Anda di halaman 1dari 52

KEGANASAN ORGAN-ORGAN

REPRODUKSI KANKER ENDOMETRIUM


DAN OVARIUM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

 Fitria Ulfa (201901031)


 Hilda Reza Priantama (201901037)

 Ika Zulaiha (201901039)


 Krisna Ragil Prabowo (201901046)

 Lina Ainun Nahar (201901048)

 Rika Dwi Kurnia (201901071)

 Rikha Yunita Kasim (201901072)

 Safirotul Izza (201901074)

 Serly Novita Sari (201901075)

 Silfi Risqi Romadhoni (201901077)


 Syahrul Munir (201901081)
KANKER ENDOMETRIUM
DEFINISI

Kanker endometrium adalah Tumor ganas yang menyerang


lapisandalam Rahim (endometrium)
ETIOLOGI

 Berawaldari hyperplasia endometrium yang


berkembangmenjadikarsinoma
 Dihubungkan dengan hormone ovarium, khususnya estrogen

 Dihubungkan dengan pemakaian estrogenjangka lama


MANINFESTASI KLINIS

Gejalanya berupa :
 Perdarahan rahim yang abnormal

 Siklus menstruasi yang abnormal

 Perdarahan di antara 2 siklus menstruasi (untuk wanita yang masih


menstruasi)
 Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause

 Keluar cairan putih yang jernih atau encer

 Nyeri pada perut bagian bawah atau kram panggul

 Nyeri saat berkemih

 Nyeri ketika melakukan hubungan seksual

 Darah berbaubusukatauamis

 Keputihan

 Nyeri daerah pelvis

 Anemia
KANKER OVARIUM
DEFINISI

•Tumor ganas yang menyerang Indung telur


• Sifatnya Asimtomatik, Sulit di deteksi dini, pasien sering datang
pada stadium lanjut
• Di juluki “Silent Lady Killer”
• Etiologi : Tidak jelas, Di duga akibat stimulus hormonal pada masa
reproduksi

 
Diagnosis dan Gejala

Diagnosis dini sukar, biasanya asimptomatik. Biasanya


baru di ketahui setelah tumor membesar atau menyebar

Gejala :
 Abdomen: nyeri abdomen, dyspepsia, obstruksi

 Pelvik: nyeri pelvik, perdarahan abnormal vagina,


disparenia, konstipasi
 Thorax: dispneu dan nyeri pleura, kakheksia dan fatique
KASUS FIKTIF KANKER ENDOMETRIUM
Ny. K, 56 tahun datang ke poliklinik pada hari selasa 1 Desember 2020 pukul 08.00
dengan keluhan perdarahan pervaginam berupa flek-flek sejak 1 bulan yang lalu dan
terasa nyeri, klien terlihat menahan nyeri, nyeri yang dirasakan klien seperti retusuk-
tusuk pada malam hari selama 15 menit dengan skala 7. Tidak ada keputihan, benjolan di
perut maupun gangguan BAK atau BAB. Pasien
punya 2 orang anak, yang terkecil usia 27 tahun dan Ny K telah menopause sejak 4 tahun
yang lalu. Pasien menikah 1 kali dan suami pasien telah meninggal 1 tahun yang lalu.
Tidak ada riwayat penggunaan hormon untuk menopause. Tidak ada riwayat menderita
tekanan darah tinggi atau kencing manis. TD 140/100 mmHg TB 142 cm suhu 37,20C
RR 26 x/mnit nadi 110 x/mnit HR:110x/mnit BB 49 kg IMT 24,74. Status ginekologis
porsio dan mukosa vagina licin, uterus sebesar telur angsa, tidak berbenjol, mukosa
rektum licin. pap smear dalam batas normal. Pada USG didapatkan uterus membesar
dengan lesi hiperekoik di dalam kavum uteri/endometrium inhomogen bertepi rata. Hasil
PA memperlihatkan adanya adenokarsinoma berdiferensiasi sedang-buruk kemungkinan
dari endometrium. klien mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya,
Pasien terlihat pucat dan berkeringat klien mengatakan cemas ketika akan direncanakan
untuk dilakukan laparotomi untuk kanker endometrium stadium II, yang akhirnya untuk
meneruskan terapi apa yang akan diberikan pada pasien.
PENGKAJIAN
Identitas pasien
 Nama : Ny. K
 Umur : 56 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Kediri
 Agama : Islam
 Status perkawinan : Sudah menikah
 Diagnosa medis : Kanker endometrium

Riwayat keluarga
 Tidak ada yang memiliki keluhan dan penyakt serupa

Status kesehatan saat ini


 Keluhan Utama : perdarahan pervaginam sejak 1 bulan yang lalu Sebelum dibawa ke
RS klien mengeluh pendarahan pervaginam berupa flek-flek yang terasa nyeri
Status kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah dialami : klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit
sebelumnya
2) Alergi : Tidak ada alergi terhadap obat obatan, makanan.
3) Imunisasi : -
4) Kebiasaan merokok : tidak Merokok
 5) Obat-obatan : pemakaian analgetik untuk mengurangi nyeri klien

Riwayat penyakit keluarga : tidak adas kesehatan


PEMERIKSAAN FISIK
 Tingkat kesadaran : CM (composmentis)
 Pemeriksaan tanda – tanda vital Tekanan Darah : 140/100 mmHg
 Nadi : 110 x/menit Suhu : 37,20C
 Respiratori Rate ( RR ) : 26 x/menit.
 HR : 110 x/mnit
POLA AKTIFITAS DAN LATIHAN
1. Tidur dan istirahat

1) Lama tidur : 8 jam/hari Tidur siang: Ya, 2 jam

2) Kesulitan tidur di RS : Ya

3) Alasan : klien merasa gelisah dan lingkungannya tidak tenang

2. kenyamanan dan nyeri : pasien mengeluh nyeri seperti di tusuk


tusuk dengan skala 7 saat malam hari selama 15 menit
POLA NUTRISI
1) Frekuensi makan : 2x/hari

2) Berat Badan / Tinggi Badan : 49/142

3) IMT : 24,74 (Normal)

4) Makanan pantang : Tidak ada pantangan

5) Nafsu makan : klien hanya mengahabiskan setengah dari porsi yang


diberikan

6) Masalah pencernaan : sulit BAB

7) Riwayat operasi / trauma gastrointestinal: Tidak pernah


ELIMINASI FEKAL/BOWEL

1) Frekuensi : 1x/hari

Penggunaan pencahar: Tidak Ada

2) Waktu : Pagi

3) Warna : Kuning kecoklatan

4) Gangguan Eliminasi bowel : gangguan saat BAB (konstipasi)


ELIMINASI URIN
1) Frekuensi : 2x/hari

2) Warna : kecoklatan

Darah: tidak ada

3) Ggn. Eliminasi : Dysuria (rasa sakit dan kesulitan BAK )

4) Riwayat dahulu : Tidak ada

5) penggunaan kateter : tidak


ANALISA DATA
DS: pasien mengeluhkan perdarahan pervaginam berupa flek-flek sejak 1
bulan yang laludan terasa nyeri, nyeri yg dirasakan klien seperti retusuk-
tusuk pada malam hati selama15 menit dengan skala 7.
mengatakan cemas ketika akan direncanakan laparotomi.
klien mengatakan tidak bisa tidur memikirkan penyakitnya.

DO: - terlihat benjolan di perut klien

- maupun gangguan BAK (dysuria) atau BAB (konstipasi)

- Klien terlihat menahan nyeri

- TD: 140/100 mmHg nadi: 110 x/mnit RR: 26 x/mnit suhu: 37,20C
HR:110x/menit

Pasien terlihat pucat ketika akan direncanakan untuk dilakukan laparotomi 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Nyeri yang berhubungan dengan agen injuri biologi ditandai dengan


