Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Pengkajian dalam perspective pelayanan anestesi adalah sebagai berikut:


Pengkajian dalam perspektif anestesi adalah penata anestesi mengumpulkan semua
informasi yg akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien,. Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan.
Pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya.
Kemampuan mengidentifikasi masalah keperawatan anestesi yang terjadi pada tahap
ini akan menentukan masalah keperawatan anestesiologi. Masalah yang diangkat
akan menentukan desin perencanaan yang ditetapkan. Selanjutnya, tindakan
keperawatan anestesi dan evaluasi mengikuti perencanaan yang dibuat. Oleh karena
itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan
perawatan pada klien dapat diidentifikasi. pengkajian dalam anestesi salah satunya
adalah Asesmen pra anestesi yaitu sebuah penilaian terhadap kondisi pasien yang
dilakukan sebelum tindakan anestesi, dimana hasil asesmen tersebut akan menjadi
dasar untuk menentukan proses perenanaan anestesi yang aman dan sesuai
kedepannya.

2. Kriteria pengkajian dalam pelayanan anestesi adalah sebagai berikut:


a. Data tepat, akurat dan lengkap
b. Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa : Biodata, keluhan utama, riwayat
obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya) dan data objektif
(hasil pemeriksaan fisik dan pemerkiksaan diagnostik)
c. Pengkajian, yang meliputi pengumpulan data, analisa data, perumusan masalah
kesehatan anestesi
d. Tahapan pengkajian dari proses keperawatan anestesi meliputi tiga aktivitas :
1.) mengumpulkan data secara sistematis
2.) memilah dan mengatur data yang dikumpulkan
3.) mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali
e. Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal yaitu :
1.) Status kesehatan pasien
2.) Kekuatan pasien dan masalah kesehatan yang dialami (aktual, risiko/potensial)
f. Pemerikasaan fisik
1.) Breathing
2.) Blood
3.) Brain
4.) Bladder
5.) Bowl
6.) Bone

3. Faktor yang mempengaruhi Actual Nursing Diagnosis adalah sebagai berikut:


- Patofisiologis, Biologis, atau Psikologis. misalnya oksigenasi terganggu, dan
sirkulasi terganggu. Sirkulasi yang tidak memadai dapat menyebabkan gangguan
integritas kulit.
- Terkait pengobatan. misalnya obat-obatan, terapi, operasi, dan studi diagnostik.
Secara khusus, obat-obatan dapat menyebabkan mual. Radiasi dapat menyebabkan
kelelahan. Operasi yang terjadwal dapat menyebabkan kecemasan.
- Situasional. misalnya lingkungan, rumah, komunitas, institusi, pribadi,
pengalaman hidup, dan peran. Secara khusus, banjir di suatu komunitas dapat
berkontribusi pada Risiko Infeksi; perceraian dapat menyebabkan kesedihan;
obesitas dapat berkontribusi pada Intoleransi Kegiatan.
- Maturational. misalnya pengaruh yang berkaitan dengan usia, seperti pada anak-
anak dan orang tua. Secara khusus, orang tua adalah risiko Isolasi Sosial; bayi
berisiko mengalami cedera; remaja berisiko terkena infeksi.

4. Dalam perencanaan keperawatan anestesiologi terdapat prioritas implementasi, yaitu


sebagai berikut:
- Prioritas Tinggi ( Mengancam Nyawa): Mencerminkan situasi yang mengancam
kehidupan ( Nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan tindakan terlebih dahulu
- Prioritas sedang ( Mengancam status kesehatan ) : menggambarkan situasi yang
tidak gawat dan tidak mengancam hidup manusia.
- Prioritas rendah : Situasi yang tidak berhubungan langsung prognosis dari suatu
penyakit yang secara spesifik

5. Analisa Data
no Data Masalah kesehatan Anestesi
(Etiologi hingga timbul Masalah)
DS:
Ketidaktahuan akan penatalaksaan
Pasien mengatakan takut dengan
operasi
tindakan operasi.
Pasien mengatakan merasa khawatir
dengan tindakan operasi karena Kurang terpapar informasi
baru pertama kalinya operasi.
DO: Tindakan Operasi
Pasien tampak gelisah, tidak tenang,
Wajah klien tampak tegang. Dzn
sesekali menghela nafas panjang ANSIETAS

Hasil tanda-tanda vital:


TD : 134/87 mmHg,
Nadi : 114 /menit RR :
20x/menit Suhu : 360C
SPO2 : 99%
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI TTD

1. Ansietas b.d Setelah 1. Kaji tngkat kecemasan 1. Melakukan pengkajian S: R


kurang terpapar dilakukan pasien terhadap tingkat kecemasan - Pasien mengatakan merasa
informasi tindakan 2. Dorong pasien untuk pasien cemasnya berkurang setelah
mengenai kepenataan mengungkapkan perasaan 2. Mendorong pasien untuk di edukasi
prosedur Anestesi cemas dan perasaan mengungkapkan perasaan - pasien mengatakan merasa
Pembedahan kecemasan takutnya. cemas dan perasaan lebih tenang dan merasa siap
pasien 3. Dampingi pasien dan 12 ketakutnya untuk menjalani tindakan
berkurang ajak pasien / 3. Mengajak pasien untuk operasi
dengan kriteria berkomunikasi, lakukan 2 berkomunikasi sebagai O:
hasil: pendekatan teraupetik / langkah pendekatan Pasien tampak
 Pasien agar pasien merasa 2024 teraupetik agar pasien koperatif Pasien
memahami percaya dan merasa merasa aman dan merasa tampak lebih tenang
prosedur aman percaya TTV :
pembedahan dan 4. Berikan informasi Pukul 4. Memberikan informasi TD : 123/78 mmHg,
tindakan mengenai prosedur 12.30 tentang prosedur anestesi Nadi :90/menit
anestesi pembiusan dan prosedur dan prosedur operasi RR : 20x/menit
 Pasien pembedahan sesuai sesuai dengan Suhu : 370C
mengatakan dengan kewenangan kewenangan penata SPO2 : 99%
sudah tidak seorang penata anestesi anestesi A:
merasakan 5. Ajarkan dan anjurkan 5. Mengajarkan pasien dan Masalah teratasi sebagian
cemas pasien untuk melakukan menganjurkan pasien P:
 Pasien tampak tekhnik relaksasi nafas untuk melakukan tekhnik Intervensi dilanjutkan :
lebih tenang dalam relaksasi nafas dalam 1.) Lanjutkan tekhnik
 Pasien 6. Monitoring Tanda 6. Memonitor Tanda Tanda relaksasi dan tekhnik
menyatakan siap Tanda Vital pasien Vital pasien distraksi untuk
untuk dilakukan 7. Kolaborasi pemberian mengurangi cemas
tindakan bius obat penenang dan 2.) Pemberian obat
dan pembedahan sedatif dengan dokter penenang (miloz)
 TTV dalam anestesi
batas normal

Anda mungkin juga menyukai