Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI DIRUANG CENDANA (MEDIKAL)


RSUD dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR

Disusun Oleh:
Hamidah
NIM. 1114901220384

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI DIRUANG CENDANA (MEDIKAL)
RSUD dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR

Oleh:
Hamidah
NIM. 1114901220384

Tanah Bumbu,
Desember 2022
Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) ( )

LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
A. Definisi
Hipertensi adalah tingginya tekanan darah secara menetap dimana
tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi ditetapkan sebagai tekanan sistolik diatas 160
mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan
penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi
menyebabkan resiko morbidilitasi (kesakitan) atau mortalitas (kematian), yang
meningkat sejalan dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik ( Brunner
dan Suddarth, 2012).
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Menurtut AHA (American Heart Association) (2017), batas normal
tekanan darah usia dewasa adalah < 120 mmHg sistolik dan < 80 mmHg
diastolik. Seseorang dapat dikatakan hipertensi apabila nilai tekanan darah
sistolik≥ 130 mmHg dan diastolik≥ 80 mmHg yang didapat dari rata-rata ≥ 2
pengukuran pada ≥ 2 pertemuan (kunjungan pasien). Menurut Kowalski
(2010). untuk mendiagnosis hipertensi sebaiknya lakukan dua atau tiga kali
pengukuran dalam satu kali kunjungan ke praktik dokter. Tekanan darah perlu
diamati selama tiga kunjungan terpisah. Dimana kategori tekanan darah yang
lebih tinggi yang digunakan saat hasil pengukuran sistolik dan diastolik
termasuk pada dua kategori (Fikriana, 2018).
B. Etiologi
Menurut Yanita (2017) ada 2 golongan penyebab hipertensi yaitu :
a. Hipertensi primer/hipertensi esensial Hipertensi ini bersifat idiopatik
karena belum terdeteksi penyebabnya. Penyebab yang belum diketahui
sering dikaitkan dengan faktor gaya hidup yang kurang sehat.
b. Hipertensi sekunder/hipertensi nonesensial Hipertensi ini merupakan
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain seperti penyakit ginjal,
kelainan hormonal, atau penggunaan obat tertentu.
C. Tanda dan Gejala
Menurut Nurafif & Kusuma (2015) tanda dan gejala Hipertensi
dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti Hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terkur.
b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
Hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Beberapa keluhan pasien yang menderita Hipertensi yaitu :
 Mengeluh sakit kepala, pusing
 Lemas, kelelahan
 Sesak nafas
 Gelisah
 Mual muntah
 Epistaksis
 Kesadaran menurun
D. Klasifikasi
Berdasarkan The Joint National Commite VIII (2014) tekanan darah dapat
diklasifikasikan menjadi :

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut The Joint National Commite VIII
(2014)

Klasifikasi Sistolik Diastolik


Tanpa diabetes/ CKD
- ≥60 tahun <150 <90
- ≥60 tahun <140 <90

Dengan diabetes/CKD
- Semua usia dengan DM tanpa <140 <90
CKD
- Semua usia dengan CKD <140 <90

dengan/tanpa DM
(Fitri, Rianti Dina, 2014)
Berdasarkan American Heart Association (2017) hipertensi dikategorikan
menjadi :
Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah menurut American Heart Association
(2017)

Kategori Tekanan Darah Sistolik Diastolik


Normal <120 mmHg <80 mmHg
Tinggi 120-129 mmHg <80 mmHg
Hipertensi
- Hipertensi stage 1 130-139 mmHg 80-89 mmHg
- Hipertensi stage 2 ≥140 mmHg ≥90 mmHg
(Hanan & Nor Anisa, 2017)
E. Patofisiologi
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer.
Tubuh mempunyai sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah
secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika terjadi perubahan
tekanan darah dan ada juga yang bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan
darah secara akut. Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya atherosklerosis
yang merupakan bentuk dari arteriosklerosis (pengerasan arteri).
Atherosklerosis ditandai oleh penimbunan lemak yang progresif pada dinding
arteri dan penurunan elastisitas arteri sehingga tidak dapat mengatur tekanan
darah kemudian mengakibatkan hipertensi. Kekakuan arteri dan kelambanan
aliran darah menyebabkan beban jantung bertambah berat yang
dimanifestasikan dalam bentuk Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVK) dan gangguan
fungsi diastolik karena gangguan relaksasi ventrikel kiri sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi Bustan,
2007 (dalam Saputri, 2016).
F. Pathway

(Smelzer & Bare,2012)

G. Komplikasi
Pada tekanan darah tinggi atau hipertensi jika tidak diobati dan di
tanggulangi maka dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan
kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari
arteri tersebut (Aspiani, 2015).
Komplikasi yang paling sering dipengaruhi hipertensi antara lain:
1. Stroke
Stroke dapat terjadi karena hemoragi yang di akibatkan oleh tekanan darah
tinggi di otak. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri
yang memperdarahi otak dan mengalami hipertrofi dan penebalan,
sehingga aliran darah ke otak yang diperdarahi berkurang
2. Infark Miokard
Infark miokard terjadi apabila arterikoroner tidak dapat menyuplai oksigen
ke miokardium atau terbentuknya pembekuan darah yang menghambat
aliran darah dan melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel merupakan kebutuhan oksigen miokardium yang
mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark. Pada hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan
perubahan waktu hantaran listrik yang melintasi ventrikel sehingga terjadi
disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan risiko pembentukan bekuan.
3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal terjadi karena kerusakan yang terus menerus akibat tekanan
tinggi pada kapiler glomerulus
4. Ensefalopati
Sangat tinggi ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan keruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat.
Neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian.
5. Kejang
Kejang dapat terjadi pada wanita yang dimana terjadi peningkatan tekanan
darah pada saat kehamilan. Bayi yang lahir mungkin memiliki berat lahir
kecil akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat, kemudian dapat
mengalami hipoksia dan adanya penumpukan asam dalam darah jika ibu
mengalami kejang selama dan sebelum proses persalinan.
H. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Menurut Nurafif & Kusuma (2015) penatalaksanaan farmakologi yang
bisa diberikan pada penderita Hipertensi yaitu dengan memberikan obat
anti hipertensi seperti diuretik, EKA, ARB, penyekat β, antagonis Ca,
sesuai yang diperlukan.
b. Nonfarmakologi
Menurut Ardiansyah (2012) langkah awal biasanya adalah dengan
mengubah pola hidup penderita, yakni dengan cara :
1) Menurunkan berat badan sampai batas ideal.
2) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, atau kadar
kolesterol tinggi.
3) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium
atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan
kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup).
4) Mengurangi konsumsi alkohol.
5) Berhenti merokok.
6) Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat (penderita hipertensi esensial
tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya
terkendali)
I. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurafif & Kusuma (2015) ada beberapa pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan untuk penderita hipertensi antara lain:
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoaguabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3) Glukosa : hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar katekolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
b. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung Hipertensi.
d. IUP : mengidentifikasikan penyebab Hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada : menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
J. Penatalaksanaan
Menurut Triyatno (2014) penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu
secara nonfarmakologis dan farmakologi.
a. Terapi non farmakologi merupakan terapi tanpa menggunakan
obat,terapi non farmakologi diantaranya memodifikasi gaya hidup
dimana termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan
langkah awal yang harus dilakukan. Penanganan non farmakologis
yaitu menciptakan keadaan rileks, mengurangi stress dan menurunkan
kecemasan. Terapi non farmakologi diberikan untuk semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan
mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya.
b. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan
yang dalam kerjanya dalam mempengaruhi tekanan darah pada pasien
hipertensi seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker,
calcium chanel dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya
pengobatan dianggap kompleks karena tekanan darah cenderung tidak
stabil
K. Pengkajian Keperawatan
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) yang harus dikaji pada klien hipertensi
adalah:
a. Identitas klien
1) Identitas klien Meliputi :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit
(MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab Meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan
dengan pasien
b. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang menyerta
biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan buram, mual ,detak jantung
tak teratur, nyeri dada.
d. Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit
ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian obat-
obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit
metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih, dan
penyakit menurun seperti diabetes militus, asma, dan lain-lain
f. Aktivitas / istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
g. Sirkulasi
1) Gejala :
a. Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup
dan penyakit serebrovaskuler
b. Episode palpitasi
2) Tanda :
a. Peningkatan tekanan darah
b. Nadi denyutan jelas dari karotis,ugularis,radialis, takikardia
c. Murmur stenosis vulvular
d. Distensi vena jugularis
e. Kulit pucat,sianosis ,suhu dingin (vasokontriksi perifer)
f. Pengisian kapiler mungkin lambat / tertunda
h. Integritas ego
1) Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian, tangisan
meledak, otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan pola bicara.
i. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu.
j. Makanan / cairan
1) Gejala :
a. Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam lemak
serta kolesterol
b. Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini (meningkat/turun)
c. Riwayat penggunaan diuretic
2) Tanda :
a. Berat badan normal atau obesitas
b. Adanya edema
c. Glikosuria
d. Neurosensori
3) Gejala :
a. Keluhan pening / pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital
(terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa
jam)
b. Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan abur, epistakis)
4) Tanda :
a. Status mental, perubahan keterjagaanm orientasi, pola/ isi bicara,
efek, proses piker
b. Penurunan kekuatan genggaman tangan

k. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit
kepala
l. Pernapasan
a. Gejala :
a. Disnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja, takipnea, ortopnea.
Dispnea
b. Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum
c. Riwayat merokok
b. Tanda :
a. Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori pernapasan
b. Bunyi napas tambahan (crakles/mengi)
c. Sianosis
m. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/ cara berjalan, hipotensi postural.
n. Pembelajaran / penyuluhan
Gejala :
1. Factor risiko keluarga: hipertensi,aterosklerosis, penyakit jantung,
diabetes mellitus.
2. Factor lain, seperti orang afrika-amerika, asia tenggara, penggunaan
pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
o. Rencana pemulangan
Bantuan dengan pemantau diri tekanan darah/ perubahan dalam terapi
obat.
L. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(PPNI, 2017). Berikut adalah uraian dari masalah yang muncul bagi klien
dengan Hipertensi:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gejala penyakit
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
M. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1 Penurunan Setelah dilakukan Perawatan Jantung (I.02075)
curah jantung tindakan keperawatan, Mengidentifikasikan, merawat
berhubungan diharapkan tujuan dan dan membatasi komplikasi
dengan Kriteria hasil sebagai akibat ketidakseimbangan
perubahan berikut: Curah jantung antara suplai dan konsumsi
afterload meningkat (L.02008) oksigen miokard. Tindakan:
a.Kekuatan nadi Observasi
perifer meningkat 1. Identifikasi tanda/gejala
b.Palpitasi,bradikardia primer penurunan curah
, takikardia menurun jantung (misal: dispnea,
c.Tekanan darah kelelahan, edema, ortopnea,
membaik paroxysmal nocturnal dyspnea,
d. Capillary refill time peningkatan CVP)
membaik 2. Identifikasi tanda/gejala
sekunder penurunan curah
jantung. (misal: Peningkatan
berat badan, hepatomegali,
distensi vena jugularis,
palpitasi, ronkhi basah,
oliguria, batuk, kulit pucat)
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor intake dan output
cairan
5. Monitor keluhan nyeri dada
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi-
Fowler dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang
sesuai
3. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
2 Gangguan Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)
rasa nyaman tindakan keperawatan, Mengidentifikasi dan
nyeri diharapkan tujuan dan mengelola pengalaman
berhubungan kriteria hasil sebagai sensorik atau emosional yang
dengan gejala berikut: berkaitan dengan kerusakan
penyakit Status kenyamanan jaringan atau fungsional
meningkat (L.08064) dengan onset mendadak atau
a. Kesejahteraan fisik lambat dan berintensitas ringan
meningkat hingga berat dan konstan.
b. Keluhan tidak Tindakan: Observasi
nyaman menurun 1. Identifikasi lokasi,
c. Merasa gelisah karakteristik nyeri, durasi,
menurun frekuensi, intensitas nyeri
d. Pola hidup 2. Identifikasi skala nyeri
membaik 3. Identifikasi faktor yang
e. Pola tidur membaik memperberat dan
Tingkat Nyeri memperingan nyeri
menurun (L.08066) Terapeutik
a.Kemampuan 1. Berikan terapi non
meneruskan aktifitas farmakologis untuk
meningkat mengurangi rasa nyeri (misal:
b.Keluhan nyeri hipnosis, akupresur, terapi
menurun musik, biofeedback, aroma
c.Meringis menurun terapi, terapi pijat, kompres
d. Frekuensi nadi hangat/dingin)
membaik 2. Kontrol lingkungan yang
e. Tekanan darah memperberat rasa nyeri (misal:
membaik suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan
nyerei
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3 Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi (I.05178)
aktivitas tindakan keperawatan, Mengidentifikasikan dan
berhubungan diharapkan tujuan dan mengelola penggunaan energi
dengan kriteria hasil sebagai untuk mengatasi atau
kelemahan berikut: mencegah kelelahan Tindakan:
Toleransi Aktivitas Observasi
meningkat (L.0507) 1. Monitor kelelahan fisik dan
a. Frekuensi nadi emosional
meningkat 2. Monitor pola dan jam tidur
b. Kemudahan dalam 3. Monitor lokasi dan
melakukan aktivitas ketidaknyamanan selama
sehari hari meningkat melakukan aktivitas
c. Kekuatan tubuh Terapeutik
bagian atas dan bawah 1. Sediakan lingkungan yang
meningkat nyaman dan rendah
d. Keluhan lelah 2 stimulus (misal: cahaya,
menurun suara, kunjungan)
e. Perasaan lelah 3. Berikan aktifitas distraksi
menurun yang menenangkan
f. Warna kulit Edukasi
membaik 1. Anjurkan tirah baring
g. Tekanan darah 2. Anjurkan melakukan
membaik aktifitas secara bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