terlihat benjolan di perut klien maupun gangguan BAK (dysuria)
atau BAB (konstipasi), klien terlihat menahan nyeri
 Cemas yang berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
ditandai dengan Pasien terlihat pucat ketika akan direncanakan
untuk dilakukan laparotomi
 Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan cemas ditandai
dengan klien terlihat pucat klien mengatakan tidak bisa tidur
memikirkan penyakitnya
INTERVENSI
N Diagnosa SLKI SIKI
O
1. Tujuan : Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri klien skala
Nyeri b.d agen injuri tidaan keperawatan selama nyeri
biologi 2 X 24 jam diharapkan
nyeri berkurang dengan 2. Kaji TTV
Kriteria Hasil : 3. Atur posisi
1. Nyeri yang dirasakan
kenyamanan klien (semi
klien berkurang dari 7
menjadi 4 – fowler)
2. TTV dalam batas normal 4. Kolaborasi dengan
3. Wajah klien terlihat rileks dokter untuk obat
analgesik
5. Ajarkan penggunaan
tehnik nonfarmakologi
(kompres hangat)
sebelum nyeri meningkat
NO Dizgnosa SLKI SIKI
2. Tujuan : Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kecemasan
Cemas b.d ancaman issaln keperawatn selama yang dialami klien
1x24 jam diharapkan klien 2. Berikan informasi kepada
terhadap konsep diri tidak cemas lagi dengan klien dan keluarga tentang
Kriteria Hasil : perjalanan penyakit
1. Klien tidak telihat pucat tersebut.
2. TTV dalam Batas 3. Ajarkan klien
Normal menggunakan tehnik
3. Klien merasa rileks relaksasi (meningkatkan
keamanan dan mengurangi
takut)
4. Berikan respon positif
pada klien saat klien
mengungkapkan cemasnya
5. Bantu klien untuk
mengungkapkan
perasaannya
6. Mengidentifikasi
mekanisme koping yang
dibutuhkan untuk
mengurangi cemas
NO Diagnosa SLKI SIKI
3. Tujuan : Setelah dilakukan 1. Kaji TTV klien
Gangguan pola tidur b,d issaln keperawatan selama 2. Berikan lingkungan
cemas 1x24 jam diharapkan klien tenang, damai, dan
dapat tidur tenang dengan minimalkan gangguan
Kriteria Hasil : 3. Bantu klien
1. Klien tidak telihat pucat mengidentifikasi faktor
2. TTV dalam Batas Normal yang mungkin
3. Klien merasa rileks menyebabkan kurang tidur
4. Pantau pola tidur klien
dan catat hubungan faktor-
faktor (missal: ketakutan
atau ansietas) yang dapat
mengganggu pola tidur
klien
5. Ajarkan klien tehnik
relaksasi (masase)
IMPLEMENTASI
No. Diagnosa Keperawatan Hari / Jam Tindakan
Tanggal
1. Nyeri b.d agen injuri Selasa ,01 08 : 00 1. Kaji TTV : KU : lemah,
biologi Desember - TD : 130/90 mmHg
2020 - Nadi : 90 x/mnit
- RR: 26 x/mnit
- Suhu: 37,20C
- HR:100x/menit
10 : 00 2. Kaji Skala Nyeri : 4
12: 00 3. Kolaborasi Pemberian Obat
Analgesik
4. Posisikan pasien senyaman
mungkin
5. Memberikan edukasi tentang
nyeri
NO. Diagnosa Keperawatan Hari / Jam Tindakan
Tanggal
2. Cemas b.d ancaman Selasa , 01 08 :00 1. Kaji TTV : KU : lemah,
terhadap konsep diri
Desember - TD : 130/90 mmHg
2020 - Nadi : 90 x/mnit
- RR: 26 x/mnit
- Suhu: 37,20C
- HR:100x/menit
10 : 00 2. Mengkaji tingkat kecemasan yang
12 : 00 dialami klien
3. memberikan informasi kepada klien
dan keluarga tentang perjalanan
penyakit.
4. mengajarkan klien menggunakan
tehnik relaksasi (meningkatkan
keamanan dan mengurangi takut)
5. membantu klien untuk
mengungkapkan perasaannya
EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Hari / Jam Evaluasi
tanggal
Nyeri berhubungan dengan 08.00
Selasa, S : - pasien mengatakan nyeri
agen injuri biologi
01 Desember berkurang pada malam hari, menjadi 5

2020 menit dengan skala 7 menjadi 4.


10.00
O : pasien terlihat rilex dengan TD :

130/90mmHg, nadi : 90x/mnt, RR :

26x/mnt, suhu : 37,20⁰C, HR :


12.00
100x/mnt.

A : Masalah pada pasien teratasi

sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan.
NO. Diagnosa Keperawatan Hari / Jam Tindakan
tanggal

2. Cemas b.d ancaman terhadap 08,00


Selasa, 01 S : Pasien mengatakan cemas
konsep diri
Desember berkurang.

2020 10.00 O : Pasien terlihat masih pucat TD :

130/90mmHg, nadi : 90x/mnt, RR :

26x/mnt, suhu : 37,20⁰C, HR :

100x/mnt.

12.00 A : Masalah pada pasien teratasi

sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan.
NO. Diagnosa Keperawatan Hari / Jam Tindakan
tanggal

3. Gangguan pola tidur b.d 08.00


Selasa, 01 S : Pasien mengatakan sudah bisa
cemas
Desember tidur
10.00
2020 O : Pasien terlihat pucat TD :

130/90mmHg, nadi : 90x/mnt, RR :

26x/mnt, suhu : 37,20⁰C, HR :

12.00 100x/mnt.

A : Masalah pada pasien teratasi

sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan.
KASUS FIKTIF KANKER OVARIUM

 Pasien bernama Nn.P berumur 13 tahun Pasien masuk rumah


sakit pada tanggal 1 Mei 2019 dan merupakan pasien rujukan
dari RSUD Kudungga Sangatta. Pasien terlihat lemah,
kesadaran composmentis Perut pasien terlihat membesar karena
penumpukkan cairan. Pasien mengatakan nyeri pada perutnya,
nyeri seperti disayat benda tajam dan terasa diseluruh lapang
perutnya, skala nyeri 7 dengan waktu terus menerus. Pasien
mengatakan merasa mual dan muntah serta kurang nafsu
makan setelah menjalani kemoterapi. Selama sakit pasien
mengalami penurunan berat badan SMRS 48 kg sekarang
menjadi 40 kg. Pasien terlihat lemah dan aktifitas dibantu oleh
keluarga. Sebelumnya pasien tidak pernah dirawat dirumah
sakit, ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain
yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien.
PENGKAJIAN

Observasi PASIEN I

Keadaan umum Posisi pasien supine, pasien terpasang IVFD,


NasalKanul,
Drain, dan Kateter Epidural

Kesadaran Kesadaran composmentis dengan GCS E4V5M6

Pemeriksaantanda- tandavital TD : 110/80 mmHg


N: 92x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik PASIEN I
A. Pemeriksaan kepala dan leher Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi. Penyebaran
1. Kepala dan rambut rambut merata berwarna hitam, rambut mudah patah, tidak
bercabang, dan tidak ada kelainan

2. Mata Mata lengkap, simetris kanan dan kiri., kornea mata jernih kanan
dan kiri. Konjuntiva anemis dan sklera tidak ikterik Kelopak
mata/palepebra tidak ada pembengkakan. Adanya reflek cahaya
pada pupil dan bentuk isokor kanan dan kiri,iris kanan kiri
berwarna hitam, tidak ada kelainan

3. Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasal ditengah,
lubang hidung bersih, tidak ada secret, tulang hidung dan septum nasi
tidak ada pembengkakan dan tidak ada polip

4. Mulut&Lidah Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tonsil ukuran normal uvula
letak simetris ditengah.
5. Telinga Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri. Lubang telinga bersih,
tidak ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik

6. Leher Kelenjar getah bening tidak teraba, kelenjar tiroid tidak teraba, posisi
trakhea letak ditengah dan tidak adakelainan
B. Pemeriksaan thorak sistem Pasien terlihat sesak, tidak ada batuk dan secret. Bentuk dada
pernafasan simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada
1. Inspeksi pernafasan cuping hidung, otot bantu pernafasan, vocal
2. Palpasi permitus dan ekspansi paru anterior dan posterior dada
3. Perkusi normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler
4. Auskultasi

C. Pemeriksan jantung Pada pemeriksaan inspeksi CRT


1. Inspeksi dan palpasi > 2 detik tidak ada sianosis. Pada pemeriksaan palpasi iktus
2. Perkusi batas jantung kordis teraba hangat. Perkusi batas jantung : Basic jantung
3. Auskultasi berada di ICS II dari lateral ke media linea , para sterna
sinistra, tidak melebar, Pinggang jantung berada di ICS III
dari linea para sterna kiri, tidak melebar, Apeks jantung
berada di ICS V dari linea midclavikula sinistra, tidak
melebar. Pemeriksaan auskultasi : bunyi jantung I saat
auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, bunyi
jantung II : saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal
dan regular, bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi
jantung tambahan, dan tidak adakelainan.
D. Pemeriksan Abdomen Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan asites, terdapat
1. Inspeksi massa pada perut, dan tampak bayangan pembuluh
2. Auskultasi darah pada abdomen, tidak ada luka operasi .
3. Palpasi Auskultasi : peristaltic 25x/menit Palpasi : Tegang
4. Perkusi nyeri tekan, massa , Hepar Lien tidak ada kelainan
Ginjal tidak ada nyeri tekan, tidak ada asietas.
E. Pemeriksaan Neurologis Memory Panjang, perhatian dapat mengulang, bahasa baik,
kongnisi baik, orientasi orang, saraf sensori nyeri tusuk. Tingkat
kesadaran compos mentis. Tanda rangsangan otak (meningeal
sign) :
1. N I (olfaktorius) : penciuman baik, bisa membedakan bau-
bauan
2. N II (optikus) : jarak pandang baik
3. NIII (okulomotorius) : adanya reflek rangsangan pada pupil
4. N IV (troklearis) : bisa menggerakkan bola mata ke atas dan kebawah
5. N V (trigeminus) : tidak ada kesulitan mengunyah
6. N VI (abdusen) : bisa menggerakan bola mata ke kanan dan kekiri
7. N VII (facialis) : pengecapan terhadap rasa-rasabaik
8. NVIII(vestibulotroklearis) : pendengaranbaik
9. NIX (glosofaringeus): tidak ada nyeri telan
10. N X (vagus) : bisa mengucap “ah” dan menelansaliva
11. N XI (assesorius) : bisa mengangkat bahu dan menoleh dengan
adanya tahanan
12. NXII (hipoglosus): bisa menjulurkan, menggerakkan lidah ke kanan
dan kekiri
Fungsi motorik klien normal, bisa menggerakkan ekstremitas
atas dan bawah, nilai motorik 6 (mengikuti perintah), Fungsi
sensorik normal, tidak ada masalah pada fungsi sensorik,
reflek fisiologis : patella (-), reflek patofisiologis : babinski (-)
 
F. Pemeriksaan sistem perkemihan Kebersihan genitalia bersih, tidak ada keluhan kencing,
kemampuan berkemih spontan, produksi urin 1300 ml/hari
warna kuning bau amoniak, tidak ada nyeri tekan.

G. Pemeriksaan muskuluskeletal (ekstremitas) Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas,
dan Integumen tidak ada kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak
  menggunakan traksi, tidak komparmentet syndrome, kulit
  kemerahan, turgor kulit kurang,
  Kekuatan otot :
  5 5
  5 5
  Tidak ada luka
   
   
  Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
H. Sistem Endokrin pembesaran kelenjar getah bening.
RIWAYAT MENSTRUASI DAN
KONTRASEPSI
Riwayat PASIEN
Menstruasi Nn. P belum pernah mengalami menarche
Kontrasepsi Nn. P belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

Hasil Anamnesis Pemeriksaan Penunjang


Tindakan PASIEN
Pengkajian spiritual sebelum sakit Sering

Pengkajian spiritual selama sakit Kadang-kadang

Pemeriksaan penunjang Tgl : 08/05/2019


Hb : 8,3 g/dl
 
Tgl : 09/05/2019
Hb : 5,4 g/dl Hematokrit : 17,5 % Leukosit : 12,6
Eritrosit : 2,11 g/dl
 
Tgl 10/05/2019 Hb : 7,7 g/dl Leukosit : 9,1
Hematokrit : 23%
PENATALAKSANAAN
 Morphin dicampur dengan
 Levica 0,1%3x10cc

 
Obat kemoterapi :
 Bleomycin 3x15mg (IV) drip
 Etoposid 3x100mg (IV) drip
 Carboplatin 1x200 mg (IV)drip
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. PASIEN
Tanggal ditemukan Diagnosa Kep
1. 10/05/2019 Defisit nutrisi b/d kurang asupan makanan
(D.0019)
DS :
 Pasien mengatakan nafsu makan
berkurang dan merasa mual muntah
 Pasien mengatakan cepat kenyang saat
makan
 
DO :
 Pasien mengalami penurunan BB 8kg
 Pasien hanya mau makan 2 sendok dari
porsi makan yang sudah sediakan
 Antropometri Lila : 17cm
BB SMRS : 48 kg
BB sekarang : 40 kg TB : 150cm
 Biokimia Hb : 7,7g/dl
 Klinik
KU : lemah Bibir : kering
Konjungtiva : anemis
 Diit :BTKTP
2. 10/05/2019 Nausea b/d efek agen farmakologis (D.0076)
DS :
 Pasien mengeluhmual
 Pasien merasa ingin muntah
 Pasien mengeluh tidak nafsumakan
 
DO :
 Pasien hanya mau makan 2 sendok saja dari
porsi makan yang sudah disediakan
 Pasien terlihat pucat

3. 10/05/2019 Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan


konsentrasi hemoglobin
(D.0009) DS :
 Pasien mengeluh pusing danberkunang-kunang
 Pasien mengeluhmual
 
DO :
 CRT >2detik
 Konjungtiva pasien anemis
 Akral pasien teraba dingin
 Hb : 7,7g/dl
4. 10/05/2019 Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (D.0077)
DS :
 Pasien mengeluh nyeri P : jika berganti posisi Q :
seperti disayat bendatajam
R : seluruh lapang perut S : 4
T : terus-menerus
 
DO :
 Pasien terlihat meringis menahansakit
 Pasien terlihatgelisah
 Pasien terlihat merengekkesakitan
5. 10/05/2019 Gangguan pola tidur b/d hambatan
lingkungan (D.0055)
DS :
 Pasien mengeluh sulit tidur
 Pasien mengeluh tidak puas saat tidur
 Pasien mengeluh istirahat tidak
cukup
 Pasien mengatakan hanya tidur 3-4
jam dalamsehari
 
 
DO :
 Pasien terlihat lemas
 Pasien terlihat sering menguap
 Kantung matapasien
terlihat sedikit kehitaman
6. 10/05/2019 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
  (D.0056) DS :
 Pasien mengeluhlemas
 Pasien mengatakan tidak mampu duduk
sendiri tanpa bantuan oranglain
 
DO :
 Pasien terlihatlemah
 Pasienhanyaberbaring ditempattidur
 Aktivitas pasien dibantu olehkeluarga
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO TGL DITEMU DIAGNOSAKEP TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI
KAN HASIL KEPERAWATAN

1. 10/05/19 Defisit nutrisi b/d NOC : 1.1 Identifikasi status nutrisi


kurang asupan  Nutritional status : 1.2 Identifikasi makanan yang
makanan (D.0019) food &fluid intake disukai
 Nutritional status : 1.3 Beritahu makan sedikit tapi
nutrientintake sering
 Weight control 1.4 Kolaborasi dengan ahli gzi
Kriteria Hasil: untuk pemberian diit tinggi
1. Adanya peningkatan kalori tinggi protein
berat badan sesuai
dengan tujuan
2. Tidak ada tanda- tanda
malnutrisi
3. Tidak menunjukkan
penurunan berat badan
yangberarti
2. 10/05/19 Nausea b/d efek Kriteria hasil : 2.1 Identifikasi faktor penyebab
agen 1. Pasien tidak mual
farmakologis mengeluhmual 2.2 Monitor asupan nutrisi dan
(D.0076) 2. Pasien tidak kalori
sampai mengalami 2.3Anjurkan makanan dalam
muntah jumlah kecil namunsering
3. Nafsu makan 2.4 Kolaborasi pemberian
pasienmeningkat antiemetik (bila perlu)

3. 10/05/19 Perfusi perifer NOC : 3.1 Periksa sirkulasi perifer


tidak efektif b/ d  Sirculationstatus 3.2 Monitor panas,kemerahan,
penurunan Kriteria hasil : nyeri, atau bengkakpada
konsentrasi 1. Nilai sistol dan ekstermitas
hemoglobin diastol dalam 3.3Observasi kulit jika adalesi
(D.0009 rentang yang atau laserasi
diharapkan
2. CRT <2detik
Nilai Hb dalam
batasnormal
4. 10/05/19 Nyeri akut b/d NOC :  Identifikasi
agen pencedera  Painlevel lokasi, karakteristik,
fisiologis (D.0077)  Paincontrol durasi, skala, kualitas, dan
 Comfort level intensitasnyeri
Kriteria hasil:  identifikasi respon nyeri
1. Mampu mengontrolnyeri non verbal
2. Melaporkan  Berikan tehnik non
bahwa nyeri farmakologi relaksasi
berkurang dengan nafas dalam dan
menggunakan kompreshangat
manajemennyeri  Kolaborasi pemberian
3. Menyatakan rasa nyaman analgetik
setelah nyeriberkurang

5. 10/05/19 Gangguan pola NOC : 5.1Identifikasi pola aktivitas dan tidur


tidur b/d  Painlevel 5.2Identifikasi penyebab susah tidur
hambatan  Comfort level 5.3 Beritahu keluarga untuk
lingkungan Kriteria hasil: menciptakan lingkungan yang
(D.0055) 1. Jumlah jam tidur dalam nyaman dan tenang
batas normal, 6-8jam 5.4 Jelaskan pentingnya tidur yang
2. Pola tidur, kualitas dalam cukup selama sakit
batas normal
3. Perasaan segar setelah tidur
atau istirahat
6. 10/05/19 Intoleransi NOC : 6.1 Identifikasi kemampuan
aktivitas b/d  Energy beraktivitas pasien
kelemahan conservation 6.2 Fasilitasi duduk ditempat
(D.0056)  Activitytolerance tidur bila tidak mampu
 Self care : ADLs berpindah atau berjalan
Kriteria hasil: 6.3Anjurkanmelakukan aktivitas
1. Mampu melakukan secarabertahap
aktivitas sehari- hari 6.4 Kolaborasi dengan ahli gizi
secaramandiri tentang cara meningkatkan
2. Tanda-tanda vital asupan makanan
dalamrentang normal
3. Mampuberpindah :
dengan atau tanpa
bantuan
 
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
N Tanggal/ jam Tindakan keperawatan Evaluasi tindakan
O
1. 10/05/19 4.1 Mengidentifikasi lokasi, P : nyeri ketika berganti
  08.05 karakteristik, durasi, skala, posisi
    kualitas, dan intensitas nyeri Q : seperti disayat benda
      tajam
      R : seluruh lapang perut
      S:7
      T : terus menerus
       
2. 08.10 4.3 Mengajarkan tehnik relaksasi Pasien mempraktikan cara
    nafas dalam melakukan relaksasi nafas
      dalam.
3. 08.14 1.1 Mengidentifikasi status nutrisi Lila : 17 cm
    pasien BB SMRS : 48 kg
      BB skrg : 40 kg
      TB : 150 cm
4. 08.18 2.1 Identifikasi faktor penyebab Pasien mengatakan air
    mual liurnya terasa pahit
       
5. 08.20 1.1Mengidentifikasi makanan
    yang disukai pasien Pasien mengatakan
Makanankesukaannya
      adalah puding
 
 
6. 08.21 1.2 Memberi tahu pasien untuk Pasien mengangguk
    makan dengan porsi kecil tapi  
    sering  

     
 1 Memeriksa sirkulasiperifer pasien
7. 08.25 CRT <2 detik
 
 
mengidentifikasi polatidur
8. 08.30  
pasien
Pasien mengatakan hanya tidur 3-4 jam
9. 08.33  
dalam sehari
mengidentifikasipenyebab susah
 
10. 0835 tidur padapasien
Pasien mengatakan susah tidur karena
 
tidak terbiasa ditempat ramai
 
 
6.1 mengidentifikasi kemampuan
Pasien hanya mampu
beraktifitas pasien
berbaring ditempat tidur saja
1 11/05/19 4.1 mengidentifikasi lokasi, P : nyeri ketika berganti
.
  08.00 karakteristik, durasi, skala, Posisi
    kualitas, dan intensitas nyeri pasien Q : seperti disayat benda tajam

 
      R : seluruh lapang abdomen
      S:7
      T : terus menerus

       
2. 08.05 4.3 memberitahu keluarga untuk melakukan kompres Pasien mengikuti anjuran
hangan di area yang terasa nyeri yang diberikan

08.10 5.1 mengidentifikasi pola tidur pasien Pasien mengatakan sudah agak nyenyak
tidur

       
4. 08.12 5.4 menjelaskan pentingnya tidur yang cukup Pasien mengangguk tanda mengerti
selama sakit

       
5. 08.15 2.2 memonitor asupan nutrisi dan Pasien hanya menghabiskan
kalori 2 sendok makanan yang telah disediakan
       
6. 08.17 2.3 menganjurkan makan dalam jumlah sedikit tapi sering Pasien mengangguk

    jumlah kecil namun sering  

          
7. 09.20 3.2 memonitor adanya tanda-tanda infeksi pada ekstremitas Pasient tidak mengeluh panas, nyeri, bengkak, atau pun m
t
kemerahan ei
nd
ga
ek
l
u
h
1. 12/05/19 4.1 mengidentifikasi lokasi, P : nyeri jika berganti posisi

  09.00 karakteristik, durasi, skala, Q : disayat benda tajam

    kualitas, dan intensitas nyeri R : seluruh lapang abdomen

      S:4

      T : hilang timbul
2. 09.10 2.1 mengidentifikasifaktor Pasien mengatakan mual

    penyebab mual sudah berkurang


3. 09.14 3.1 memeriksa sirkulasi perifer CRT <2 detik

4. 09.16 4.2 mengidentifikasi respon nyeri Ekspresi muka pasien

    non verbal pasien terlihat lebih rileks


       
5. 09.17 1.3 memberitahu pasien untuk Pasien mengangguk tanda

    makan sedikit namun sering mengerti

       
6. 09.32 2.2 memonitor asupan nutrisi dan Pasien mengatakan baru

    Kalori saja selesai makan puding

       
7. 10.00 6.1 mengidentifikasi kemampuan Pasien hanya berbaring

    beraktifitas pasien ditempat tidur


       
8. 10.04 5.1 mengidentifikasi pola tidur Pasien mengatakan tidur 6-7

    Pasien jam dalam sehari


G. EVALUASI KEPERAWATAN
N Diagnosa Evaluasi (SOAP) Paraf
o Keperawatan

1. Dx 1 : defisit nutrisi b/d S : pasien mengatakan masih merasa mual dan kurang nafsu  
kurangnya asupanmakanan makan
O : pasien hanya menghabiskan sedikit makanan yang telah
disediakan oleh tim diit A : masalah defisit nutrisi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Identifikasi statusnutrisi
Identifikasi makanan yangdisukai
Beritahu makan sdikit tapisering
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberiandiit

2. Dx 2 : nausea b/d efek agen S : pasien mengatakan mual sudah berkurang O : porsi  
farmakologis makan pasien sudah mulai membaik
A : masalah nausea teratasisebagian P :
pertahankanintervensi
Identifikasi faktor penyebabmual
Monitor asupan nutrisi dankalori
Anjurkan makan dalam jumlah kecil dansering
Kolaborasi pemberian antimetik jika perlu
3. Dx 3 : perfusi S : pasien masih mengeluh pusing dan mual O :  
perifer tidakefektif CRT <2 detik, konjungtiva anemis, nilai Hb : 7,7
b/d penurunan g/dl
konsentrasi A : masalah perfusi perifer tidak efektif belum
hemoglobin teratasi
P : lanjutkan intervensi
3. 1 Periksa sirkulasi perifer
3. 2 Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstermitas
3. 3 Observasi kulit jika ada lesi atau laserasi
4. Dx 4 : nyeri akut b/d agen S : pasien mengeluh nyeri P : jika berganti posisi, Q : seperti  
pencedera fisiologis disayat benda tajam, R : seluruh lapang abdomen, S : 4, T :
hilang timbul
O : pasien terlihat meringis menahan sakit, pasien terlihat
gelisah.
A : teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, skala,
kualitas, dan intensitas nyeri
identifikasi respon nyeri nonverbal
Berikan tehnik non farmakologi relaksasi nafas
dalam dan kompres hangat
Kolaborasi pemberiananalgetik

5. Dx 5 : gangguan pola tidur S : pasien mengatakn sudah bisa tidur dengannyenyak  


b/d hambatan lingkungan O : kantung mata pasien sudah tidak terlihat
A : masalah gangguan pola tidur teratasi
P : pertahankan intervensi
5.3 memberitahu keluargauntuk menciptakan
lingkungan yang
tenang dan nyaman bagi pasien
6. Dx 6 : intoleransi S : pasien mengatakan tidak mampu duduk  
aktivitas b/d sendiri tanpa bantuan dari keluaraga
kelemahan O : pasien hanya berbaring ditempat tidur
A : masalah intoleransi aktivitas belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
Identifikasi kemampuan beraktivitas
pasien
Fasilitasi duduk ditempat tidur bila
tidak mampu berpindah atauberjalan
Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai