Dosen Pembimbing:
Bayu Purnama Atmaja, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh:
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dialah satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan akhirat kelak. Dialah
sesungguhnya Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat menyesatkan. Pertama-tama marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan, dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasihkepada:
1. Bayu Purnama Atmaja,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan, dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan tepat waktu.
2. Tika Sari Dewy, S.Kep., Ns., M. Kep selaku Dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Jiwa I yang telah memberikan masukan, dan bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
3. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
4. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik kepada penulis
sehingga bisa menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Swt. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya amin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 2 Etiologi
Faktor-fakor yang menyebabkan terjadinya tindakan kekerasan seksual
yang dialami oleh subyek adalah sebagai berikut:
1. Faktor kelalaian orang tua. Kelalaian orang tua yang tidak memperhatikan
tumbuh kembang dan pergaulan anak yang membuat subyek menjadi
korban kekerasan seksual.
2. Faktor rendahnya moralitas dan mentalitas pelaku. Moralitas dan
mentalitas yang tidak dapat bertumbuh dengan baik, membuat pelaku
tidak dapat mengontrol nafsu atau perilakunya.
3. Faktor ekomoni. Faktor ekonomi membuat pelaku dengan mudah
memuluskan rencananya dengan memberikan imingiming kepada korban
yang menjadi target dari pelaku.
2.1 5 Patofisiologi
Kekerasan seksual pada anak dapat terjadi satu kali, beberapa kali
dalam periode berdekatan, bahkan menahun. Walaupun berbeda-beda pada
setiap kasus, kekerasan seksual tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui
beberapa tahapan antara lain:
Pekerjaan: -
Informan: Ayah
III. ALASAN MASUK
Klien datang diantar oleh keluarganya dengan keluhan, tidak mau bergaul, tidak banyak
bercakap-cakap, banyak melamun, mengurung diri, sering menyendiri. Keluarga klien
mengatakan klien mengalami awal gangguan jiwa, saat klien mengalami pemerkosaan.
klien mengalami gangguan jiwa pada tahun 2017, di awali dengan klien apatis dan
klien mengurung diri di dalam kamar.
V. FAKTOR PREDISPOSISI
Masalah Keperawatan: -
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku / usia Korban / usia Saksi / usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual √ 10
3. Penolakan
5. Tindakan Kriminal
Masalah Keperawatan : -
1. Penampilan
Rapi √ Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperti biasanya
Masalah Keperawatan: -
2. Kesadaran
Kwantitatif/penurunan kesadaran
√ Compos mentis Apati/sedasi somnolensia
sopor Subkoma koma
Kwalitatif
√ Tidak berubah Berubah
3. Disorientasi :
Tergantung Waktu Dirumah Tempat Orang
suasana.
4. Aktivitas Motorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesa, hipoaktivitas Sub stupor katatonik
Peningkatan
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
5. Afek/emosi
adequat Tumpul Dangkal/datar √ Labil
Jelaskan: -
Masalah Keperawatan: -
6. Persepsi
Halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
7. Proses Pikir
Arus Pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
Jelaskan: Klien berbicara secara cepat dan beralih antar gagasan atau seringnya
mengubah
topik pembicaraan.
Masalah Keperawatan: -
Isi Pikir
Obsesif Ekstasi fantasi
Masalah Keperawatan:
Bentuk Pikir
realistik Nonrealistic autistik
Dereistik
Jelaskan: -
Masalah Keperawatan : -
8. Memori
Gangguan daya ingat jangka Gangguan daya ingat jangka pendek
panjang
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
11. Daya tilik diri /insight
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan :
Masalah Keperawatan: -
12. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif √ Mudah tersinggung
VII. FISIK
5. Pemeriksaan fisik :
Jelaskan : Klien tidak mengeluh sakit apa –apa, tidak ada kelainan fisik.
Masalah Keperawatan : -
: Perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
3. Hubungan Sosial :
a. Orang terdekat : ayah klien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien mengatakan
dahulu pernah ikut-ikut mengaji Bersama teman-teman tapi semenjak kejadian
itu saya merasa malu dan hina dan lebih banyak menhabiskan waktu sendirian,
selama di RSJ lebih banyak menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan
kelompok.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan di
rumah klien termasuk orang yang pendiam, malas bicara dengan orang lain,
tidak ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman di lingkungan
banyak orang dan ramai.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
4. Spiritual & kultural
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam dan yakin adanya Allah, klien
pasrah dengan keadaannya mungkin sudah ditakdirkan oleh Allah.
b. Konflik nilai / keyakinan / budaya: -
c. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan selama berada di RSJ tidak pernah
menjalankan ibadah shalat 5 waktu, klien hanya berdoa dan yakin akan
kesembuhan.
Masalah Keperawatan : -
1. Makan
√ Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB / BAK
√ Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi
√ Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian / berhias
√ Bantuan minimal Bantuan total
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan √
Sistem Pendukung √
Mencuci pakaian √
Pengaturan keuangan √
Transportasi √
Lain-lain √
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
X. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Lainnya Lainnya
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
XI. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
√ Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan: tidak ada masalah dengan dukungan
kelompok.
Masalah Keperawatan : -
√ Koping √ Obat-obatan
Lainnya :
Terapi medik : -
Isolasi Sosial
XVII. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1) Isolasi Sosial.
XVIII. Intervensi
1. Tubuhkan rasa yang dapat membina hubungan saling percaya.
2. Kaji adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3. Selalu berikan dukungan pada klien juga didukung oleh keluarga.
4. Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga dapat mengenali
tanda-tanda menarik diri.
5. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama penyebab
prilaku menarik diri.
6. Beri pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila
tidak mau berhubungan dengan orang lain.
7. Terapi obat obatan
8. Kolaborasi dengan tim medis lainnya.
XIX. Implementasi
1. Menubuhkan rasa yang dapat membina hubungan saling percaya.
2. Mengkaji adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3. Selalu berikan dukungan pada klien juga didukung oleh keluarga.
4. Mengkaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga dapat mengenali
tanda-tanda menarik diri.
5. Memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama
penyebab prilaku menarik diri.
6. Memberikan pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian bila tidak mau berhubungan dengan orang lain.
7. Terapi obat obatan antidepresan
8. Berkolaborasi dengan tim medis lainnya.
XX. Evaluasi
S= Klien mengatakan marah jika di ajak berobat oleh keluarga
A= Prilaku kekerasan
P = Lanjutkan intervensi
BAB IV
Skenario Roleplay
Pada suatu hari Nn. S diajak pamannya kesebuah taman kota untuk joging dan setelah
joging dia ingin buang air kecil dan iya pun berpamitan kepada pamannya untuk ketoilet,
sang paman pun menawarkan diri untuk mengantar Nn.S ke wc. Namun Nn.S menolakan
dengan alasan bahwa iya bisa sendiri ke wc, pamannya pun mengiyakan. Nn.S pun ke wc
sampai ke wc Nn.S langsung masuk ke wc. Dan diam-diam sang paman pun menyusul Nn.S,
sesampainya di wc umum sang paman melihat keadaan yang sunyi. Dan sang paman pun
memiliki pikiran kotor untuk mencabuli sang keponakan, dan sang paman pun mengintipnya
di wc umum. Setelah Nn.S keluar sang paman langsung menarik dan membekap Nn.S. iya
pun di bawa oleh pamannya ke rumah tak terpakai di dekat taman. Iya pun merasa takut dan
meberontak namun iya kalah karan iya di pukul oleh pamannya, dan setelah itu terjadilah hal
yang tidak di inginkan. Setelah itu iya pulang bersama pamannya, di perjalanan iya pun di
ancam oleh pamannya, dan dia takut melaporkan kepada orang tuanya.
Setelah kejadian tersebut iya pun tidak mau bergaul lagui dengan orang lain, banyak
melamun, mengurung diri, dan menyendiri. Orang tuanya pun bingung dengan keadaan sang
anak. Setiap sang anak di tanya tidak pernah menjawab. Karna khawatir dengan keadaan sang
anak orang tuanya pun membawa sang anak ke RSJ sambang Lihum Banjarmasin.
Perawat: Assalamualaikum, perkenalkan saya perawat Helda saya perawat di ruangan ini dan
yang akan merawat ibu.
Perawat: baik bu. Apa keluhan ibu hari ini? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
keluarga dan teman-teman kamu? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di
taman? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
Pasien: iya boleh (sambil menganggukkan kepala)
Perawat: siapa saja yang tinggal dirumah? Dan, siapa yang paling dekat dengan ibu?
Pasien : eeeeeeee. Saja serumah dengan orangtua saya dan saya lebih dekat dengan ibu saya.
Perawat : siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu dan apa yang membuat ibu jarang
bercakap denganny?
Perawat: ooo... anda merasakan sendirian. Nah untuk diruangan ini siapa saja yang anda
kenal.
Perawat: apa yang menghambat anda dalam berteman dan bercakap-cakap dengan pasien
yang lain?
Pasien : saya merasa tidak percaya diri dalam berteman dan untuk memulai pembicaraan.
Perawat: menurut anda apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman?
Pasien: dapat saling bertukar pikiran, apa yang belum kita ketahui bisa tahu.
Pasien: tidak dapat bertukar pikira, kuarngnya wawasan dan banyak lagi
Perawat: jadi banyak juga ruginya tidak mempunyai teman ya. Kalau begitu maukah anda
belajar bergaul dengan orang lain?
Perawat: Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya Santi, senang dipanggil San.
Asal saya dari batulicin , hobi saya memasak” “Selanjutnya Santi menanyakan nama orang
yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama Kamu siapa? Senang dipanggil apa?
Asalnya dari mana/ Hobinya apa?” “Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S.
Coba berkenalan dengan saya!”
Pasien: nama saya Santi, senang di panggil San. Asal saya dari batulicin dan hobi saya
memasak. Nama kamu siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana dan hobinya apa?
Perawat: Bagus sekali. Setelah Santi berkenalan dengan orang tersebut Santi bisa
melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan Santi bicarakan. Misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
Pasien:baikkk.
Perawat: ”Santi tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali” ”Selanjutnya
Santi dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga Santi
lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Santi mau praktekkan ke pasien lain.
Perawat: Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”
Perawat: ”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak Santi berkenalan
dengan teman saya, perawat Alda. Bagaimana, Santi mau kan?”
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dari laporan di atas dapat di simpulkan bahwa, perilaku kekerasan adalah
salah satu respon terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang yang dihadapi
oleh seeorang yang di tunjukan dengan perilaku kekerasan baik pada diri sediri
maupun orang lain dan lingkungan baik secara verbal maupun non-verbal. Bentuk
perilaku kekerasan yang dilakukan bisa amuk, bermusuhan yang berpotensi
melukai, merusak baik fisik maupun kata-kata.
2.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa/i mampu mempelajari dan memahami tenntang asuhan
keperawatan pada pasien gangguan jiwa. Dan dapat mengaplikasiakan kamunikasi
yang baik pada pasien gangguan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI