DI SUSUN OLEH:
KELOMPPOK 14
NAMA-NAMA KELOMPOK
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya SWT, serta dorongan dari semua pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dan asuhan keperawatan ini dengan baik. Makalah dan askep ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan komunitas II.
Dengan selesainya makalah dan Askep ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah dan Askep ini, kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Oleh
karena itu kami sangat membutuhkan saran dan kritik dari pembaca untuk penyempurnaannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover ……….. .............................................................................................................................I
Kata Pengantar… .........................................................................................................................II
Daftar Isi…………. .....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah……. .......................................................................................2
C. Tujuan……….……………….…………….…………………….…………..…..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi lapas.........................................................................................................3
B. Area lapas……. ....................................................................................................4
C. Kelompok binaan……………….………..…….. ……………………………....6
D. Keadaan umum di lapas ……. ..............................................................................8
E. Klasifikasi penghuni lapas...... .............................................................................10
F. Proses pembinaan narapidana dalam system permasyarakatan...........................11
G. Masalah Kesehatan dalam lapas ...........................................................................12
A. LATAR BELAKANG
Lembaga pemasyarakatan merupakan tempat untuk melaksanakan pembinaan terhadap
orang- orang yang dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan
pengadilan. Para penghuninya hidup dengan aturan-aturan yang ditetapan oleh lembaga, tetapi
karakter dari penghuni-penghuni lain berpengaruh besar pada kehidupan mereka selama di LP.
Mereka hidup terpisah dari masyarakat dan yang unik adalah penghuninya sama-sama
mempunyai latar belakang masalah yang mengharuskan mereka mendapatkan hukuman dan pada
umumnya akan diberi label yang tidak baik dalam masyarakat. Penghuni LP kebanyakan adalah
laki-laki, tetapi jumlah wanita dan remaja juga ikut berpengaruh pada populasi keseluruhan.
Umumnya para narapidana menjalani hukuman karena suatu tindakan yang melanggar
hukum seperti pembunuhan, pencurian, penipuan, pemerkosaan, penggunaan obat-obat terlarang,
dll. Dalam makalah ini, yang disoroti adalah tentang pembinaan pada narapidana dengan kasus
narkoba karena para narapidana narkoba kondisinya sangat berbeda yaitu mempunyai karakter
dan perilaku yang berbeda akibat penggunaan narkoba yang telah dikonsumsinya. Diantaranya
adalah kurangnya tingkat kesadaran akibat rendahnya kamampuan penyerapan, keterpurukan
kesehatan dan sifat overreaktif dan overproduktif. Dengan kondisi demikian, maka perlu
penanganan khusus pada narapidana narkoba dibandingkan dengan narapidana yang lain.
Perawat sebagai profesi yang berorientasi pada manusia mempuyai andil dalam
memberikan pelayanan kesehatan di LP dalam bentuk “Correctional setting” . perawat
memberikan pelayanan secara menyeluruh. Dari data disebutkan bahwa para narapidana paling
banyak mengalami keluhan fisik seperti kurang nafsu makan (38,9%), daya tahan menurun
(36.,9%), badan menjadi kurus (35,3%), dan gangguan-gangguan lain pada system tubuh.
Sedangkan keluhan mental yang paling sering terjadi adalah gangguan tidur (48,6%), sering lupa
(48,3%), gelisah (44,2%) dan cemas (37,2%).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2. Masyarakat Madya
1) Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan mulai mengendap.
2) Adat istiadat masih dihormati, dan sikap masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar.
3) Timbul rasionalitas pada cara berpikir, sehingga kepercayaan terhadap kekuatan-
kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal.
4) Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan
menegah.
3. Ciri-ciri Masyarakat Modern
1) Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.
2) Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling pengaruh
mempengaruhi.
3) Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan tehnologi
sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4) Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat kelompok warga binaan di lapas
menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (warga binaan) digambarkan
sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8
(delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan
kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan,
komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).
1. Pengkajian
a. Data inti:
Demografi : Jumlah warga binaan keseluruhan, jumlah warga binaan menurut jenis
kelamin, umur, identitas LAPAS, sejarah berdirinya LAPAS,distribusi warga binaan dan
pemeriksaan fisik.
b. Data subsystem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi :Lingkungan sekitar lapas, kebersihan lingkungan, aktifitas warga binaan, data
dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.
Auskultasi :Mengidentifikasi aktifitas yang dilakukan oleh warga binaan serta petugas
lapas melalui wawancara.
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus warga binaan, bentuk pelayanan kesehatan bila
ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi warga binaan melalui wawancara.
3. Ekonomi
Mengidentifikasi sumber pendanaan bagi warga binaan dengan cara wawancara dengan
warga binaan dan petugas lapas.
4. Keamanan dan transportasi.
a. Keamanan : adanya petugas keaman yang sudah dibagi dalam tiap-tiap pos pengamanan di
sekitar lapas.
b. Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan oleh warga binaan untuk pergi kerumah sakit
rujukan atau pun pergi ke kantor pengadilan.
5. Politik dan pemerintahan
Struktur keorganisasian yang ada di lapas.
6. Komunikasi
Pola komunikasi yang gterjadi di lingkungan lapas baik dari warga binaan dengan sesama
warga binaan ataupun dengan petugas lapas.
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan warga binaan di lapas.
8. Rekreasi
Sarana rekreasi yang digunakan oleh warga binaan, tempat sarana penyaluran bakat bagi
warga binaan seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Jumlah penghuni LAPAS (2018): jumlah penghuni lapas keseluruhan 359 orang.
2. Distribusia Usia
Distribusi Usia
120
100
100
80
80
60 70
59
40 50
20
0
0
Column1
180
160
140
120
100
80
60
40
20
PENDIDIKAN TERAKHIR
100
80
60
40
20
0
Tidak Tamat SD SD SMP SMA SARJANA
Gambar Grafik 1.3
Dari 359 orang warga binaan yang berada di lapas diperoleh data sebanyak 79
orang tidak tamat SD, 80 orang lulusan SD, 90 orang lulusan SMP dan 80 orang
lulusan SMA, 40 orang lulusan Sarjana.
4. Pemeriksaan Fisik
Tidak ditemukan penyakit pada penghuni LAPAS karena adanya kontrol kesehatan
setiap 2 minggu sekali.
B. DATA SUBSISTEM
1. Lingkungan Fisik
Berdasarkan hasil pengamatan, lingkungan LAPAS kurang baik, kondisi tiap blok
LAPAS tidak bersih, sanitasi kurang bersih.
2. Pelayanan kesehatan dan social
Tidak adanya petugas kesehatan yang bekerja secara menetap untuk mengontrol
kesehatan penghuni LAPAS.
3. Pendidikan
Dari 359 orang warga binaan yang berada di lapas diperoleh data sebanyak 79 orang
tidak tamat SD, 90 orang lulusan SMP dan 80 orang lulusan SMA, 40 orang lulusan
Sarjana.
4. Transportasi dan keamanan
Sudah ada transportasi bagi warga binaan yang mengalami sakit dan harus dirujuk
dibawa kerumah sakit.
Pada lingkungan LAPAS dikatakan cukup aman. Hal ini dikarenakan tingkat keamanan
pada LAPAS cukup ketat dan terdapat 8 pos keamanan.
5. Ekonomi
Status ekonomi sudah memenuhi karena adanya sumbangsih dari Pemerintah
6. Politik dan kebijakan pemerintah
Jumlah petugas di lapas kelas II B Kota Blitar keseluruhan adalah 43 orang, terdiri dari
38 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Lapas kelas II B di kota Blitar di pimpin oleh
seorang kepala lapas. Kepala lapas membawahi 3 divisi yang pertama KA KPLP yang
terdiri dari regu pengamanan 1, regu pengamanan 2, regu pengamanan 3, regu
pengamanan 4. Divisi kedua adalah KASI Admin dan KAMTIB yang terdiri dari
KASUBSI Kemanan, KASUBSI Pelaporan dan Tatib. divisi terakhir adalah KASI
BINADIK dan GIATJA yang terdiri dari KASUBSI Registrasi dan BIMKEMAS,
KASUBSI Perawatan Narapidana dan KASUBSI Kegiatan Kerja.
7. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi sosialisasi penghuni dengan petugas LAPAS cukup baik. Bahasa
yang digunakan adalah bahasa jawa dan bahasa Indonesia.
8. Rekreasi
Penghuni LAPAS jarang mendapatkan hiburan dan rekreasi karena keterbatasan waktu.
Biasanya pada peringatan hari-hari tertentu terdapat pertunjukkan tari yang ditampilkan
oleh beberapa warga binaan.
C. ANALISA DATA
2 DS : Ketidakcukupan koping
- Anggota LAPAS mengatakan sumber daya komunitas tidak
jarang mendapatkan hiburan dan masyarakat(misalnya efektif
rekreasi karena keterbatasan istirahat, rekreasi dan
waktu. dukungan social)
DO :
- partisipasi masyarakat kurang
- stress meningkat akibat
penambahan anggota lapas dan
lingkungan kurang kondusif
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B BLITAR
B. SARAN
- Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
pada komunitas kelompok warga binaan
- Dibutuhkan peran dari berbagai pihak yakni petugas lapas terkait, pemerintah serta
anggota masyarakat untuk mendukung keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada
komunitas kelompok warga binaan di lapas.
DAFTAR PUSTAKA
Zaenal.,2017. Teori hukum dan strategi pembinaan pelanggaran hukum,Bandung:pustaka
seminar harapan
Marry Jo Clark. Nursing In The Community. Amerika : Appleton a Lange. 1999. Marry A
Nies. Community Health Nursing. Saunders company. Lipincolt. 2001
Alimul Hidayat, A. Aziz. (2016). Dokumentasi Proses keperawatan. Cetakan I. diterbitkan
oleh EGC. Jakarta.
Moorhead, sue ect. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Jakarta: EGC
Efendi, Nasrul.1997.Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat E/2.Jakarta:ECG