Anda di halaman 1dari 42

Askep perioperative care,

kemoterapi dan penilaian status


gizi berdasarkan WHO NHCS
CDC
Oleh kelompok 12 :
Chyntia ramadhana fahira(203310690)
Mardiah (203310699)
Risma lailatul rahmi(203310710)

Dospem:Ns. Zolla Amelly Ilda, S.kep. M.kep


Asuhan perioperative
pada anak
Defenisi asuhan Perioperatif
Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah
operasi berlangsung. Keperawatan perioperatif adalah fase
penatalaksanaan pembedahan yang merupakan pengalaman yang unik
bagi pasien. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan
dengan pengalaman pembedahan pasien.( Keperawatan medikal-bedah :
1997 ) Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup
3 fase pengalaman pembedahan yaitu praoperatif, intraoperatif, dan
pascaoperatif.
Tujuan asuhan perioperatif
1. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien atau tim bedah yang
lain.
2. Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien perioperatif
3. Memahami dan mengetahui daerah dan prosedur pembedahan
4. Mengetahui akibat pembedahan dan pembiusan yang dilakukan terhadap
pasien.
5. Mengobservasi kesulitan yang timbul
6. Mengevaluasi pengadaan, pemeliharaan alat serta tindakan secara
berkesinambungan.
FASE PRE-OPERATIF
1. Dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja
operasi

2.Peran perawat :
penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun rumah, wawancara pra operatif dan menyiapkan
pasien untuk anestesi yang diberikan dan pembedahan

3. Pengkajian pada fase pre operatif


● Riwayat kesehatan
● Pembedahan sebelumnya
● Pengetahuan & persepsi klien & keluarga
● Riwayat pengobatan
● Alergi
● Kebiasaan merokok; alkohol
● Dukungan keluarga
● Psikososio spiritual
Fase intra operatif
● Dimulai ketikan pasien masuk/pindah ke instansi bedah dan berakhir dan pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
● Peran perawat :
● pemasangan IV cath, pemberian medikasi, intravensi, melakukan pemantauan kondisi fisiologi yang menyeluruh sepanjang
prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.

Hal yang dipersiapkan oleh perawat steril yaitu


● 1.  Mempersiapkan pengadaan alat dan bahan yg diperlukan utk op.
● 2.  Memantu ahli bedah dan asisten selama prosedur bedah
● 3.  Membantu persiapan pelaks alat yg dibutuhkan : jarum, pisau bedah, kassa dan instrumen utk op

● Perawat Sirkuler bertugas :


● 1. Mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi aktivitas kep yg dpt memenuhi kebut klien
● 2.  Mempertahankan lingk yg aman dan nyaman
● 3. Menyiapkan bantuan kpd tiap anggota tim menurut kebutuhan.
● 4. Memelihara komunikasi anatar anggoat tim di ruang operasi
● 5. Membantu mengatasi masalah yg terjadi.
Post operasi
● Dimulai masuknya pasien ke ruang pemulihan (recovery room)
dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik
rumah.

● Peran perawat :
fokus pengkajian efek anestesi, memantau fungsi vital serta
mencegah komplikasi.
Asuhan keperawatan perioperatif

pengkajian

• Identitas pasien
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan
• pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan head to toe
Diagnosa keperawatan

● Nyeri akut b.d agen cedera biologis

● Ansietas b.d rencana tindakan operasi


Intervensi keperawatan
No SDKI SLKI SIKI

1. Nyeri Setelah dilakukan intervervensi Manajemen Nyeri (L.08238)


Observasi
akut b.d keperawatan selam 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
agen maka tingkat nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
cedera dengan kriteria hasi: 2. Identifikasi skala nyeri
biologis 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Keluhan nyeri (menurun) Terapeutik
- Meringis (menurun) 2. Berikan teknik nonfarakologis untuk
- Kesulitan tidur (menurun) mengurangi rasa nyeri (mis., terapi pijat,)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
- Gelisah (menurun) nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
no sdki slki siki

Edukasi 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu


nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesic
No SDKI SLKI SIKI

2 Ansietas b.d Setelah dilakukan Tindakan 1x24 Terapi Relaksasi (1.09326)


jam maka diharapkan “Tingkat Observasi
rencana Ansietas (L.09093)” Menurun - Identifikasi penurunan tingkat energi,
tindakan dengan kriteria hasil : ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejala lain
operasi 1. Verbalisasi khawatir akibat yang mengganggu kemampuan kognitif
kondisi yang dihadapi Menurun - Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
2. Perilaku gelisah Menurun digunakan yaitu : (relaksasi nafas dalam dan
3. Perilaku tegang Menurun hypnosis 5 jari)
4. Keluhan Pusing Menurun - Monitor respon pasien terhadap terapi relaksasi
5. Anoreksia Menurun yang diberikan
6. Frekuensi nadi Menurun
7. Tekanan darah Menurun Terapeutik
8. Konsentrasi Membaik - Ciptakan lingkungan tegang dan tanpa
9. Pola tidur Membaik gangguan dengan cara pencahayaan dan sushu
10. Perasaan keberdayaan Membaik ruangan yang nyaman
- - Gunakan pakaian longgar
Edukasi
-- Anjurkan rileks dan merasakan sensai relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih Teknik
yang dipilih
Implementasi dan evaluasi keperawatan
● Implementasi
Implementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan seorang perawat untuk membantu
seorang pasien terhadap masalah status kesehatan pasien yang dihadapi dengan baik, yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan

● Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan,yaitu perawat menilai hasil
yang diharapkan terhadap perubahan prilakukesehatan,pemeliharaan kesehan dan menilai sejauh mana
masalah anak dapat diatasi.
ANALISIS JURNAL DENGAN PICO

Judul artikel/jurnal Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Orang Tua pada Anak Pra-operasi
Di Ruang Bedah Anak

Peneliti Dwi Novriandaa, Hermalindaa, Musymiratul Fauziahb

Identitas Jurnal NERS: Jurnal Keperawatan, Volume 15, No. 1, Maret 2019, (Hal. 36 – 47
Link:
http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/175
Problem/ Problem:
population
Orang tua merasakan cemas saat anak-anak akan menjalani operasi,sehingga akan berdampak pada anak yang menjalani operasi, Operasi yang
tertunda memberikan dampak yang cukup serius, seperti peningkatan risiko kematian, peningkatan risiko operasi ulang, memerlukan perawatan
intensif, memanjangnya masa perawatan, peningkatan komplikasi pasca operasi dan peningkatan biaya perawatan.

Population:

Populasi penelitian ini adalah orang tua pada anak praoperasi di ruangan Bedah Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang sebanyak 32 orang.

Intervention Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dengan jumlah sampel yaitu 30 orang sesuai kriteria inklusi. Adapun kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah 1). Bapak/Ibu dengan anak yang menjalani tahap pra-operasi di ruang bedah anak, 2). Bapak/Ibu yang menunggui
anaknya pra-operasi di ruang Bedah Anak, 3). Bisa membaca dan menulis.

Dukungan dari anggota keluarga membuat orang tua merasakan bahwa dirinya masih dianggap sebagai orang yang berharga. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan semangat yang diberikan keluarga kepada anggota keluarganya yang lain, dimana
individu percaya bahwa dukungan keluarga dapat membantu menghadapi suatu masalah

Comparison Tidak ada jurnal pembanding


Outcome Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan orang tua pada anak pra-operasi, maka dapat
disimpulkan adanya perbedaan kecemasan yang signifikan berdasarkan pendidikan orang tua, pengetahuan orang tua, dukungan keluarga, dan
dukungan perawat. Untuk itu kepada perawat diharapkan untuk meningkatkan dukungan informasi berupa konseling face to face kepada orang tua
selama anak berada dalam fase pra-operasi, sehingga dapat menambah pengetahuan orang tua.
Video asuhan perioperative
● Link video

https://youtu.be/lWbqRbUsrJQ
Kemoterapi
Definisi Kemoterapi
● Kemoterapi adalah pemberian obat anti kanker yang bertujuan untuk membunuh
sel kanker. Kemoterapi adalah pengobatan untuk kanker di dunia medis
konvensional. Kemoterapi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker supaya
hancur dan mati, namun sel-se normal pun turut dihancurkan
● Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang dapat digunakan untuk menghambat
pertumbuhan kanker atau untuk membunuh sel kanker dengan obat-obat anti
kanker yang disebut sitostatika. Kemoterapi efektif untuk menangani kanker
pada anak, khususnya untuk jenis penyakit tertentu yang tidak efektif bila hanya
ditangani dengan pembedahan atau radiasi saja
Indikasi Pemberian
● Menyembuhkan kanker secara keseluruhan. Kemoterapi ini juga digunakan
pasca prosedur operasi guna membunuh sel kanker yang masih tersisa dalam
tubuh.
● Meningkatkan keberhasilan metode pengobatan lain, praoperasi atau kemoterapi
yang dikombinasikan dengan radioterapi.
● Meringankan gejala yang diderita.
● Menghambat penyebaran kanker
Dampak Kemoterapi Pada Anak
● Mekanisme kerja obat kemoterapi yang sangat kuat untuk membunuh
sel kanker juga bepengaruh pada sel-sel sehat. Sehingga obat
kemoterapi akan menimbulkan beberapa efek samping. Dampak fisik
kemoterapi pada anak diantaranya adalah pada sistem pencernaan
(mukositis, stomatitis), kurangnya kemampuan untuk mengecap rasa,
mual dan muntah, anoreksia/ kehilangan berat badan, diare, konstipasi,
gangguan hematologi (anemia,trombositopenia, neutropenia), rambut
rontok, nephrotoxic, fatigue, gangguan pendengaran, masalah pada
jantung, saraf, dan pernapasan
Penanganan Terhadap Dampak Kemoterapi Ada beberapa intevensi yang
dapat dilakukan terhadap dampak kemoterapi pada anak