N. Implementasi Keperawatan
Menurut Nursalam (2013) adapun sebagai berikut: Implementasi adalah
pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang pesifik.
Tahap Implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan
padanursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor -faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan.
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping
perencanaan asuhan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika
klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi
keperawatan. Selama tahap implementasi, perawat melakukan pengumpulan
data dan memilih asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
klien.
O. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yangmenandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,
rencana intervensi,dan implementasi. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan
melihat respon klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga
perawat dapat mengambil keputusan (Nursalam, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press.


Brunner & Suddart. 2012. Buku ajar: Keperawatan Medikal Bedah vol 2, Jakarta:
EGC
Bulchek, G. M. (2017). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC.
Fitria Dina. (2014). 2014. Buku Pintas Akuntansi Untuk Orang awam dan
Pemula. Cipayung-Jakarta Timur: Laskar Aksara
Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin Hipertensi. Infodatin, Hipertensi, 1–7.
https://doi.org/10.1177/109019817400200403
Fitria Dina. (2014). 2014. Buku Pintas Akuntansi Untuk Orang awam dan
Pemula. Cipayung-Jakarta Timur: Laskar Aksara
Nurariif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan kepeawatan berdasarkan diagnosa medis
& Nanda Jilid 2
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Ediisi 3. Jakarta. Salemba Medika
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1 (1st ed.).
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai