yang
dirasakan klien
2 Resiko infeksi Setelah a. Bersihkan a. lingkungan yang
berhubungan dilakukan lingkungan bersih akan
dengan prosedur tindakan sekitar klien terhindar dari
invasive perawatan b. Cuci tangan kuman-kuman
ditandai dengan selama 3x24 sebelum dan penyebab infeksi
Do : jam infeksi sesudah b. mencuci tangan
a. Klien dapat melakukan sebelum dan
terpasang dikontrol perawatan pasien sesudah tindakan
infuse RL dengan lain dapat
b. Terdapat luka kriteria c. Jelaskan pada meminimalkan
insisi bedah a.Tidak ada klien tentang kotoran-kotoran
Ds : - tanda-tanda tanda-tanda penyebab infeksi
ineksi infeksi. c. penjelasan
b. Vital tentang tanda-
sign dalam tanda infeksi
batas akan menambah
normal pengetahuan
klien
3. Buatlah pengkajian tambahan yang dapat ditambah untuk kasus diatas dengan
menggunakan 11 fungsional gordon.
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas klien
nama klien : Tn. N
jenis kelamin : Laki -Laki
alamat : Pauh, Padang
umur : 46 Tahun
agama : Islam
status : Kawin
perkawinan
pendidikan : SLTA
pekerjaan :
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. R
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 3 2 tahun
Pendidikan :-
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pauh, Padang
Hubungan dengan klien : Anak
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan ada benjolan di bagian paha
sebelah kanan
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dalam 1 minggu terkhir benjolan yang dirasakan
semakin lama semakin sakit dengan skala 6.kondisi membuat
pasien sering terbangun dan bangun tidak segar. Pasien
direncanakan operasi besok. hasil pengkajian mendapati pasien
tegang dan takut untuk dioperasi, belum pernah dioperasi
sebelumnya, pasien sering menanyakan kapan operasinya,
bagaimana suasana di ruang operasi, jam berapa mulai
operasinya, berapa lama, sakit atau tidak, lama atau tidak,
dibius atau tidak.
3. Riwayat penyakit dahulu
Keluhan ada benjolan di bagian paha sebelah kanan, benjolan ini
muncul mulai sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas V
ditempat tidur
Berpindah V
Ambulasi / ROM V
Sesudah
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan /minum √
mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas √
ditempat tidur
Berpindah √
Ambulansi/ROM
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dengan alat
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
3. Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan biasa tidur selama 6-
8jam.
b. Selama sakit : pasien mengatakan bisa tidur 4 jam.
1) Kualitas dan kuantitas tidur : sering terbangun.
2) Gangguan tidur : nyeri
4. Pola nutrisi metabolik
a. Pengkajian nutrisi (ABCD)
A (antropometri) : BB : 44 kg, TB : 162 cm
B (biomechanical) : Hb : 14,2g/dL, leukosit : 6,29
10^3uL C (clinical sign) : kulit lembab, turgor kulit
baik
D (diet) : Nasi lunak
b. Pola nutrisi Sebelum sakit
1) Frekuensi : 3x/hari
2) Jenis : nasi, lauk, sayur, buah, teh dan air putih
3) Porsi : 1 porsi habis
4) Keluhan : tidak ada Selama sakit
1) Frekuensi : 3x/hari
P : benjolan
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : paha sebelah kanan
S:7
T : terus-menerus
8. Pola koping
a. Masalah utama selama masuk RS (keuangan, dll)
Pasien mengatakan untuk pengambilan
keputusan selalu dimusyawarahkan dengan
keluarga
b. Kehilangan / perubahan yang terjadi sebelumnya
Pasien mengatakan sebelumnya bisa bekerja dengan baik
selama sakit tidak bisa bekerja menjalankan tugas sebagai
ibu rumah tangga.
c. Pandangan terhadap masa depan
Pasien mengatakan supaya cepat sembuh dan bisa
menjalankan aktivitasnya sehari hari lagi
d. Koping mekanisme yang digunakan saat terjadinya
masalah
Pasien mengatakan saat terjadi masalah selalu diselesaikan
secara musyawarah
9. Pola seksual-reproduksi
10. Pola peran dan hubungan
a. Peran pasien dalam keluarga dan masyarakat
Pasien mengatakan pasien seorang ayah yang harus
mencari nafkah
b. Apakah klien punya teman dekat
Pasien mengatakan mempunyai teman dekat yaitu
tetangganya yang saling membantu
c. Siapa yang dipercaya untuk membantu klien jika ada
kesulitan Pasien mengatakan istrinya selalu membantu saat
ada kesulitan
d. Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat?
Bagaimana keterlibatan klien
Pasien mengatakan selalu ikut kegiatan masyarakat seperti
arisan dan gotong royong
11. Pola nilai dan kepercayaan
a. Agama
Pasien mengatakan beragama islam
b. Ibadah
Pasien mengatakan selama sakit jarang melakukan ibadah
sholat
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : baik/cukup/lemah
a. Kesadaran : compos mentis
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 130/80 mmHg
2) Nadi
a) Frekuensi : 76 x/rmenit
b) Irama : reguler
c) Kekuatan : normal
3) Pernafasan
a) Frekuensi : 24 x/ menit
b) Irama : reguler
4) Suhu : 36,5 ºC
2. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
1) Bentuk dan ukuran kepala : mesosepal
2) Pertumbuhan rambut : hitam sedikit beruban, lebat
3) Kulit kepala : sedikit kotor tidak ada luka
b. Muka
1) Mata
a) Kebersihan : terdapat sekret pada mata
b) Fungsi penglihatan : baik
c) Palpebra : cekung
d) Konjungtiva : tidak anemis
e) Sclera : putih tidak ikterik
c. Leher
1) Bentuk : normal
2) Pembesaran tyroid : tidak ada
3) Kelenjar getah bening : tidak ada
4) Nyeri waktu menelan : tidak
5) JVP : tidak ada
d. Dada (thorax)
1) Paru-paru
a) Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi
b) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
massa
c) Perkusi : resonan
d) Auskultasi : ronchi
2) Jantung
a) Inspeksi : simetris
b) Palpasi : tidak ditemukan nyeri
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : suara lup dup
e. Abdomen
1) Inspeksi : simetris, tidak ada lesi
2) Auskultasi : bising usus normal 28x/menit
3) Perkusi : timpani
4) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Genetalia : Hernia
g. Anus dan rectum : tidak terkaji
h. Ekstermitas
1) Atas
a) Kekuatan otot kanan dan kiri : gerakan normal
penuh
b) ROM kanan dan kiri : normal
c) Perubahan bentuk tulang : tidak ada
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin 14.8 g/dl,
Eritrosit 4.71 106 /ul,
Hematokrit 43 %,
Leukosit 5.7 103 /ul,
Trombosit 258 103 /ul.
4. Buatlah materi edukasi apa yang dibutuhkan pasien setelah paska operasi?
1. Konsumsi makanan berserat
Setelah dokter memastikan kondisi Anda sudah stabil, Anda dapat mulai
mengonsumsi makanan padat. Jenis makanan yang disarankan adalah
makanan kaya serat, seperti kacang-kacangan, sereal, buah-buahan,
kentang, dan brokoli.
Tujuan mengonsumi makanan berserat adalah agar Anda bisa buang air
besar dengan lancar dan feses lebih mudah dikeluarkan, sehingga Anda
tidak perlu mengejan terlalu keras. Dengan begitu, rongga perut Anda
tidak mendapatkan tekanan secara berlebihan.
Anda juga dianjurkan untuk minum 8-10 gelas air putih per hari. Selain
membantu melancarkan pencernaan dan membuat feses lebih lunak, air
putih juga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan
mencegah dehidrasi yang mungkin terjadi setelah operasi.
Seorang wanita 21 tahun datang ke RS dengan keluhan perut bagian kanan bawah terasa sakit
dan panas. keluarga membawa klien berobat ke Puskesmas S, tetapi selama satu hari minum obat
yang diberikan tidak ada perubahan kondisi, klien masih merasakan sakit perut dibagian kanan
bawah dan muntah. Pada tanggal 26 April 2020 keluarga membawa klien ke RS M, setelah
dilakukan pemeriksaan, kemudian klien dirujuk ke RSUD X. Klien datang ke RSUD X pada hari
jum’at tanggal 26 April 2020 jam 09.00 dengan keluhan perut bagian kanan bawah terasa sakit
dan panas, setelah dilakukan pemeriksaan kemudian klien disarankan untuk opname di ruang
bedah RSUD X. dan dilakukan tindakan operasi pada tanggal 30 mei 2020.
Saat tersadar pasien mengeluh sakit sekitar jahitan terutama jika digunakan untuk beraktifitas,
terasa panas seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan skala 4.Klien
mengatakan nyeri pada luka jahitan (abdomen), terutama jika digunakan untuk aktifitas. Semua
aktivitas dibantu.
Tanda-tanda Vital didapatkan TD : 110/70 mmhg N :79 x/menit
RR : 20 x/menit S : 360 c BB : 70 kg TB : 170 cm
Abdomen
Inspeksi : bentuk simentris, terdapat luka post operasi appendiktomy dengan jahitan rapi, luka
bersih, tidak ada pus, kemerahan berkurang, tidak bengkak, panjang luka ± 5 cm, terdapat 5
jahitan luka.
Auskultasi : Peristaltik usus 17 x/menit
Perkusi : tympani
Palpasi : tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran ginjal maupun limfa, suhu sekitar luka
hangat.
f) Pemeriksaan fisik
Inspeksi : bentuk simentris, terdapat luka post operasi appendiktomy dengan
jahitan rapi, luka bersih, tidak ada pus, kemerahan berkurang, tidak bengkak,
panjang luka ± 5 cm, terdapat 5 jahitan luka.
Auskultasi : Peristaltik usus 17 x/menit
Perkusi : tympani
Palpasi : tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran ginjal maupun limfa,
suhu sekitar luka hangat.
g) Data subjektif
keluhan perut bagian kanan bawah terasa sakit dan panas. Setelah op pasien
mengeluh sakit sekitar jahitan terutama jika digunakan untuk beraktifitas, terasa
panas seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan skala
4.Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan (abdomen), terutama jika digunakan
untuk aktifitas.
B. Diagnosa
1) Nyeri akut b/d cedera fisik :prosedur operasi.
2) Resiko infeksi b/d kerusakan pertahanan primer (luka post operasi).
3) Defisit pengetahuan b/d kondisi klinis yang baru dihadapi.
Observasi membaik ke 5
3. Buat Pengkajian 11 gordon dan lengkapi dengan pengkajian tambahan yang dibutuhkan
A. Pada sebelum operasi
Identitas
1. Biodata
Nama : Nn. N
Usia : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Kesehatan
Status Kesehatan saat ini
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sakit perut di bagian kanan bawah dan muntah.
2. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien datang untuk dirawat di rumah sakit untuk mengatasi keluhan yang
dirasakannya
Riwayat Kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami : tidak ada
Pengobatan/tindakan yang dilakukan : pernah dibawa ke puskesmas dan diberikan obat
tetapi tidak ada perubahan atas keluhannya
Pernah dirawat/dioperasi : tidak ada
Lama dirawat : Tidak ada
Alergi : tidak ada
Imuniasi : tidak ada
Kebiasaan merokok/mengkonsumsi alcohol : -
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada
Diagnosa Medis dan Theraphy
Dx Medis : Apendiks (usus buntu)
Theraphy : melakukan tindakan operasi pada tanggal 30 Mei 2020
Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan Distensi (+), Peristaltik usus ↓, perkusi terdengar
Hipertymphani, nyeri tekan pada seluruh lapangan perut.
Ekstremitas : Akral hangat CRT <2” oedem (-) RT: Sfingter ani tidak menjepit kuat, mukosa
rektum licin, permukaan kenyal, terdapat darah berwarna merah gelap bercampur feses pada
handscoon
Hasil rontgen abdomen didapatkan : Psoas line dan kontur ginjal kiri tertutup bayangan udara
usus. Tampak Dilatasi dan penebalan dinding usus. Udara usus tidak mencapai rektum. Tidak
tampak bayangan radioopak di proyeksi traktus urinarius. kontur corpus vertebra dalam batas
normal Kesan : Ileus Obstruksi. Tampak : multiple air fluid level Kesan : Ileus obstruktif.
Berdasarkan kasus diatas, buatlah
1. Penjelasan secara teori tentang ileus obstruksi, jelaskan WOC nya
JAWAB:
Pengertian
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina,
2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke
depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001). Obstruksi usus merupakan suatu blok saluran
usus yang menghambat pasase cairan, flatus dan makanan dapat secara mekanis atau fungsional.
(Tucker, 1998) Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa obstruksi usus adalah sumbatan
total atau parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran pencernaan.
Anatomi dan Fisiologi
1)Anatomi sistem pencernaan
a.Mulut Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian :
1)Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir dan pipi.
2)Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,
palatum dan mandi bilaris disebelah belakang bersambung dengan faring.
b.Faring Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan,
merupakan persimpangan jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
didepan ruas tulang belakang.
c. Esofagus (kerongkongan) Panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak
dibawah lambung. Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah
melalui thorak menembus diafragma masuk kedalam abdomen ke lambung.
d. Gaster (lambung) Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling
banyak terutama didaerah epigaster. Bagian-bagian lambung, yaitu :
1)Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri osteum kardium
biasanya berisi gas.
2)Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah notura minor.
3)Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk spinkter pilorus.
4)Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum kordi samapi pilorus.
5)Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiri osteum kardium
melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus anterior.
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus
dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm, merupakan saluran paling panjang tempat proses
pencernaan dan obstruksi hasil pencernaan makanan.
Usus halus terdiri dari :
1)
Duodenum Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung
kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum terdapat selaput
lendir yang nambulir disebut papila vateri.
2)Yeyunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa panjangnya ± 2-3 meter.
3) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan
oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
f. Usus besar/interdinum mayor
Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari makanan, tempat tinggal
bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 8 bagian:
1)Sekum.
2)Kolon asenden.
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai kehati, panjangnya ± 13
cm.
3)Appendiks (usus buntu)
Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.
4)Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang ± 28 cm.
5)Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawah dengan panjangnya ±
25 cm.
6)Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" ujung bawah berhubungan
dengan rektum.
7)Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus.
8)Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar.
Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan
2)Fisiologi sistem pencernaan Usus halus mempunyai dua fungsi utama, yaitu : pencernaan dan
absorpsi bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja
ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk. Proses dilanjutkan di dalam
duodenum terutama oleh kerja enzim- enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak,
dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas
membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi
empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga
memberikan permukaan lebih luas bagi kerja lipase pankreas (Price & Wilson, 1994).
Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan
peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon (Sjamsuhidajat Jong, 2005).
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas,
hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke
ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung
(Price & Wilson, 1994).
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak dan protein (gula
sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan
limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi.
Absoprpsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang sebagian
kurang dimengerti (Price & Wilson, 1994).
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi usus.
Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir
lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung
massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung (Preice & Wilson, 1994). Kolon
mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan kalium
dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah
terjadinya dehidrasi. (Schwartz, 2000)
Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanan dan meningkatkan
absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang paling umum, mengisolasi segmen pendek
dari kolon, kontraksai ini menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh makanan dan kolinergik.
Gerakan massa merupakan pola yang kurang umum, pendorong antegrad melibatkan segmen
panjang 0,5-1,0 cm/detik, tekanan 100-200 mmHg, tiga sampai empat kali sehari, terjadi dengan
defekasi. (Schwartz, 2000)
Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi intralumen. Nitrogen,
oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan. Bakteri membentuk hidrogen dan metan dari protein
dan karbohidrat yang tidak tercerna. Normalnya 600 ml/hari. (Schwartz, 2000)
Etiologi
Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian menurut jenis obstruksi usus,
yaitu:
1)Mekanis
Yaitu terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari tekanan pada usus, diantaranya :
a.Intususepsi
b.Tumor dan neoplasma
c.Stenosis
d.Striktur
e.Perlekatan (adhesi)
f.Hernia
g.Abses
2)Fungsional Yaitu akibat muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus.
(Brunner and Suddarth, 2002)
Minor
Subjektif:
- Merasa mual
Objektif:
- Distensi abdomen
DO: Pasien berisiko mengalami Resiko defisit nutrisi
- Peristaltic usus asupan nutrisi kurang dari
menurun kebutuhan tubuh karena
DS: nafsu makan pasien
- Mual berkurang
- Penurunan nafsu
makan
- kembung
Mayor Pasien tidak menunjukkan Defisit pengetahuan
Subjektif: - pola perilaku sehat
Objektif:
- menunjukkan
perilaku tidak sesuai
anjuran
Minor
Subjektif:-
Objektif: -
ASKEP
SDKI SLKI SIKI
Disfungsi motilitas Motilitas gastrointestinal Manajemen nutrisi
gastrointestinal membaik
Observasi
Kriteria hasil: - identifikasi status
- nyeri menurun nutrisi
- mual menurun - identifikasi makanan
- distensi abdomen yang disukai
menurun - identifikasi
kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
- monitor asupan
makanan
- monitor BB
- monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik:
- berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- berikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi:
- ajarkan posisi duduk,
jika perlu
Kolaborasi:
- kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan (mis,
Pereda nyeri,
antiemetic), jika
perlu
Resiko defisit nutrisi Status nutrisi membaik Manajemen nutrisi
Terapeutik:
- berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- berikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi:
- ajarkan posisi duduk,
jika perlu
Kolaborasi:
- kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan (mis,
Pereda nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jumlah
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
Defisit pengetahuan Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
membaik
Terapeutik:
- sediakan materi dan
media Pendidikan
kesehatan
- jadwalkan
Pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
- berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi:
- jelaskan factor risiko
penyakit yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- ajarkan phbs
- ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
phbs
3. Lengkapi pengkajian tambahan yang dibutuhkan untuk menguatkan diagnosa yang ditegakkan
dengan menggunakan pendekatan 11 gordon
JAWAB:
A. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 39 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
b. Identitas Penanggung Jawab: -
B. KELUHAN UTAMA: Keluhan nyeri ulu hati dirasakan 1 minggu yang lalu, memberat ±
1 hari saat masuk IGD RS.
C. STATUS KESEHATAN
a. RKS: Nyeri perut dirasakan terus menerus, kembung,Mual (+), muntah (-),
kehilangan nafsu makan, makan terakhir pukul 12.00 wib. BAB dirasakan pasien
lancar, Terakhir BAB pukul 11.00 wib siang kemaren,BAB hitam disangkal, riwayat
demam (-), nyeri kepala -, mata kabur (-) kelemahan anggota tubuh –, nyeri BAK -..
Dua hari setelah pasien dirawat di bangsal RS pasien mengeluhkan nyeri perut hebat
diseluruh lapangan perut, perut kembung, dan penurunan nafsu makan. Pasien juga
mengatakan tidak ada buang angin semenjak 2 hari dirawat.
b. RKD: Riw. Hipertensi (-) Riw. Maag (+) Riw. Ca disangkal Riw DM (-) Riwayat
Alergi obat,makanan disangkal. Riwayat Kebiasaan Merokok (-)
c. RKK: -
d. Diagnose medis dan therapy
Diagnose: ileus obstruksi
Therapy: -
D. POLA KEBUTUHAN DASAR
a. Pola persepsi kesehatan: ketidaktahuan klien mengenai penyakit yang dideritanya
yaitu ileus obstruksi
b. Pola nutrisi metabolic:
1. Sebelum sakit: pasien makan makanan berlemak, tidak senang makan sayur, dan
suka telat makan.
2. Saat sakit: mual, kehilangan nafsu makan, penurunan nafsu makan.
c. Pola eliminasi:
BAB
Sebelum sakit: BAB lancar, terakhir BAB pukul 11 wib siang kemaren, BAB hitam
disangkal
Saat sakit: BAB belum ada sejak dirawat
BAK
Sebelum sakit: -
Saat sakit: nyeri BAK (-)
d. Pola aktivitas dan latihan: Pasien tidak berolahraga
e. Pola kognitif dan persepsi: Mengenai adanya kekhawatiran pasien karena pusing,
kesemutan, gangguan penglihatan, penglihatan ganda, gangguan koordinasi, pikiran
sukar berkonsentrasi
f. Pola persepsi dan konsep diri: Mengenai gangguan citra diri pasien saat pasien
menderita penyakit.
g. Pola tidur dan istirahat: nyeri yang dirasakan pasien dapat mengganggu aktivitas tidur
h. Pola peran hubungan:
i. Pola seksual-reproduksi: Mengenai masalah seksual dan reproduksi klien saat
menderita penyakit
j. Pola toleransi stress dan koping: Mengenai stress dan koping stress klien terhadap
penyakit yang dideritanya
k. Pola nilai kepercayaan: Kebiasaan , ajaran, dan aturan agama dari klien
4. Buatlah materi edukasi apa yang perlu diberikan pada pasien ileus obstruktif ?
Edukasi Pasien
Edukasi pasien dapat dilakukan dengan memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
mengenai :
Penyakit yang diderita pasien adalah ileus obstruktif di mana terjadi hambatan pada saluran
pencernaan pasien sehingga makanan, cairan, serta udara terjebak di dalam saluran
pencernaan
Ileus obstruktif dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab di mana yang paling sering
adalah adhesi, keganasan, dan hernia
Tanda dan gejala yang dialami pasien akan berupa nyeri perut, muntah, mual dan tidak
dapat buang angin maupun buang air besar
Tatalaksana yang akan dilakukan kepada pasien dan apakah pasien perlu menjalani operasi
atau bisa di terapi secara konservatif beserta risikonya