Anda di halaman 1dari 79

EFEKTIVITAS APLIKASI MOBILE SAMPADE DALAM

PELAYANAN PAJAK DAERAH


(Studi di Kantor Bapenda Kota Malang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik

oleh :
Stepanus Dappa
NIM. 2016210164

KOMPETENSI MANAJEMEN PUBLIK


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2020
MOTO HIDUP

“Saya Sudah Mengalami Kegagalan Berkali-Kali Dalam Hidup, Dan Itulah


Mengapa Saya Bisa Sukses”
PERSEMBAHAN

Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang maha
Esa, atas segala karunia dan rakmat yang tuhan limpahkan serta kesehatan yang
masih di percayakan kepada saya, sehingga sampai pada kesempatan ini saya
masih bisa mengerjakan dan menyelesaikan tugas akhir sampai bisa meraih gelar
sarjana
Saya persembahkan kepada orang tua saya yang berjasah dalam kehidupan
saya, kepada (Almarhum), Bapak Melkianus Malo dan Mama tercinta Mariyana
Peda Daido Dappa, (Almarhum kakak0, Oktatavianus Dappa, dan juga Yermias
Bulu Bali, Maria Dappa, Naomi Dappa, berserta pacar saya Trince Bili, yang
sangat saya cintai dan hargai serta saya banggakan, yang selalu menemani saya
baik dalam keadan susah, senang dan juga dalam segala hal yang saya hadapi.
Mereka selalu memberikan saya semangat, motivasi dan dorongan baik itu secara
moral dan materi. Sehingga sampai akhirnya saya mampu dan bisa menyelesaikan
pendidikan saya di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Juga saya mau
berterimaksi dan mempersembahkan skripsi ini kepada adik, kaka, saudara,
saudari serta teman teman seperjuangan saya yang menemani saya selama saya
melewati hari hari saya, mereka yang mau mengorbankan kebahagiaan mereka
untuk keperluan saya dan itu menjadi motivasi saya dalam menjalai hidup saya
selama masih perantauan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesainya Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“EFEKTIVITAS APLIKASI MOBILE SAMPADE DALAM PELAYANAN
PAJAKA DAERAH KOTA MALANG”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan S1.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Drs. Sugeng Rusmiwari, M.Si. Selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. M. Okto Adhitama, S.A.P, MAP. selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
3. Dr. Wily. Tri Hardianto, S.Sos,. MM, MAP. Selaku Penguji Sidang Skripsi.
4. Kepada Ibu dan Almarhum, Bapak yang telah memberikan suport, dukungan
dan doa dalam kesuksesan penyusunan tugas akhir ini.
5. Kepada Kakak, Saudara serta Keluaga yang selalu memberikan dukungan dan
semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Teman-teman pejuang bersama (PB), Squat Kos 76B PL.
7. Naor, Ardi, Andi, Piet, Rince, Andi, serta teman-teman yang tidak bias saya
sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi
Nusa dan Bangsa.
Malang. 26 September 2020

Penulis

i
EFEKTIVITAS APLIKASI MOBILE SAMPADE DALAM
PELAYANAN PAJAK DAERAH
(Studi di Kantor Bapenda Kota Malang)

STEPANUS DAPPA
NIM: 2016210164

KOMPETENSI MANAJEMEN PUBLIK


PROGRAM STUDI ADMINISTRSI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
Gmail: stepanusdappa112@gmail.com

ABSTRAK

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan serta menggali sumber-sumber


penerimaan daerah, maka pemerinta kota malanag berusaha secara aktif untuk
meningkatkan efektivitas pelayanan pajak, Dengan dilakukan hal ini untuk
mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Oleh
karena pemerintah daerah Kota Malang menciptakan inovasi-inovasi pelayanan
pajak daerah SAMPADE dalam pelayanan di kantor pajak yang lebih efektif dan
efesien. produk Pelayanan yang diberikan, program SAMPADE oleh BAPENDA
Kota Malang juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan teknis pembayaran
dan pelaporan pajak bagi masyarakat di Kota Malang yang memiliki kesibukan
sehingga tidak sempat membayar dan melaporkan pembayaran serta mendaftar
sebagai wajib pajak secara manual.
Aplikasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat secara maksimal.
Karena melalui aplikasi ini, masyarakat tak perlu bertatap muka langsung atau
bertemu langsung ke kantor BAPENDA untuk membayar berbagai Pajak Daerah
atau hanya sekedar mengetahui beberapa pajak yang harus dibayar.

Kata Kunci: Efektivitas, Aplikasi Mobile SAMPADE.

ii
EFFECTIVENESS OF THE SAMPADE MOBILE APPLICATION
IN REGIONAL TAX SERVICES
(Study at Bapenda Malang City Office)

STEPANUS DAPPA
NIM: 2016210164

KOMPETENSI MANAJEMEN PUBLIK


PROGRAM STUDI ADMINISTRSI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
Gmail: stepanusdappa112@gmail.com

ABSTRACT

In line with efforts to increase and access local revenue sources, the city
government supports actively to improve tax services, by doing this to improve
local government towards the central government. Because the local government
of Malang City creates an SAMPADE local tax service in the service at the tax
office that is more effective and efficient. Service products provided, the
SAMPADE program by Malang City BAPENDA is also expected to be able to
overcome the technical problems of payment and tax reporting for people in
Malang who are busy so they do not have to pay and report payments by paying
as needed manually.
This application is expected to be maximally utilized by the community.
Because through this application, people do not need to meet face to face or meet
directly to the BAPENDA office to pay the entire Regional Tax or just discuss
some taxes that must be paid.

Keywords: Efectiveness, SAMPADE mobile Application.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN
MOTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
ABSTRAK.......................................................................................................ii
ABSTRACT......................................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu...............................................................................6
2.2. Pengertian Efektivitas ............................................................................11
2.2.1. Pengertian Efektivitas..................................................................11
2.2.2. Ukuran Efektivitas.......................................................................12
2.3. Pengertian Aplikasi Mobile SAMPADE.................................................14
2.3.1. Tujuan ...........................................................................................14
2.3.2. Manfaat Penggunaan Aplikasi Mobile SAMPADE .....................14
2.4. Pelayanan................................................................................................15
2.5. Pajak Daerah...........................................................................................16
2.5.1. Pengertian Pajak Daerah ..............................................................16

iv
2.5.2. Jenis-Jenis Pajak Daerah ..............................................................17
2.5.3. Retribusi Daerah ..........................................................................18
2.5.4. Sumber-sumber Pendapatan..........................................................19
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1. Jenis Penelitian........................................................................................20
3.2. Lokasi Penelitian.....................................................................................21
3.3. Fokus Penelitian......................................................................................22
3.4. Jenis dan Sumber Data............................................................................24
3.5. Instrumen Penelitian................................................................................25
3.6. Teknik Pengumpulan Data......................................................................26
3.7. Teknik Analisis Data...............................................................................28
3.8. Keabsaan Data.........................................................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
.1. Gambaran Umum ...................................................................................32
4.3.1. Karakteristik Lokasi Dan Wilyah Kota Malang...........................32
4.3.2. Sejarah BAPENDA Kota Malang.................................................33
4.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi BAPENDA Kota Malang.....................33
4.3.4. Visi dan Misi BAPENDA Kota Malang.......................................34
4.3.5. Struktur Organisasi Kantor BAPENDA.......................................34
4.3.6. Jenis-jenis Pelayanan SAMPADE................................................41
.2. Penyajian Data.........................................................................................41
A. Efektivitas pelayanan Aplikasi Mobile SAMPADE di Kantor
Pajak..................................................................................................42
4.3 Efektivitas pelayanan Aplikasi Mobile SAMPADE di Kantor
Pajak..................................................................................................50
4.4 Kemudahkan Pembayaran Pajak Daerah lewat aplikasi
Mobile SAMPADE.................................................................................52
4.4.1 Prosedur Pelayanan SAMPADE....................................................52
4.4.2 Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Mengenai Adanya Pelayanan
Aplikasi Mobile SAMPADE.........................................................53
4.4.3 Faktor Penghambat Pelayanan Aplikasi Mobile SAMPADE........55

v
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................................57
5.2. Saran.......................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................59
LAMPIRAN....................................................................................................61

vi
DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................6


2. Tabel 4.1 Jenis Pajak Daerah.....................................................................33
3. Tabel 4.2.5. Profil Kepegawaian...............................................................39

vii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.4. Komponen Dalam Teknik Penyajian Data...........................30


2. Gambar 3.5. Triangulasi Teknik................................................................31
3. Gambar 4.1.5. Bagan Struktur BAPENDA Kota Malang.........................35
4. Gambar 4.2. Kemudahan pelayanan SAMPADE......................................48
5. Gambar 4.3. Efektivitas pelayanan SAMPADE........................................48
6. Gambar 4.3. Efektivitas pelayanan SAMPADE .......................................49
7. Gambar 4.4. Prosedur Pelayanan Aplikasi mobile SAMPADE...............49
8. Gambar 4.5. Tingkat Kepuasan Masyarakat..............................................50

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Wawancara..............................................................61


Lampiran 2 Biodata Diri...................................................................................62

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi bertujuan untuk menjawab tantangan

revolusi industry 4.0 yang sedang berlangsung saat ini. Perkembangan teknologi

yang ada. Sehingga kondisi semacam ini menjadi sebuah tantangan bagi

pemerintah untuk menyediakan sarana prasarana yang memadai, tersedianya

sumber daya aparatur yang berkualitas untuk meningkatkan pelayanan publik. Hal

ini juga menuntut pemerintah baik pusat maupun daerah untuk segera melakukan

berbagai macam inovasi pelayanan publik. Inovasi pelayanan terhadap masyarakat

diharapkan akan mempermudah, transparan, dan lebih cepat.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Malang dalam

memberikan pelayanan publik di bidang perpajakan Daerah. Pelayanan

Perpajakan Daerah di Kota Malang diselenggarakan oleh Badan Pelayanan Pajak

Daerah Bapenda Kota Malang. Namun pelayanan perpajakan selama ini

terkendala oleh lokasi Bapenda Kota Malang yang jauh dari pusat kota sehingga

masyarakat terjebak oleh keterbatasan waktu, jarak, dan kesibukan aktivitas

lainnya sehingga menemui kesulitan dalam menjangkaunya. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut Bapenda Kota Malang membuat sebuah inovasi untuk

mendekatkan pelayanan perpajakan kepada masyarakat Kota Malang dengan

pelayanan pajak yang memanfaatkan penggunaan teknologi informasi berbasis

online yaitu aplikasi Sampade.

1
2

Kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara meningkatan kualitas dan

kemampuan teknis pegawai dalam bidang perpajakan, oleh karena itu

pengembangan infrastruktur seperti perluasan tempat pelayanan pajak daerah

Kota Malang, penggunaan sistem informasi teknologi dapat memberikan

kemudahan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Sejalan dengan upayah untuk meningkatkan serta menggali sumber-sumber

penerimaan pajak daerah, sehingga Pemerintah Kota Malang berusaha secara aktif

untuk meningkatkan efektivitas pelayanan pajak, serta menggali sumber-sumber

penerimaan daerah terutama penerimaan yang berasal dari Daerah Kota Malang.

Dengan demikian hal ini dapat mengurangi ketergantungan pemerintah daerah

terhadap pemerintah pusat. Oleh karena itu pemerintah daerah Kota Malang

menciptakan inovasi-inovasi pelayanan pajak Daerah melalui aplikasi mobile

Sampade dalam pelayanan pajak daerah yang lebih efektivitas dan efesiensi.

Program aplikasi mobile Sampade dengan sistem Aplikasi Android dapat

memberikan beberapa kemudahan bagi masyarakat dalam hal pembayaran pajak

dan pelayanan yang menginformasikan tentang perpajakan dilingkup Daerah yang

dimana bisa dijangkau dengan aplikasi Sampade. Sehingga masyarakak kota

malang dapat menerima perihal terkait segala hal menyangkut perpajakan daerah

di Kota Malang baik itu tunggakan dan besaran pajak yang perlu dibayar;

pelaporan pembayaran pajak; pendaftaran sebagai wajib pajak atau nomor pokok

wajib pajak (NPWP), dan konsultasian pajak dalam kurun waktu sehari penuh

atau 24 jam.
3

Selanjutnya aplikasi mobile Sampade ini memakai sistem operasi Android

ini Selain itu, kehadiran aplikasi ini juga dapat mempermudah wajib pajak karena

tidak perlu lagi menyampaikan dokumen administrasi perjakan secara fisik atau

membayar secara manual, karena wajib pajak dapat memanfaatkan teknologi (IT)

dengan menggunakan e-Surat Pemberitahuan Pajak Daerah. Surat pemberitahuan

pajak daerah berbasis elektronik (SPTPD), Dengan beberapa kemudahan,

Sehingga aplikasi mobile Sampade diharapkan menjadi solusi agar dapat

mengakomodir masyarakat wajib pajak agar tetap dapat melaporkan dan

memenuhi kewajibannya membayar pajak daerah secara tepat waktu.

Aplikasi mobile Sampade ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat

secara maksimal. Karena melalui aplikasi ini, masyarakat tidak perlu bertatap

muka langsung atau bertemu langsung ke Kantor Bapenda untuk membayar

berbagai Pajak Daerah atau hanya sekedar mengetahui beberapa pajak yang harus

dibayar. Cukup dengan handphonenya, masyarakat bisa mengakses secara

langsung informasi pajak yang dibutuhkan melalui aplikasi ini, mulai dari

mengetahui biaya pajak yang harus dibayar, hingga obyek pajak yang menjadi

tanggungannya.

Berdasarkan urain diatas maka peneliti tertarik untuk membahas

“EFEKTIVITAS APLIKASI MOBILE SAMPADE DALAM PELAYANAN

PAJAK DAERAH”
4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemasalahan diatas, makah penelti mencoba

mengkaji beberapa masalah yang diangkat. Adapun permasalahan-pemasalahan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Efektivitas Aplikasi Mobile SAMPADE Dalam Pelayanan Pajak

Daerah?

2. Apa saja faktor Penghambat Efektivitas Aplikasi Mobile SAMPADE Dalam

Pelayanan Pajak Daerah?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Efektivitas Aplikasi Mobile SAMPADE Dalam Pelayanan

Pajak Daerah.

2. Untuk mengetahui faktor Penghambat Efektivitas Aplikasi Mobile SAMPADE

Dalam Pelayanan Pajak Daerah.

1.4. Manfaat Penelitian

Selanjutnya, melalui penelitian ini diharapkan nantinya dapat mengasilkan

sesuatu yang bermanfaat baik peneliti sendiri, baik masyarakat maupun pihak-

pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. adapun manfaat dari penelitian

ini antara lain:

1. Manfaat Praktis
5

a. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pengetahuan dan wawasan peneliti dengan Bagaimana Efektivitas Pelayanan

Aplikasi SAMPADE di Kantor Pajak Daerah.?

b. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberi informasi mengenai Bagaimana

Efektivitas Pelayanan Aplikasi SAMPADE di Kantor Pajak Daerah.?.

c. Bagi badan pelayanan pajak Daerah Kota Malang, penelitian ini diharapakan

dapat menjadi acuan dalam memperbaiki efektifitas pelayanan pajak Daerah.

2. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dan

pengetahuan dibidang Pajak Daerah Kota Malang.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai refrensi bagi

peneliti selanjutnya yang lebih baik dimasa yang akan datang dibidang Pajak

Kota Malang.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Guna menunjang penelitian serta landasan teori yang sudah ada, diperlukan

penelitian terdahulu sebagai penunjang bagi peneliti ini. Berkaitan dengan.

“Efektivitas Aplikasi Mobile SAMPADE Dalam Pelayanan Pajak Daerah Kota

Malang”. terdapat beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Nama Judul Hasil Persamaan Kontribusi
Penelitian Penelitian
1 Dewi INOVASI 1) Pelaksanaan 1.Peneliti Dapat
Citra SISTEM Inovasi Badan terdahulu dijadikan
Larasati, INFORMASI Pelayanan mengenai Sebagai
Universit APLIKASI Pajak Daerah informasi rujukan dalam
as MOBILE (BP2D) Kota aplikasi mobile penelitian
Tribhuw PAJAK Malang SAMPADE aplikasi mobile
ana DAERAH Melalui Sistem dalam SAMPADE
Tunggad (SAMPADE) Informasi meningkatkan selanjudnya.
ewi. DALAM Aplikasi pelayanan
Vol. 9 MENINGKAT Mobile Pajak publik
No.1 KAN Daerah 2.Penelitian
(2020) PELAYANAN (SAMPADE) sekarang sama-
PUBLIK Dalam sama
Meningkatkan membahas
Pelayanan aplikasi
Publik terdapat SAMPADE
lima unsur namun lebih
inovasi merujuk pada
(inovasi efektifitas
proses, aplikasi mobile
inovasi, SAMPADE
metode, dalam
inovasi meningkatkan
struktur pelayanan
organisasi, pajak daerah.
inovasi dalam

6
7

hubungan, dan
inovasi
produk) dan
dalam
pelaksanaanny
apun masih
kurang
maksimal
dikarenakan
munculnya
beberapa
faktor
penghambat
yang belum
teratasi dengan
baik,
2) faktor yang
berperan
dalam
pelaksanaan
SAMPADE
terdiri dari
faktor
pendukung dan
penghambat
2 Finny PENGARUH Penelitian ini Penelitian ini Sebagai kajian
Tania PENGGUNA dilakukan adalah untuk dalam
Rachdian AN E-TAX untuk mengetahui peneltian
ti, TERHADAP mengetahui tingkat selanjidnya
Endang KEPATUHAN pengaruh dari efektifitas dalam
Siti WAJIB penggunaan e- aplikasi meningkatkan
Astuti, PAJAK Tax terhadap SAMPADE. efektivitas
Heru kepatuhan Sedangkan pelayanan
Susilo. wajib pajak penelitian pajak daerah.
Universit dari pengguna sebelumnya
as e-Tax yang adalh pengaruh
Brawijay terdaftar di pengunaan
a Vol. 11 pada Dispenda aplikasi e-tax
No. 1, Kota Malang. untuk
2016 Hasil mengetahui
penelitian tingkat
menunjukkan kepatuhan
bahwa wajib pajak
penggunaan e- dengan
Tax yang mengunakan
diukur dengan pendekatan uji
8

7 (tujuh) item analisis regresi


pernyataan, linear
antara lain sederhana.
pekerjaan atau
tugas akan
terselesaikan
jika
menggunakan
e-Tax,
menggunakan
e-Tax
merupakan
suatu
keharusan,
pekerjaan atau
tugas akan
terselesaikan
dengan baik
jika
menggunakan
e-Tax,
mempelajari
cara
menggunakan
e-Tax adalah
hal yang
mudah,
menjadi cakap
dalam
mengoperasika
n e-Tax adalah
hal yang
mudah,
interaksi
dengan e-Tax
jelas dan
mudah
dipahami, dan
e-Tax mudah
digunakan,
diketahui
memiliki
pengaruh
positif namun
tidak
signifikan
9

terhadap
kepatuhan dari
wajib pajak.
3 Ati ANALISIS Berdasarkan Penelitian Dapat
Rosliyati PENGGUNA hasil penelitian terdahulu dijadikan
Universit AN E-FILING yang dilakukan analisis tingkat Sebagai
as Galuh UNTUK oleh penulis kepatuhan rujukan dalam
Ciamis PENINGKAT bahwa wajib pajak penelitian
Vol. 2, AN penggunaan e- dalam aplikasi mobile
No. 1, KEPATUHAN filing pada memenuhi SAMPADE
2014 WAJIB Kantor kewajiban selanjudnya
PAJAK Pelayanan pajaknya.
Pajak Pratama
Ciamis belum Sedangkan
berjalan secara peneltian ini
efektif atau menguna
belum tingkat
berdampak efektifitas
terhadap pelayanan
peningkatan SAMPADE .
kepatuhan
wajib pajak
pada KPP
Pratama
Ciamis Selain
itu, wajib
pajak juga
merasa e-filing
kurang
maksimal,
karena induk
SPT tetap
harus
disampaikan
ke KPP. Ada
juga wajib
pajak yang
menyatakan
belum tertarik
dengan e-
filing, karena
e-filing masih
dirasakan
rumit oleh
wajib pajak
tersebut.
10

4 Rizki Sistem Reformasi Peneltian ini Sebagai


Yudhi Informasi administrasi dengan reprensi untuk
Dewanta Online perpajakan di penelitian mengetahui
ra berbasis BP2D Kota terdahuhulu sistem
Universit Aplikasi Malang adalah sama-sama informasi dan
as Mobile penerapan efektivitas efektivitas
Brawijay (SAMPADE) moderenisasi aplikasi aplikasi mobile
a, Vol. 1, untuk administrasi SAMPADE, SAMPADE
No. 1, Pelayanan perpajakan namun dalam
2018. Pajak Daerah dengan peneltian pelayanan
Kota Malang teknologi dan terhulu pajak daerah.
informasi. pendekatan
Modernisasi sistem
administrasi informasi.
perpajakan
bertujuan
untuk
menerapkan
Good
Governance
dan pelayanan
yang prima
kepada wajib
pajak. Dari
hasil peneltian
yang telah
dilakukan pada
BP2D Kota
Malang, sistem
ini dapat
mendukung
pemerintahan
yang bersih
karena sistem
perpajakan
yang
transparan,
akuntabel dan
akurat berbasis
pemanfaatan
teknologi
informasi dan
komunikasi
sehingga
mampu
mendorong
11

terwujudnya
good
governance
(tata kelola
pemerintahan
yang baik).
Sumber: Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Citra Larasati (2020), Finny Tania
Rachdianti, Endang Siti Astuti, Heru Susilo. (2016), Ati Rosliyati
Universitas Galuh Ciamis (2014), Rizki Yudhi Dewantara (2018).

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan penelitian kuantitatif dengan waktu penelitian yang

berbeda dari penelitian yang dilakukan penulis serta penggunaan

metode penelitian kualitatif.

Berdasrkan dari hasil penelitian-penelitian diatas dengan penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengedepankan efektifitas dan efesiensi

pelayanan pajak Daerah tepatnya di Bapenda Kota Malang. Kemudian dilakukan

uji coba mengunakan teori yang ada dengan penelitian terdahulu sehingga

penelitian ini dapat menemukan hasil akhir mengenai tingkat efektivitas

pelayanan aplikasi mobile SAMPADE di kantor pajak daerah Kota Malang.

.2 Efektivitas

b.2.1.Pengertian Efektivitas

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi dalam

mencapai tujuannya. Apala bilah mencapai target atau sudah mencapai tujuan

maka organisasi tersebut efektif. (Mardiasmo, 2009:134).

Dari teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran dalam

keberhasilan atau tidak berhasilnya sebuah pelayanan dapat dilihat dari hasil
12

capaiannya oleh karena itu kantor pajak daerah Bapenda, tentunya harus benar-

benar memberikan kualitas pelayanan hal ini menjadi sangat penting karena akan

berdampak pada keberlangsungan citra Bapenda sebagai pelayan publik. Hal ini

menjadi tantangan besar yang dihadapi pemerinta daerah khususnya Bapenda

adalah kemampuan melaksanakan tugas sebagai abdi Negara dan abdi

masyarakat.

b.2.2.Ukuran Efektivitas

Mahmudi, (2015:86). Mendefinisikan efektivitas merupakan hubungan

antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian

tujuan maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Jika ekonomi

berfokus pada input dan efesiensi pada output atau proses maka efektivitas

berfokus pada outcome (hasil).

Ada beberapa keriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas

kerja suatu organisasi yang memberikan pelayanan. (Siagian, 2006:60-61).

1. Waktu.

Cepat tidaknya satuan kerja dalam suatu organisasi memberikan pelayanan

kepada pelanggannya jelas merupakan suatu keriteria. Hanya saja penggunaan

ukuran tentang cepat tidaknya pelayaan itu diberikan berbeda dari satu orang ke

orang lain. Artinya, seseorang mungkin saja merasa bahwa dutinjau dari segi

waktu, pelayanan yang diterimanya sudah memuaskan, sedangkan bagi orang lain

waktu yang sama mungkin masih dirasakan terlalu lama. Terlepas dari penilaian

subjektif, yang jelas ialah bahwa faktor waktu dapat dijadikan sebagai salah satu

ukuran efektivitas dan efesiensi kerja organisasi.


13

2. Kecermatan.

Kecermatan dapat dijadikan ukuran. Dalam hal ini yang dimaksud ialah

misalnya jika menurut pengalaman pelanggan yang diterimanya kurang dari yang

seharusnya, maka ia akan cenderung memberikan nilai yang tidak terlalu tinggi

terhadap efektivitas dan afesiensi.

3. Gaya pemeberian layanan.

Gaya pemberian layanan merupakan salah satu ukuran lain yang dapat dan

biasanya digunakan dalam mengukur efektivitas dan efesiensi kerja suatu

organisas. Yang dimaksud dengan gaya disini adalah cara dan kebiasaan para

karyawan dalam suatu organisasi memberikan jasa kepada pelanggannya. Tidak

mustahil bahwa seorang pendatang baru disuatu tempat pada waktu menerima

pelayanan oleh suatu organisasi tertentu merasa bahwa pelayanan yang diberikan

tidak sesuai dengan seleranya. Perasaan itu merupakan hal yang subjektif sifatnya.

Dari hasil indikator di atas yang menjadi tolak ukur efektifitas menurut

Siagian yaitu. waktu, kecermatan dan gaya pemberian pelayanan. Dari ketiga

indikator tersebut diharapankan menjadi acuan Bapenda, dalam meningkatkan

kualitas pelayanan dan efektifitas pelayanan yang diberikan kepadah wajib pajak

(WP). Hal ini dapat dapat dilihat bahwa masi banyak masyarakat yang belum

membayar pajak karena jauh dari pusat Kota Malang. Adanya inovasi pelayanan

lewat aplikasi mobile SAMPADE ini diharapkan menjadi solusi untuk

meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelayanan pajak daerah Kota Malang.


14

b.3. Pengertian Aplikasi mobile SAMPADE

Aplikasi mobile SAMPADE pajak daerah Kota Malang merupakan program

yang didasari kebijakan Pemerintah Kota malang, oleh karena itu pada tanggal 21

Mei 2018 pemerintak Kota Malang melalui pelayanan pajak daerah melunching

system program mobile SAMPADE merupakan program pelayanan pajak yang

bersifat online.

2.3.1. Tujuan

Kehadiran Sistem Aplikasi Mobile SAMPADE Pajak Daerah Kota Malang

ini semakin Mempermuda masyarakat khususnya parawajib pajak (WP) untuk

membayar pajak dan mengetahui informasi tentang perpajakan daerah secara

efesien

2.3.2. Manfaat Penggunaan aplikasi mobile SAMPADE

Dengan sistem pajak online yang terintegrasi internet dan langsung

terkomputernisasi, maka setiap bulan wajib pajak (WP) tidak perlu lagi

menyampaikan dokumen administrasi perpajakan secara fisik ataupun membayar

pajak secara manual, sebab wajib pajak (WP) dapat memanfaatkan teknologi,

inovasi pelayanan pajak daerah diharapkan menajadi solusi dalam mengakomodir

para wajib pajak yang terjebak dengan waktu, biayaya, jarak dan kesibukan

aktifitas supayah tetap dapat melaporkan dan memenuhi kewajiban perpajakan

daerahnya secara tepat waktu.


15

Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat

aplikasi mobile SAMPADE sangat signifikan akan manfaatnya bagi pengguna

dan wajib pajak. Oleh karena itu perlunya Bapenda memberikan jaminan yang

sekiranya bener-benar memberikan dampak besar baik dari pendapatan daerah

(PAD), dari sisi lain juga memberikan kemudahan bagi masyarakat wajib pajak

dalam mengakses pajaknya.

.4. Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegeiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelangggan. (Sampara, 2000).

Pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang delangan landasan faktor material melalui system, prosedur dan metode

tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan

haknya. (Moenir, 2008:26).

Mukarom (2016) menjelaskan istilah pelayanan berasal dari kata “layan”

yang artinya membantu menyiapkan atau mengurus segala apa yang diperlukan

orang lain untuk perbuatan melayani. Kata pelayanan diartikan sebagai perihal

cara melayani, servis jasa, dan kemudahan yang diberikan sehubungan dengan

jual beli barang/jasa, pada prinsipnya terdapat banyak jenis pelayanan yang

diberikan oleh pemerintah khususnya yang diletakkan dalam konteks kebijakan

publik.
16

Dari pengertian di atas menjelaskan bahwa pelayanan merupakan interaksi

antara satu orang dengan seorang lainya dengan tujuan untuk menyelesaikan suatu

kegiatan yang dengan konsekuensi antara pihak yang di layani dengan pihak

pelayan sama-sama mendapatkan kepuasan. Karena setiap manusia membutukan

pelayanan, bahkan secara ektrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak bisa

dipungkiri dari kehidupan manusia. Sebagai makluk sosial manusia saling

membutuhkan antara satu dengan yang lainanya oleh karena itu dalam

melaksanakan sutau kegiatan perlu adanya bantuan orang lain yang di maksud

disini berkaitan dengan perinsip organisasi dalam hal ini pemerintah agar

mendapatkan suatu tatanan organisasi yang bermutu atau pemerintah yang

mengedepankan kesejahteraan rakyat maka di perlukan indikator dalam

melaksanakan kegiatan seperti memberikan pelananan terhadap masyarakat

setempat dengen memegang asas efektivitas dan efisiensi.

.5 Pajak Daerah

2.5.1. Pengertian Pajak Daerah

Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

Tentang Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung

yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Beberapa ahli dalam bidang

perpajakan memberikan defenisi yang berbeda mengenai pajak daerah.


17

Namun demikian, berbagai defenisi tersebut memeliki tujuan yang sama

yaitu merumuskan penegrtian pajak daerah sehingga mudah dipahami. di bawa ini

merupakan beberapa definisi pajak menurut para ahli.

1. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara peralihan kekayaan dari sektor

partikulir ke sektor Pemerintah Daerah. berdasarkan Undang-Undang dapat

dipaksakan, (Rochman dalam Rahayu, 2010)

2. Santoso dalam Rahayu (2010), pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut Peraturan-

Peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung ditunjuk,

dan yang digunakan adalah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum

berhubungan dengan tugas Negara.

2.5.2. Jenis-Jenis Pajak Daerah

Menurut Rahayu (2010) Jenis-jenis Pajak Pemerintah Daerah:

1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

7. Pajak Parkir

8. Pajak Pertunjukan dan Keramaian Umum

9. Pajak Kendaraan Tidak Bermotor

10. Pajak Pembangunan Pajak Radio


18

11. Pajak Bangsa Asing

12. Pajak Potong Hewan

13. Pajak Lain-Lain

2.5.3. Retribusi Daerah

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian isin tertentu yang khusus yang disediakan dan atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Obyek Retribusi

daerah terdiri dari tiga golongan yaitu Jasa Umum, Jasa Usaha dan Perizinan

Tertentu.

Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan

menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat disediakan oleh

sektor swasta.

Jenis-Jenis Retribusi Jasa Usaha yaitu:

1. Retribusi Jasa Usaha

a. Retribusi pemakain kekayaan daerah

b. Retribusi pasar gosir dan pertokoan

c. Retribusi tempat pelanggan

d. Retribusi terminal

e. Retribusi tempat kursus parker

f. Retribusi tempat penginapan/pesenggrahan/vila

g. Retribusi penyedotan kakus

h. Retribusi rumah potong hewan

i. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal


19

j. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga

k. Retribusi penyebrangan di atas air

l. Retribusi pengelolaan limbah cair

m. Retribusi penjualan produk daerah

2.5.4. Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Aslih Daerah (PAD), dalam Undang-Undang Republik Nomor

23 Tahun 2014 terdiri dari empat bagian yakni:

a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah

c. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan

d. Lain-lain pendapatan Daerah yang Sah.

Berdasarkan sumber pendapatan yang dijelaskan diatas dapat ditarik

sebuah kesimpulan bahwa sumber-sumber pendapatan daerah merupakan ases

Negara yang diatar dalam Peraturan daerah dan Undang-Undang Dasar Republik

oleh karena itu pemerintah daerah perlu mengawasi keberlangsungan pajak. oleh

karena itu pemerintah daerah perluh berkaloborasi dangan erah digitas sehingga

adanya inovasi- inovasi baru dalam pelayanan publik khususnya dibidang pajak

daerah sehinga pelayanan yang diberikan benar-benar efektif.


20

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif. Peneliti menggunakan jenis penelitian ini dengan alasan agar dapat

mengetahui dan memahami setiap gejala yang terjadi secara menyeluruh.

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu penelitian yang berusaha

untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data.

Menganalisis dan menginterpresikan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk

memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi.

Adapun penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2018;9) yaitu metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat digunakan untuk meneliti kondisi objek

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat indukti/kualitatif, dan hasil penelitian kualitataif

lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.

Menurut Sukardi (2013:19) penelitian kualitatif adalah penelitian

berdasarkan mutu atau kualiatas dari tujuan sebuah penelitian itu penelitian
21

kualitatif adalh penelitian yang didesain secara umum yaitu peneltian yang

dilakukan untuk objek kajian yang tidak terbatas dan tidak mengunakan metode

penelitian ilmiah menjadi patokan.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan aktifitas

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Kantor

pelayanan Pajak Daerah Bapenda Kota Malang Jawa Timur.

Pemerintah Kota Malang berusaha secara aktif untuk meningkatkan

efektivitas pelayanan pajak, serta menggali sumber-sumber penerimaan daerah

terutama penerimaan yang berasal dari daerah Kota Malang sendiri. Dengan

dilakukan hal ini untuk mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap

pemerintah pusat. Oleh karena pemerintah daerah Kota Malang menciptakan

inovasi-inovasi pelayanan pajak Daerah dengan aplikasi mobile SAMPADE

dalam pelayanan di kantor pajak yang lebih efektif dan efesien.

Program aplikasi mobile SAMPADE dengan sistem Aplikasi Android dapat

memberikan beberapa kemudahan bagi masyarakat dalam hal pembayaran pajak

dan pelayanan yang menginformasikan tentang perpajakan dilingkup daerah yang

mana bisa dijangkau dengan aplikasi mobile SAMPADE. Sehingga masyarakak

kota malang dapat menerima perihal terkait segala hal menyangkut perpajakan

daerah di Kota Malang baik itu tunggakan dan besaran pajak yang perlu dibayar;

pelaporan pembayaran pajak; pendaftaran sebagai wajib pajak atau nomor pokok

wajib pajak (NPWP), dan konsultasian pajak dalam kurun waktu sehari penuh

atau 24 jam.
22

Selanjutnya aplikasi ini memakai sistem operasi Android ini Selain itu,

kehadiran aplikasi ini juga dapat mempermudah wajib pajak karena tidak perlu

lagi menyampaikan dokumen administrasi perjakan secara fisik atau membayar

secara manual, karena wajib pajak dapat memanfaatkan teknologi (IT) dengan

menggunakan e-Surat Pemberitahuan Pajak Daerah surat pemberitahuan pajak

daerah berbasis elektronik (e-SPTPD), Dengan beberapa kemudahan tersebut,

SAMPADE diharapkan dapat mengakomodir masyarakat wajib pajak agar tetap

dapat melaporkan dan memenuhi kewajibannya membayar pajak daerah secara

tepat waktu.

3.3. Fokus Penelitian

Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistic

(menyeluruh, tidak dapat di pisah-pisahkan), sehingga penelitian kualitatif tidak

akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi

keseluruhan situasi sosial yang di teliti yang meliputu aspek tempat (place),

pelaku (actor) dan aktifitas (actifity) yang berinteraksi secara sinergis. (Sugiyono,

2018:207).

Dalam penelitian kualitatif ada yang disebut batasan masalah. Sehingga

dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah efektivitas aplikasi mobile

SAMPADE dalam pelayanan pajak daerah Kota Malang.

Ada beberapa keriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kerja

suatu organisasi yang memberikan pelayanan yaitu (Siagian, 2006:60-61).

1. Waktu.
23

Cepat tidaknya satuan kerja dalam suatu organisasi memberikan pelayanan

kepada pelanggannya jelas merupakan suatu keriteria. Hanya saja penggunaan

ukuran tentang cepat tidaknya pelayaan itu diberikan berbeda dari satu orang ke

orang lain. Artinya, seseorang mungkin saja merasa bahwa dutinjau dari segi

waktu, pelayanan yang diterimanya sudah memuaskan, sedangkan bagi orang lain

waktu yang sama mungkin masih dirasakan terlalu lama. Terlepas dari penilaian

subjektif, yang jelas ialah bahwa faktor waktu dapat dijadikan sebagai salah satu

ukuran efektivitas dan efesiensi pelayanan pajak daerah Bapenda Kota Malang.

2. Kecermatan.

Kecermatan dapat dijadikan ukuran. Dalam hal ini yang dimaksud ialah

misalnya jika menurut pengalaman pelanggan yang diterimanya kurang dari yang

seharusnya, maka ia akan cenderung memberikan nilai yang tidak terlalu tinggi

terhadap efektivitas dan afesiensi.

Oleh karena itu merujuk dari faktor kecermatan, hal ini menjadi tangung

jawab bagi pelayan publik sehingga mengutamakan hal-hal teknis dalam

pelayanan pajak daerah Bapenda Kota Malang. Sehingga memberikan nilai positif

dalam meberikan pelayanan pajak daerah yang efektif.

3. Gaya pemeberian layanan.

Gaya pemberian layanan merupakan salah satu ukuran lain yang dapat dan

biasanya digunakan dalam mengukur efektivitas dan efesiensi kerja suatu

organisas. Yang dimaksud dengan gaya disini adalah cara dan kebiasaan para

karyawan dalam suatu organisasi memberikan jasa kepada pelanggannya terutama


24

dalam pelayanan di kantor pajak daerah Kota Malang, sehingga benar-benar

menekankan pada nilai efektivitas.

3.4. Sumber Data

Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong, (2013:11). Sumber data dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya data-data tambahan

dokumen, foto, dan lain-lain. Data dalam penelitian ini terbagai atas dua jenis.

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian yaitu hasil wawancara berupa kata-kata,

informasi/keterangan informan yang dikombinasikan hasil observasi dan

dokumentasi mengenai tindakan-tindakan dari informan. Sumber data primer itu

sendiri dalam penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara dengan kepala

BAPENDA Kota Malang. Di karenakan dinas-dinas di atas merupakan lembaga

yang berkaitan dan berperan penting dalam menetukan atau mengambil informasi

yang berkaitan dengan isu bonus demografi dan kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah Kota Malang

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu dokumen-dokumen, publikasi,

berita pada media massa, dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan

masalah penelitian. Masalah dalam penelitian ini adalah Efektifitas aplikasi

mobile SAMPADE dalam pelayanan pajak daerah di Kota Malang. dari isu

tersebut maka peneliti akan melihat sejauh mana pemerintah kota malang
25

menanggapi isu tersebut dan bukti nyatanya dapat peneliti lihat di hasil dokumen

ataupun publikasi yang di keluarkan oleh pemerintah kota Malang, sehingga data

tersebut dapat menjadi penunjang diperolehnya informasi yang akurat dan

relevandari pemerintah Kota Malang.

3.5. Instrument Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah

peneliti itu sendiri Sugiyono, (2018:222). Oleh karena itu, untuk menjamin

validitas dan kredibilitas hasil penelitian peneliti sendiri harus lebih dulu

divalidasi. Hal ini menyangkut seberapa jauh peneliti dapat (mampu) melakukan

penelitian lapangan.

Afifuddin dan Saebani, (2018:125). Menambahkan validasi terhadap

peneliti terletak pada hal-hal yang berkaitan dengan kinerjanya, antara lain:

1. Kebenaran peneliti melakukan penelitian dengan terjun langsung ke lapangan;

2. Pemahaman peneliti terhadap metodologi penelitian kualitatif dengan berbagai

pendekatannya;

3. Pemahaman dan wawasan peneliti terhadap metode yang dipilih sehubungan

dengan penelitian kualitatif yang digunakannya;

4. Wawasan teoritis dan konsepsional tentang fokus dan masalah yang diteliti;

5. Kemampuan logistik, kesiapan anggaran, waktu dan mentalitas peneliti; dan

6. Pemahaman ilmiah terhadap bidang yang diteliti.

Agar penelitian ini terarah dan valid maka peneliti harus memastikan bahwa

peneliti memeiliki pemahaman dan wawasana terkait metode penelitian, wawasan

teoritis dan kepampuan konsepsional terkait fokus dari penelitian itu sendiri.
26

Tidak terlepas juga terkait kesiapan logistik, anggaran, waktu dan mentalitas

peneliti.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan oleh peneliti

untuk meggali dan mengumpulkan informasi, data, dan keterangan terkait masalah

Efektivitas Aplikasi Mobile SAMPADE Dalam Pelayanan Pajak Daeah yang akan

dialami pemerintah Kota Malang. Adapun dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi atau gabungan teknik-teknik

yang ada yang terdiri dari wawancara, observasi, dan dokumentasi

Sugiyono, (2018:241). Berpendapat bahwa bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan

data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

1. Wawancara

Esterberg yang mengatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sugiyono melanjutkan dengan

mengutip pendapat Stainback bahwa dengan wawancara peneliti akan mengetahui

hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi


27

dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

(Sugiyono, 2018:231).

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti telah

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif jawabannya pun telah disediakan (Sugiyono, 2018:233).

Berdasarkan hasil Tanya jawab dengan kepalah Sub (Ade Herawanto)

dilapangan peneliti mendapatkan hasil bahwa pelayanan aplikasi mobile pajak

daerah Kota Malang benar-benar sesuai dengan teori efektivitas pelayanan hal ini

dapat ditinjau dari hasil pengelolaan data dan data skunder.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, (Sugiyono, 2018:240). Peneliti menggunakan metode

dokumentasi guna melengkapi dua metode setelahnya observasi dan wawancara

dalam hal ini peneliti mengambil dokumen terkait pencapaian aplikasi

SAMPADE sehingga tingkat kredibiltas sumber data penelitian benar-benar valid.

3. Observasi

Menurut Nawawi dan Martini Observasi adalah pengamatan pencatatan

secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau

gejala-gejala dalam objek penelitian. Afifuddin dan Saebani melanjutkan dengan

mengutip Patton yang mengatakan bahwa tujuan observasi adalah


28

mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,

orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari

perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. dalam

(Afifuddin dan Saebani, 2018:134).

Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi tertruktur

Sugiyono, (2018:230). Observasi pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang

telah di temukan sehingga datanya lebih terinci. Dengan melakukan analisis

kompenensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah menemukan

kontras-kontras atau perbedaan dan kesamaan antara kategori dengan kategori

yang lain pada tahap ini di harapkan peneliti telah dapat menemukan pemahaman

yang mendalam atau hipotesis.

Dari hasil observasi penelitian dilapangan dengan tujuan untuk mengamati

keberlangsungan efektivitas aplikasi mobile SAMPADE pelayanan pajak daera

Kota Malang, peneliti mendapatkan jawaban dari hasil observasi, bahwa

efektivitas aplikasi mobile SAMPADE dalam pelayanan pajak daerah. hal masih

adanya faktor kendala sehingga dalam pelayanan belum berlangsung dengan

normal atau belum efektif.

3.7. Teknik Analisis Data

Penyajian data adalah proses pengumpulan informasi yang disusun

berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang di perlukan.

Penyajian data diarahakan agar data hasil reduksi terorganisirkan, tersusun dalam
29

pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan dipahamai penelitian

selanjudnya.

Miles dan Hubermen dalam bukunya Agustinova,(2015:63),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakaukan secara

intaktif dan belangsung secara terus menerus, sehingga datanya jenu. Ukuran

kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru.

aktifitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyadian data

(data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing/verfikation).

1. Tahap Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu yang terpisah dari analisis merupakan bagian

dari analisis data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

perluh dicatat secara teliti dan rinci. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses

pengurangan data, namun dalam arti yang lebih luas adalah proses

penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak

relevan, mapun penambahan terhadap data yang dirasa masi kurang. Mereduksi

data juga berarti: proses pemelihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yangmuncul dari catatan- catatan

tertulis di lapangan data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjudnya

dan mencari bilah diperlukan.

2. Tahap Penyajian Data (data display)


30

Setelah data direduksi, maka langka selanjudnya adalah mendisplaykan

data. Penyajian data adalah proses pengumpulan informasi yang disusun

berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan.

Diplay data dalam kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk : urain singkat, bagan,

hubungan anatara kategori dan sebagainya.

3. Penarikan kesimpulan (verifikcationi)

Langka ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

merupakan proses perumusan dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan

kalimat yang singkat padat dan mudah dipahami, serta dilakukan dengan cara

berulang kali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimulan itu,

khusnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul tujuan dan

perumusan masalah yang ada.

Gambar 3.4. Komponen dalam teknik penyajian data

Tahap Reduksi Tahap Penyajian


Data Data (data display)

Tahap Penyadian Data


(data display)
Penarikan kesimpulan

Sumber: Sugiyono (2018:92)

3.8. Keabsaan Data

Keabsaan data dalam penelitian dilakukan untuk menguji apakah hasil

penelitian tersebut valid dan reliabel. Dalam penelitian sendiri terdapat dua jenis
31

validitas yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Menurut Sugiyono,

(2018:267). Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian

dengan hasil yang dicapai. Sedangkan validitas ekseternal berkenaan dengan

derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan

pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Sementara berkaitan dengan

reliabilitas menurut penelitian kualitatif suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda,

dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti

semula.

Untuk menjamin hal tersebut diatas, maka suatu penelitian perlu untuk

melakukan uji kredibilitas yang berfungsi untuk menjamin keabsahan data hasil

penelitian. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik

triangulasi.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Oleh karena

itu terdapat tiga teknik triangulasi yakni tiangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data dan, triangulsi waktu, dalam penelitian ini untuk menguji

kredibitas data peneliti mengunakan tiangulasi teknik. Triangulasi teknik

digunakan untuk menguji kredibilitas data di lakukan dengan cara mengecek data

pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh

dengan wawancara lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kusioner. Bila

dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut benghasilkan data yang

berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
32

bersangkutan atau dengan yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap

benar. (Sugiyono, 2018:273-274).

Gambar 3.5. Triangulasi Teknik

Wawancara Observasi

Dokumentasi

Sumber: Sugiyono, 2018:273

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2.1. Gambaran Umum

4.2.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kota Malang

Kota Malang secara geografis terletak pada posisi 112,06° – 112,07° Bujur

Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan sehingga membentuk wilayah dengan

luas sebesar 11.006 ha atau 110,06 km2. Kota Malang berada di tengah-tengah

wilayah administrasi Kabupaten Malang dengan wilayah batas administrasi

sebagai berikut, yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Singosari

dan Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, sementara di sebelah timur

berbatasan dengan Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten

Malang, sedangkan di sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tajinan


33

dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, serta pada bagian sebelah Barat

berbatasan dengan Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang. 60

Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667meter diatas

permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena

potensi alam dan iklim yang dimiliki serta dikelilingi gunung-gunung yang sudah

dikenal oleh khalayak umum akan keindahan pemandangannya sehingga sering

dijadikan sebaga objek wisata. Gunung–gunung tersebut antara lain, Gunung

Arjuno yang terletak di sebelah utara Kota Malang, Gunung Semeru yang berada

di sebelah timur Kota Malang, kemudian ada Gunung Kawi dan Panderman yang

letaknya berada di sebelah barat Kota Malang, dan di sebelah selatan Kota Malang

terdapat Gunung Kelud. Berikut adalah peta Kota Malang.

4.2.2. Sejarah BAPENDA Kota Malang

Pada awalnya Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang disebut Dinas

Pendapatan Kota Proja terbentuk berdasarkan surat keputusan Wali Kota Malang

NO 4/U Tanggal 01 januari 1970. Untuk menunjang pelakasanaan tugas dan

menyesuaikan kebutuhan akibatnya meningkatnya volume dan jenis pekerjaan,

maka berdasarkan keputusan Walikota Malang Nomor 4/U tahun 1970 tentang

Struktur Organisai Dinas Pendapatan, maka penyebutan beruba menjadi Dinas

Pendapatan Daerah Tingkat II Kota Malang. Dinas pendapatan Kota Malang

berdasarkan peraturan Walikota Malang Nomor 54 tahun 2012 merupakan

Otonomi Daerah dibidang pemungutan Daerah. Pajak Daerah yang dipungut oleh

Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang merupakan pajak Kota antara lain:

Tabel 4.1 Jenis Pajak Daerah


1 Pajak hotel yang di dalamnya termasuk rumah kos dengan jumlah
34

kamarnya melebihi 10.


2 Pajak restoran.
3 Pajak hiburan.
4 Pajak reklame.
5 Pajak penerangan jalan.
6 Pajak air tanah.
7 Pajak bumi dan bangunan.
8 Bea perolehan hak atas tanah.

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang.

1. Tugas Pokok

Badan Pelayanan Pajak Daerah mempunyai tugas menyusun dan

melaksanakan kebijakan Daerah di bidang pemungutan Pajak Daerah, adapun

fungsi dari BAPENDA Kota Malang sebagai berikut: Penyusunan perencanaan

strategis Perangkat Daerah, Penyusunan rencana intensifikasi dan ekstensifikasi

Pajak Daerah, Pengembangan potensi Pajak Daerah, Pendataan, pendaftaran, dan

penetapan Pajak Daerah, Pemungutan Pajak Daerah, Penyelesaian keberatan

Pajak Daerah, Penyelesaian permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan

ketetapan, penghapusan, pengurangan sanksi, dan kelebihan pembayaran atas

Pajak Daerah, Pembinaan dan pengendalian terhadap sistem pemungutan Pajak

Daerah, Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD), Pembukuan

dan pelaporan atas pemungutan dan penyetoran Pajak Daerah, Pengelolaan

Barang Milik Daerah yang berada dalam kewenangannya, Pengelolaan

administrasi umum, Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional,

Penyelenggaraan UPT.

4.1.4 Visi dan Misi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

VISI:
35

Menciptakan kinerja yang optimal pada dinas pendapatan daerah kota

malang agar memberikan pelayanan yang baik kepada para wajib Pajak sesuai

dengan tugas dan fungsinya dalam meningkatkan pendapatan daerah.

MISI:

Meningkatkan pendapatan daerah melalui itensifikasi dan ekstensifikasi

Pajak Daerah

4.1.5 Struktur Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 3

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,

perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah; Adapun Susunana Struktur Organisasi Kantor Pajak Daerah Kota

Malang.

Gambar 4.1.5. Bagan Struktur BAPENDA Kota Malang


36

Sumber: https://Bapenda. malang kota.go.id/profil/struktur-organisasi

A. Kepalah Dinas

Kepalah Dinas mempunyai tugas mengkordinasi dan melakukan

pengawasan yang melekat kepada unit-unit kerjah dibawanya serta melaksanakan

tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh kepalah daerah sesuai dengan bidang

tugas dan fungsinya.

B. Sekretaris

Sekretaris memeliki tugas melaksanakan administrasi umum meliputi

penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahan, keuangan, kepegawaian,

urusan rumah tangga, perlengkapan, kehumasan, dan keperpustaan dan kearsipan.

Adapun fungsi yang dimiliki sekretaris sebagai berikut:


37

a. Penyusunan Rencana Strategis (RENSTA) dan Rencana Kerja (RENJA)

Tahunan.

b. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RAK)

c. Penyusunan dan Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan

Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA)

d. Penyusunan Penetapan Kinerja (PK)

e. Pelaksanaan dan Pembinaan Ketatausahan, Ketatalaksanaan dan Kearsipan.

f. Pengelolaan Urusan Kehumasan, Keprotokolan dan Kepustakaan \

g. Pengelolaan Urusan Rumah Tangga.

Sekretaris membawa tiga sub bagian yaitu:

a. Sub bagian penyusunan program, sub bagian ini memeliki tugas pokok

menyusun program, evaluasi serta laporan

b. Sub bagian keuangan, bertugas dalam mengelola angaran administrasi

c. Sub bagian umum, bertugas untuk melaksanakan pengelolaan administrasi

umum meliputi ketatalaksanaan, ketatausahan, kepegawain, urusan rumah

tangga, perlengkapan, kehumasan, dan kepustakaan dan kearsipan.

C. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan

Bidang ini bertugas dalam pelayanan, pendataan, penilaian dan penetapan

serta pengawasan PBB. Adapun fungsi yang dimiliki bidang pajak bumi dan

bangunan adalah sebagai berikut:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang pajak bumi dan bangunan
38

2. Pengumpulan dan pengelolan data dalam rangka perencanan teknis pendataan,

penilain dan penetapan objek, subyek dan wajib PBB perkotaan dan system

pengarsipan serta pendokumentasian.

3. Penyusunan dan pelaksanaan program dibidang pemungutan PBB perkotaan

4. Pelaksanaan dan pemeriksaan objek, subjek dan wajib PBB perkotaan.

Bidang pajak bumi dan bangunan membawai tiga seksi yaitu:

a. Sie pelayanaan, pengawasan dan penyelesain sengketa, serta penyelenggaraan

pelayanaan, pengawasan dan penyelesaian yang berkaitan dengan sengketa

PBB perkotaan di malang.

b. Sie pendataan, penilaian dan penetapan, mempunyai tugas pokok yaitu

penyelenggaran dan pendataan, penilain dan penetapan objek dan wajib pajak

PBB diperkotan malang.

c. Seksi pengelolaan data, bertugas pengelola data dan dalam rangka perencanaan

teknis pendataan, pendaftaran dan pendataan objek, subjek dan dan wajib pajak

PBB perkotaan, dan system pengarsipan serta pendokumentasian.

D. Bidang Pajak Daerah Lainnya

Bidang pajak daerah lainnya mempunyai tugas pokok pelayanan, pendataan,

pendaftaran, penilaian dan pendaftaran, penilain dan penetapan serta pengawasan

BPHTB dan pajak daerah lainya, adapun fungsi yang dimilikinya adalh sebagai

berikut:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang BPHTB dan pajak daerah

lainnya.
39

2. Pengumpulan dan pengelolan data dalam rangka perencanaan teknis pendataan,

pendaftran dan pendataan obyek, subjek dan wajib BPHTB dan pajak daerah

lainnya dan system pengarsipan serta pendokumentasian.

3. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang pemungutan

BPHTB dan pajak daerah lainnya.

4. Pelaksanaan dan pengwasan pendaftaran, pendataan, penetapan BPHTB dan

pajak daerah lainya.

5. Pelaksanaan dan pemeriksaan obyek, subjek dan wajib pajak BPHTB dan

pajak daerah lainnya.

6. Perumusan teknis perhitungan dan penetapan BPHTB dan pajak daerah lainya.

7. Pelaksanaan penilain obyek, subjek dan pajak daerah lainnya.

8. Pelaksanaan perhitungan dan penetapan pengenaan BPHTB

E. Bidang pembukuan dan pengembangan potensi

Bidang pengembangan dan pengembangan potensi bertugas melakukan

pembukuan dan pelaporan pengelolaan benda berharga dan pengembangan

potensi PBB perkotaan, BPHTB dan pajak daerah lainnya, adapun fungsi yang di

meliki eleh bidang pembukuan dan pengembangan potensi yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembukuaan dan pengembangan

potensi

2. Pengumpulan dan pengelolaan data dalam rangka perencanaan teknis

pembukuan, pelaporan, pengelolaan benda berharga dan pengembangan

potensi PBB perkotaan, BPHTB dan pajak daerah lainnya


40

3. Penyusunaan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang pembukuan dan

pengembangan potensi

4. Pengumpulan data dalam rangka pembukuan dan pelaporan realisasi

penerimaan pendaptan lain-lain yang sah.

5. Pencatatan ke buku jenis pajak daerah terhadap penerimaan PBB perkotaan,

PBHTB dan pajak daerah lainnya

F. Bidang penagihan

Bidang penagihan memeliki tugas pokok yaitu melakukan penagihan PBB

perkotaan dan pajak daerah lainnya di kota malang, fungsi yang dimiliki bidang

penagihan diantaranya:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dibidang penagihan

2. Pelaksanaan penagihan PBB perkotaan dan pajak daerah lainnya

3. Pelaksanaan penyelesain keberatan pajak daerah lainya

4. Penyusunan laporan realisasi tunggakan PBB perkotaan, dan pajak daerah

lainnya.

Tabel 4.2.5. Profil Kepegawaian


1 PNS 44 Orang
2 Pegawai Tidak Tetap (Kontrak) 14 Orang
Jumlah 58 Orang
41
Komposisi Jabatan Pns/Cpns
1 Jabatan Struktural 24 Orang
2 Jabatan Fungsional Tertentu 3 Orang
Jumlah 27 Orang

Komposisi Jabatan Pns/Cpns


1 Eselon Ii.A – Orang
Kompo2 Eselon Ii.B 1 Orang
sisi 3 Eselon Iii.A 1 Orang
Golong4 Eselon Iii.B 5 Orang
an/Rua5 Eselon Iv.A 17 Orang
ng 6 Eselon Iv.B – Orang
Pns/Cp7 Staf 20 Orang
ns Jumlah 44 Orang
1 I – O
/ r
A a
n
g
2 I – O
/ r
B a
n
g
3 I 1 O
/ r
C a
n
g
4 I – O
/ r
D a
n
g
5 I – O
i r
/ a
A n
g
6 I 2 O
i r
/ a
B n
g
7 I 2 O
i r
/ a
C n
g
8 I 1 O
42

i r
/ a
D n
g
9 I 3 O
i r
i a
/ n
A g
1 I 2 O
0 i r
i a
/ n
B g
1 I 8 O
1 i r
i a
/ n
C g
1 I 9 O
2 i r
i a
/ n
D g
1 I 1 O
3 v 4 r
/ a
A n
g
1 I 2 O
4 v r
/ a
B n
g
1 I – O
5 v r
/ a
C n
g

Jumlah
44
Orang

Komposisi Pendidikan Pns/Cpns


1 Sd – Orang
43

2 Slpt – Orang
3 Slta 5 Orang
4 D Iii 1 Orang
5 D Iv/S1 20 Orang
6 S2 18 Orang
Jumlah 44 Orang

Komposisi Pendidikan Pegawai Tidak Tetap (Tenaga Kontrak)


1 Slta 1 Orang
2 D Iii – Orang
3 D Iv/S1 13 Orang
Jumlah 14 Orang
Komposisi Umur Pns/Cpns
1 Kurang Dari 25 – Orang
2 25 – 30 1 Orang
3 31 – 40 12 Orang
4 41 – 50 22 Orang
5 Lebih Dari 50 9 Orang
Jumlah 44 Orang

Komposisi Gender Pns/Cpns


1 Laki – Laki 26 Orang
2 Perempuan 18 Orang
Jumlah 44 Orang

4.1.6. Jenis-jenis Pelayanan SAMPADE

Jenis-jenis Aplikasi Mobile SAMPADE Kantor pajak daerah Kota Malang

memfasilitasi Sembilan (9) kategori pajak yaitu: Pajak Restoran, Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB), Pajak Reklame, Pajak Parkir, Bea Perolehan Hak atas Tana dan

Bangunan (BPHTB), Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Air Tanah

4.2. Penyajian Data

A. Efektivitas Aplikasi Mobile SAMPADE Dalam Pelayanan Pajak

Daerah.
44

Pelakasanaan pelayanan pajak daerah Kota Malang dengan menggunakan

aplikasi SAMPADE dengan mengedepankan semangat efektivitas dan efisiensi

yang dengan tujuan untuk memajukan dan menjaga kaharmonisan dalam

menjalakan roda pemerintah maka perlu kita mengetahui Bagaimana Pelayanan

Aplikasi Mobile SAMPADE Dalam Pelayanan Kantor Pajak. Berdasarkan fokus

penelitian pada rumusan masalah yang pertama dimana peneliti lebih fokus pada

tingkat efektivitas pelayanan SAMPADE, berikut ini merupakan hasil wawancara.

1. Hasil Wawancara

Efektifitas pelayanan merupakan kibijakan yang sangat perluh

diperhatikan oleh pemeberi pelayanan tentunya bertujuan untuk mencapai suatu

tujuan yang telah digariskan dalam keputusan tertentu. Sehingga memberikan

dampak yang baik kepada msayarakat. Dalam hal ini berkenan dengan efektifitas

Pelayanan SAMPADE di Kantor Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang, terkait

efektifitas pelayanan pajak SAMPADE yang berbasis online.

Berikut adalah hasil wawancara dari Kepalah Sub, (Ade Herawanto):

“SAMPADE ini salah satu inovasi pelayanan yang ada di Bapenda untuk
mempermudah wajib pajak, SAMPADE ini awalnya dikembangkan untuk
inovasi jadi selama ini wajib pajak harus kekantor isi formolir dan macam-
macam itukan dinilai tidak praktis dan efisien atas dasar itu kami
mengembangkan aplikasi SAMPADE, lanjutnya juga aplikasi SAMPADE
ada bermacam-macam yang pertama pelaporan kedua konfirmasi
pembayaran sehingga data wajib pajak dan dukungan costomer service.
SAMPADE ini lebih memudakan karena prosenya jauh lebih cepat dan
singkat” (Tanggal 31 Desember 2019, Jam 11:59 AM).”
Sejalan dengan hasil wawancara di atas bahwasannya aplikasi SAMPADE

di lanching agar dalam melaksanakan pelayanan pajak daerah yang menekankan


45

pada asas efektivitas dan efesiensi dapat terwujud. Agar asas efektivitas dan

evisiensi ini dapat diwujudkan dengan baik dalam melaksanakan pelayanan

publik yang ada di kantor pajak daerah kota malang terkait pajak daerah, yang

didalam pelayanan aplikasi SAMPADE ada beberapa objek pajak diantaranya

Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan

Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak ParkIr, Pajak

Pertunjukan dan Keramaian Umum, Pajak Kendaraan Tidak Bermotor, Pajak

Pembangunan Pajak Radio, Pajak Bangsa Asing, Pajak Potong Hewan, Pajak

Lain-Lain sehingga semuanya terorganisir dalam satu sistem pelayanan.

Setelah melihat objek-objek pajak di atas maka berikut merupakan langkah

dalam melakukan pembayaran pajak yang mengedepankan asas efektivitas.

Berkaitan dengan bagaimana Efektivitas Aplikasi Mobile SAMPADE dalam

Pelayanan Pembayaran Pajak Daerah. Dengan adanya aplikasi SAMPADE sangat

berpengaruh penting dalam pelayanan publik yang berkaitan dengan pelayanan

pembayaran pajak, oleh karena itu aplikasi SAMPADE diharapkan dapat

mengatasi persoalan pelayanan terutama yang berkaitan dengan waktu dan

ketepatan sehingga memudakan masyarakat dalam pemembayar pajak daerah

dengan cepat dalam waktu yang singkat.

Dalam hal ini peneliti mendapatkan informasi mengenai efektivitas

pelayanan pajak melalui aplikasi SAMPADE berikut ini merupakan hasil

wawancara dengan Pegawai pelayanan, beliau mengatakan bahwa

“terkait dengan pelayanan SAMPADE di kantor pajak daerah kota malang


sangat membantu dan memudahkan sehingga kami berusaha semaksimal
mungkin memberikan arahan dan bimbingan untuk pegawai bagian
46

pelayanan aplikasi itu sendiri. Dan kami juga selalu mendampingi


masyarakat wajib pajak dan memfasilitasi baik dari segi teknis dan proses
pembayaran”. (wawancara 3 Januari 2020).

Dari hasil wawancara bahwa Kantor Pajak Daerah melakukan berbagai

upaya agar pelayanan publik terkait pelayanan pembayaran pajak dapat dirasakan

oleh masyarakat secara menyeluruh, oleh karena itu adanya aplikasi SAMPADE

ini sangat membantu dan memberikan kepuasan kepada masyarakat wajib pajak

pada umumnya. Kami memunculkan ide-ide baru untuk tercapainya pelayanan

yang prima. Hal ini selaras dengan tugas dan fungsi yang tertuang pada peraturan

keputusan Walikota Malang Nomor 4/U tahun 1970 tentang Struktur Organisai

BAPENDA.

Dalam melaksanakan peroses pembayaran pajak terdapat beberapa prosedur

yang harus di lalui. Berikut Prosedur Pelayanan SAMPADE. Dengan adanya

prosedur pelayanan SAMPADE yang menjadi tujuan dari sebuah inovasi

pelayanan publik dibidang pelayanan pajak daerah di maksudkan untuk

merampingkan prosedur pelayanan yang masih dalam taraf manual atau pelayanan

yang masi relatif berbelit-belit. Agar dalam melaksanakan pelayanan pembayaran

pajak daerah dapat di laksakan sesuai asas efektifitas dan efisiensi maka dengan

adanya aplikasi SAMPADE ini sangat memudakan dalam proses pelayanan pajak

kepadah masyarakat dengan prosedur yang relatif muda dan dapat di akses oleh

masyarakat secara menyeluruh.

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa jawaban mengenai

prosedur pelayanan SAMPADE yang ada di kantor pajak daerah kota Malang.
47

Berikut hasil wawancara dengan Pegawai pelayanan:

“Wajib pajak melakukan permohonan melalui SAMPADE awalnya wajip


pajak suda mempunyai nomor pokok wajip pajak (NPWP) tapi belum
masuk di SAMPADE supaya itu masuk nanti di aplikasi wajib pajak
melakukan permohonan data untuk dimasukan lalu nanti kita cek verifikasi
betul tidak objek pajak punya yang mengajukan sehingga tepat sasaran
sehingga menghindari penyalagunaan. kalau misalnya bukan kita tolak kalo
misalnya benar kita simpan dari user pajak bias melihat data pajaknya,
ketetapannya, jadwal pembayaran bisa diliat disitu dan juga misalnya wajib
pajak mau mengajukan pengurangan, gugatan biasa di aplikasi itu juga
beliau juga mengatakn jumlah penguna wajib pajak dalam aplikasi Mobile
SAMPADE ini ada sekitar 500/orang ”.
(wawancara 7 Januari 2020).

Dari hasil wawancara terkait prosedur pelayanan SAMPADE ini

menunjukan bahwa dengan adanya aplikasi SAMPADE dapat membantu

masyarakat dan juga pegawai yang bertugas. Membantu dalam hal ini

menunjukan kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan dan juga

pembayaran pajak. Dengan kata lain Pemerintah atau Dinas yang bersangkutan

telah melaksanakan atau menjalakan amanat Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribsi Daerah yang tepat

sasaran sesuai dengan pedoman pelayanan Pajak Daerah.

Adapun Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Mengenai Pelayanan Aplikasi

Mobile SAMPADE.

Tingkat kepuasan wajib pajak dan kualitas pelayanan disebuah instansi

publik merupakan prioritas utama yang tidak bisa diabaikan. Tingkat kepuasan

merupakan bagian dari dampak yang diberikan dalam melayani sehingga


48

masyarakat senantiasa relah untuk membayar pajak. Wajib pajak sebagai

konsumen harus mendapatkan pelayanan yang baik dari pemberi layanan sehingga

berdampak terhadap tingkat kepuasan berikut ini hasil wawancara dengan sala

satu masyarakat (Bapak Iwan).

“masyarakat merasah sangat puas dengan adanya inovasi pelayanan karena

pelayanan SAMPADE lebih cepat dan efesien, wajib pajak tidak harus

kekantor lagi”. (wawancara 11 Januari 2020).

Dari hasil wawancara bahwa adanya inovasi pelayanan di kantor pajak

daerah Kota Malang ini sesuai dengan prosedur dan peraturan yang ada sehingga

suda menjadi tanggung jawab pemberi pelayanan Pajak Daerah untuk dapat

memberikan kepuasan kepada masyarakat.

Agar adanya kepuasan antara pelayan atau pegawai maka dalam inovasi

pelayan SAMPADE juga di terapkan pelayanan birokarsi yang berbasis online

yang diselenggarakan oleh Kantor pajak Daerah Kota Malang. Tentunya tidak

terhindar dari hambatan-hambatan baik dari internal maupun eksternal. seperti

hasil wawancara dengan Pegawai pelayanan mengatakan bahwa:

“aplikasi ini bersifat online tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor
kendala. Kendala selama ini yang sempat kami hadapi yang pertama seperti
faktor internal user, server down, wajib pajak yang masi awam dalam
mengoprasikannya aplikasi SAMPADE kedua faktor eksternal (hechker)”.
(wawancara 15 Januari 2020).

Hasil wawancara bahwa masih terdapat faktor-faktor kendala dari program

pelayanan pajak daerah SAMPADE tersebut, beberapa hal yang menjadi faktor

kendala aplikasi SAMPADE menurut Pegawai pelayanan yaitu kurangnya


49

pemahaman parah wajib pajak WP dan kurang pegawai IT di Bapenda, faktor

kedua kurangnya keamanan sistem yang menjamin sehingga dibobol (hecher) .

Faktor internal yang sering terjadi seperti user, server down, tidak adanya

keberlangsungan perbaikan aplikasi mobile SAMPADE. Faktor internal lainnya

pegawaai BAPENDA yang memeliki kompetensi di bidang IT hanya berjumlah

dua orang, sehingga perlunya pelatihan khusus IT pada beberapa pegawai lainnya

sehingga turut membeckup pelaksanaan SAMPADE.

Faktor eksternal yaitu hacker yang membuat aplikasi mobile SAMPADE

menjadi tidak berjalan dengan baik, faktor eksternal lainnya yang ditemui pada

wajib pajak WP yaitu masi ada beberapa dari wajib pajak yang masih belum

mengerti IT atau gagap teknologi/gaptek.

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa dengan adanya aplikasi

SAMPADE ini memberikan kemudahan kepada semua pihak terutama pegawai

pelaksana di Badan Pendapatan Daerah Kota Malang dan juga masyrakat wajib

pajak Kota Malang.

2. Hasil Obsevasi

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari peneliti menunjukan bahwa

dalam pelaksanaan pelayanan pajak daerah Bapenda Kota Malang yang efektif

dan efisien melalui aplikasi mobile SAMPADE. Dalam meningkatkan efektivitas

pelayanan pajak daerah terdapat beberapa unsur efektif (ketepatan dan kecepatan

dalam hubungan efektifitas pelayanan pajak daerah). Dalam pelaksanaannya

masih kurang maksimal dikarenakan terdapat beberapa faktor penghambat yang

belum teratasi dengan baik seperti faktor internal dan ekternal sehingga
50

munculnya hacker dan masi rendahnya minset wajib pajak menegenai pelayanan

pajak online sehingga membuat wajib pajak (WP) lebih memilih melakukan

pembayaran manual atau datang langsung ke Kantor Bapenda Kota Malang.

3. Dokumentasi

Gambar 4.2. Kemudahan pelayanan SAMPADE.

Sumber: Mobil Kota Malang

Berdasarkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang

dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa inovasi pelayanan melalui

aplikasi mobile Sampade di Kantor Pajak Daerah Kota Malang, sesuai dengam

Peraturan Pemerintah Kota Malang No 2 Tahun 2015 pasal 76B Wajib Pajak

melaporkan data transaksi usahanya yang merupakan obyek Pajak Daerah melalui

online system untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Gambar 4.3. Efektivitas pelayanan SAMPADE


51

Sumber: Bapenda Kota Malang.


Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapanagn terkait efektifitas pelayanan
aplikasi samapade. Efektif dalam Bahasa inggris yaitu effective artinya berhasil.
Atau dapat pula diartikan dengan sesuatu yang dilakukan dengan berhasil dan
baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektivan adalah keadaan
berpengaruh, keberhasilan tentang usaha atau tindakan Kantor Pajak Daerah.
Sehingga peneliti menilai bahwa efektifitas pelayanan aplikasi Sampade hal ini
dilihat dari fasilitas pelayanan seperti mobil keliling sihingga pelayanan pajak
daerah kota malang tidak hanya dikantor pajak saja.
Gambar 4.4. Prosedur Pelayanan Aplikasi mobile SAMPADE.

Sumber: Bapenda Kota Malang

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dilapangan

peneliti menarik kesimpulan bahwa aplikasi mobile Sampade sangat mudah

dalam prosedur pembayaran oleh wajib pajak, oleh karena itu wajib pajak harus
52

mengikuti prosedur yang ada singga user penggunanya bisa diferivikasi oleh

pihak admin aplikasi mobile Sampade.

Gambar 4.5. Tingkat Kepuasan Masyarakat.

Sumber: https://Bapenda.malangkota.go.id.

Berdasarkan hasil Wawancara, Observasi dan Dokumentasi peneliti

dilapangan tentang tingkat kepuasan pelayanan Sampade dapat dilihat dari

gambar hasil dokumentasi. Sehingga menjawab tantangan tersebut kantor pajak

mulai trobosan baru untuk memberikan kemudahan bagi wajib pajak WP. Dari

hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diatas penelitian dapat

menyimpulkan bahwa inovasi pelayanan pajak daerah Sampade, masih terdapat

faktor kendalah dalam proses pemeliharaan, sehingga dalam pelayanan Pajak

Daerah Sampade belum bisah berjalan sesuai harapan.


53

4.3. Efektivitas Pelayanan Aplikasi mobile SAMPADE

Hasil kabsahan data menunjukan bahwa penerapan program aplikasi mobile

Sampade Kantor Pelayan Pajak Daerah Bapenda dapat disimpulkan oleh peneliti

bahwa Pajak Daerah Kota Malang sesuai dengan Peraturan Pemerinta Kota

Malang No 2 Tahun 2015, wajib pajak WP harus melaporkan data transaksi

usahanya atau obyek Pajak Daerah melalui online system sehingga ini menjadi

dasar adanya aplikasi Sampade. Untuk memberikan pelayanan prima dengan

berbagai kemudahan bagi wajib pajak (WP) agar mengetahui informasi pajak

daerah dan objek pajak, penguman, pelaporan serta tagihan pajak. Bahwasanya

penerapan program aplikasi mobile Sampade di Kantor Pajak Daerah Bapenda,

dalam implementasi masi terdapat kekurangan baik dari wajib pajak (WP) dari

segi pemahaman mengenai aplikasi Sampade sehingga wajib pajak enggan

mencari informasi. Oleh karena itu kecepatan tidakan pelayanan dalam sebuah

organisasi publik sangat memberikan dampak yang baik kepada masyarakat,

dengan demikian masyarakat akan merasa puas dan perasaan yang bahagia karena

kebutuhannya dipenuhi dengan baik, terlepas dari penilaian subjektif yang jelas

bahwa kecepatan merupakan suatu faktor yang sangat menonjol dalam mengukur

kinerja sebuah organisasi tidak terlepas juga dari sisitem pengawasan yang baik

dan pengaruh kepemimpinan, oleh karena dalam sebuah organisasi untuk

menerapkan suatu sistem sangat diperlukan konsistensi dan pengawasan yang

ketat dari atasan agar kebijakan tersebut dapat di jalankan dengan sebaik

mungkin. Dalam hal ini terkait efektivitas pelayanan pajak daerah kota malang,

sejauh ini penerapan pelayanan pajak daerah kota malang sudah optimal meskipun
54

ada kendala tersebut hanya bersifat kesalahan teknis yaitu masih bisa dibajak dan

juga kurangnya pemahaman tentang aplikaasi Sampade dari wajib pajak.

4.4. Kemudahan Pelayanan aplikasi mobile SAMPADE

Hasil keabsahan data menunjukan bahwa Kantor pajak daerah menjalankan

kewajibannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Kota Malang No 2 tahun 2015

wajib pajak melaporkan data transaksi usahanya yang merupakan obyek Pajak

Daerah melalui online system. Hal ini berkaitan dengan asas-asas pelayanan

publik yaitu transparansi, yaitu bersifat terbuka mudah dan dapat diakses oleh

semua pihak yang memerlukan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti yang paling penting dalam inovasi pelayanan pajak daerah melalui

aplikasi mobile SAMPADE untuk tercapainya pelayanan prima kepada wajib

pajak WP. Namun hal ini masih terjadi kendala baik dari pegawai IT maupun

wajib pajak gabtek merupakan trobosan baru untuk pencapaian sebuah tujuan

pelayanan prima oleh Kantor Pajak Daerah Bapenda, sesuai teori setiawan (2004).

Pemahaman program dalam implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling

menyesuaikan proses intraksi antara tujuan dan tindakan dicapainya serta

memerlukan jaringan pelaksanan, birokrasi yang efektif.

4.4.1. Prosedur Pelayanan aplikasi mobile SAMPADE

Selain prosedur pelayanan SAMPADE menjadi tolak ukur efektivitas

sebuah pelayanan yang efektif. Maka aplikasi mobile SAMPADE juga

memberikan kemudahan bagi wajib pajak (WP) untuk menghemat waktu dalam

mendapatkan pelayanan Prima yang efektif, efesien. Strategi digunakan untuk


55

mengarahkan seluruh sumber daya secara efektif dalam mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan. Meskipun tinggkat ketepatan sasaran pelayanan

SAMPADE belum tepat hal ini dapat dilihat dari pengguna SAMPADE masih

kurang karena kurangnyan pengetahuan oleh wajib pajak (WP). Inovasi strategi

yang dilakukan oleh BAPENDA untuk mewujudkan visi dan misi yang dimiliki

oleh BAPENDA yaitu Terwujudnya Penerimaan Pajak Daerah yang Optimal”

dengan “Mengoptimalkan Penerimaan Pajak Daerah Melalui Pelayanan Publik

yang Profesional, Akuntabel, dan Berorientasi pada Kepuasan Masyaraka.

4.4.2. Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Mengenai Pelayanan Aplikasi mobile

SAMPADE.

Tingkat kepuasan wajib pajak dalam kualitas pelayanan sebuah instansi

publik merupakan prioritas utama yang tidak bisa diabaikan. Tingkat kepuasan

merupakan bagian dari dampak yang diberikan dalam melayani sehingga

masyarakat senantiasa relah untuk membayar pajak. harus mendapatkan

pelayanan yang baik dari pemberi layanan Hal ini berdampak terhadap kepuasan.

Dari hasil wawancara observasi dan dokumentasi dilapangan bahwa

Penerapan program SAMPADE di kantor pajak daerah bertujuan untuk

memberikan tingkat kepuasan kepada masyarakat mengenai pelayanan Pajak

Daerah hal ini sesuai dengan teori pelayanan bahwa dalam suatu kegeiatan atau

urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung anatara seseorang dengan

orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelangggan.

Dari hasil pengabsaan data, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

penerapan aplikasi SAMPADE memberikan tingkat kepuasan kepada msayarakat


56

hal ini dapat dilihat dari teori pelayanan bahwa suatu kegeiatan atau urutan

kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung anatara seseorang dengan orang

lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelangggan. Maka dalam

efektivitas pelayanan dapat diukur dengan beberapa kategori menurut Sondang P.

Siagian termasuk dalam faktor internal yang mempengaruhi efektivitas aplikasi

mobile SAMPADE pelayanan pajak daerah Kota Malang.

1. Waktu

Cepat tidaknya satuan kerja dalam suatu organisasi memberikan pelayanan

kepada pelanggannya jelas merupakan suatu keriteria. Hanya saja penggunaan

ukuran tentang cepat tidaknya pelayaan itu diberikan berbeda dari satu orang ke

orang lain. Artinya, seseorang mungkin saja merasa puas jika ditinjau dari segi

waktu, pelayanan yang diterimanya sudah memuaskan, sedangkan bagi orang lain

waktu yang sama mungkin masih dirasakan terlalu lama. Terlepas dari penilaian

subjektif, yang jelas ialah bahwa faktor waktu dapat dijadikan sebagai salah satu

ukuran efektivitas dan efesiensi kerja. Maka oleh karena itu adanya aplikasi

mobile SAMPADE di Bapenda Kota Malang diharapkan dapat menjadi solusi

inovasi pelayanan prima pajak daerah.

2. Kecermatan.

Kecermatan dapat dijadikan ukuran. Dalam hal ini yang dimaksud ialah

misalnya jika menurut pengalaman pelayanan yang diberikan kurang dari yang

seharusnya, maka ia akan cenderung memberikan nilai yang tidak terlalu tinggi

terhadap afesiensi dan efektivitas kerja dari pihak yang bertanggung jawab

memberikan pelayanan kepadanya meskipun diberikan dalam waktu singkat. Dari


57

faktor kecermatan merupakan suatu hal yang perluh kehati-hatian dalam

memberikan pelayanan pajak daerah, hal ini menyangkut data wajib pajak, nomor

pokok wajib pajak (NPWP) sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam penginpudan

data sehingga wajib pajak merasakan efektivitas dan efisiensi aplikasi mobile

SAMPADE dalam pelayanan pajak daerah Kota Malang.

3. Gaya pemeberian layanan.

Gaya pemberian layanan merupakan salah satu ukuran lain yang dapat dan

biasanya digunakan dalam mengukur efesiensi dan efektivitas kerja suatu

organisas. Yang dimaksud dengan gaya disini adalah cara dan kebiasaan para

karyawan dalam suatu organisasi memberikan jasa kepada pelanggannya. Tidak

mustahil bahwa seorang pendatang baru disuatu tempat pada waktu menerima

pelayanan oleh suatu organisasi tertentu merasa bahwa gaya pelayanan dari pihak

yang memberikan pelayanan itu tidak sesuai dengan seleranya. Perasaan tidak

sesuai itu merupakan hal yang subjektif sifatnya.

Berbicara gaya pemberian pelayanan merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam suatu organisasi pemerintahan sehingga pelayanan prima benar-

benar diterapkan, jika berbicara tentang gaya pemberian pelayanan merupakan

suatu hal yang menyangkut kesesuai termasuk nilai-nilai sosial yang dianut oleh

pemberi layanan sehingga wajib pajak merasa nyaman dengan pelayanan yang

diberikan hal ini menyangkut nila-nilai efektivitas, efisiensi aplikasi mobile

SAMPADE dalam pelayanan pajak daerah Bapenda Kota Malang.

4.4.3. Faktor Penghambat Pelayanan aplikasi mobile SAMPADE


58

Darih hasil wawancara bahwa masih ada faktor penghambat dari program

pelayanan pajak daerah SAMPADE tersebut, beberapa hal yang menjadi faktor

penghambat di aplikasi SAMPADE yaitu kurangnya pemahaman wajib pajak

(WP). faktor kedua kurangnya keamanan sistem yang menjamin sehingga dibobol

(hecher) dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Dari hasil pengabsaan data peneliti menarik kesimpulan bahwa faktor

penghambat menjadi persoalana yang serius sehingga pemberi pelayanan pajak

benar-benar mensosialisasikan kepada masyarakat, dan juga perlunya perawatan

secara rutin aplikasi SAMPADE sehingga hal-hal yang yang terjadi seperti

pembolan tidak terulang lagi dan benar-benar melindungi data wajib pajak.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penerapan program yang dilakukan kantor pelayanan pajak daerah dapat

disimpulkan oleh peneliti bahwa dalam penerapan program SAMPADE di Kantor

Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang, sesuai dengam Peraturan Pemerinta Kota

Malang No 2 Tahun 2015 pasal 76B Wajib Pajak melaporkan data transaksi

usahanya yang merupakan obyek Pajak Daerah melalui online system. Hal ini

berkaitan dengan asas-asas pelayanan publik yaitu transparansi, yaitu bersifat

terbuka mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang memerlukan dan

disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

Aplikasi mobile SAMPADE adalah inovasi strategi yang dilakukan oleh

BAPENDA untuk mewujudkan visi dan misi yang dimiliki oleh Bapenda yaitu

Terwujudnya Penerimaan Pajak Daerah yang Optimal dengan Mengoptimalkan

Penerimaan Pajak Daerah Melalui Pelayanan Publik yang Profesional, Akuntabel,

dan Berorientasi pada Kepuasan Masyarakat.

Meskipun masih terdapat hambatan dalam penggunaan aplikasi SAMPADE

dalam pelayanan Pajak Daerah seperti yang di jelaskan oleh Narasumber tentang

faktor kendala yaitu, masih kurangnya pengetahuan pengguna aplikasi tersebut

dan kurangnya pengawasan dari pihak IT sehingga server down.

57
56
58

5.2. Saran

Rekomendasi dari hasil penelitian ini ada beberapa saran sebagai brikut: 1)

Pihak Bapenda harus benar-benar melakukan analisis sistem ulang terhadap

sistem yang berjalan, dari hasil analisis dapat dilakukan desain ulang sistem yang

lebih baik performanya, sehingga aplikasi mobile SAMPADE benar efektivitas

dan efesiiensi. 2) perlu adanya keberlanjutan penangaran sehingga bisa menjaga

keberlangsungan pelayanan aplikasi SAMPADE, baik penambahan jaringan dan

penguatan keamanan sehingga tidak terulang lagi kasus hecke. 3) perlunya

pelatihan kepada beberapa pegawai IT sehingga membantu membackup

keberlangsungan pelayanan aplikasi mobile SAMPADE yang efektik.


59

DAFTAR PUSTAKA

Affifudin. Saebani. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : CV


Pustaka Setia.

Agustinova, Danu Eko. 2015. Mamahami Metode Penelitian Kualitatif Teori da


Praktik. Yogyakarta : Calpulis.

Lukman, Sampara. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta : STIA LAN


Press.

Mahmudi, 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN:


Yogyakarta.

Mardiasmo, 2009. Perpajakan edisi revisi 2009. Yogyakarta: Andi Offset.

Mukarom, Zaenal dan Muhibudin Wijaya Laksana. (2016). Mambagun Kinerja


Pelayanan Publik. Bandung : Pustaka Setia.

Moenir. 2008. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta : PT. BUMI


Aksara.

Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi . Bandung : PT


Remaja Rosdakarya.

Rahayu, Kurnia Siti. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Sampara, Lukman. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: Stia Lan Press.

Siagian, P. S. 2006. Kepemimpinan Organisasi dan Perilaku Administrasi. Jakarta


: Haji Masagung.

Siti Kurnia Rahayu, 2010 .PERPAJAKAN INDONESIA : Konsep dan Aspek


Formal, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifm dab R&D. Bandung :


Penerbit Alfabeta.
60

Sukardi. 2013. Metodelogi penelitian pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta Penerbit Bumi Aksara, 2013.

Jurnal :

Ati Rosliyati Universitas Galuh Ciamis, Analisis Penggunaan E-Filing Untuk


Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Vol. 2, No. 1, 2014.

Larasati, Citra Dewi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Jurnal Administrasi


Publik. inovasi pelayanan aplikasi mobile SAMPADE, Vol. 9No. 1
(2020).

Finny Tania Rachdianti, Endang Siti Astuti, Heru Susilo. Universitas Brawijaya,
Pengaruh Penggunaan E-Tax Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, Vol. 11
No. 1, 2016.

Rizki Yudhi Dewantara, Universitas Brawijaya, Sistem Informasi Online


Berbasis Aplikasi Mobile (SAMPADE) Untuk Pelayanan Pajak Daerah
Kota Malang Vol. 1, No. 1, 2018.

Undang-undang :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak


Daerah Dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Website :

http://idtensis.com/teori-lenkap-tentang-efektivitas-program-menurut-para-ahli
61

lampiran 1 Dokumentasi Wawancara


62

lampiran 2

BIODATA DIRI
1. Nama : Stepanus Dappa
2. Jenis Kelamain : Laki-Laki
3. Tempat Tanggal Lahir : Kalembu Kanaika,06 Juni
1995
4. Kebangsaan :Indonesia
5. Status :Belum Menika
6. Agama : Kristen Protestan
a. Alamat : Desa Kalembu Kanaika, RT 00 RW 00,
Wewewa Barat, Kab. Sumba Barat Daya
7. No HP : 082248738530
8. Email : stepanusdappa112@gmail.com

Riwayat Pendidikan
1. SD : Wano Mema, 2002-2008
2. SMP : Negri Kalembu Tilu,2009-2011
3. SMA : St. Yhoseph Kalabahi Alor, 2012-2015
4. Perguruan Tinggi : Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Program Studi Administrasi
Publik, 2016-2020

Anda mungkin juga menyukai