● intervensi yang dapat dilakukan pada anak yang mengalami kehilangan nafsu makan adalah dengan
memberikan anak makanan berukuran kecil dan menarik tetapi dalam frekuensi yang sering, memberikan
makanan kesukaan anak, dan menganjurkan anak untuk makan bersama orang lain agar meningkatkan
interaksi sosial.
● 2. Mengkaji beberapa strategi koping yang dilakukan oleh anak dalam menghadapi mual dan muntah yang
dirasakan
● 3. Intervensi lain yang dinilai efektif diantaranya adalah akupresur, membayangkan gambar, terapi musik,
terapi relaksasi otot progresif, dan dukungan psikoedukasi
● 4. Upaya yang dilakukan melalui meningkatkan harapan dan keyakinan akan kesembuhan anak akan
membantu mengurangi rasa menderita yang dialami anak serta menguatkan anak dalam menghindari stress
5 emosional atau perubahan perilaku
● 5. Beberapa aktivitas juga dapat dilakukan misalnya terapi bermain. Terapi bermain dapat mengisi waktu
luang anak dan menghilangkan rasabosan dengan kegiatan positif
● 6. Untuk penanganan terhadap rambut rontok, strategi menggunakan wig dapat digunakan untuk
mengurangi stress dan rasa malu akibat rambut rontok
Analisis Jurnal PICO
ANALISIS JURNAL DENGAN PICO
Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Anak Kanker Sebelum Menjalani
 
Kemoterapi Di Rumah Singgah Yayasan Peduli Kanker Anak Bali
Nama Jurnal : Community of Publishing in Nursing (COPING),
No :3
Vol :8
Tahun : 2020
 
Diakses dari :
https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/62205/37085
(P) Problem/population Masalah penelitian :
 
Kecemasan Pada Anak Kanker Sebelum Menjalani Kemoterapi.Kanker adalah
kumpulan sel yang tidak normal, tumbuh secara progresif, tidak
dapat berfungsi secara fisiologis yang dapat mengancam
kesehatan individu pada berbagai usia dimulai dari anak-anak
hingga lansia.
Subjek penelitian:
Populasi penelitian adalah seluruh anak yang akan melakukan kemoterapi dan tinggal di
Rumah Singgah Yayasan Peduli Kanker Anak
Bali yaitu 41 orang.
( I ) Intervention
Teknik pengambilan sampel penelitian yaitu dengan metode nonprobability sampling
 
yaitu consecutive sampling. Kriteria inklusi penelitian yaitu anak usia 6-8 tahun dengan
penyakit kanker dan sedang dalam tahap pengobatan kemoterapi. Data dikumpulkan
dengan memberikan lembar kuesioner pada responden (anak dan orang tua) yang akan
dipandu oleh enumerator (petugas yayasan yang bertugas 24 jam). Penelitian dilakukan
satu hari sebelum individu mendapatkan kemoterapi. Prosedur penelitian dilakukan
kurang lebih selama 20 menit.
(C) Comparison
Hasil penelitian didapatkan sebesar 76,7% anak mengalami tingkat kecemasan yang
berat, 13,3% anak memiliki kecemasan sedang., dan 10,0% anak mengalami
kecemasan ringan. Rekomendasi dalam penelitian ini, diharapkan orang tua selalu
memberikan dukungan yang penuh untuk meminimalisir tingkat kecemasan yang
dirasakan oleh anak.

(O) Outcome
mayoritas anak yang terdiagnosis kanker mengalami rasa cemas dengan kategori
kecemasan berat sebelum menjalani kemoterapi. Dukungan keluarga juga
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap rasa cemas. Ketika orang tua
merasakan kecemasan mengenai anak, hal tersebut secara tidak langsung
memengaruhi pola asuh anak sehingga menyebabkan penurunan dukungan
emosional terhadap anak
Video kemoterapi pada anak
● Link video
● https://youtu.be/2ZABO2xJ9JA
Penghitungan status
nutrisi menurut WHO
NHCS dan CDC
Pengertian Status Gizi
● status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan
gizi lebih.
● Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level yang
paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah asupan
makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor
yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan
kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan
Penilaian Status Gizi
● Standar (baku) rujukan CDC-NCHS 2000 ditetapkan sebagai pembanding dalam
status gizi dan pertumbuhan perorangan maupun masyarakat di Indonesia.
Standar ini dipaparkan dalam persentil dan ketentuan eid indeks dari BB/TB.
Hasil pengukuran status gizi berdasarkan eid indeks dapat digolongkan dalam
persentase malnutrisi berat (< 70%), malnutrisi sedang ( ≥ 70-80%), malnutrisi
ringan (≥ 80 -90%), gizi baik (≥ 90-110%), overweight (≥ 110-120%), dan
obesitas (≥ 120%). Untuk menentukan status gizi digunakan berat badan (BB)
terhadap tinggi badan (TB) (CDC, 2000). Tabel Referensi CDC-NCHS 2000
untuk menentukan status gizi (lampiran)
Tujuan penilaian status gizi menggunakan grafik CDC

● Dalam menentukan status nutrisi seorang anak dengan


memakai cdc dapat diketahui :

● Keadaan gizi akut(BB/U)


● Keadaan gizi kronis(TB/U)
● Keadaan gizi yang proporsional (BB/TB)
Alat yang dibutuhkan untuk penilaian grafik cdc

● Grafik CDC WHO sesuai umur dan


jenis kelamin
● Pensil warna / spidol
● Penggaris segitiga siku
● Anak : umur,data(TB/BB)
Tentukan grafik yang digunakan
● Pria (biru) ● Wanita(merah)
Cari umur yang sesuai dengan kasus
● Pembulatan umur anak

● Pedoman dari CDC

● 1. umur lebih atau kurang 16/30 hari dibulatkan menjadi 1 bulan

● Contoh : 20 bulan +17 hari + 21 bulan


● 19 bulan -16 hari + 18 bulan

● 2. umur lebih atau kurang 1 / 15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan

● Contoh 20 bulan +15 hari +20 bulan


● 19 bulan -14 hari+19 bulan
Contoh kasus
Anak perempuan umur 12 tahun
TB: 140 CM
BB: 43 KG

Hitung BB/U, TB/U dan BB/TB ● C. rumus BB/TB

a. Rumus BB/U ● X 100%

b. Rumus TB/U

x 100%
BB/U
● Dalam keadaan biasa indeks BB/U kurang sensitif untuk menilai status gizi
kurang yang akut pada anak dilingkungan masyarakat miskin
● Sebaliknya indeks BB/U cukup sensitif untuk menilai status gizi kurang yang
akut sebagai akibat memburuknya situasi (krisis ekonomi, bencana ,wabah) baik
pada masyarakat miskin maupun masyarakat dengan sosial ekonomi yang lebih
baik

● Dalam keadaan biasa indeks BB/U cukup sensitif untuk menilai masalah gizi
kronis pada masyarakat miskin, tetapi tidak sensitif untuk masyarakat sosial
ekonomi baik
TB/U
● Gangguan pertumbuhan TB berlangsung pada kurun waktu yangcukup lama
(TB/U memberikan indikasi masalah gizi kronis)
● Bila terdapat banyak anak yang pendek , maka memberikan indikasi ada masalah
gizi kronis danharus dicari penyebabnya
● Kalau TB dipantau secara teratur , maka TB/U dapat digunakan sebagai indikator
sosek masyarakat
● Tidak dapat digunakan untuk memberikan indikasi masalah gizi akut
BB/TB
● Dalam keadaan yang baik BB anak akan berbanding lurus dengan TB (BB akan
seimbang dengan TB bila ada kondisi yang memburuk dalam waktu singkat
maka akan berubah dan TB akan tetap . Sehingga BB tidak proporsional dengan
TB. Dengan demikian indeks BB/TB sangat sensitif untuk memberikan indikasi
masalah gizi akut

● Indeks BB/TB berguna untuk tindakan segera seperti : pemeriksaan kesehatan,


PMT pemulihan
BB/U ● Garis biru adalah BB
anak saat ini (hasil
ukur)= 35 kg

● Garis merah
menunjukkan BB sesuai
dengan umur anak
dilihat pada potongan
dari garis umue pada
garis kurva persentil
50=41 kg

● Jadi BB/U= 35/41x100


● 85,3 %
TB/U
● Garis biru adalah TB
Anak saat ini + 140cm

● Garis merah
menunjukkan tb sesuai
dengan umur anak
dilihat pada potongan
dari garis umur pada
garis kurva persentil
50 =152 cm
● Jadi
● TB/U = 140/152 x
100% = 92, 1%
BB/TB
● Garis biru adalah BB anak
saat ini ( hasil ukur)=35 kg

● Garis merah menunjukkan


BB sesuai dengan TB saat ini
dilihat dari garis tegak lurus
menuju pada garis kurva
persentil 50= 52 kg
● Jadi
● BB/TB = 35/35x 100% +
100%
Video penilaian status gizi melalui format
nhcs cdc
● Link video
https://youtu.be/rIOWLHPTbjw
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com

+91 620 421 838


yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai