Anda di halaman 1dari 29

A S U H A N K E P E RAWATA N K A N K E R

S E RV I K S
Disusun oleh
Lisye amarthya zega
Nyi Rd Mega
Siti Asih
DEFINISI
• Karsinoma insti pada serviks adalah dimana keadaan sel-sel neoplastik terdapat
pada seluruh lapisan epitel. Perubahan pranker lain yang tidak sampai melibatkan
seluruh lapisan epitel serviks disebut dengan displasia(Mitayati, 2009)
• Karker servikas adalah perubahan sel-sel serviks dengan karakteristik
histologi. Proses perubahan pertama menjadi tumor ini mulai terjadi pada sel-sel
squamocolummar junction(Mitayati, 2009)
• Kanker serviks ini terjadi paling sering pada usia 30 sampai 40 tahun, tetapi
dapat terjadi pada usia dini, yaitu 18 tahun.( Prawirohardjo Sarwono.2014)
• Kanker serviks merupakan penyakit kanker perempuan yang menimbulkan
kematian terbanyak akibat penyakit kanker terutama dinegara berkembang.
Diperkirakan dijumpai kanker serviks baru sebanyak 500.000 orang diseluruh
dunia dan sebagian besar terjadi dinegera berkembang. (Prawirohardjo
Sarwono.2014)
ANATOMI FISIOLOGI

a. Anatomi Kanker
Serviks
Serviks merupakan bagian terendah dari uterus yang menonjol kebagian atas. Bagian
atas vagina berakhir mengelilingi serviks sehingga serviks terbagi menjadi bagian
(supravagial) dan bagian bawah (portio). Dianterior bagian atas serviks yaitu ostium
interna kurang lebih tingginya sesuai dengan batas peritonium pada kandung kemih.
Kanalis servikalis berbentuk pursiformis dengan lubang kecil dengan ujungnya, yaitu
orifisium interna yang bermuara ke dalam uterus dan orifisium eksterna yang bermuara ke
dalam vagina (Harahab, 1984; Moore,2002; eroschenko,2003).

Serviks di inervasi oleh saraf sensorik dan susunan saraf otonom baik susunan saraf
simpatis maupun saraf parasimpatis . Susunan saraf simpatis berasal dari daerah T-5-L12
yang mengirim serat-serat yang bersinaps pada satu atau banyak pleksus yang terdapat
pada dinding perut belakang atau di dalam panggul sehingga yang sampai di serviks ialah
saraf pascagangilon (Harahab, 1984).
b. Fisiologis Serviks

• Selama fase poliferasi siklus menstruasi, sekresi kelenjar serviks uteri


adalah encer berair. Jenis sekresi ini mempermudah sperma melalui kanalis
serviks masuk kedalam uterus, sebaliknya, selama fase luteal (sekresi),
siklus menstruasi dan kehamilan, sekret kelenjar serviks menjadi kental
dan membentuk sumbatan mukus di dalam kanalis serviks uteri. Hal ini
menghambat jalan sperma atau mikroorganisme dari vagina kedalam
uterus (Ereschenko,
c. Histologi Serviks 2003)

Bagian vaginal dari uterus biasanya ditutupi oleh epitel gepeng berlapis
non keratin. Epitel tersebut mengalami perubahan-perubahan oleh hormon-
hormon steroid ovarium sehingga terus menerus terjadi penambahan,
pematangan dan pelepasan sel epitel. Dengan demikian seluruh ketebalan
epitel biasanya dalam keadaan normal dan di gantikan seluruhnya dalam 4-
5 (harahap,1984)
Epitel gepeng serviks yang matang terdiri dari bebrapa lapisan sel dan
disatukan dengan stroma bawahnya oleh sel selaput basal:

• lapisan basal yang berbatasan dengan stroma berfungsi sebagai pembaharu. Lapisan ini di
susun oleh satu atau dua lapis sel berbentuk lonjong, banyak ribosom dan mitokondria.
• lapisan intermedier di tempati oleh sel-sel yang sudah matang . Semakin ke atas, sel-sel
semakin matang , sitoplasma semakin besar, sedangkan inti tetap besarnya, dan dalam
sitoplasma terdapat banyak glikogen.
• lapisan superfasial merupakan sel-sel yang paling matang dengan inti agak meninggi di
tengah sel dan piknotik. Sel berbentuk pipih dengan sitoplasma dengan banyak glikogen .
Pada lapisan ini terdapat karatinosom yang bertangguang jawab atas terjadinya kertainisasi
untuk melindungi epitel dari trauma (Harahap , 1984)
• sedangkan kanalis servikalis dan kelenjar serviks ditutupi oleh epitel toraks . Inti sel terletak
di basal dan sitoplasmanya terletak tinggi dan berisi granula halus dan bintik-bintik. di
bawah pengaruh ekstrogen , lendir endo serviks biasanya lebih banyak dan ,memuncak pada
saat ovulasi sedangkan di bawah progresteron dan lebih kental. oleh karena , itu pada saat
oovulasi dan fase progresteron usaha memberikan serviks dari lendir akan lebih sulit dan
lebih lama (harahap, 1984; Lestadi, 2009tuoung brns.ners)
Click icon to add picture
Penyebab Utama dari kanker serviks
adalah sebagai berikut:

ETIOLOGI Merokok.

Hubungan seksual di lakukan pada


Salah satu penyebab adalah karena infeksi pertama usia dini.
Human Papilloma Virus (hpv) yang merangsang
Suami atau pasangan seksualnya
perubahan perilaku sel epitel serviks. Dalam
melakukan hubungan seksualnya
perkembangan kemajuan dibidang biologi
pertama kali pada usia 18 tahun.
molekuler dan epideminologi tentang HPV, kanker
serviks disebabkan oleh virus HPV. Banyak Pemakaian des (Diethilstrilbreson)
penelitian dengan studi kasus kontrol dan kohort pada wanita hamil untuk mencegah
didapatkan risiko relative (RR) hubungan antara keguguran.
infeksi hpv dan kanker serviks anatara 20 sampai Pemakaian pil kb
70. Infeksi HPV merupakan penyakit menular
seksual yang utama pada populasi, dan estimasi Infeksi herpes genetalis atau infeksi
terjangkit berkisar 14-20% pada negara-negara klamidia menahun.
dieropa sampai 70% di amerika serikat, atau 95% Defisiensi gizi.
di populasi di afrika lebih dari 70 % kanker serviks
disebabkan oleh infeksi hpv tipe 16 dan 18. Infeksi Golongan ekonomi lemah.
hpv mempunyai prevalensi yang tinggi pada
kelompok usia muda, sementara kanker serviks
baru timbul pada usia tiga puluh tahunan atau
PATOFISIOLOGIS

Perluasan kanker serviks dapat secara langsung, melalui aliran getah bening sehingga
bermetastasis ke kelenjar getah bening iliaka interna/eksterna, obturator, para-aorta, ductus
thoracius, sampai ke skalen kiri; penyebaran ke kelenjar getah bening inguinal melalui
ligamentum rotundum. Penyebarannya juga melalui pembuluh darah/hematogen.
dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga menimbulkan
gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel-sel yang mengalami mutasi dapat
berkembang menjadi sel displasia. Apabila sel karsinoma telah mendesak pada jaringan
syaraf timbul masalah keperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat
mengganggu kerja sistem urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang
menimbulkan masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan
dan berbau busuk biasanya menjadi keluhan juga , karena mengganggu pola seksual pasien
dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Gejala dari kanker serviks
stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang meneybabkan kelemahan dan
kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan.
COUNT…

pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami bebrapa efek samping
antara lain, muntah sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit
membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan (biasa terdapat pada terapi eksternal
radiasi). Efek samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan
integritas kulit. Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang meneyabbkan kelemahan
atau kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injuri pun akan muncul.
tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahim merasa cemas akan
penyakit yang dideritanya. Kecemasan bisa di karenakan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak
adapat diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian.
PATHWAY
C:\USERS\USER\DOCUMENTS\PATH
WAY.DOCX
STADIUM DALAM KANKER SERVIKS

• Stadium kanker serviks ditetapkan secara klinis. Stadium klinis menurut FIGO
membutuhkan pemeriksaan pelvik,jaringan serviks (biopsi konisasi untuk stadium
IA dan biopsy jaringan serviks untuk stadium klinik lainnya), fhoto paru-
paru,pielogrofi intravena ( dapat pula digantikan dengan foto CT-scan). Untuk
kasus-kasus stadium lebih lanjut diperlukan pemeriksaan sistoskopi,dan barium
enema.
• Kelangsungan hidup 5 tahun pada kanker serviks jenis skuamosa dengan
berbagai modalitas pada 9.964 kasus dapat terlihat dalam table 14-1 dibawah
Stadium Kelangsungan hidup 5 tahun (%)
ini.
I A1 95
• Table 14-1. kelangsungan
IA2 hidup 5 tahun kanker serviks 95
jenis skuamosa
IB 80
II A 69
II B 65
III A 37
III B 40
IV A 18
IV B 8
COUNT…

• Kesintasan hidup 5 tahun pada 1.121 kasus dengan adenokarsinoma yang


diobati dengan berbagai modalitas terlihat pada table 14-2
• Table 14-2. kelangsungan hidup 5 tahun pada kasus dengan
adenokarsinoma yang diobati
Kelangsungan hidup
Stadium
hidup 5 tahun (%)
IB 83
II A 50
II B 59
III A 13
III B 31
IV A 6
IV B 6
COUNT..
Stadium 0 Karsinoma Insitu, Karsinoma Intraepitelial.

Satdium I Karsinoma Masih terbatas diserviks (penyebaran ke korpus uteri diabaikan).

Invasi kanker ke stroma hanya dapat di diagnosis secara mikroskopik.lesi yang dapat dilihat secara makroskopik walau dengan invasi
Stadium I A
yang superfisial dikelompokkan pada stadium IB

I A1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3,0 mm dan lebar horizontal lesi tidak lebih 7mm.

I A2 Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5mm dan perluasan horizontal tidak lebih dari 7mm.

Stadium IB Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara mikroskopik lesi lebih luas dari stadium I A2.

I B1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4cm dari dimensi terbesar

I B2 Lesi yang tampak lebih dari 4cm dari diameter terbesar.

Stadium II Tumor telah menginvasi diluar uterus, tetapi belum mengenai dinding panggul atau sepertiga distal/bawah vagina.

II A Tanpa invasi ke parametrium

II B Sudah menginvasi parametrium

Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau mengenai sepertiga bawah vagina dan/atau menyebabkan hidronefrosis atau tidak
Stadium III
verfungsinya ginjal.

III A Tumor telah meluas ke sepertiga bawah vagina dan tidak invasi ke parametrium tidak sampai dinding panggul.
COUNT..
Tumor telah meluas ke dinding
panggul dan/atau menyebabkan
III B
hidronerosis atau tidak
berfungsinya ginjal
Stadium Tumor meluas ke luar dari organ
IV reproduksi
Tumor menginvasi ke mukosa kandung
IV A kemih atau rectum dan/atau ke luar dari
rongga panggul minor.
Metastasis jauh penyakit mikroinvasif:
invasi stroma dengan kedalaman 3mm
atau kurang dari membrane basalis
IV B
epitel tanpa invasi ke rongga pebuluh
limfe/darah atau melekat dengan lesi
kanker serviks.
FAKTOR RESIKO

Berhubungan dan disebabkan oleh infeksi virus papilloma humanis (hpv) khususnya
tipe 16,18,31, dan 45. Factor risiko lain yang berhubungan dengan kanker serviks adalah
aktivitas seksual pada usia muda ( < 16 tahun ), hubungan seksual dengan multipatner,
menderita HIV atau mendapat penyakit / penekanan kekebalan ( immune suppressive )
yang bersama dengan infeksi hpv dan perempuan perokok.
• Usia dini melakukan hubungan seksual (6 tahun).
• Melahirkan pada usia sangat muda.
• Menghambat pertumbuhan janin.
• Kelainan pada persalinan.
• Perdarahan dan infeksi.
• Faktor utama yang menimbulkan residif termasuk invasi limfo-vaskuler, metastasis ke
kelenjar getah bening , ke dalaman invasi stroma, batas sayatan operasi, dan
ukurannya tumor. Jenis karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma tidak berbeda
progonosisnya.
• Faktor lain untuk timbulnya residif termasuk ploidy DNA tumor dan ekspresi onkogen
khusus (HER2/neu).
GEJALA DAN TANDA /MANIFESTASI KLINIS

• Tanda-tanda dini kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda-tanda dini
yang tidak spesifik seperti secret vagina yang agak berlebihan dan kadang-kadang di
sertai dengan bercak pendarahan. Gejala umum yang sering terjadi berupa
pendarahan pervaginaan (pascasanggama,perdarahan diliar haid) dan keputihan.
• Pada penyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginaan yang berbau busuk,
nyeri panggul,nyeri pinggang dan pinggul, sering berkemih,buang air kecil atau
buang air besar yang sakit. Gejala oenyakit ini residif berupa nyeri pinggung, edema
kaki unilateral, dan obstruksi ureter.
• Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
• Pendarahan yang dialami segera setelah senggama (75%-80%).
• Pendarahan diantara haid.
• Pendarahan spontan saat defekasi.
• Pasa berat di bawah dan kering di vagina.
• Anemia akibat pendarahan berulang.
• Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.
GEJALA DAN TANDA /MANIFESTASI KLINIS
• Tanda-tanda dini kanker serviks mungkin tidak menimbulkan
gejala. Tanda-tanda dini yang tidak spesifik seperti secret vagina
yang agak berlebihan dan kadang-kadang di sertai dengan bercak
pendarahan. Gejala umum yang sering terjadi berupa pendarahan
pervaginaan (pascasanggama,perdarahan diliar haid) dan
keputihan.
• Pada penyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginaan
yang berbau busuk, nyeri panggul,nyeri pinggang dan pinggul,
sering berkemih,buang air kecil atau buang air besar yang sakit.
Gejala penyakit ini residif berupa nyeri pinggung, edema kaki
unilateral, dan obstruksi ureter.
• Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan
nekrosis jaringan.
• Pendarahan yang dialami segera setelah senggama (75%-80%).
• Pendarahan diantara haid.
• Pendarahan spontan saat defekasi.
• Pasa berat di bawah dan kering di vagina.
• Anemia akibat pendarahan berulang.
• Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.
TES DIAGNOSTIK

Tes pap pada saat ini merupakan alat skrining yang diandalkan. Lima puluh persen
pasien baru kanker serviks tidak pernah melakukan tes pap. Tes pap direkomendasikan
pada saat mulai melakukan aktivitas sesksual atau setelah menikah. Setelah tiga kali
pemeriksaan tes pap tiap tahun, interval pemeriksaan dapat lebih lama ( tiap 3 tahun
sekali). Bagi kelompok perempuan yang beresiko tinggi (infeksi hpv,HIV,kehidupan
seksual yang bereisiko) dianjurkan pemeriksaan tes pap tiap tahun. Pemastian diagnosis
dilakukan dengan biopsy serviks. Diagnose kanker serviks diperoleh melalui pemeriksaan
klinis berupa anmnesis,pemeriksaan fisik dan ginekologik,termasuk evaluasi kelenjar
getah bening, pemeriksaan panggul dan pemeriksaan rektal,bipsi serviks merupakan
cara diagnosis pasti dari kenker serviks,sedangkan tes pap dan/ atau kuret endoserviks
merupakan pemeriksaan yang tidak adekuat. Pemeriksaan radiologic berupa fhoto paru-
paru,pielografi intravena atau CT-scan merupakan pemeriksaan penunjang untuk melihat
perluasan penyakit,serta menyingkirkan adanya obstruksi ureter.
Pemeriksaan laboratorium klinik berupa pemeriksaan darah tepi,tes fungsinginjal,dan
tes fungsi hati diperlukan untuk mengevaluasi fungsi organ serta menemtukan jenis
pengobatan yang akan diberikan.
P E N A NG A N A N

Tindakan bergantung pada usia, paritas, tua kehamilan dan stadium kanker.
• Wanita relatif muda dan hamil tua dengan kanker stadium dini , dapat melahirkan janin
secara spontan.
• Dalam trimester I dijumpai kanker serviks, dilakukan abortus buatan, kemudian di
berikan obat radiasi.
• Dalam trimester II kehamilan : segera lakukan histerektomi untuk mengeluarkan hasil
konsepsi, kemudia di berikan dosis penyinaran.
• Wanita relatif muda yang masih mendambakan anak dengan kanker serviks dilakukan
konisasi atau amputasi porsio kemudia di kontrol dengan baik.bila anak cukup
sebaiknya di kerjakan histerektomi.
Diagnosis dapat di temukan setelah hasil papsmear di sertai dengan adanya
displasia, atau sel-sel atipik persistem yang diikuti dengan hasil biopsi yang
mengdidentifikasi adanaya neoplasma intra-epitel (CIN) atau lesi intra epitel skuamosa
tingkat tinggi (HGSL).
PENATALAKSANAAN
• Rotgen .
• Pemeriksaan laboratorium.
• Pemeriksaan spesifik seperti biopsi punch dan kolposkopi. Apabila ditemuka lesi prekusor seperti lesi intra epitel skuamosa
tingkat rendah (LGSIL) dan tinggi (HGSIL).
• Pengangkatan non bedah konservatif.
• Krioterapi (pembekuan dengan oksida nitrat) atau terapi leser efektif.
• Koniasi (pengangkatan bagaian yang berbentuk kerucut dari serviks).
• Pembedahan

Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker serviks sampai stadium IIA dan dengan hasil pengobatam seefektif
radiasi, akan tetapi mempunyai keunggulan dapat meninggalkan ovarium pada pasien usia pramenopouse. Kanker serviks
dengan diameter lebih dari 4cm menurut beberapa peneliti lebih baik diobati dengan kemoradiasi dari pada operasi. Histerektomi
radikal mempunyai mortalitas kekurangan dari 1%. Morbiditas termasuk kejadian fistel(1% sampai 2%), kehilangan darah, atonia
kandung kemih yang membutuhkan kateterisasi intermiten, antikolinergik, atau alfa antagonis.
• Stadium I A1 tanpa invasi limfo-vaskuler:konisasi serviks atau histerektomia totalis simple. Risiko metastasis ke kelenjar getah
bening/residif 1%.
• Stadium I A1 dengan invasi limfo-vaskuler, stadium I A2. Modifikasi histerektomia radikal(tipe II) dan limfadenektomia pelvik.
Stadium I AA1 dengan invasi limfo-vaskuler didapati 5% risiko metastasis kelenjar getah bening.
• Stadium I A2berkaitan dengan 4% sampai 10% risiko metastasis kelenjar getah bening.
• Stadium I B sampai stadium II A: histerektomia radikal (tipe III) dan limfadenektomia pelvik para aorta.
• Radiasi ajuvan diberikan pasca bedah pada kasus dengan risiko tinggi(lesi besar, invasi limfo-vaskuler atau invasi stroma yang
dalam). Radiasi pascabedah dapat mengurangi residif sampai 50%.
COUNT..
• Radioterapi
• Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai stadium II B sampai IV atau bagi
pasien stadium yang lebih kecil tetapi tidak merupakan kandidat ntuk pembedahan. Penambahan
Cisplatin selama radioterapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup 30% sampai 50%.
• Komplikasi radiasi yang paling sering adalah komplikasi gastrointestinal seperti proktitis,colitis, dan
traktus urinarius seperti sistitis dan stenosis vagina.
• Teleterapi dengan radioterapi whole pelvic diberikan dengan fraksi 180-200cGy perhari Selama 5
minggu(sesuai dengan dosis total 4500-5000 cGy) sebagai awal pengobatan. Tujuannya memberikan
radiasi seluruh rongga panggul, parametrium kelenjar getah bening iliaka, dan para-aorta.
• Teleterapi kemudian dilanjutkan dengan brakiterapi dengan menginsersi tandem dan ovoid(dengan
dosis total ke titik A 8500cGy dan 6500cGy ke titik B) melalui 2 aplikasi. Tujuan brakiterapi untuk
memberikan radiasi dosis tinggi ke uterus, serviks, vagina dan parametrium.
• Titik A adalah titik 2cm superior dari ostium uteri eksterna dan 2 cm lateral dari garis tengah uterus.
Titik ini berada di parametrium.
• Titik B adalah titik 2 cm superior dari ostium uteri eksterna dan 5cm lateral dari garis tengah uterus.
Titik ini berada di dinding pelvis.
• Radioterapi ajuvan dapat diberikn pada pasien pascabedah dengn risiko tinggi.
COUNT..

Kemoterapi
• Kemoterapi terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi ajuvan
atau untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif
adalah Cisplatin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang samapa
dengan Cisplatin. Jenis kemoterapi lainnya yang mempunyai aktivitas yang
dimanfaatkan dalam terapi adalah Ifosfamid dan paclitaxel
MANAJEMEN TERAPAUTIK
• terapi karsinoma serviks dilakukan jika diagnosis telah di pastikan dan
sudah di kerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup
melakukan rehabilitasi dan peengamatan lanjutan.
• pada tingkat klinis tidak di lakukan elektrokoagulasi atau elektrofulgerasi
bedah crio (cryosurgery) atau dengan sinar leser, kecuali bila mengenai
seorang ahli dalam koloposkopi dan kliennya masih muda serta belum
mempunyai anak.dengan biopsi kerucut (conebiopsi) meskipun untuk
diagnostik sering kali menjadi teraupetik. osteum uterus internus tidak
rusak karenanya bila klien telah cukup atau tua sudah mempunyai anak ,
uterus tidak di tinggalkan agar penyakit tidak kambuh (relapse) dapat
dilakukan histerektomi sederhana.
• penambahan klinis menambah keparahan penyakit , sehingga pengobatan
dapat di rencanakan lebih spesifik dan prognosis lebih dapat di prediksikan
kanker serviks ini, khususnya memberi pengaruh tidak baik terhadap
kehamilan, begitu juga sebaliknya. pengaruh kanker rahim pada reproduksi
dapat menyebabkan kemandulan dan abortus.
KOMPLIKASI
• Menopouse dini
Adalah kondisi ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen dan progresteron, yang
biasanya terjadi pada wanita sekitar usia 50 tahun.
• Penyempitan vagina
Pengobatan dan radioterapi pada kanker serviks dapat menyebabkan penyempitan kanker
vagina. hubungan seks biasanya sangat menyakitkan.Terdapat dua pilihan pengobatan untuk
kondisi ini.
• Limfidema atau Penumpukan Cairan Tubuh
adalah pembengkakan yang umumnya muncul pada tangan atau kaki, karena sistem limfatik,
yang terhalang.Sistem limfatik adalah bagian terpenting dari sistem kekebalan dan sistem
sirkulasi tubuh, yang berfungsi membuang cairan berlebihan dari dalam jaringan tubuh.
• Rasa sakit akibat peneyebaran kanker
rasa sakit yang parah akan muncul ketika kanker sudah meneyebar ke saraf, tulang, atau otot.
Kondisi tersebut biasanya diatasi dengan pemberian obat pereda nyeri.Obat-obatan yang
digunakan mulai dari paracetamol, Obat antiinflamasi non steroid (OAINS) hingga morfin,
tergantung pada tingkat rasa sakit yang dirasakan.
COUNT..
• Pendarahan berlebihan
kanker yang meneyebar hingga ke vagina, usus, atau kandung kemih, dapat menyebabkan
perdarahan bisa muncul di rectum atau divagina. Perdarahan juga bisa terjadi saat buang air
kecil. Kondisi ini dapat di tangani dengan kombinasi obat-obatan untuk menurunkan tekanan
darah.
• Gagal Ginjal
Ginjal berfungsi membuang limbah dari dalam tubuh. Limbah buang melalui urine melewati
saluran yang di sebut ureter. tes darah sederhana bisa di lakukan untuk mengawasi kinerja
ginjal. Tes darah ini biasanya disebut sebagai tingkat serum kreatinin.
• Produksi cairan divagina tidak normal
cairan vagina bisa berbau aneh dan tidak sedap, bila kanker serviks memasukki stadium lanjut.
• Fistula
adalah terbentuknya sambungan atau saluran abnormal antara dua bagian dari tubuh. Pada
kasus kanker serviks , fistula bisa terbentuk antara kandung kemih dan vagina.
TINDAKAN PAP SMEAR PADA KANKER SERVIKS
Bagi wanita yang telah melakukan hubungan intim, pemeriksaan pap smear merupakan aktivitas
medis yang penting sekali untuk dilakukan. Dengan melakukan pap smear, kanker serviks dapat
dideteksi sedini mungkin, sehingga ketika terdiagnosis terdapat sel kanker, persentase
penyembuhannya pun bisa menjadi lebih tinggi.
Persiapan Diri Jelang Pap Smear
• Bekali Diri dengan Pengetahuan tentang Pap Smear
Penting untuk melakukan riset dari berbagai sumber tentang apa itu pap smear, agar tidak terkejut
dengan berbagai prosedur yang mungkin akan membuat kamu risih nantinya. Carilah informasi dari
sumber-sumber yang tepercaya atau cobalah untuk bertanya dan berdiskusi dengan dokter. Dengan
membekali diri terlebih dahulu, kamu akan terbantu untuk merasa tenang dan tidak panik ketika waktu
pemeriksaan tiba.
• Pastikan Tidak Sedang Menstruasi
Sebelum menentukan tanggal pemeriksaan pap smear, ada baiknya kamu memperhitungkan tanggal
menstruasi kamu. Sebab, pap smear tidak bisa dilakukan ketika kamu sedang datang bulan.
• Selalu Relaks hingga Tahapan Selesai
Saat pemeriksaan, akan ada alat bernama speculum yang akan dimasukkan ke dalam Miss V. Jika kamu
tidak bisa relaks, otot-otot Miss V akan menjadi tegang dan proses memasukkan speculum akan sulit.
Oleh karena itu, cobalah untuk sugesti diri dengan berbagai pemikiran positif dan tarik napas dalam-
dalam. Buatlah diri setenang mungkin hingga seluruh tahap pemeriksaan selesai.
COUNT..
• Tahapan Pap Smear
Setelah melakukan persiapan diri, berikut tahap-tahap dalam pemeriksaan pap smear yang mungkin
perlu kamu ketahui:
• Ganti Baju
Tahap pertama dalam pemeriksaan pap smear tak jauh berbeda dengan tahap awal aktivitas medis
lainnya, yaitu mengganti pakaian dengan baju khusus dari rumah sakit. Biasanya, kamu akan diminta
untuk menanggalkan semua pakaian, terutama pakaian bagian bawah. Jangan panik dan risih, karena
hal ini berguna untuk mempermudah proses pap smear.
• Berbaring dengan Kaki Terbuka Lebar
Setelah mengganti baju, petugas medis biasanya akan menginstruksikan kamu untuk berbaring di meja
pemeriksaan dengan posisi kaki yang terbuka lebar. Pada tahap inilah kamu harus benar-benar merasa
relaks, agar otot-otot Miss V tidak tegang dan menyulitkan pemeriksaan.
• Pemeriksaan Bagian Luar Miss V
Pada tahap ini, petugas akan melakukan pemeriksaan pada bagian luar miss V, yang mencakup bagian
luar vulva dan labia. Pengecekan bagian labia dilakukan untuk pemeriksaan tahap selanjutnya.
• Memasukkan Speculum untuk Membuka Dinding Miss V
pengecekan bagian luar, tahap selanjutnya adalah memasukkan alat bernama speculum, yang berfungsi
untuk membuka dinding Miss V. Sehingga, petugas medis dapat dengan mudah melihat bagian dalam
Miss V. Tidak perlu khawatir, proses pemasukkan speculum ini biasanya dilakukan dengan sangat hati-
hati dan tidak akan membuat Miss V kamu terluka.
COUNT..
• Pengambilan Sampel Jaringan
Setelah speculum telah terpasang dengan benar, langkah
selanjutnya yang dilakukan petugas medis adalah mengambil
sampel jaringan. Dimulai dari mulut rahim bagian luar (ektoserviks).
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat sejenis
spatula khusus.Lalu pengambilan sampel dilanjutkan ke bagian yang
lebih dalam, yaitu bagian saluran mulut rahim dan bagian dalam
rahim. Untuk proses ini, digunakan alat yang bernama Cytobrush,
alat yang berbentuk seperti sikat yang menyerupai sapu kecil.
• Pelepasan Speculum
Ketika petugas telah selesai mengambil sampel, maka telah selesai
pula tahapan utama dalam pap smear. Speculum yang terpasang
pun akan dilepas dengan hati-hati. Saat pencopotan, petugas medis
biasanya juga akan melakukan pemeriksaan pada bagian uterus dan
ovarium, dengan menggunakan tangan.
• Pemeriksaan Sampel Jaringan
Seluruh proses pap smear selesai, hal yang perlu kamu lakukan
adalah menunggu sampel selesai diperiksa di laboratorium patologi.
Sementara itu, petugas medis akan bertugas untuk melakukan
pemeriksaan mendetail, yaitu apakah sel-sel dalam sampel
merupakan sel yang normal atau tidak.
ASUHAN KEPERAWATAN
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai