Anda di halaman 1dari 20

TREND ISSUE SISTEM TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

SECARA UMUM DAN KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing:

Novia Susanti, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep

Disusun Oleh:

Eka Nurdamayanti NIM 1114190633

Helda Aprilia NIM 1114190635

Mariatul Kiptiah NIM 1114190637

Muhammad Ismul Fajar NIM 1114190639

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES DARUL AZHAR BATULICIN

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Dialah satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan
akhirat kelak. Dialah sesungguhnya Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat
menyesatkan. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan,


masukan, dan motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Novia Susanti, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep selaku Dosen pembimbing yang telah


memberikan masukan, dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik kepada
penulis sehingga bisa menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Swt. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamin.

Simpang Empat, November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan yang sangat pesat dibidang teknologi informasi
berdampak terhadap dunia kesehatan, dimana penggunaan teknologi
informasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam mendukung
perkembangan pelayanan kesehatan. Kompilasi data estimasi pengguna
Internet di Indonesia dari berbagai sumber mencapai sedikitnya 45 juta pada
akhir tahun 2010 dan menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) optimistik akan mencapai 60 juta terutama karena didorong oleh
trend mobile access. Kompilasi data survey pasar menunjukkan Indonesia
memiliki rasio kepemilikan perangkat akses internet tertinggi, kenaikan
jumlah gadget paling banyak dan penurunan tarif layanan (termasuk paket
data Internet) paling tajam di kawasan ASEAN walau di tengah isu resesi
ekonomi.

Pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari


pelayanan kesehatan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau. Perawat semakin dituntut untuk professional
dan mengedepankan perkembangan teknologi dibidang kesehatan, termasuk
dalam pemanfaatan teknologi informasi dibidang kesehatan terutama
pelayanan keperawatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan
keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dalam “dunia maya”
(cybernet), dapat terakses pelayanan keperawatan jarak jauh (Telenursing)
dimanapun ia berada. Telenursing adalah suatu model sistem pelayanan
keperawatan yang diberikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi
dibidang informasi karena keterbatasan fasilitas maupun geografis atau
karena tujuan efektifitas dan efisiensi yang memungkinkan pasien untuk tidak
harus datang ke tempat-tempat pelayanan kesehatan. Trend keperawatan
Indonesia di Tahun 2020 diharapkan sudah mampu mengaplikasikan inovasi

4
ini nantinya. Pada kesempatan ini penulis mencoba menggali lebih mendalam
mengenai informasi dan hasil-hasil riset seputar Telenursing tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana menganalisis jurnal dengan judul “Telenursing Sebagai Trend
Dan Issu Pelayanan Keperawatan Indonesia Ditahun 2020”

1.3. Tujuan
1.3.1. Umum
Agar mengetahui bagaimana cara menganalisi jurnal dengan PICO
VIA
1.3.2. Khusus
a) Mengetahui dan memahami tentang trend dan issue dalam
keperawatan
b) Mengetahui dan memahami tentang bentuk-bentuk trend dan
issue dalam keperawatan
c) Mengetahui dan memahami tentang manfaat trend dan issue
dalam keperawatan
d) Mengetahui dan memahami tentang factor yang mempengaruhi
trend dan issue dalam keperawatan
e) Mengetahui dan memahami tentang peran perawat dalam
keperawatan
f) Mengetahui dan memahami konsep dari EBN

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Trend dan Issue Dalam Keperawatan


2.1.1. Pengertian Trend
Trend adalah sesuatu yang sedang “menjamur”atau sedang
disukai dan digandrungi oleh orang banyak dan sesuai dengan fakta.
Trend merupakan suatu alur yang menuju kearah mana pasar bergerak
dan suatu pola dari peristiwa – peristiwa atau perilaku yang sama-
sama dialami oleh semakin banyak orang. Trend juga merupakan hal
yang sangat mendasar dalam pendekatan Analisa dan merupakan salah
satu gambaran ataupun informasi yang terjadi saat ini yang biasanya
sedang popular dikalangan masyarakat
2.1.2. Teori Issue
Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang dan
merupakan sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang tetapi
masih belum jelas fakta atau buktinya.
Dari pengertian diatas dapat ditarik garis besar untuk trend dan
issue keperawatan merupakan sesuatu yang sedang dibicarakan
banyak orang tentang praktek ataupun mengenai keperawatan baik itu
berdasarkan fakta atau tidak, trend dan issue keperawatan tentunya
menyangkut aspek legal dan etis dalam dunia keperawatan.
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan
cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap
kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi
yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya

6
jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik
serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan
yang bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya
pelayanan keperawatan professional. Beberapa hal terkait dengan isu
ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan
teknologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :
a. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi
kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga
b. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus
diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan
kerahasiaan informasi, melalui internet atau telephone) dan
keuntungannya
c. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara,
gambar) dapat dikontrol dengan membat informed consent
(pernyataan persetujuan) lewat email
d. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan
peraturan dan penyalahgunaan informasi dapat dikenakan
hukuman atau legal aspek

2.2. Bentuk-bentuk Trend dan Issue Dalam Keperawatan


2.2.1. Trend Keperawatan Medikal Bedah
Perkembangan trend keperawatan medical bedah diindonesia terjadi
dalam berbagai bidang yang meliputi :
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
Menurut….., telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak
jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi infromasi dalam
memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan
kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawata
dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari

7
teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa
batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa
hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis,
mengembangkan model Pendidikan keperawatan berbasis
multimedia. Tetapi system ini justru akan mengurangi intensitas
interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan
terapeutik sehingga konsep perawatan secara holistic akan sedikit
tersentuh oleh ners. System ini baru diterapkan dibeberapa rumah
sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini
disebabkan karena kurang meratanya penguasaan Teknik
informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang
masih belum memadai.
2.2.2. Trend Current Issue dan Kecendrungan Dalam Keperawatan Jiwa
Trend atau Current Issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-
masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting.
Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan
yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa yang baik dalam
tatanan regional maupun global. Ada beberapa trend penting yang
menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Kecendrungan dalam penyebab gangguan jiwa
b. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
c. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
d. Kecendrungan situasi di era global
e. Kecendrungan penyakit jiwa
f. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
g. Kecendrungan penyakit jiwa
2.2.3. Trend dan Issue Keperawatan Komunitas
Pengaruh politik terhadap keperawatan professional. Keterlibatan
perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individua da
beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger,

8
dan Liviana Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan diberbagai
bidang nampaknya perawat kurang dihargai sebagai kelompok.
Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perawat mengenai
masalah keperawatan komunitas.

2.3. Manfaat Trend dan Issue Dalam Keperawatan


Pemanfaatan teknologi telehealth mempunyai banyak manfaat dan
keuntungan bagi berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan dan
pemerintah. Aspek kemudahan dan peningkatan jangkauan serta pengurangan
biaya menjadi keuntungan yang bisa terlihat secara langsung dengan adanya
kontribusi telethealth dalam pelayanan keperawatan dirumah atau homecare,
akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien dan keluarga,
perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga pemerintah dalam
hal ini adalah Departemen kesehatan. Namun demikian untuk bisa
mengaplikasikan telehealth dalam bidang keperawatan banyak sekali
tantangan dan hambatannya : factor biaya, sumber daya manusia, kebijakan
dan perilaku.
Peluang perawat dalam memanfaatkan Trend Issue Jurnal. Perawat sangat
berpeluang dalam menerapkan teknologi Telenursing ini dimana perawat
dapat memanfaatkan komunikasi pada telenursing sehingga pelayanan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan perawatan bagi pasien. Telenursing
menggunakan teknologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi
asuhan keperawatan kepada klien. Teknologi berupa saluran elektromagnetik
(gelombang magnetic, radio, dan apotik) dalam menstransmisikan signal
komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula didefinisikan sebagai
komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optic, antara
manusia dan atau computer. Salah satu contoh program tlehelth adalah
homecare. System ini menyediakan audio dan video interaktif untuk
hubungan antara lanjut usia dirumah dan telethealth perawat. Perawat
memasukkan data data pasien secara elektronik dan menganalisanya, kalua

9
perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke
pasien.

2.4. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Trend Dan Issue Dalam Keperawatan


2.4.1. Faktor agama dan adat istiadat
Agama serta latar belakang adat istiadat merupakan factor utama
dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk
memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang
dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses.
Semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang
akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk
dengan berbagai agama/kepercayaan dan adat istiadat.
2.4.2. Factor Sosial
Berbagai factor social berpengaruh terhadap pembuatan keputusan
etis. Factor ini antara lain meliputi perilaku social dan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan perundang-
undangan.
2.4.3. Factor ilmu pengetahuan dan teknologi
Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai
manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan,
cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru. Misalnya,
ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat diganti dengan
berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan
pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan etika.
2.4.4. Factor legislasi dan Keputusan Juridis
Perubahan social dan legislasi secara konstan saling berkaitan.
Setiap perubahan social atau legislasi menyebabkan timbulnya
tindakan yang merupakan reaksi perubahan tersebut. Legislasi
merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang

10
bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik. Saat ini
aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan
etika kesehatan sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan.
Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang ilmu, dan perundang-
undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan perundang-
undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan
permasalahan hukum kesehatan.
2.4.5. Faktor dana atau keuangan
Dana atau keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan
dapat menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan
berbagai program yang dibiayai pemerintah.
2.4.6. Factor Perkerjaan
Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam
pembuatan suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat
dapat dilaksanakan, namun harus diselesaikan dengan keputusan
/aturan tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan
pribadi sering mendapat sorotan sebagai perawat pembangkang.
Sebagai konsekuensinya, ia mendapatkan sanksi administrasi atau
mingkin kehilangan pekerjaan.
2.4.7. Factor Kode Etik Keperawatan
Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang
memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan dan
peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa
tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh
profesi. Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat
terhadap masalah yang menyangkut etika, perawat harus banyak
berlatih mencoba menganalisis permasalahan-permasalahan etis.
2.4.8. Factor Hak-Hak Pasien
Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-
hak manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal

11
dari interprestaasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi.
Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga
negara, hak-hak hukum dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang
secara luas dikenal meliputi hak untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi informasi, hak
untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan
perawatan, hak untuk diberi

2.5. Konsep Evidence Based Nursing (EBN)


2.3.1. Pengertian Evidence Based Nursing (EBN)
Evidence Based Nursing didefinisikan sebagai sintesis dan
penggunaan temuan ilmiah (hasil penilitian) dari suatu penilitian
randomized control trial (Estabrook, 2004 dalam Wood dan Haber,
2006). Menurut Sackeett, et al (2009) EBN adalah sebagai suatu
sintesis dan penggunaan temuan ilmiah dari berbagai jenis penelitian
termasuk randomized control trial, penilitian deskriptif, informasi dari
laporan kasus dan pendapat pakar.
Pendapat lain dari Dharma (2011) mendefinisikan EBN
sebagai suatu integrasi (lebih dari 1 penelitian) dari bukti hasil
penelitian terbaik yang telah melalui tahapan telaah dan sintesis yang
digunakan sebagai dasar dalam praktik keperawatan dan memberikan
manfaat bagi penerima layanan keperawatan.
.3.2. –[Tujuan Evidence Based Nursing (EBN)
Dharma (2011) berpendapat penggunaan hasil penilitian pada tatanan
praktik keperawatan bertujuan untuk:
A. Memberikan landasan yang objektif dan rasional dalam praktik
keperawatan fenomena yang didapatkan dari pengalaman klinik
masih harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya secara
ilmiah dan fakta ilmiah. Inilah yang kemudian dijadikan dasar

12
dalam praktik keperawatan (Evidence Based Nursing Practice).
Perawat yang memiliki pengalaman kemudian melakukan
tindakan keperawatan atas dasar fakta ilmiah akan menghasilkan
asuhan keperawatan yang berkualitas.
B. Memberikan bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh
penerapan prinsip-prinsip ilmiah (scientific method) yang relevan
dan terkini (up to date). Dengan menerapkan Evidence Based
Nursing Praktice atau praktik keperawatan dilandasi bukti ilmiah,
memberikan bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh
dasar ilmu pengetahuan yang didapat melalui penelitian.
C. Melatih kemampuan perawat untuk berpikir kritis dan rasional
terhadap suatu fenomena atau masalah penerapan EBN secara
tidak langsung akan melatih kemampuan berfikir kritis dan
rasional seorang perawat dalam menghadapi suatu masalah
fenomena. Ketika menghadapai suatu masalah atau menemukan
suatu fenomena perawat mengeksplorasi berbagai sumber ilmiah
untuk mengetahui gambaran permaslahan atau fenomena dan
mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
D. Sebagai salah satu cirri dan praktik keperawatan professional
Evidence Based Nursing Praktice merupakan suatu cara untuk
membuktikan bahwa perawat adalah professional.
E. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, tujuan akhir dari
penerapan EBN adalah meningkatkan kualitasi pelayanan
keperawatan EBN yang merupakan suatu cara untuk mencapai
indicator-indikator kualitas pelayanan keperawatan.
F. Sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya,
efektivitas penerapan hasil penelitian dalam practice keperawatan
melalui evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi hasil
dijadikan untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya untuk
topic yang relevan.
.3.3. Tahapan Evidence Based Nursing (EBN)

13
Secara umum terdapat 4 komponen dalam penerapan EBN menurut
Dhama (2011) meliputi:
A. Telaah dan sintesis hasil penelitian
B. Implementasi
C. Evaluasi efektiv penerapan EBN terhadap pelayanan pasien
D. Pertimbangan terhadap konteks dimana hasil penelitian
diterapkan yang mencakup keterlaksanaan berdasarkan aspek
pembiayaan, sumber daya manusia yang terlibat dalam penerapan
EBN, ketersediaan fasilitas pendukung dan kebijakan institusi.

.3.4. Langkah Evindence Based Nursing (EBN)


Menurut Dharma (2011) ada 8 langkah pelaksanaa EBN diantaranya:
A. Memilih topik EBN
B. Membentuk Tim (Menyusun pertanyaan EBN)
P: Populasi pasien atau disease of interest
I: Intervensi atau Issue of Interest
C: Intervensi pembanding/kelompok pembanding
O: Outcomes/hasil-hasil yang diharapkan
C. Mencari dan Mengumpulkan Bukti-bukti
D. Melakukan Critical Appraisal Terhadap Bukti-bukti
E. Sintesis hasil penelitian
F. Uji coba intervensi/prosedur baru dalam praktik keperawatan
G. Menetapkan perubahan baru
H. Desiminasi hasil

14
BAB III

ANALISIS JURNAL

3.1. Judul Jurnal


“Terapi Ruqyah Syar’iyyah Meningkatkan Kebahagiaan Perempuan Korban
Kekerasan Dalam Rumah Tangga”

Perempuan korban kekerasan adalah individu yang fisik dan jiwanya tersakiti
sehingga muncul emosi-emosi negatif, hal ini membuatnya menjadi tidak
bahagia. Terapi ruqyah syar’iyyah dapat membantu perempuan korban
kekerasan dapat menjadi lebih tenang, lega, nyaman karena percaya Allah
selalu ada untuknya, tidak takut, khusnudzon, dan tidak khawatir sehingga ia
akan bahagia dengan kehidupannya. Terapi ruqyah syar’iyyah dengan
menggunakan doa-doa dari Al-Qur’an dan Al-Hadist serta di dalamnya
terdapat amalan-amalan ibadah Islam seperti yang di ajarkan Rasulullah Saw.
mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan gangguan kejiwaan termasuk
untuk meningkatkan kebahagiaan pada perempuan korban kekerasan.

.2. Nama yang Melakukan Penelitian


[ CITATION Ari19 \l 1033 ]`

.3. Analisis jurnal dengan PICO


P (Populasi) : Seorang perempuan berusia 18 tahun keatas sebanyak 12
orang yang memiliki skor skala kebahaigaan sedang atau
rendah.
I (Intervensi) : Ruqyah Syar’iyyah yang dilaksanakan 3 sesi dengan
waktu kurang lebih 1,5 jam dalam 1 hari. Sesi pertemuan
pertama adalah perkenalan dan kontrak pelaksanaan yang
diinformasikan pada subjek dengan jelas dan benar dengan
waktu pelaksanaan kurang lebih 10 menit. Hal tersebut
bertujuan untuk memperkenalkan fasilitator kepada

15
subjek, penjelasan aturan pelaksanaan ruqyah. Kemudian
pembacaan doa yaitu dengan membacakan doa-doa yang
di ambil dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang berlangsung
selama 35 menit, hal ini bertujuan untuk menghilangkan
gangguan medis ataupun non medis pada subjek. Sesi
kedua adalah Pemberian nasehat, pemberian nasehat
dilakukan dengan menggunakan teknik direktif yang
berlangsung selama 30 menit. Dalam sesi ini diharapkan
agar subjek mengetahui cara untuk mengatasi
persoalannya. Dan sesi terakhir adalah pengarahan untuk
melakukan amalan-amalan ibadah yang diajarkan
Rasulullah Saw. yang dilakukan selama 5 menit.
C (Comparisson) : Jurnal “Terapi Ruqyah Syar’iyyah Meningkatkan
Kebahagiaan Perempuan Korban Kekerasan Dalam
Rumah Tangga” menggunakan metode dengan aspek dari
Seligman. Penumpun data dalam penelitian ini
menggunakan skala kebahagiaan yang disusun
berdasarkan aspek-aspek kebahagiaan menurut Seligman,
yaitu kepuasan masa lalu, kebahagiaan pada masa
sekarang, dan optimisme akan masa depan.
O (Outcome) : Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis data dan
pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwaa terapi ruqyah syar’iyyah efektif
untuk meningkatkan kebahagiaan pada perempuan korban
kekerasan. Penelitian ini telah dilakukan semaksimal dan
sebaik mungkin. Peneliti memberi masukan terhadap
subjek untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah yang
disukai Allah SWTseperti selalu sholat wajib ataupun
sunnah, berdzikir, selalu berdoa, puasa jika mampu, dan
lain-lain.

16
.4. Analisis jurnal melalui pendekatan VIA ( Validity, importance, and
applicable)
A. Validty
1. Apakah fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian ?
Jurnal : Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membantu
perempuan korban kekerasan dengan gangguan psikis untuk
meningkatkan kebahagiaannya karena dengan terapi ini menjadi
sangat efektif dan cepat dengan metode eksperimen kuasi.
Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Randomized PratesPascates Control Group Design, yaitu desain
eksperimen dengan melakukan pengukuran awal (pretest) untuk
mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dan didapatkan kesimpulan ruqyah syar’iyyah akan
membantu meningkatkan kebahagiaan seseorang.
2. Apakah subjek penelitian ini diambil dengan cara yang tepat ?
Jurnal : Subjek penelitian ini berjumlah 12 orang. Subjek adalah
perempuan korban kekerasan yang berusia 18 tahun ke atas, yang
memiliki skor kebahagiaan termasuk dalam kategori sedang sampai
rendah dari skala kebahagiaan yang disusun peneliti berdasarkan
aspek dari Seligman. Tidak sedang menjalankan terapi psikologis;
bersedia menjadi responden, dan beragama Islam.
3. Apakah data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian ?
Jurnal : kriteria inklusi penelitian ini adalah seorang perempuan
berusia 18 tahun yang berjumlah 12 orang.
4. Apakah analisis data dilakukan cukup baik ?
Jurnal : Analisis data dilakukan baik karna didapatkan bahwa terapi
Ruqyah Syar’iyyah dapat menurunkan tingkat depresi serta
meningkatkan kebahagiaan pada perempuan korban tindak
kekerasan dalam rumah tangga.

17
B. Important
1. Apakah penelitian ini penting ? Penilitian terapi ini penting karena
didapatkan bahwa adanya terapi ini dapat menurunkan tingkat
depresi dan meningkatkan kebahagiaan pada seorang yang
mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
C. Applicable
1. Apakah penelitian ini dapat diterapkan ? Penilitian ini dapat
diterapkan untuk mengurangi depresi yang berkepanjangan pada
seseorang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, seperti
yang telah dilakukan oleh peniliti-peneliti sebelumnya yaitu
Seligman, Aziz 2011, Yasir 2013 bahwa Ruqyah Syar’ iyyah
efektif dalam menangani depresi dan meningkatkan kebahagiaan
pada korban KDRT
D.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa terapi ruqyah syar’iyyah efektif untuk meningkatkan
kebahagiaan pada perempuan korban kekerasan. Penelitian ini telah dilakukan
semaksimal dan sebaik mungkin, namun masih terdapat kelemahan dan
keterbatasan. Oleh karen itu, peneliti memberi masukan terhadap subjek
penelitian dan peneliti selanjutnya. Peneliti memberi masukan terhadap
subjek untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah yang disukai Allah SWT
seperti selalu sholat wajib ataupun sunnah, berdzikir, selalu berdoa, puasa jika
mampu, dan lain-lain. Subjek juga diharapkan meninggalkan hal-hal yang
dilarang Allah dan merugikan diri sendiri serta orang lain. Subjek melatih
kemampuan diri untuk memperbaiki amalan-amalan ibadah seperti contohnya
yaitu belajar membaca Al-Qur’an, belajar doa-doa sholat yang benar, belajar
wudhu yang benar, dan lain-lain sesuai apa yang sudah diajarkan terapis dan
peneliti. Hal tersebut diharapkan agar dapat membuat subjek beribadah lebih
baik lagi. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan intervensi
ruqyah syar’iyyah sebagai psikoterapidalam menangani masalah sosial baik
upaya preventif maupun kuratif. Selain itu, sebaiknya penelitian selanjutnya
lebih mendalami kondisi fisik dan latar belakang subjek.
4.2. Saran
Diharapkan terapi Ruqyah Syar’iyyah dapat diterapkan untuk
menurunkan tingkat depresi pada perempuan korban tindak kekerasan dalam
rumah tangga.

19
DAFTAR PUSTAKA

Annisa. (2010). faktor penyebab terjadinya Kekerasan dalam rumah tangga. diakses
pada tanggal 26 Oktober 2020

Bordbar & Faridhosseini. (2010). pengertian psikoedukasi. diakses pada tanggal 26


Oktober 2020

Brown. (2011). Teori Psikoedukasi. diakses pada tanggal 26 Oktober 2020

Dharma. (2011). Definisi EBN. diakses pada tanggal 26 Oktober 2020

Fifi Nia Ratnasari. (2013). penurunan tingkat depresi pada perempuan korban tingkat
kekerasan dengan guided imagery. diakses pada tanggal 26 Oktober 2020

Pariman. (2011). Guided imagery. diakses pada tanggal 26 Oktober 2020

Sariratna Nia Fifi (2013). penurunan tingkat depresi pada perempuan korban tindak
kekerasan dengan guided imagery. diakses pada tanggal 26 Oktober 2020

Soeroso dkk. (2010). Pengertian KDRT. diakses pada tanggal 26 Oktober 2020

walsh. (2010). definisi psikoedukasi. diakses pada tanggal 26 Oktober 2020

20

Anda mungkin juga menyukai