Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN
KANKER PAYUDARA
Oleh kelompok 2:

Cindy Grace Eklesia 1902005

Divah Nahdya 1902006

Niken Selvi Wahyuni 1902012

Sabna Supriani 1902015

Viola Yulia Putri 1902019


TINJAUAN TEORI
Anatomi Fisiologi
• Anatomi
- Areola, area melingkar di bagian tengah payudara yang berwarna lebih
gelap dan mengelilingi puting susu. Areola memiliki kelenjer yg disebut
dengan kelenjer Montgomery.
- Puting, berbentuk bulat, kecil dan menonjol di bagian tengah aroela.
Setiap puting memiliki saraf dan terhubung dengan sembilan saluran untuk
mengeluarkan susu.
- Lobus, payudara wanita normalnya memiliki 15-20 lobus. Lobus terbagi
lagi menjadi bagian kecil yang disebut lobulus
- Lobulus, berperan penting dalam menghasilkan ASI
- Duktus, ASI yg diproduksi oleh lobus dan lobulus akan dibawa melalui
saluran ASI yang disebut ductus.
• Fisiologi
Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi
utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi yang dimulai pada
minggu keenam belas
Definisi
Kanker payudara adalah pertumbuhan abnormal sel-sel payudara
yang terkadang dapat dirasakan sebagai benjolan atau massa yang
disebut tumor. Tumor terjadi ketika sel-sel payudara membelah
tanpa terkendali dan menghasilkan jaringan tambahan. Suatu
tumor payudara dapat bersifat jinak (tidak bersifat kanker) atau
ganas (bersifat kanker). Sel-sel yang bersifat kanker dapat
menyebar di dalam payudara, ke kelenjar getah bening di ketiak,
dan ke bagian tubuh yang lainnya.
Etiologi
• Hormon, Hubungan antara resiko kanker payudara dengan
menarche, menopause dan umur kehamilan yang pertama kali
menunjukkan bahwa hormon diduga mempunyai peranan
terhadap timbulnya kanker payudara
• Kontrasepsi oral, pil dengan esterogen dosis tinggi berhubungan
dengan meningkatnya resiko kanker endometrium dan mungkin
juga dengan kanker payudara.
• Reseptor hormone, hormon mempunyai efek pada sel hanya
setelah terjadinya interaksi dengan reseptor spesifik pada sel
sasaran, steroid sex, esterogen berinteraksi dengan reseptor inti
Faktor Resiko
• Gender
• Pemakaian hormone • Periode menstruasi
• Kegemukan (obesitas) setelah • Umur atau usia
monopouse • Perubahan payudara
• Radiasi payudara lebih dini • Aktifitas fisik
• Riwayat kanker payudara • Konsumsi alcohol
• Riwayat keluarga • Merokok
Manifestasi Klinis
• Adanya benjolan di payudara
• Adanya borok atau luka yang tidak sembuh
• Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat
berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu
pada perempuan yang tidak hamil dan menyusui.
• Perubahan bentuk dan besarnya payudara.
• Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau
berkerut.
• Nyeri di payudara.
ASUHAN
KEPERAWATAN
KANKER PAYUDARA
Pengkajian
• Identitas
• Keluhan utama adanya benjolan pada payudara, sejak kapan,
riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah
diberikan), faktor etiologi/ resiko.
• Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien
dengan cancer mammae.
• Pemeriksaan klinis
• Inpeksi
• Palpasi
• Pemeriksaan penunjang
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa
tumor.

2. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran


tubuh.

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan


serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi.
Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
adanya penekanan massa selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri komprehensif, termasuk lokasi,
tumor berkurang atau dapat mentolerir nyeri. karakteristik, durasi, frekuensi,
Kriteria hasil : maupun kualitas.
1. Klien mampu mengontrol rasa 2. Berikan pengalihan seperti
nyeri. reposisi dan aktivitas
menyenangkan seperti
2. Melaporkan bahwa nyeri mendengarkan music atau
berkurang dengan menggunakan menonton TV.
manajemen nyeri. 3. Evaluasi keefektifan control
3. Mampu mengenali nyeri (skala, nyeri.
intensitas, frekuensi, dan tanda 4. Kolaborasi dalam
nyeri). pemberian analgetik.
4. Menyatakan merasa nyaman
setelah nyeri berkurang
 
Next…
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
2. Cemas berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 1. Gunakan pendekatan yang
dengan perubahan 24 jam diharapkan cemas berkurang. menenangkan.
gambaran tubuh Kriteria hasil : 2. Jelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur.
1. Klien mampu mengidentifikasi dan 3. Dorong pasien untuk
mengungkapkan gejala cemas. mengungkapkan perasaan,
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan ketakutan, persepsi.
menunjukkan teknik mengontrol cemas. 4. Bantu pasien/ orang terdekat
3. Vital sign dalam batas normal. dalam mengenali dan
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh mengklarifikasi rasa takut untuk
dan tingkat aktivitas menunjukkan memulai mengembangkan strategi
berkurangnya kecemasan koping untuk menghadapi rasa
  takut.
5. Jelaskan semua prosedur dan
apa yang dirasakan selama
prosedur.
Next…
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, Setelah dilakukan intervensi 1. Berikan penilaian tentang tingkat
prognosis, dan serta pengobatan keperawatan selama 1 x 24 jam pengetahuan pasien tentang proses
penyakitnya berhubungan dengan diharapkan pasien dapat mengetahui penyakit yang spesifik.
kurangnya informasi tentang penyakitnya. 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
Kriteria hasil : dan hubungannya dengan anatomi
fisiologi dengan cara yang tepat.
1. Pasien dan keluarga menyatakan 3. Diskusikan perubahan gaya hidup
pemahaman tentang penyakit, yang mungkin diperlukan untuk
kondisi, prognosis dan program mencegah komplikasi di masa yang
pengobatan. akan datang.
2. Pasien dan keluarga mampu 4. Minta pasien untuk umpan balik
melaksanakan prosedur yang verbal, dan perbaiki kesalahan
dijelaskan secara benar. konsep tentang tipe kanker dan
3. Pasien dan keluarga mampu pengobatan
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/ tim
kesehatan lainnya.
 
Implementasi &
Evaluasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan
diamana rencana perawatan dilaksanakan, melaksanakan intervensi/
aktivitas yang telah ditentukan. (Doenges, Moorhouse, & Burley,
2000).

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni


proses yang dilakukan secara terus-menerus dan penting untuk
menjamin kualitas serta ketepatan perawatan yang diberikan dan
dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan keefektifan
rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Doenges,
Moorhouse, & Burley, 2000).
DIVAH VIOLA

TERIMA KASIH 

CINDY SABNA

NIKEN

Anda mungkin juga menyukai